PENDAHULUAN
Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum
dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba ini, sebab generasi
muda masa depan bangsa telah banyak terlibat di dalamnya. Akibat leluasannya
penjualan narkoba ini, secara umum mengakibatkan timbulnya gangguan mental
organik dan pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.
1
1.3 Tujuan Penilitian
2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
3
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk
memasuki masa dewasa.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial.
Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan
narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun
1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun
bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui
pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan
tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran,
4
mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi).
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti
alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat
pelarut (solven).
Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia
14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat
tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih
berbahaya (Putauw).
2.3.2 Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena)
1. Menimbulkan euforia.
5
2. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
3. Kebingungan (konfusi).
4. Berkeringat.
5. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
6. Gelisah dan perubahan suasana hati.
7. Mulut kering dan warna muka berubah.
6
2.3.4 Ganja atau Kanabis
Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini
terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara
penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
1. Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
2. Mulut dan tenggorokan kering.
3. Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
4. Sulit mengingat sesuatu kejadian.
5. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi.
6. Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
7. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, rasa letih/capek.
8. Gangguan kebiasaan tidur.
9. Sensitif dan gelisah.
10. Berkeringat.
11. Berfantasi.
12. Selera makan bertambah.
7
4. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
5. Diafragma mata melebar dan demam.
6. Disorientasi.
7. Depresi.
8. Pusing
9. Panik dan rasa takut berlebihan.
10. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan
kemudian.
11. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
2.3.6 Kokain
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa
(free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah
larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama
jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi
beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang
mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot
atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering
disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung
bagian dalam.
1. Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
2. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
3. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
4. Timbul masalah kulit.
5. Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
6. Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
7. Merokok kokain merusak paru (emfisema).
8. Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
9. Paranoid.
10. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
11. Gangguan penglihatan (snow light).
8
12. Kebingungan (konfusi).
13. Bicara seperti menelan (slurred speech).
2.3.7 Amfetamin
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali
disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang
sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan
nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama
dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat.
Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam
bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya
dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang
khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan
ke dalam pembuluh darah (intravena).
1. Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).
2. Suhu badan naik/demam.
3. Tidak bisa tidur.
4. Merasa sangat bergembira (euforia).
5. Menimbulkan hasutan (agitasi).
6. Banyak bicara (talkativeness).
7. Menjadi lebih berani/agresif.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. Mulut kering dan merasa haus.
10. Berkeringat.
11. Tekanan darah meningkat.
12. Mual dan merasa sakit.
13. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
14. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
15. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
9
2.3.8 Sedatif Hipnotik (Benzodiazepin/BDZ)
Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara
lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik
intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet
sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ
dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena
menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk
mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya,
misalnya aprazolam/Xanax/Alviz.
2.3.9 Alkohol
Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol
diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari
peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit.
Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan
tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi
euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.
10
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5%
(bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C;
kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput).
Pada umumnya alkohol :
1. Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.
2. Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
3. Merasa senang dan banyak tertawa.
4. Menimbulkan kebingungan.
5. Tidak mampu berjalan.
11
12. Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena
jatuh, kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan
sering sendirian. bat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.
12
berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda
haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-
apa.
13
termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam
mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak
secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih
ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini
adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang
tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat
menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita
jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan
kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan
datang dapat terealisasikan dengan baik
14
menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada
alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan
dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym
dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk
mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak
dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara
berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan
cepat berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang
pengguna berhenti menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat
menggunakan seseorang akan mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya
adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan momok tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi
para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat
mengalami GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk
berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau
meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot,
insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba
kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver,
jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan
jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan
katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang
rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C
dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak
negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan
sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan
membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia. Berikut dampak positif narkotika:
15
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit
dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan
efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta
mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan
sebagai bahan pembuat minyak.
16
peperangan ini. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi
menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan
nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa
disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-
orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat
menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu
akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal
kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara
kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta
tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan
penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam
pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara
yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak
pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri,
berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah
dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang
sudah keluar dari sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa
mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan
berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya,
dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia
memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa
dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya,
terutama yang sudah dalam tahap kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa
penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan sangat berbahaya.
17
ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan
mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi
penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis
narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat
memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila
orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen
panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam
keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang
terobsesi oleh narkoba dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk
melakukan tindakan kekerasan terhadap orang-orang yang mencoba
menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang pecandu narkoba
sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja,
tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi
orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan
memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan
memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan
semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia
tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam
dirinya, yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang
baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya
adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini
sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas dalam diri
seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang,
dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung,
penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap
emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti
dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul
18
ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki
perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti
oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang
seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena
salah satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah
pengaruh narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan
perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak
hilang begitu saja, melainkan terkubur hidup-hidup di dalam diri kita. Dan saat
si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini
mati atau terkubur dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti
inilah pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya
menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba
adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional.
Contoh seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan
narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang
secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya
adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang hilang saat ia menggunakan narkoba. Ini
juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti
layaknya orang-orang lain seusianya.
19
sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan
yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-
orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya
sendiri dan mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada
hubungannya dengan narkoba. Ia menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya,
dan mencari teman-teman baru yang dianggap sama dengannya, yang dianggap
dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang penggunaan
narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa
memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin
memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba
selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan
menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan
narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak
lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap
polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia,
dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya
bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum
pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.
20
3. Pasal 80: Memproduksi, mengolah, menekstraksi, mengkonversi,merakit, atau
menyediakan Narkotika Gol I, dipidana mati atau penjara seumur hidup atau 20
tahun penjara denda Rp. 500 juta; Narkotika Gol III, dipidana 7 tahun penjara
dan denda Rp. 200 juta
4. Pasal 81: Membawa, mengirim, mengangkut atau mentransito Narkotika Gol I,
dipidana 15 tahun penjara dan denda Rp. 750 juta; Narkotika Gol II, dipidana
10 tahun penjara, dan denda Rp. 500 juta; Narkotika Gol III, dipidana 7 tahun
penjara dan denda 200 juta
5. Pasal 82: Mengimpor, mengekspor, menawarkan, menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual0beli atau
tukar menukar Narkotika Gol I dipidana Hukuman Mati, seumur hidup atau
penjara 20 tahun penjara dan denda Rp. 1 milyar, Narkotika Gol II, dipidana
mati atau penjara seumur hidup atau 15 tahun penjara dan denda Rp. 500 Juta,
Narkotika Gol II dipidana 10 tahun penjara dan denda Rp. 300 juta.
6. Pasal 84: Menggunakan narkotika gol I untuk digunakan orang lain, dipidana
15 tahun penjara dan denda 750 juta; Narkotika Gol II, dipidana 10 tahun
penjara dan denda Rp. 500 juta; Narkotika Gol III, dipidana 5 tahun penjara
dan denda Rp. 250 juta.
7. Pasal 85: Menggunaka Narkoitka Gol I bagi diri sendiri, dipidana 4 tahun
penjara, Narkotika Gol II, dipidana 2 tahun penjara, dan Narkotika Gol III,
dipidana 1 tahun penjara.
8. Pasal 86: Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur, yang sengaja
tidak melapor dipidana 6 bulan penjara dan denda Rp. 1 juta
9. Pasal 87: Menyuruh memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan
kesempatan, menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa, tipu muslihat
atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak
kejahatan narkoba diancam pidana 5-20 tahun penjara dan denda Rp. 20 juta
samapai Rp. 600 juta
21
UU No 5 tahun 1997, tentang Psikotropika:
Pasal 59: Menggunakan, memproduksi, mengedarkan, mengimpor, memiliki,
menyimpan, menyimpan, membawa psikotropika Gol I, dipidana 4-15 tahun
penjara dan denda Rp. 150 juta sampai Rp. 750 juta.
22
BAB III. METODE PENELITIAN
23
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Penelitian
Disampaikan Kepala BNN Gories Mere dalam sambutannya di Hari Anti
Narkotika Internasional (HANI), dalam survei BNN sejak tahun 2009, prevalensi
penyalahgunaan narkoba penduduk Indonesia yang berumur 10-59 tahun ialah
sebagai berikut :
Jumlah
Tahun Jumlah pengguna pengguna (%)
24
Kecemasan dan depresi antara lain : tidak mampu menyelesaikan kesulitan hidup,
menghindari rasa cemas, dan depresi, sehingga melarikan diri ke penyalahgunaan
Narkoba.
B. Aspek Pengetahuan
Sikap dan kepercayaan antara lain : mengikuti orang lain, tidak mengetahui
bahaya Narkoba, ingin coba-coba agar diterima di lingkungan pergaulan.
C. Keterampilan berkomunikasi menolak tekanan teman sebaya.
2. Faktor Lingkungan/Sosial
Faktor lingkungan/sosal antara lain : kondisi keluarga/orang tua, pengaruh
teman/kelompok sebaya, faktor sekolah, pengaruh iklan, dan kehidupan
masyarakat modern.
3. Faktor Ketersediaan
Faktor ketersediaan antara lain : tersedia dimana-mana dan mudah diperoleh
karena maraknya peredaran Narkoba, Indonesia sudah sebagai produsen Narkoba,
bisnis Narkoba yang menjanjikan keuntungan besar, kultivasi gelap ganja di
beberapa daerah di Indonesia serta penegakan hukum yang belum tegas dan
konsisten.
25
4.3.3 Perubahan Perilaku Sosial
1. Menghindari kontak mata langsung, melamun, atau linglung.
2. Berbohong atau manipulasi keadaan.
3. Kurang disiplin dan suka membolos.
4. Mengabaikan kegiatan ibadah.
5. Menarik diri dari aktivitas keluarga dan sering mengurung diri di
kamar/ tempat-tempat tertutup.
26
BAB V SIMPULAN
5.1 Simpulan
27
5. Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa dengan rajin menjalankan
ibadah dan memohon kekuatan kepada-Nya. Tanpa kekuatan dari Tuhan,
manusia penuh dengan segala kelemahan.
5.2. Saran
Obat-obatan terlarang bukanlah jawaban yang tepat bagi semua masalah, bahkan
sebaliknya, akan menimbulkan masalah yang jauh lebih besar. Pemakai obat-
obatan terlarang adalah orang yang mengalami kerugian besar, dan dapat berakhir
pada kematian.
Tindakan yang paling baik untuk menanggulangi bahaya narkoba adalah
mencegah keterlibatan dengan narkoba itu sendiri karena pencegahan jauh lebih
baik dibandingkan dengan pengobatan.
28