Anda di halaman 1dari 15

PAJAK DALAM

PANDANGAN ISLAM
Kelompok 3

1. Tarisya abidin(062230601247)

2. Aulia berliana(062230601228)

3. Mustar(062230601239)
Pengertian secara umum
Secara umum pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang, sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara
langsung
Kata “Pajak” dalam Al-Qur’an
(QS. Al-Taubah : 29).

Pada ayat itu, kata “jizyah” diterjemahkan dengan “pajak”. Misalnya


terdapat dalam kitab Al-Qur’an & terjemahannya oleh departemen agama
RI terbitan PT Syaamil bandung. Walaupun demikian, tidak semua kitab
menerjemahkan kata “jizyah” menjadi “pajak”. Misalnya kitab Al-Qur’an
dan terjemahannya oleh departemen agama RI cetakan kerajaan Saudi
arabia atau cetakan CV diponegoro semarang, kata “jizyah” dalam QS Al-
Taubah : 29 tetap diterjemahkan dengan “jizyah” saja.
Pajak Sebagai Ibadah
Kaum muslim sebagaui pembayar pajak harus
mempunyai batasan pemahaman (definisi) yang
jelas tentang pajak menurut pemahaman islam,
sehingga apa-apa yang dibayar memang termasuk
hal-hal yang memang diperintahkan oleh Allah
Swt. (ibadah). Jika hal itu bukan perintah, ia
tentunya tidak termasuk ibadah.
PENGERTIAN PAJAK MENURUT SYARIAT

Secara etimologi, pajak dalam Bahasa arab disebut


dengan istilah dharibah, yang berasal dari kata dasar‫ـرب‬ ، ‫ضـ‬
، ‫( يـــض‬dhariba, yadhribu, dharban) yang artinya:
‫ـربضــربا‬
mewajibkan, menetapkan, menentukan, memukul,
menerangkan atau membebankan, dan lain-lain.
Definisi pajak menurut 3 ulama
• Yusuf Qardhawi
• Gazy Inayah
• Abdul Qadim Zallum
HUBUNGAN PAJAK
DENGAN SYARIAT
Pajak mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya (mu’amalah), oleh sebab itu
ia merupakan bagian dari syariat. Tanpa
adanya rambu-rambu syariat dalam
perpajakan, maka pajak dapat menjadi pajak
penindas rakyat. Tanpa batasan syariat
syariat, pemerintah akan menetapkan dan
memungut pajak sesuka hati, dan
menggunakannya menurut apa yang
diinginkannya (pajak dianggap sebagai upeti,
yaitu hak milik penuh sang raja).
LANDASAN TEORI PAJAK
MENURUT SYARIAT

1.Teori beban umum


Teori ini didasarkan bahwa merupakan hak Allah –
sebagai pemberi nikmat – untuk membebankan
kepada hambanya apa yang dikehendakinya
2.Teori Khalifah
Teori pajak kedua ialah bahwa hart aitu adalah Amanah Allah. Asas
teori ini berpegang pada keyakinan bahwa semua harta adalah
kepunyaan Allah Swt. Dan manusia hanyalah sebagai pemegang
amanah atas hart aitu. Allah-lah pemilik yang sebenarnya seluruh jagad
raya ini.

3. Teori Pembelaan antara Pribadi dan Masyarakat


Di antara hak masyarakat terhadap negaranya yang membimbing dan
mengurus kepentingannya ialah setiap anggota masyarakat yang
punya kewajiban menyerahkan Sebagian hartanya

4.Teori Persaudaraan
Persaudaraann yang dibawa oleh islam ada dua macam atau dua
tingkatan, yaitu persaudaraan yang asasnya adalah sama-sama sebagai
manusia
2.Teori Khalifah
Teori pajak kedua ialah bahwa hart aitu adalah Amanah
Allah. Asas teori ini berpegang pada keyakinan bahwa
semua harta adalah kepunyaan Allah Swt. Dan manusia
hanyalah sebagai pemegang amanah atas hart aitu. Allah-
lah pemilik yang sebenarnya seluruh jagad raya ini.

3. Teori Pembelaan antara Pribadi dan Masyarakat


Di antara hak masyarakat terhadap negaranya yang
membimbing dan mengurus kepentingannya ialah setiap
anggota masyarakat yang punya kewajiban menyerahkan
Sebagian hartanya
4.Teori Persaudaraan
Persaudaraann yang dibawa oleh islam ada dua macam atau
dua tingkatan, yaitu persaudaraan yang asasnya adalah
sama-sama sebagai manusia
TUJUAN PENGGUNAAN PAJAK MENURUT SYARIAT

Tujuan pajak adalah untuk membiayai berbagai pos pengeluaran negara, yang memang
diwajibkan atas mereka (kaum muslimin), pada saat kondisi Baitul Mal kosong atau
tidak mencukupi.
LANDASAN TEORI PAJAK NON-ISLAM

1. Teori Kekuasaan (Pajak sebagai Upeti)

Menurut teori ini, rakyat membayar pajak kepada penguasa semata-mata karena
kekuasaan penguasa (raja/kaisar/presiden). Dalam kondisi seperti ini, pajak
bermakna upeti atau “persembahan kepada raja”. Negara dengan pajak upeti sepeti
ini adalah negara yang sepenuhnya tunduk pada kepentingan penguasa.
1. Teori Perjanjian

Sejalan dengan tumbuhnya kedewasaan umat manusia, akhirnya rakyat menyadari bahwa
dengan sistem ‘pajak upeti’ selama ini mereka telah mengalami ketidakadilan dan penindasan.
Kemudian muncullah pemberontakkan dan penolakan akan sistem upeti tersebut. Mereka
menggugat, jika penguasa hanya bisa menjalankan kekuasaannya dengan pajak rakyat,
mengapa tidak di buat semacam perjanjian yang memberikan jaminan bagi rakyat pembayar
pajak untuk mendapatkan hak pangimbang (kontra prestasi) yang sepadan dari penguasa.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai