Anda di halaman 1dari 9

Nama : Anggie Marshelly Zafani

NIM : A.22.11.019.P
Mata Kuliah : Napza

1. Pengertian NAPZA
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan. NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan
kedalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap, dihirup dan disedot) maupun disuntik,
dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini
dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif,
waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan (Lumbantobing, 2007).
Menurut UU RI No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika menyebutkan bahwa:
 Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan
perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologik.
 Psikotropika adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
 Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang
merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan,
misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner dan lain-lain.
Penyalahgunaan NAPZA yaitu pemakaian obat-obatan untuk sendiri tanpa indikasi
medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, baik secara teratur atau berkala sekurang-
kurangnya selama satu bulan. Pada penyalahgunaan ini cenderung terjadi toleransi tubuh
yaitu kecenderungan menambah dosis obat untuk mendapat khasiat yang sama setelah
pemakaian berulang. Disamping itu menyebabkan sindroma putus obat (withdrawal)
apabila pemakaian dihentikan (Hawari, 2000).

2. Jenis-jenis NAPZA
a. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan
kedalam tiga golongan yaitu:
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin,
kokain, ganja.
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin,
petidin, turunan garam dalam golongan tertentu.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan
yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan.
Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu.

b. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat
dikelompokkan kedalam empat golongan:
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk
golongan ini yaitu: MDMA, ekstasi, LSD, ST
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin,
fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital
dan flunitrasepam.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase,
nitrazepam (BK, DUM, MG).

3. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba.
Pada mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif
yang akrab ditelinga masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman
beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner dan lain-lain.
Nama : Anggie Marshelly Zafani
NIM : A.22.11.019.P
Mata Kuliah : Napza

a. Napza dilingkungan masyarakat


Di dalam masyarakat kita mengenal beberapa contoh napza (Nark0ba, Psikotropika,
dan Zat Adikt1f lainnya) yang sering digunakan pada dunia medis dan yang
disalahgunakan. Mengacu pada pengertian napza di atas, berikut ini beberapa contoh
napza tersebut:
1. Opioda
Opioda berasal dari getah Opium yang diolah melalui proses tertentu menjadi
heroin. Ada tiga golongan besar pada Opioda, yaitu:
 Opioda alami (morfin, opium, codein)
 Opioda semisintetik (heroin/ putaw, hidromorfin)
 Opioda sintetik (metadon)

2. kokain
Kokain dibuat dari daun koka (erythroxylon coca), yang diproses menjadi kristal
dengan cara tertentu. Efek dari kokain adalah rasanya segar, menambah rasa percaya
diri, mengurangi kelelahan dan rasa sakit dan menghilangan nafsu makan.

3. Kanabis/ Ganja
Kanabis/ Cannabis atau ganja adalah tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat
psikotropika dan dapat menyebabkan euforia pada pemakainya tanpa alasan.

4. Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk/ bubuk dan tablet. Beberapa obat yang
termasuk dalam ampthetamine adalah; Inex, Ekstasi, Meth Kristal.

5. LSD (Lysergic Acid)


Penggunaan LSD dapat menyebabkan seseorang mengalami halusinasi mulai dari
obsesi yang indah untuk yang menyeramkan, akhirnya menyebabkan seseorang
menjadi paranoid.

6. Sedatif – Hipnotik
Ini adalah obat penenang dan pil tidur. Umumnya digunakan di media dengan minum
atau menyuntikkan untuk membantu pasien yang menderita stres, kecemasan, kejang
dan gangguan tidur.

7. Solvent/ Inhalasi
Ini adalah uap gas yang digunakan saat menghirup. Sebagai contohnya Lem, lebih
tipis, aerosol dan lainnya. Pemakainya mungkin mengalami halusinasi ringan, kepala
terasa berputar, dan ada masalah kesehatan seperti disfungsi paru, kerusakan jantung
dan hati.

8. Alkohol
Alkohol adalah zat psikoaktif yang diperoleh dari fermentasi gula, umbi-umbian, jus
(anggur) dan madu. Alkoh0l dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan gangguan
kesadaran dan euforia. Proses Fermantis dapat menghasilkan alkoh0l 15%. Setelah
proses penyulingan, kandungan alkoh0l yang dihasilkan bisa lebih tinggi dan bahkan
mencapai 100%.

b. Penyebab Penyalahgunaan Napza


Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa ingin
tahu yang tinggi. Di sisi lain, kondisi ini juga dapat dialami oleh orang-orang dengan
gangguan mental, seperti gangguan bipolar atau Schropenia. Seseorang yang menderita
gangguan mental dapat lebih mudah menyalahgunakan obat-obatan yang pada awalnya
dirancang untuk mengurangi gejala yang dirasakan.
Selain tingkat keingintahuan dan gangguan mental yang tinggi, ada beberapa faktor
lain yang dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan napza, termasuk:
1. Punya teman yang seorang pecandu narkoba.
2. Mengalami masalah ekonomi.
3. Pernah mengalami pelecehan fisik, emosional atau s3ksual.
4. Masalah hubungan dengan pasangan, kerabat atau keluarga.

c. Bahaya NAPZA
Efek samping obat terlarang dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada tubuh.
Kerusakan ini dapat berupa gejala ringan hingga masalah kesehatan serius, hampir
memengaruhi seluruh organ vital dalam tubuh. Berikut ini berbagai efek samping atau
bahaya penyalahgunaan NAPZA yang perlu Anda waspadai:
1. Penyakit Kardiovaskular
Penyalahgunaan NAPZA jenis stimulan dapat memberikan efek pada jantung. Obat
stimulan akan menyebabkan kerusakan pada jantung setiap kali digunakan. Apabila
digunakan dalam jangka panjang, maka obat ini dapat menyebabkan penyakit jantung
kronis, termasuk gagal jantung. Sedangkan obat jenis heroin dapat menyebabkan
pembuluh darah kolaps dan bahkan menyebabkan infeksi pada pembuluh darah atau
jantung.

2. Kerusakan Sistem Pernapasan


Obat jenis opioid dapat menekan pernapasan dan memperburuk kondisi asma. Selain
itu, semua jenis obat-obatan terlarang yang penggunaannya dihisap dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru yang dapat memicu penyakit seperti emfisema,
kanker paru-paru, dan bronkitis kronis.
3. Kerusakan Ginjal
Penyalahgunaan NAPZA juga berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal. Beberapa
jenis NAPZA dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, kerusakan jaringan otot,
dan dehidrasi. Kondisi ini apabila dibiarkan akan menyebabkan kerusakan ginjal
jangka panjang seperti gagal ginjal.

4. Kerusakan Hati
Opioid seperti heroin dapat menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati biasanya
akan lebih buruk lagi apabila penggunaan obat bersamaan dengan penyalahgunaan
alkohol juga. Kerusakan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal hati.

5. Gangguan Saluran Pencernaan


Banyak jenis NAPZA yang memberikan efek kerusakan dan pembusukan di saluran
pencernaan.  Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kronis seperti refluks asam,
sembelit, dan nyeri perut kronis.

6. Kerusakan Otak
Alasan mengapa kecanduan adalah kondisi yang sulit diatasi adalah karena dapat
mengubah otak seseorang. Beberapa bentuk kerusakan otak yang terjadi akibat
penyalahgunaan NAPZA meliputi:
 Gangguan fungsi kognitif
 Perubahan dalam memori
 Perubahan koneksi pada otak
 Kematian sel-sel otak
Bukan hanya akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental, tapi juga
dapat merusak kehidupan sosial seseorang. Lebih parahnya, bisa sangat berpotensi
menyebabkan kematian.
Nama : Anggie Marshelly Zafani
NIM : A.22.11.019.P
Mata Kuliah : Napza

1. Pengertian penyalahgunaan dan ketergantungan


Penyalahgunaan dan ketergantungan adalah istilah yang digunakan secara identik.
Mereka digunakan dalam mendefinisikan penyalahgunaan narkoba dan berbagai tahapan
yang terkait dengannya. Baik penyalahgunaan maupun ketergantungan memiliki akibat
yang serius dalam kehidupan pribadi maupun publik. penyalahgunaan dan
ketergantungan zat dapat mengancam jiwa. Penyalahgunaan zat menyebabkan pengguna
ketergantungan mental dan fisik dan akhirnya kecanduan.
Penyalahgunaan adalah suatu kondisi di mana seseorang menggunakan obat atau zat
lain untuk mendapatkan manfaat. Penyalahgunaan zat sebagian besar ilegal. Ini adalah
tahap pertama penggunaan narkoba.
Ketergantungan adalah keadaan dimana pengguna zat tersebut ditetapkan sebagai
aturan yang wajib bagi kelangsungan hidup individu tersebut.

2. Jenis-jenis Napza yang disalahgunakan dan Efek bagi Kesehatan


Berikut ini adalah jenis-jenis narkoba yang paling umum disalahgunakan di Indonesia
dan dampaknya bagi kesehatan:
a. Kokain
Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa
memengaruhi sistem saraf pusat. Obat yang terbuat dari ekstrak daun tanaman koka
ini berbentuk bubuk atau kristal putih halus dan bisa digunakan dengan cara disuntik,
dihisap, atau dihirup. Walaupun dapat dimanfaatkan dalam beberapa prosedur medis,
kokain yang sering kali disalahgunakan untuk tujuan rekreasional dapat memicu otak
melepaskan dopamin dan menciptakan rasa gembira untuk sesaat. Karena efek yang
dirasakan bersifat sementara, seseorang jadi harus menggunakan kokain berulang
kali untuk mempertahankan sensasi gembira yang didapatkan. Hal ini tentunya dapat
meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan, seperti:
 Kecemasan atau depresi
 Aritmia
 Peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh
 Nyeri perut
 Mual
 Kehilangan nafsu makan dan kekurangan gizi
 Kehilangan penciuman (anosmia), terutama bila menggunakan kokain melalui
hidung
 HIV dan hepatitis C
Efek samping penyalahgunaan kokain, seperti serangan jantung, kejang,
stroke, bahkan henti napas, bisa terjadi kapan saja. Bahkan, kematian akibat
overdosis bisa terjadi pada penggunaan pertama kokain, terutama jika digunakan
bersamaan dengan alkohol. Kokain juga diketahui bisa memicu perilaku kejam dan
tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko pelanggaran hukum.
b. Ganja
Ganja mengacu pada daun, bunga, batang, dan biji dari tanaman Cannabis
sativa yang dikeringkan. Jenis narkoba yang terkenal dengan sebutan “cimeng” ini
biasanya digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dicampurkan ke dalam
makanan, atau diseduh sebagai teh. Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang
bekerja pada otak dan menyebabkan perubahan pada sensasi tubuh, perasaan,
gerakan, pemikiran, dan ingatan. Perubahan ini membuat penggunanya merasa
senang sesaat atau sering disebut “high”. Bahan psikoaktif ini juga bisa
menimbulkan efek ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan.
Berikut ini adalah beberapa efek berbahaya yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
ganja:
 Gangguan kognitif (daya berpikir)
 Gangguan pernapasan
 Peningkatan detak jantung
 Peningkatan risiko serangan jantung
 Depresi dan paranoid
Di beberapa negara, ganja dengan dosis dan kandungan tertentu dapat digunakan
sebagai terapi tambahan untuk beberapa penyakit, seperti multiple sclerosis (MS),
penyakit Alzheimer, dan penyakit Crohn. Namun, di Indonesia, ganja temasuk ilegal
karena risiko penyalahgunaannya dinilai jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya.
c. Ekstasi
Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek
halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Jenis narkoba ini berisiko
tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan ketergantungan. Ekstasi diketahui
dapat meningkatkan suasana hati, energi, nafsu makan, dan gairah seksual. Namun,
ketika efek tersebut berakhir, akan muncul gejala, seperti kebingungan, depresi,
kecemasan, dan gangguan tidur yang membuat penggunanya membutuhkan dosis
tambahan.
Selain itu, penggunaan ekstasi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan,
seperti:
 Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
 Otot tegang
 Mual
 Penglihatan kabur
 Pusing
 Berkeringat atau kedinginan
Dosis ekstasi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan
kesehatan serius, seperti hipertermia, gangguan kerja jantung dan pembuluh darah,
gangguan mental, perilaku impulsif yang berbahaya, dan overdosis.
d. Heroin
Heroin atau putaw adalah jenis narkoba adiktif dari bunga opium poppy yang
tumbuh di wilayah Asia, Meksiko, dan Amerika Selatan. Beberapa obat yang
termasuk dalam golongan heroin dapat dimanfaatkan secara medis sebagai pereda
nyeri. Bahkan, sifat pereda nyeri pada heroin sekitar 2–3 kali lebih kuat dari morfin.
Namun, jika disalahgunakan, heroin dapat membuat penggunanya menjadi sangat
ketagihan hingga sulit berhenti dan menyebabkan efek samping yang berbahaya.
Jenis narkoba ini hadir dalam bentuk bubuk putih atau cokelat yang bisa digunakan
dengan cara disuntik, dihirup, atau dihisap. Efek langsung yang didapatkan dari
penyalahgunaan heroin adalah perasaan senang dan tenang. Namun, setelah efek
awal ini, pengguna jadi tidak bisa berpikir jernih serta bolak-balik merasa
mengantuk dan terjaga. Selain itu, pengguna heroin juga bisa mengalami efek
samping lainnya, seperti:
 Kesulitan bernapas
 Flushing atau kulit memerah disertai dengan sensasi hangat
 Mulut kering
 Mual
 Pupil menyempit
Overdosis heroin bisa menyebabkan penggunanya mengalami hipotensi, bibir dan
kuku membiru, kaku otot, kejang, henti napas, hingga kematian.
e. Methamphetamine
Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang bekerja
pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Sabu-sabu tersedia dalam bentuk bubuk
kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit. Biasanya, sabu-sabu digunakan dengan
cara ditelan, dihisap, atau disuntikkan. Penyalahgunaan jenis narkoba ini dapat
menyebabkan berbagai efek samping, di antaranya:
 Nafsu makan turun
 Napas lebih cepat
 Detak jantung lebih cepat atau tidak teratur
 Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh
 Kulit gatal dan luka
 Mulut kering
 Gigi patah atau bernoda
Sama seperti efek narkoba pada umumnya, penyalahgunaan sabu-sabu juga
bisa meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS. Selain itu, efek psikologis,
seperti paranoid, cemas, bingung, sulit tidur, dan berperilaku kasar juga biasanya
dialami oleh pengguna sabu-sabu.
Selain jenis-jenis narkoba yang telah disebutkan di atas, masih ada narkoba
lain yang umum disalahgunakan di Indonesia, seperti morfin, mushroom, flakka, dan
LSD.

3. Penyebab dan Dampak/pengaruh penyalahgunaan ketergantungan NAPZA


Dampak Fisik :
1. Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan saraf tepi.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.
5. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-
sama.

Dampak psikologis : 
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk
menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.

Dampak sosial dan ekonomi :


Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.

Anda mungkin juga menyukai