Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Narkoba
A. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah narkoba narkotika dan obat-obatan terlarang, selain itu juga dikenal dengan
istilah NAPZA yang meupakan singkatan dari narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adikti
lainnya.1 Dalam data-data statistik badan narkotika nasional, narkoba dipilah ke dalam tiga
kelompok; narkotika, psikotropika dan zat aditif lain (minuman keras atau miras). Narkotika, sesuai
definisi yang tercantum dalam Undang-undang No 22 Tahun 1997 tentang narkotika, merupakan
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik alamiah maupun sintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, berkurang atau hilangnya
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Psikotropika adalah zat
atau obat, baik alamiah maupun sintetis, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Alkohol
merupakan depresan (zat penekan depresi) yang paling banyak digunakan sekaligus jenis obat-
obatan nonmedis yang paling beracun.
Narkotika yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika juga disebut dengan dengan nama “mood altering subtance” atau zat pengganti mood.
Psikotropika yaitu zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang bersifat
psikoaktif, melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan. Bahan/zat adiktif yaitu
zat atau bahan yang tidak termasuk dalam golongan narkotika dan psikotropika, tetapi
menimbulkan ketergantungan, seperti pada minuman keras dan tembakau.
B. Jenis-jenis Narkoba
a. Ecstasy
salah satu jenis amphetamine yang sifatnya bekerja mengaktifkan kerja susunan saraf pusat.
Bentuknya tablet atau kapsul bermacam-macam warna. Pemakaian dengan di telan. Efek
sampingnya yaitu peningkatan detak jantung dan tekanan darah, hilang kontrol, peningkatan rasa
percaya diri "semu", Hiperaktif, apatis (cuek), Insomnia. Setelah efek diatas, biasanya akan terjadi
perasaan lelah, cemas dan depresi yang dapat berlangsung beberapa hari.
b. Ganja
merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis yang sifatnya halusinagen yang dapat
memperlambat cara kerja saraf otak. Pemakaian dengan di keringkan dan dihisap. Efek sampingnya
menurunkan keterampilan motorik, bingung, kehilangan konsentrasi, penurunan motivasi, paranoid.
c. Obat penenang atau obat tidur
merupakan obat anti cemas dananinsomnia (sulit tidur) yang harusnya dibeli dengan resep dokter,
tetapi banyak dijual secara bebas dikios obat kaki lima, sebagian orang menyebutnya pil koplo.
Pemakaian dengan cara ditelan. Efek sampingnya adalah berbicara jadi melo, memperlambat respon
fisik, mental dan emosi, peningkatan percaya diri "semu" dalam dosis tinggi dapat menimbulkan
perasaan cemas, sensitif, marah penggunaan dicampur dengan alkohol dapat menyebabkan
kematian.
d. Heroin atau Putauw
merupakan turunan dari Opium/candu mentah yangsifatnya downer dan tingkat kecanduanya sangat
tinggi (Sakaw). Pemakaian dengan cara dihisap atau di suntik. efek sampingnya kematian akibat
overdosis rasa kantuk, lesu, penampilan bodoh, ngefly, senang berlebihan jika putus memakai
maka; sakit perut, kram otot, nyeri tulang, gejala seperti flu timbul bekas suntik, tetanus, AIDS,
radang ginjal, hepatitis b dan c, merusak syaraf impetensi, problem jantung, dada dan paru-paru.
e. Shabu
merupakan nama populer dari metamphemine (salah satu jenis amphetamine) sebutan lain crystal,
ubas, SS dan mesin. Bentuknya crystal sehingga sering disebut ICE. Pemakaian dengan cara
dihisap. Efek sampingnya berat badan menurun, impotensi, halusinasi, paranoid, kerusakan pada
usus, ginjal, jantung, memperlambat saraf otak.
f. Alcohol
dibagi tiga; Berkadar ethanol 1% - 5% contoh; Bir ,berkadar ethanol 5% - 20% contoh; Anggur,
berkadar ethanol 20% - 50% contoh ; Brandy, Whiskey. Efek samping dapat menggangu fungsi hati
atau liver gangguan mental gangguan prilaku.
g. Inhalen
adalah zat yang terdapat dalam lem dan pengencer cat (thinner) Penggunaannya dengan cara dihirup
yang dapat mengakibatkan kematian mendadak seperti tercekik (Sudden Sniffing Death Syndrome)
efek samping; dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ tubuh lain bila
menghirup zat ini sambil menggunakanobat anti depresi seperti obat penenang, obat tidur atau
alkohol akan meningkatkan resiko over dosis (OD) dan menyebabkan kematian. Bila pengguna
melakukan aktivitas normal seperti berlari atau berteriak, dapat mengakibatkan kematian karena
gagal jantung.
C. Jenis-Jenis Psikotropika
1. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
- Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy (papaver
sormary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semisintetik. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Di dalam dunia kedokteran, zatini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi.Ketika pecah perang saudara di Amerika Serikat pada tahun
1856, zat ini digunakan untuk serdadu yang luka, yang mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya
yang negatif maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.
2. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :
- Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Efek
sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa opiatlai nnya adalah depresi saluran
pernapasan.
- Phenobarbital
Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalammengatasi epilepsi.
Phenobarbatial menekan korteks sensor, menurunkan aktivitasmotorik, menyebabkan kantuk, efek
sedasi, dan hipnotik.
3. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atauuntuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkansindrom ketergantungan.
Contohnya : Diazepam.

D. Zat Adiktif
Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan
Psikotropika, meliputi:
a. Minuman Alkohol yang mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan
tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh
obat atau zat itu dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol, yaitu:
1) Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir).
2) Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur),dan
3) Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker).
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupasenyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Beberapa yang sering disalahgunakanadalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.
c. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas dimasyarakat. Rokok dan
alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan efeknya terhadap
perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Golongan Depresan (Downer)
Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenisini membuat
pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidurdan tak sadarkan diri. Contohnya:
Opioda (Morfin, Heroin, Kodein),sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur), dan Tranquilizer (anti
cemas).

2. Golongan Stimulan (Upper)


Jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat.Contoh: Amphetamine
(Shabu,Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Jenis NAPZA ynag dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifatmerubah perasaan, pikiran, dan
seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis(ganja).

2.2 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Ada banyak sebab-sebab penyalahgunaan narkoba kendati demikian semua sebab yang
memungkinkan seseorang yang menyalahgunakan narkoba pada dasarnya dapat kita kelompokkan
dalam tiga bagian :
1. Sebab yang berupa dari factor internal ( Individu )
emosional, toleransi frustasi, tingkat religious, self esteem (harga diri), pribadi yang lemah,
pengalaman konflik-konflik pribadi.
2. Sebab yang berasal dari factor eksternal( lingkungan, social kultural)
ganja dan candu( opium) dibenarkan oleh beberapa kebudayaan tertentu, rendahnya pendidikan,
agar mendapat ganjaran atau pujian dari teman, kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya
pengetahuan dna penghayatan agama, akibat bacaan tontonan dan sebagainya.
3. Sebab – sebab yang berasal dari sifat-sifat obat/narkotika itu sendiri.
Anak usia remaja memang paling rawan terhadap penyalahgunaan narkoba. Karena masa remaja adalah
masa pencarian identitas diri. Ia berusaha menyerap sebanyak mungkin nilai- nilai baru dari luar yang
dianggap dapat memperkuat jati dirinya. Ia selalu ingin tahu dna ingin mencoba, apalagi taerhadap hal –hal
yang mengandung bahaya atau resiko (risk taking behavior).
Umumnya, anak atau remaja mulai mengagunakan narkoba karena ditawarkan kepadanya dengan
berbagai janji, atau tekanan dari kawan atau kelompok. Ia mau mencobanya karena sulit menolak tawaran
itu, atau terdorong oleh beberapa alas an seperti keinginan untuk diterima dalam kelompok, ingin dianggap
dewasa dan jantan, dorongan kuat untuk mencoba, ingin menghilangkan rasa bosan, kesepian, stress atau
persoalan yang sedang dihadapinya.
Penyalahgunaaan narkoba pada umumnya diawali dari perkenalannya terhadap rokok atau minuman
beralkohol. Jika anak atau remaja telah terbiasa merokok, maka dengan mudah ia akan beralih kepada ganja
atau narkoba lain yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini terutama berlaku bagi anak laki-laki. Pada anak
perempuan kebiasaan menggunakan obat penenang atau penghilang rasa nyeri atau jika mengalami stress
memudahkannya berlaih ke penggunaan narkoba lain. Sekali ia mau menerima tawaran penggunaan narkoba,
selanjutnya ia akan sulit menolak tawaran berikutnya. Sehingga akhirnya menjadi kebiasaan yang
menimbulkan ketagihan dan ketergantungan.
Ketergantungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik, sehingga tubuh
memerlukan jumlah narkoba yang makin bertambah (disebut toleransi), sehingga jika pemakainnya
dikurangi atau dihentikan timbul gejala putus zat. Oleh karena itu, ia selalu berusaha memperoleh
narkoba yang dibutuhkannya agar ia dapat melakukan kegiatannya sehari – hari secara normal. Jika
tidak ,ia akan mengalami gejala putus zat.
Ada banyak alasan mengapa anak-anak itu terlibat degan narkoba, karena penyalahgunaan
narkoba terjadi akibat interaksi dari setidaknya tiga factor: individu, lingkungan, dan ketersediaan
narkoba.12 Beberapa orang memang mempunyai risiko lebih besar untuk menggunakan narkoba
karena sifat dan latar belakangnya, yang disebut factor risiko tinggi (high risk factor) dan factor
kontributif ( contributing factor). Keduannya dapat dibagi menjadi factor individu dan factor
lingkungan.

Beberapa factor risiko tinggi pada individu antara lain :


sifat cenderung memberontak dan menolak otoritas: sifat tidak mau mengikuti
aturan/norma/tata tertib yang berlaku, sifat positif terhadap penggunaan narkoba, tidak memiliki
rumah tinggal. Kurang percaya diri kehamilan pada usia remaja, senang mencari sensasi, kurangnya
kemampuan berkomunikasi, identitas diri kurnag berkembang, putus sekolah, depresi, cemas,
kesepian, dan hiperkinetik,keinginan kuat untuk hidup bebas, serta keyakinan abhwa manggunakan
narkoba adalah lambing keperkasaan dan hidup modern.
Sementara itu beberapa factor lingkungan yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba
antara lain.komunikasi anak dan orang tua yang kurang efektif, hubungan orang tua yang kurang
harmonis, ornag tua terlalu sibuk, ornag tua terlalu otoriter atau sebaliknya terlalu permisif,
kurangnya pengawasan orang tua, lingkungan keluarga masyarakat dengan norma yang longgar,
ornag tua atau saudara telah menyalahgunaan narkoba, berkawan dengan pengguna narkoba,
tekanan atau ancaman oleh kawan atau pengedar, penagruh pacar, disiplin sekolah yang rendah,
kurangnya fasilitas sekolah untuk mengembangkan miant dan bakat, iklan minuman beralkohol dan
rokok, lemahnya penegakkan hukum, serta mudahnya memperoleh narkoba di pasaran.
Karena pengaruh narkoba yang menimbulkan rasa nikamt dan nyaman itulah maka narkoba
disalahgunakan. Akan tetapi, penagruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk pengobatan,
tetapi untuk karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurnag
teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan
kehidupan sosialnya.

2.3 Alasan penggunaan Narkoba


Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan diantaranya agar dapat diterima oleh
lingkungan,mengurangi stres, bebas dari rasa murung, mengatasi masalah pribadi, dan lain-lain. Alasan
memakai narkoba dikelompokkan menjadi Anticipatory beliefs, yaitu, anggapan jika memakai narkoba
orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode,dan sebagainya Relieving beliefs, yaitu
keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan,cemas,depresi, dan lain-
lain. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna narkoba merupakan gaya
hidup modern, dan mengikuti globalisasi.
Jadi penggunaan narkoba berawal dari persepsi/anggapan keliru yang tumbuh di masyarakat.
Mereka tidak mau memahami atau tidak mau menerima kenyataan atau fakta yang dapat di
buktikan secara ilmiah dan sah menurut hukuman Akan, tetapi terlepas dari semua alasan di
atas,remaja menyalah gunakan narkoba,karena kepadanya ditawarkan oleh seseorang atau
kelompok teman sebaya,agar mau mencoba memakainya. Penawaran terjadi dalam situasi santai
pada kehidupan sehari-hari:di kantin sekolah,pulang dari sekolah,di jalan,di restoran,mal,rumah
teman,dan lain-lain. Oleh karena itu,anak dan remaja perlu meningkatkan kewaspadaan mengenai
berbagai situasi penawaran dan mengetahui perbedaan antara fakta dengan mitos yang berkembang.
Peningkatan pengendalian dan pengawasan sebagai upaya penanggulangan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika sangat diperlukan, karena kejahatan narkotika pada
umumnya tidak dilakukan oleh perorangan secara berdiri sendiri, melainkan dilakukan secara
bersama-sama yaitu berupa jaringan yang dilakukan oleh sindikat clandestine yang terorganisasi
secara mantap, rapi dan sangat rahasia.
Lebih jelas lagi Palen memberikan gambaran tentang obat /zat sebagai berikut :
Pada pembicaraan mengenai obat disini akan mengarah pada zat psikoaktif yang mempengaruhi
otak, termasuk disini zat-zat yang menumbuhkan Euphoria ,intoksidasi, ralaksasi, dan stimulasi
menekan rasa sakit mendapat kenikmatan. Tetapi disini tidak termasuk obat-obat yang digunakan
untuk mencegah kehamilan. Yang menjadi perhatian disini adalah obat-obat yang secara social
dianggap memberi potensi yang besar untuk menimbulkan akibat negative baik terhadap personal
atau social. Jadi yang dimaksud dengan kata obat di atas sebagaimana yang di jelaskan oleh Palen
adalah zat-zat yang tergolong dalam psikoaktif.

2.4. Efek Penyalahgunaan Narkoba


Pemakaian narkoba secraa umum dan juga psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat
menimbulkan efek yang membahakan tubuh. Penyalahgunaan obat jenis narkoba sangat berbahaya karena
dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibtakan ketagihan, dan ketergantungan karena mempengaruhi
susunan syaraf, narkoba mempengaruhi perilaku, perasaan, presepsi dan kesadaran. Berdasarkan efek yang
ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Depresan
Obat ini menekan atau melambat fungsi system saraf pusat sehingga dapat mengurangi aktifitas
fungsional tubuh. Obat anti depresan ini dapat membuat pemakai merasa tenang, memberikan rasa
melambung tinggi, memberi rasa bahagia dan bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri.
Contoh opida/opiate(apium, marphin, herain,kodein), alkohol, dan obat tidur trankuliser atau obat
penenang.
Obat penenang depresan yang tergolong pada kelompok obat yang disebut benzodiazepine.
Obat – obat ini diresepkan, untuk membantu orang tidur, dan kegunaan kedokteran lainnya.
Biasanya obat- obat ini berbentuk kapsul atau tablet, beberapa orang menyalahgunakan obat
penenang karena efeknya menenangkan. Pengaruh obat penenang terhadap tiap orang berbeda- beda
tergantung besarnya dosis berat tubuh, umur sesorang, bagaimana obat itu dipakai dan suasana hati
si pemakai.
2. Stimulan
Adalah berbagai jenis yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kegairahan
(segar dan bersemangat) dan kesadaran. Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena
lelah, mengurangi nafsu makan, mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan,
mengerutkan urat nadi, serta membersihkan biji mata.
3. Halusinogen
Merupakan obat-obatan alamiah atau pun sintetik yang memiliki kemampuan untuk
memproduksi zat yang dapat mengubah indera yang jelas serta merubah perasaan dan pikiran
sehingga menimbulkan kesan palsu atau halusinasi.
Adapun efek yang ditimbulkan kepada seseorang yang telah menyalahgunakan Narkoba secara
mikro adalah sebagi berikut : adanya efek untuk diri sediri yaitu berupa tergantungnya fungsi otak,
daya ingin menurun, sulit untuk berkonsentrasi, implusif, suka berkhayal, intoksikasi(keracunan),
overdosis, adanya gejala putus zat, berulang kali kambuh, gangguan perilaku/mental-sosial,
gangguan kesehatan, kendornya nilai- nilai, timbulnya kriminalitas, dan terinfeksi HIV/AIDS.
Dampak terhadap keluarga adalah berupa hilangnya suasana nyaman dan tentram dalam
keluarga, keluarga resah karena barang – barang berharga di rumah hilang, anak berbohong,
mencuri, menipu, bersikap kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga tak bertanggung jawab,
hidup semaunya sehingga hilangnya norma dalam keluarga. Orang tua merasa malu, karena
mempunyai anak pecandu.
Kegiatan anak dalam lingkungan sekolah sangat berpengaruh atas perubahan yang terajadi pada
seorang anak diantaranya narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses
belajar, siswa penyalahguna mengganggu suasana belajar mengajar, prestasi belajar turun drastis,
penyalahguna juga membolos lebih banyak daripada siswa lain. Dan juga penyalahguna dapat
mengganggu suasana tertib dan keamanan.
Dan juga perusakan barang- barang milik sekolah masyarakat mempunyai efek juga untuk para
penyalahguna yaitu seorang mafia perdagangan gelap yang selalu berusaha memasok narkoba.
Terjalain hubungan antara pengedar atau Bandar dan korban tercipta pasar gelap. Oleh karena itu,
sekali pasar terbentuk, sulit untuk memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan
narkoba tidak memiliki daya tahan sehingga kesinambungan pembangunan terancam. Negara
menderita kerugian, karena masyarakat tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat, belum lagi
sarana dan prasarana yang harus disediakan. Disamping itu rusaknya generasi penerus bangsa.

2.6 Dampak Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan
mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan
psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh
seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang
dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.Secara umum, dampak kecanduan
narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
narkotika dan psikotropika secara berkala atau teratur di luar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan fungsisosial. Akibat dari penyalahgunaan yang
dilakukan terlalu sering akan menyebabkan ketergantungan.
A. Dampak pada Tubuh Manusia
a. Otak dan susunan saraf pusat yang berakibat pada gangguan daya ingat,gangguan perhatian atau
konsentrasi, gangguan bertindak rasional, gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasi
gangguan motivasi sehingga malassekolah atau bekerja, dan gangguan pengendalian diri sehingga
suli tmembedakan baik atau buruk.
b. Saluran napas akan terjadi radang paru dan pembengkakan paru.
c. Jantung, terjadi peradangan oto jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati, terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS. Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks
resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit yang terjadia dalah kencing nanah, raja singa, dan lain-lain. Pengguna
NAPZA jugamenggunakan jarum suntik bersama-sama membuat angka penularanHIV/AIDS
semakin meningkat.
f. Kulit terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntiksehingga mereka
sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Sistem reproduksi sering terjadi kemandulan.
h. Komplikasi pada kehamilan meliputi: ibu mengalami anemia, infeksi vagina,hepatitis, dan AIDS.
Kandungan mengalami abortus, keracunan
kehamilan, bayi lahir mati, dan janin mengalami pertumbuhan terhambat, prematur, dan berat bayi
rendah.
B. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis:
- Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
- Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
- Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
- Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
- Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
C. Dampak Sosial
a. Lingkungan Keluarga
1)Sering terjadi pertengkaran dan mudah tersinggung. 2)Orang tua resah karena barang berharga
sering hilang.
3) Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas)dan menjadi aib
keluarga.
4)Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga
merusak kehidupan keluarga, dan kesulitan keuangan.
5) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan
rehabilitasi.
D. Lingkungan Sekolah
1) Merusak disiplin dan motivasi belajar.
2) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, dan tawuran pelajar.
3) Memengaruhi peningkatan penyalahgunaan di antara sesama teman sebaya.
c. Lingkungan Masyarakat
1) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya. 2) Pengedar atau
bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan.
3) Meningkatnya kejahatan di masyarakat, seperti perampokan, pencurian,dan pembunuhan yang
membuat masyarakat menjadi resah.

2.6 Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan


1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu
jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang
candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan
tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan
yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan
menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa
disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan
kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.
A. Gejala Perubahan sebagai Dampak Penyalahgunaan NAPZA
 Perubahan Fisik
1) Saat menggunakan NAPZA, pengguna jalan sempoyongan, bicara pelo(cadel), apatis (acuh tak
acuh), mengantuk, dan agresif.
2) Bila terjadi kelebihan dosis, terjadi sesak napas, denyut jantung dan nadilambat, kulit terasa
dingin, dan bahkan meninggal.
3) Saat sedang ketagihan, terjadi mata merah, hidung berair, menguap terus,diare, rasa sakit di
seluruh tubuh, malas mandi, kejang, dan kesadaran menurun.
4) Pengaruh jangka panjang akan berakibat pada penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
 Perubahan Sikap dan Perilaku
1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, dan
kurang bertanggung jawab.
2) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, dan mengantuk di kelas atau tempat
kerja.
3) Sering bepergian larut malam, terkadang tidak pulang tanpa izin.
4) Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, dan menghindar bertemu dengan anggota
keluarga yang lain.
5) Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.
6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi
tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga,
mencuri, terlibat kekerasan, dan sering berurusan dengan polisi.
7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, mencurigakan,
tertutup, dan penuh rahasia.

2.7 Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Upaya penanggulangan narkoba memiliki dua pendekatan yang memiliki perbedaan prinsip,
meskipun keduanya saling melengkapi. Pertama penegakkan hukum, dilakukan untuk mengurangi
suplai narkoba melalui tindakan premptif, represif/ yudikatif. Kedua pendekatan kesejahteraan
dilakukan untuk mengurangi kabutuhan penggunaan narkoba oleh masyarakat yang meliputi
tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Upaya ini dilaksanakan oleh sector kesejahteraan oleh sector kesejahteraan, yang meliputi
bidang kesehatan, agama, sosial, pendidikan, dan lain-lain yang dilakukan bersama masyarakat.
Upaya ini juga harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Kebijakan dalam penanggulangan dan pemberantasan tindak pidana narkotika dalam sebuah
wilayah merupakan bagian dari politik hukum. Kebijakan tersebut merupakan upaya komprehensif
dalam mewujud generasi muda yang sehat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika tidak bisa lepas dari tujuan
Negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
berdasarkan pancasila dan undang- undang dasar 1945. Sebagai warga Negara berkewajiban untuk
memberikan perhatian pelayanan pendidikan melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain
perhatian pemerintah terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya yang berdampak
dari gangguan dan perbuatan pelaku tindak pidana narkotika. Kebijakan yang diambil dalm
menaggulangi narkotika bertujuan untuk melindungi masyarakat itu sendiri dari bahaya
penyalahgunaan narkotika.
Kebijakan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika merupakan kebijakan
hukum positif yang pada hakikatnya bukanlah smata –mata pelaksanan Undang- undang yang dapat
dilakukan secara yuridis normative dan sistematik, dogmatic. Disamping pendekatan yuridis
normatif, kebijakan hukum pidanan juga memerlukan pendekatan yuridis factual yang dapat berupa
pendekatan sosiologis, historis, bahkan memerlukan pula pendekatan komprehensif dari berbagai
disiplin ilmu lainnya dan pendekatan integral dengan kebijakan sosial dan pembangunan nasional
pada umumnya.
Upaya penanggulangan tindak pidana atau yang bisa dikenal dengan politik criminal dapat
meliputi ruang lingkup yang cukup luas yakni penerapan hukum pidana, pencegahan tanpa pidana
dan mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kesejahteraan dan kepidanaan lewat media
masa. Dalam hal tersebut dapat dipahami upaya mencapai kesejahteraan melalui aspek
penanggulangan secara garis besarnya dapat dibagi menajdi 2 jalur yaitu : lewat jalur penal (hukum
pidana) dan lewat jalur non penal (bukan / di luar hukum pidana).
Upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur penal lebih menitik beratkan pada sifat repressive
( penindasan/ pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan terjadi. Sedangkan jalur non penal
lebih menitik beratkan pada sifat preventif ( pencegahan/ penangkalan/ pengendalian) sebelum
kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada
hakekatnya Undang-undang dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.
Mengingat kompleknya masalah penyalahgunaan narkoba ini, maka pola penanggulangannya
harus lebih ditekankan pada tindakan pencegahan disamping pengobatan dan rehabilitasi. Dalam
menangani masalah ini, para remaja perlu ditolong dalam memecahkan kesulitan, terutama yang
bersifat social dan emosional. Kita harus memandang para remaja sebagai manusia yang sama
seperti manusia lainnya, yang senantiasa memerlukan perhatian dan pertolongan dari sesamanya,
terutama dari orang dewasa.
Selain itu, upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba harus meliputi upaya untuk
memberantas produksi dan peredaran illegal serta memberi penjelasan kepada masyarakat tentang
bahaya narkoba. Disamping itu, harus ada upaya menyediakan terapi dan rehabilitasi
penyalahgunaan narkoba, baik dari segi medis maupun psikososial, ditambah adanya upaya untuk
meningkatkan daya tangkap lingkungan masyarakat terhadap produksi peredaran illegal dan
penyalahgunaan.
Dalam upaya penanggulangan narkoba mempunyai tiga komponen penting sebagai pilar utama
yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Pertama adanya masalah pencegahan, pencegahan
adalah upaya untuk membantu individu menghindari memulai atau mencoba menyalahgunakan
narkotika dan psikotropika, dengan menjalani cara dan gaya hidup sehat, serta mengubah kondisi
kehidupan yang membuat individu mudah terjangkit penyalahgunaan narkotika.
Disadari penyalahgunaan narkoba adalah masalah perilaku individu dan sosial, yang
mencerminkan norma masyarakat dan system sosial, yang mendukung terjadinya perilaku
penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, masalah narkoba tidak dapat dicegah hanya dengan
pemberian informasi atau penyuluhan tentang bahaya – bahayanya, melainkan harus merupakan
upaya membangun norma anti narkoba, anti kekerasan, dan penegakan disiplin, karena ketiganya
saling berkaitan, meliputi kegiatan promotif dan preventif.
Upaya pencegahan harus dilakukan dengan pendekatan sistematik, dengan melibatkan seluruh
komponen system, yakni keluarga, siswa/remaja, sekolah/lembaga pendidikan, lembaga penelitian,
pemerintah, swasta, tempat pekerjaan, dan media massa, dengan di dukung oleh lembaga kesehatan,
sosial, agama, dan penegakkan hukum. Upaya itu harus ditumbuhkan di dalam masyarakat dengan
intervensi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat (bottom up
planning approach). Oleh karena itu, upaya pencegahan merupakan mekanisme rekayasa sosial (
sosial engineering), sebagai proses pembelajaran masyarakat, sehingga upaya ini menjadi gerakan
masyarakat
Kedua, upaya penegakkan hukum. Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba tidak
mungkin berhasil jika tidak dibarengi dengan upaya penegakan hukum. Upaya penegakan hukum
dilakukan guna memutus mata rantai peredaran narkoba di masyarakat. Dan upaya penegakan
hukum tidak mungkin berhasil jika tidak dilakukan secara adil, konsisten dan konsekuen.
Metode penanggulangan yang paling mendasar dan efektif adalah promotif dan preventif.
Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif. Upaya yang manusiawi adalah kuratif dan
rehabilitatif. Ada lima bentuk penanggulangan masalah narkoba, yaitu promotif,preventif,kuratif,
rehabilitative dan represif. Lima bentuk penanggulangan itu termasuk rancangan dari BNN sebagai
program pencegahan.
A. Pencegahan Terhadap Diri Sendiri
1. Belajar untuk mengatakan tidak, baik kepada diri sendiri ataupun kepadaorang lain
yang menawarkan barang haram itu terhadap kita.
2. Tidak usah terpancing karena dibilang kuper.
3. Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya.
4. Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku buruk.
5. Jangan pernah coba-coba.
6. Berpikir bahwa narkoba akan mengakibatkan penderitaan, baik bagi dirisendiri
maupu bagi orang lain.
7. Isilah hari-hari dengan kegiatan yang positif, seperti berolahraga, ikut
kegiatankarang taruna, dan ekstrakulikuler.
8. Menambah iman dan taqwa kepada Allah swt.

B. Pencegahan Terhadap Keluarga


1. Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman disiplinyang
baik, mengajarkan yang perbedaan baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi
kebebasan bertanggung jawab, dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai
jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak rinduuntuk
pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
5. Kembangkan komunikasi yang baik.
6. Memperkuat kehidupan beragama.
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak.

C. Pencegahan Terhadap Lingkungan Sekolah


- Upaya Terhadap Siswa
1) Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan NAPZA.
2) Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA di sekolah.
3) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang positif untuk tetap
menghindari dari pemakaian NAPZA dan merokok.
4) Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa(ekstrakulikuler).
5) Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.
6) Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari-hari.

- Upaya Mencegah Peredaran NAPZA di Sekolah


1) Razia dengan cara sidak.
2) Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah.
3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru.
4) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
5) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.

- Upaya Membina Lingkungan Sekolah


1) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan yang harmonis
antara pendidik dan peserta didik.
2) Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah.
3) Sikap keteladanan guru amat penting.

2.8 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui
beberapa cara berikut ini,
1. Preventif (Pencegahan)
Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik daripada pemberantasan. Pencegahan
penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan
dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian
oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan narkoba.
Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui
seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. selain dilakukan oleh
pemerintah(instansi terkait), program ini juga sangat efektif jika dibantu oleh instansi dan institusi
lain, termasuk lembaga professional terkait, lembaga masyarakat, perkumpulan, ormas dan lain-
lain. Bentuk kegiatan :
a. Kampanye Anti Penyalahgunaan Narkoba
Program ini dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada para audien tentang bahaya
pemakaian narkoba, kegiatan yang bersifat memberi informasi satu arah tanpa Tanya jawab yang
hanya memberikan beberapa garis besar,dangkal, dan umum. Informasi disampaikan oleh tokoh
masyarakat, bukan oleh tenaga professional. Tokoh tersebut bisa ulama, pejabat,dan seniman.
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba
Penyuluhan bersifat dialog dengan Tanya jawab. Bentuk penyuluhan dapat berupa seminar,
ceramah, dan lain-lain. Tujuannya adalh untuk mendalamai pelbagai masalah tentang narkoba
sehingga masyarakat benar- benar tahu dan karenanya tidak tertarik untuk menyalahgunakan
narkoba. Pada penyuluhan ada dialog atau Tanya jawab tentang narkoba lebih mendalam. Materi
disampaikan oleh tenaga professional – dokter , psikologi, polisi, ahli hukum, sosiologi- sesuai
dengan tema penyuluhan. Penyuluhan tentang narkoba ditinjau lebih mendalam dari masing-
masing aspek sehingga lebih menarik daripda kampanye.
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya (peer group)
Untuk dapat menanggulangi masalah narkoba secara lebih efektif di dalam kelompok
masyarakat terbatas tertentu, dilakukan pendidikan dan pelatihan dengan mengambil peserta dari
kelompok itu sendiri. Pada program ini, pengenalan materi narkoba lebih mendalam lagi, disertai
simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi, latihan menolong penderita, dan
lain-lain. Program ini dilakukan di sekolah, kampus, atau kantor dalam waktu beberapa hari.
Program ini melibatkan beberapa orang narasumber dan pelatih, yaitu tenaga yang professional
sesuai dengan programnya.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi
narkoba di masyarakat: pengawasan dan pengendalian adalah program preventif yang menjadi
tugas aparat terkait, seperti polisi, departemen kesehatan, balai pengawasan obat dan makanan
(POM), imigrasi, bea cukai, kejaksaan, pengadilan, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar nerkoba
dan bahan baku pembuatannya(precursor) tidak beredar sembarangan. Karena keterbatasan jumlah
dan kemampuan petugas, program ini belum berjalan optimal. Masyarakat harus ikut serta
membantu secara proaktif, namun petunjuk dan pedoman seran serta masyarakat ini sangat kurang,
sehingga peran serta masyarakat menjadi optimal. Dan instansi terkait membuat petunjuk praktis
yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengawasi peredaran narkoba.

2. Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun dengan media
lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi
Narkoba.
Program kuratif ditujukan kepada pemakai narkoba. Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian
narkoba. Tidak sembarang orang boleh mengobati pemakai narkoba. Pemakaian narkoba sering diikuti oleh
masuknya penyakit – penyakit berbahaya serta gangguan mental dan moral, pengobatannya harus
dilakukan oleh dokter yang mempelajari narkoba secara khusus.
Pengobatan terhadap pemakai narkoba sangat rumit dan membutuhkan kesabaran luar biasa
dari dokter, keluarga, dan penderita. Inilah sebabnya mengapa pengobatan pemakai narkoba
memerlukan biaya besar tetapi hasilnya banyak yang gagal. Kunci sukses pengobatan adalah kerja
sama yang baik antara dokter, keluarga, dan penderita.
Bentuk kegiatan adalah pengobatan penderita atau pemakai diantaranya penghentian pemakaian
narkoba, pengobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian
narkoba(detoksifikasi), pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat narkoba, pengobatan
terhadap penyakit lain yang masuk bersama narkoba(penyakit yang tidak langsung disebabkan oleh
narkoba), seperti HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pneumonia, dan lain –lain.

3. Rehabilitatif (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para
korban narkoba agar dapat kembali kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai
narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai lagi dan bebas
dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba. Rehabilitasi adalah fasilitas
yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang – orang tertentu dengan kepentingan khusus
yang dapat memasuki area ini. Rehabilitasi narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan
ketrampilan dan pengetahuan untuk menghindarkan diri dari narkoba (Soeparman, 2000 : 37)
menurut UU RI No 35 Tahun 2009 ada dua jenis rehabilitasi, yaitu :
a. Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan
pecandu dari ketergantungan narkotika.
b. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental
maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Pusat atau lembaga Rehabilitasi yang baik haruslah memenuhi persyaratan antara lain :
a. Sarana dan prasarana yang memadai termasuk gedung, akomodasi, kamar mandi/ wc yang
higenis, makanan dan minuman yang bergizi dan halal, ruang kelas,ruang rekreasi, ruang konsultasi
individual maupun kelompok, ruang konsultasi keluarga, ruang ibadah, ruang olahraga, ruang
ketrampilan dan lain sebagainya.
b. Tenaga yang profesioanal (psikiater, dokter umum, psikolog, pekerja sosial, perawat,
agamawan/rohaniawan dan tenaga ahli lainnya/ instruksi) tenaga professional ini untuk
menjalankan program yang terkait.
c. Manajemen yang baik
d. Kurikulum / program rehabilitasi yang memadai sesuai dengan kebutuhan
e. Peraturan dan tata tertib yang ketat agar tidak terjadi pelanggaran ataupun kekerasan,
f. Keamanan( security) yang ketat agar tidak memungkinkan peredaran NAZA di dalam pusat
rehabilitasi (termasuk rokok dan minuman keras) (hawari,2009,)132
Menurut Surat Edaran Mahkamah Agung No 04 tahun 2010 tentang penempatan
penyalahgunaan, korban penyalahgunaan dan pecandu narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial, untuk menjatuhkan lamanya proses rehabilitasi, sehingga wajib
diperlukan adanya ketergantungan ahli dan sebagai standar dalam proses terapi dan rehabilitasi.

4. Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat.
Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh ada
main hakim sendiri.
Represif adalah program penindakan terhadap produsen, Bandar, pengedar dan pemakai
berdasarkan hukum. Program ini merupakan program instansi yang berkewajiban untuk mengawasi
dan mengendalikan produksi maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba. Selain
mengendalikan produksi dan distribusi, program represif berupa penindakan juga dilakukan
terhadap pemakai sebagai pelanggar undang – undang tentang narkoba. Instansi yang bertanggung
jawab terhadap distribusi, produksi, penyimpanan, dan penyalahgunaan narkoba adalah :
a. Badan pengawas obat dan makanan (POM)
b. Departemen kesehatan
c. Direktorat jenderal bea dan cukai
d. Direktorat jendral imigrasi
e. Kepolisian republic Indonesia
f. Kejaksaan agung /kejaksaan tinggi/kejaksaan negeri
g. Mahkamah agung/ pengadilan tinggi/pengadilan negeri

5. Peran Orang tua dalam Mencegah Narkoba Sejak Dini


A. Mempelajari masalah Narkoba
Tidak mungkin anda mencegah, jika Anda tik tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya.
Ambillah kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah,
berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan radio. Anda
harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang nantinya kita akan sampaikan
kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba.
B. Mengajarkan Anak tentang Masalah Narkoba
Umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari
teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah.
Saya katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau enaknya saja tidak mengerti dampak yang
ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu mengajarkan tentang narkoba secara
detai kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar.
C. Melarang Pemakaian Narkoba
Melarang anak melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol,
dan ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa mencontohkan anak agar tidak
mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus memahami hal-hal berikut ini dengan jelas.
- Harus spesifik; jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas konsekuensinya jika melanggar
aturan; apa hukumnya; bagaimana pelaksanaannya; dan tujuan hukuman tersebut.
- Harus Konsisten; Jelaskan pada anak bahwa peraturn inti berlaku tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik
dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan ditempat lainnya.
- Harus Masuk Akal; Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain jika peraturan dilanggar. Jika
peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman sesuai dengan peraturan awal yang sudah
ditetapkan.
D. Cegah Pengaruh Negatif Berita Kriminal
Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan tetapi anda perlu
mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita kriminal. Berita kriminal yang
ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal ini membuat anak penasaran dan akan mencari
tahu informasi itu diluar.
Sebelum itu terjadi berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak
untuk mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa jumlah
jam yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja. Siaran informasi di
televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.
E. Mewaspadai Sikap dan Perilaku Sendiri
Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan
meniru perilaku orang tuanya karena anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia
remaja anak akan meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda.
Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai narkoba?
hmm…Sangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak jika mereka nantinya
mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang seperti itu. Jadi hemat saya, jadilah
teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman
keras, hentikanlah. Sayangilah anakmu, generasimu!

F. Pola Hidup Sehat dalam Keluarga


Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba
merupakan salah satu bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah
keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika
anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari ke
narkoba.
Adapun Upaya Penyembuhan dari Narkoba meliputi:
a. Taubat, Niat Dan Doa
b. Detoksifikasi
c. Rehabilitasi
d. Terapi Agama
e. Terapi Seni

6. Dampak Negatif Narkoba Bagi Generasi Muda


A. Bagi diri sendiri :
- Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
- Daya ingat, sehingga mudah lupa
- Perhatian, sehingga sulit berkonsentrasi
- Presepsi, sehingga memberi perasaan semu/khayal
- Motivasi, sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak, minat, dan
cita-cita semula padam.

Oleh karena itu narkoba menyebabkan perkembangan mental-emosional dan sosial remaja
terhambat. Bahkan ia mengalami kemunduran perkembangan.
B. Keracunan
Keracunan yakni gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup
banyak, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung pada jenis, jumlah, dan
cara penggunaan.
C. Overdosis
Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan atau perdarahan otak.
Overdosis terjadi karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama
berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.
D. Gejala putus zat
Gejala putus zat yakni gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya.
Berat atau ringannya gejala tergantung pada jenis zat, dosis, dan lama pemakaian.
e. Berulang kali kambuh
Maksud dari berulang kali kambuh yakni tergantungan yang menyebabkan rasa rindu pada
narkoba, walaupun telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya, kawan-kawan, suasana, dan
tempat-tempat penggunaan dahulu mendorongnya untuk memakai narkoba kembali. Itu sebabnya
pecandu akan berulang kali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial
Gangguan perilaku/mental-sosial yakni acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah
tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama
terganggu. Terjadi perubahan mental: gangguan pemutusan perhatian, motivasi belajar/ bekerja
lemah, ide paranoid.
g. Gangguan kesehatan
Gangguang kesehatan yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung,
paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, penyakit kulit dan kelam1n.
h. Kendornya nilai-nilai
Kendornya nilai-nilai kehidupan agama-sosial-budaya, seperti perilaku s3ks bebas dengan
akibatnya (penyakit kelamin dan kehamilan yang tidak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi
asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak memperdulikan orang lain.
i. Masalah ekonomi dan hukum
Masalah ekonomi dan hukum yakni pecandu terlibat hutang. Karena berusaha memenuhi
kebutuhan akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau keluarga.
Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah.
Mungkin juga ia akan ditahan polisi atau bahkan dipenjara.
2. Bagi keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu. Keluarga resah karena barang-barang berharga di
rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, hidup semaunya, asosial.
Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan
anak.
Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah
atau perkerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang meningkat karena
pemakaian narkoba, atau karena harus berulang kali dirawat, bahkan mungkin mendekam di
penjara. Keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini.
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa
penyalahguna mengganggu terciptanya suasana belajar-mengajar. Prestasi beajar turun drastis, tidak
saja bagi siswa yang berprestasi, melainkan juga mereka yang kurang berprestasi atau ada gangguan
perilaku. Penyalahguna narkoba berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah. Kemungkinan
siswa penyalahguna membolos lebih besar daripada siswa lain.
Penyalahgunaan narkoba berhunungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang
mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, atau meningkatnya
perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak
diantara mereka menjadi pengedar atau mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.

4. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara


Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan pengedar atau
bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit
memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan dan
kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak
produktif kejahatan meningkat; belum lagi saran/prasarana yang harus disediakan.

Anda mungkin juga menyukai