Anda di halaman 1dari 7

NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya)

muhamad salim

ARTIKEL

Monday, January 28, 2013

1. NAPZA
􀂃 NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) zat-zat kimiawi yang
dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui
hidung). Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan
Bahanbahan berbahaya lainnya).
􀂃 Ada banyak istilah yang dipakai untuk menunjukkan penyalahgunaan zat-zat berbahaya.
Dalam buku ini selanjutnya akan digunakan istilah NAPZA dengan catatan tidak semua
jenis NAPZA tersebut akan dibahas secara khusus dan terperinci, misalnya alkohol dan
tembakau.
􀂃 Penggunaan NAPZA yang terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan secara
fisik dan atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ tubuh.
NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik
(buatan). Bahan alamiah berasal dari tumbuh-tumbuhan/tanaman, sedangkan yang
buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.

2. Narkotika
a. Pengertian umum
􀂃 Narkotika adalah zat yang terbuat dari bahan alamiah maupun buatan (sintetik) yaitu
candu/kokain atau turunannya dan padanannya yang mempunyai efek psikoaktif.
􀂃 Narkotika digunakan untuk keperluan medis, namun banyak yang menyalahgunakan
untuk memperoleh efek psikoaktif yang dihasilkannya.
b. Pengertian menurut Undang-Undang
􀂃 Menurut Undang-undang RI No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, bahwa narkotika dalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
􀂃 Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai berikut:

◘ Narkotika golongan I:
 Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi.
 Mempunyai potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan ketergantungan.
 Contoh: heroin, kokain dan ganja.
◘ Narkotika golongan II:
 Digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
 Mempunyai potensi tinggi untuk mengakibatkan ketergantungan.
 Contoh: morfin, petidin, turunan/garam dalam golongan tersebut.
◘ Narkotika golongan III:
 Digunakan untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan
 Mempunyai potensi ringan untuk mengakibatkan ketergantungan
 Contoh: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tersebut.
3. Alkohol
 Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang
berfungsi menekan syaraf pusat
4. Psikotropika
a. Pengertian umum
 Adalah zat (biasanya dalam bentuk tablet) yang mempengaruhi kesadaran karena
 sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di dalam sistem syaraf pusat (otak
dan sumsum tulang belakang).
 Menurut UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa psikotropik meliputi: Extacy,
shabu-shabu, LSD, obat penenang/tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
 Psikoaktiva adalah semua zat yang mempunyai komposisi kimiawi dan berpengaruh pada
otak hingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi,
kesadaran.
b. Pengertian menurut uu
 Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :
◘ Psikotropika golongan I:
 Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi.
 Mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
 Contoh: MDMA, extacy, LSD, dan ST.
◘ Psikotropika golongan II:
 Berkhasiat untuk pengobatan, karenanya sering digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan.
 Mempunyai potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
 Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (ritalin).
◘ Psikotropika golongan III :
 Berkhasiat untuk pengobatan, sehingga banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan.
 Mempunyai potensi sedang untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
 Contoh: fenobarbital, flunitrazepam.
◘ Psikotropika golongan IV :
 Berkhasiat untuk pengobatan serta sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan.
 Mempunyai potensi ringan untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
 Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam
(BK,DUM, MG).
5. Zat Adiktif
 ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan.
 Contohnya zat-zat solvent, termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem).
 Zat-zat ini sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak.
 Nikotin (tembakau) dan kafein (kopi) juga termasuk zat adiktif.

B. Kategori NAPZA
1. Berdasarkan Bahan
         Natural
Diambil dari tanaman, seperti: ganja, candu, kokaina, jamur, kaktus, tembakau, kopi,
pinang, dan sirih

         Sintetis
Dibuat dari bahan kimia farmasi atau dicampur dengan bahan alamiah, seperti:
amphetamin, kodein, dan lem.

2. Berdasarkan Efek Kerja


         Merangsang Sistem Syaraf Pusat
Yaitu jenis NAPZA yang mampu memacu kerja jantung, memompa paru-paru dengan
lebih giat dan mengaktifkan berbagai hormone transmitter di dalam otak sehingga
menyebabkan rasa segar dan bersemangat.
         Menekan Sistem Syaraf Pusat
Yaitu jenis NAPZA yang mampu memperlambat jantung dan denyut nadi,
memperlambat kerja paru-paru dan mengurangi transmitter pada otak sehingga
menyebabkan rasa mengantuk atau rasa tenang
         Mengacaukan Sistem Syaraf Pusat (Halusinasi)
Yaitu jenis NAPZA yang mampu mempengaruhi kerja susunan saraf pusat, otak dan
tulang belakang, sehingga mampu menyebabkan halusinasi, melihat dan merasakan
realitas palsu.

3. Berdasarkan Cara Penggunaan


 Dimasukan dalam mulut/diminum (Oral)
 Disuntikan ke dalam tubuh (Injeksi)
 Diletakan di dalam luka (biasanya luka sayatan yang sengaja dibuat)
 Dihisap (sniffed)/dihirup (inhaled)
 Dimasukan melalui anus (Insersi anal)
4. Berdasarkan Bentuk
 Cairan
 Pasta
 Pil/kapsul
 Kristal/blok
 Bubuk
 Gas
 Lapisan kertas (impregnated paper)

Mengenal Beberapa Jenis Napza:


1. Ganja / Mariyuana
Ganja atau Cannabis sativa, adalah tanaman sejenis rumput yang antara lain
mengandung zat kimia 9 tetrahidrocannabinol (delta - 9 - THC) atau lebih sering dikenal
sebagai THC yaitu zat psikoaktif yang mempengaruhi perasaan dan penglihatan serta
pendengaran. Saat pertama kali orang mengisap ganja, reaksi juga akan berbeda-beda
tergantung kekuatan THC serta dosis yang dipakai. Ada yang tidak merasakan reaksi
apa-apa, tetapi ada pula yang mendapatkan perasaan aneh atau takut. Ganja
menimbulkan ketergantungan mental yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam jangka
waktu yang lama. Bila seseorang terus-menerus mengisap ganja, maka lama-kelamaan
timbul kerusakan seperti bronchitis, sinusitis, emphysema, dan pharingitis. Efek-efek
yang ditimbulkan adalah antara lain hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut jantung,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan panik, depresi,
kebingungan atau halusinasi . Gejala psikologis: hilang semangat, menurunnya prestasi
sekolah dan prestasi olahraga, cepat berubahnya suasana hati, sulit berkonsentrasi,
hilang ingatan jangka pendek. Ganja atau cannabis juga dikenal dengan istilah :
Marijuana, gele, cimeng, hash, kangkung, oyen, ikat, bang, labang, rumput atau grass,
dan lain-lain.
2. Heroin / Putaw
Heroin diambil dari morfin melalui suatu proses kimiawi. Heroin tidak dipakai di dunia
kedokteran karena menimbulkan efek ketergantungan yang sangat berat, dan
kekuatannya jauh lebih besar daripada morfin. Jumlah yang sedikit saja sudah
menimbulkan efek. Heroin biasa berbentuk bubuk berwarna agak kecoklatan. Turunan
heroin yang sekarang banyak dipakai adalah Putaw yang mengakibatkan ketergantungan
sangat berat bagi pemakainya. Heroin biasanya digunakan dengan cara menyuntik
melalui pembuluh darah (berbeda dengan morfin) karena efeknya jauh lebih cepat terasa
dan lebih lama tertahan. Ada pula yang menggunakannya dengan cara menghirup lewat
hidung. Seperti morfin, heroin dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi kecemasan ,
menenangkan dan memberikan rasa aman. Seperti opiat lainnya, heroin menimbulkan
toleransi, ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis. Heroin / Putauw adalah obat
yang sangat keras dengan zat adiktif yang tinggi berbentuk serbuk, tepung, atau cairan.
Heroin “menjerat” pemakainya dengan cepat, baik secara fisik maupun mental, sehingga
usaha mengurangi pemakaiannya menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang luar biasa
Gejala-gejala yang muncul dalam usaha berhenti memakai heroin berupa rasa sakit
disertai kejang-kejang, kram di perut disertai rasa seperti akan pingsan, menggigil dan
muntahmuntah, keluar ingus, mata berair, tidak ada nafsu makan, dan kehilangan cairan
tubuh Salah satu jenis heroin yang popular adalah “putauw” yaitu heroin dengan kadar
lebih rendah (heroin kelas lima atau enam) yang berwarna putih. Jenis heroin ini dikenal
dengan berbagai nama : putauw, putih, bedak, PT, white, etep, dan lain-lain
3. Kokain / Crack
Kokain adalah zat perangsang berupa bubuk kristal putih yang disuling dari daun coca
(Erythroxylon coca) yang tumbuh di pegunungan Amerika Tengah dan Selatan. Seperti
juga amphetamin, kokaina merupakan stimulan/merangsang sistem saraf pusat sehingga
pengguna merasa enak dan bergelora.
Karena efek yang timbul relatif singkat, dan setelah perasaan bergelora hilang, orang
akan menggunakannya lagi untuk menghilangkan rasa tidak enak. Penggunaan secara
kronis dapat menimbulkan gangguan pencernaan, mual, hilangnya nafsu makan,
berkurangnya berat badan, sulit tidur, dan waham atau halusinasi ringan. Bila kokain
disedot lewat hidung, juga timbul kerusakan pada tulang hidung. Kokain adalah obat
yang sangat berbahaya dan menimbulkan ketergantungan psikologis yang besar.
4. MDMA / Ecstasy
MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang terkenal dengan sebutan Ecstasy
sangat popular di kalangan anak muda. Sayangnya, mitos sudah berkembang bahwa
obat ini aman, padahal tidaklah demikian kenyataannya. Penelitian di Amerika
menemukan bahwa obat ini sangat berbahaya karena merusak sistem kerja otak dan
jantung. MDMA, adalah zat turunan amphetamine yang memiliki sifat merangsang SSP
(stimulant) maupun mengupah persepsi (hallucinogen). Obat ini berbentuk tablet dan
digunakan melalui cara ditelan. Berbagai tablet yang disebut Ecstasy seringkali tidak
hanya mengandung zat MDMA, tetapi campuran dari berbagai zat lain seperti
methamphetamine, caffeine, dextromethorphan, ephedrine, and cocaine. Dampak
penyalahgunaan MDMA sangat berat. MDMA bekerja di otak. Serupa dengan
amphetamines lainnya, MDMA meningkatkan aktifitas di otak yang justru menghambat
fungsi—fungsi otak yang seharusnya. Penelitian membuktikan bahwa MDMA juga
berdampak sangat buruk terhadap system kerja jantung (cardiovascular sistim) dan
kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Karena penggunaan MDMA seringkali
dihubungkan dengan kegiatan fisik yang tinggi dan lama (dansa misalnya), maka
dampaknya paling besar terhadap system kerja jantung. Akibat jangka panjang
penyalahgunaan MDMA adalah kerusakan otak, gangguan jiwa (psychiatric) seperti :
gelisah, paranoid, tidak bisa tidur, dan gangguan daya ingat.
5. Methamphetamin / Shabu-Shabu
Methamphetamine adalah stimulan yang sangat kuat mempengaruhi sistem syaraf pusat.
Obat ini dikelompokkan sebagai psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang
sering disalahgunakan. Obat ini dibuat dari berbagai zat sint etis dalam bentuk serbuk
putih, bening dan tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang
bening maka ia disebut Ice atau kristal. Methamphetamin merupakan turunan
amphetamin dan karenanya dalam hal kandungan zat dan efek terhadap pengguna
hampir sama yaitu menyebabkan aktivitas tinggi dan mengurangi nafsu makan.
Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang kegairahan dan kegembiraan
(euphoria). Penyalahgunaan methamphetamin dapat mengakibatkan ketergantungan
yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan pada jantung, stroke, tingginya suhu
badan, dan juga kematian pada kasus over-dosis.
Shabu-shabu (salah satu jenis Methamphetamine) berbentuk kristal, tidak berbau dan
tidak berwarna. Karena itu diberi nama “Ïce”. Ice adalah julukan untuk
methamphetamine. Ice memiliki efek yang sangat kuat pada jaringan syaraf. Pengguna
ice akan menjadi tergantung secara mental pada obat ini. Pemakaian yang lama dapat
menyebabkan peradangan pada otot hati, bahkan kematian.
Efek yang ditimbulkan pada pengguna Ice : penurunan berat badan, impotensi, sawan
yang parah, halusinasi, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan jantung, stroke, bahkan
kematian. Ice dikenal dengan istilah : shabu-shabu, kristal, ubas, ss. Mecin, dan lain-
lain.
6. Amphetamin
Amphetamin, adalah zat sintetik yang menyerupai kokain, berbentuk pil, kapsul atau
tepung. Amphetamin adalah zat perangsang yang digunakan untuk mengubah suasana
hati, meningkatkan semangat, mengurangi kelelahan dan rasa ngantuk, meningkatkan
rasa percaya diri, dan mengurangi berat badan. Tetapi karena dosis pemakaian akan
terus bertambah, maka obat ini tidak dipakai lagi dalam program diet.
Bagi orang yang menyalahgunakan obat ini, efeknya adalah memperoleh energi serta
semangat tinggi serta pada saat sedang intoksikasi. Jenis-jenis amphetamin antara lain:
Dexedrine, Laroxyl, Reactivan. Amphetamin meningkatkan detak jantung, tekanan
darah, dan pernafasan, serta mengurangi nafsu makan. Si pemakai dapat berkeringat,
mulutnya kering, mengantuk, dan cemas. Dosis tinggi menyebabkan seseorang
merinding, pucat, gemetar, kehilangan koordinasi, dan pingsan. Suntikan amphetamin
dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara mendadak sehingga mengakibatkan
stroke, demam tinggi, atau jantung lemah. Banyak orang merasa tergantung kepada
amphetamin secara psikologis, sedangkan ketergantungan fisik tidak terlampau hebat.

7. LSD
LSD (Lysergie Diethylamide Acid) yaitu obat yang sifatnya tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa. LSD dijual dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan, dan digunakan
dengan cara dimakan/diminum maupun disuntikkan. Gejala intoksikasi yang timbul
antara lain: perubahan panca indera, pupil melebar, denyut jantung cepat, berkeringat,
berdebar, pandangan kabur, gemetar, gangguan koordinasi motorik, kecemasan, serta
gangguan daya penilaian realita. LSD seperti juga halusinogen lainnya tidak
menimbulkan ketergantungan fisik, tetapi psikologis.
8. Sedativa
Sedativa atau sedatif-hipnotik merupakan zat yang dapat mengurangi fungsi sistem
syaraf pusat. Sedativa dapat menimbulkan rasa santai dan menyebabkan ngantuk
(sering disebut obat tidur). Biasanya sedativa digunakan untuk mengurangi stress atau
sulit tidur. Karena toleransi dan ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bias jauh
lebih hebat daripada putus obat dengan opiat. Zatzat ini juga mudah membuat
ketergantungan psikologis. Secara farmokologi sedativa dapat dibedakan antara
barbiturat dan bukan barbiturat. Barbiturat adalah jenis obat sintetik yang digunakan
untuk membuat orang tidur, mengurangi rasa cemas, dan mengontrol kekejangan,
mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa jenis barbiturate yang sering disalahgunakan
adalah: Dumolid, Rohypnol, Magadon, Sedatin, Veronal, Luminal. Nonnarbiturat,
contohnya Methaqualone yang berbentuk pil putih (misalnya Mandrax/MX). Sedativa bias
mengakibatkan koma bahkan kematian bila dipakai melebihi takaran.
Umpan balik ini merupakan pengecekan mengenai berapa suksesnya kita dalam mentransfer pesan kita seperti
yang dimaksudkan semula.
      Penghalang Komunikasi Efektif
1.     Penyaringan
Penyaringan adalah manipulasi informasi yang dilakukan seorang pengirim dengan maksud agar
informasi itu akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama dari
penyaringan adalah banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi.
2.     Persepsi Selektif
Persepsi selektifr muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan
mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik
pribadi mereka yang lain.
3.     Emosi
Bagaimana perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi
bagaimana ia menafsirkan pesan itu. Pesan yang sama yang diterima saat kita marah atau
bingung kemungkinan besar akan ditafsirkan secara lain dibanding bila kita dalam suasana
netral.
4.     Bahasa
Kata–kata tidak sama artinya pada orang yang berlainan. Bahasa yang digunakan seseorang
dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu: usia, pendidikan, dan latar belakang budaya.
      Komunikasi Di Dalam Organisasi
Desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat yang berbeda: ke bawah, ke
atas, horizontal dan diagonal. Karena keempat arah komunikasi ini merupakan kerangka komunikasi
dalam tubuh organisasi, marilah kita kaji secara singkat satu demi satu. Hal ini akan memungkinkan
kita untuk memahami lebih baik berbagai hambatan komunikasi yang efektif dalam organisasi, serta
cara untumk mengatasi hambatan tersebut.
Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat atas hirarki kepada orang – orang di tingkat
bawah. Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi,
pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman, dan publikasi perusahaan. Di dalam
kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah, sering tidak lengkap dan tidak akurat. Hal ini terbukti
dari seringnya terdengar pernyataan di kalangan anggota organisasi bahwa `kita sama sekali
mengetahui apa yang terjadi`. Keluhan tesebut menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah
dan perlunya pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan dapat menimbulkan
tekanan batin yang tidak perlu di antara anggota organisasi.
Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah
yang diperlukannya. Komunikasi ke atas yang berhasil sering digunakan untuk mengambil keputusan
yang sehat. Beberapa arus komunikasi ke atas yang paling umum adalah: kotak saran, pertemuan
kelompok, dan prosedur naik banding atau pengaduan.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontalmisalnya komunikasi antara departemen produksi dengan departemen
penjaual dalam organisasi bisnis da di antara jurusan atau fakultas dalam sebuah universitas –
diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi.
Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal bersilang melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam
situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat satu saluran ke atas, ke bawah, ataupun
horizontal.
      Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi mengalir dar4I orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok. Arus
semacam itu disebut komunikasi antar pribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai
dengan percakapan sepintas lalu. Perilaku antarpribadi tidak akan ada tanpa komunikasi
antarpribadi. Komunikasi antarpribadi menghubungkan antar orang – orang.
Masalah yang timbul ketika manajer berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain dapat disebabkan
oleh perbedaan persepsi dabn perbedaan gaya antarpribadi. Setiap manajer memandang dunia sesuai
dengan latar belakang, pengalaman, kepribadian, kerangka acuan, dan sikapnya. Cara manajer untuk
berhubunan dan belajar dari lingkungan (termasuk masyarakat di lingkungan itu) adalah melalui informasi
yang diterima dan dikirimkan. Dan cara manajer menerima dan mengirimkan informasi sebagian
tergantung pada bagaimana hubungan mereka dengan dua pengirim informasi yang sangat penting, yaitu
diri mereka sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai