Narkoba
digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat. yang dimaksud dengan bahan
berbahaya adalah bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan dan
Narkoba (Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) adalah zat yang apabila
masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi system saraf pusat (SPP)
1.Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
yaitu:
a. Narkotika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan dan tidak digunakan untuk terapi. Contoh: heroin, kokain, dan
digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh: morfin dan petidin.
banyak digunakan dalam terapi. Contoh: kodein (Martono & Joewana, 2008).
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat. Baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
menjadi:
a. Psikotropika golongan I: amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah: Zat atau bahan aktif bukan narkotika dan psikotropika
yang bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Yang termasuk zat adiktif adalah :
menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia.
Segolongan zat dengan daya kerja serupa, ada yang alami, sintetik, dan semi
sintetik. Opioida alami berasal dari getah opium poppy (opiat), seperti mortin,
opium, dan kodein .Contoh opioida semi sintetik adalah heroin/putauw dan
sepuluh kali lipat dibanding morfin dan kekuatan opoida sintetik 400 kali lipat dan
kekuatan morfin.
hisap melalui hidung setelah dibakar. Pengaruh jangka pendek : “hilangnya rasa
seperti mimpi dan rasa mengantuk ,dan pemakai dapat meninggal karena
overdosis”.
pemakaian jarum suntik yang tidak steril timbul abses, hepatitis B/C yang
merusak hati dan penyakit HIV/AIDS yang merusak kekebalan tubuh, sehingga
Ganja yang dipakai berupa tanaman kering yang dirajang ,dilinting, dan disulut
Segera setelah pemakain muncul cemas, rasa gembira, banyak bicara, tertawa
cekikikan halusinasi dan berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan
ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan
perhatian kesekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun, mengurangi kesuburan,
peradangan jalan nafas, aliran darah ke jantung berkurang
aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Menurut Undang-Undang, kokain
adalah koka, happy dust, Charlie, srepet, snow/salju putih. Digunakan dengan cara
menyebabkan ketergantungan.
Segera setelah pemakaian :rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah
hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan
panjang: kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak, dan terjadi gangguan jiwa
(psikotik).
4. Golongan Amfetamin (amfetamin, ekstasi, sabu)
upper, amfetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan karena dapat
mengurangi rasa lapar, atau mengurangin rasa kantuk harus begadang. Amfetamin
(ekstasi) atau kristal putih (sabu) amfetamin disebut disainer drug karena dibuat
dalam laboratorium gelap yang kandunganya adalah campuran berbagai jenis zat.Remaja dan orang
dewasa muda dari bebagai kalangan mengunakan ekstasi dan
disuntikkan atau dihisap memakai sedotan. Pengaruh jangka pendek : “Tidak tidur
(terjaga), rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa nyaman, dan meningkatkan
keakraban. Akan tetapi, setelah itu, muncul rasa tidak enak, murung, nafsu makan
hilang, berkeringat, haus, rahang kaku dan bergerak-gerak dan badan gemetar
serta dapat terjadi gangguan jiwa). Pengaruh jangka panjang : “kurang gizi,
Nama yang sering digunakan adalah acid, red dragon, blue heaven, sugar cubes,
trips, tabs. Bentuknya seperti kertas beukuran kotak kecil sebesar seperempat
perangko dalam banyak warna dan gambar atau berbentuk pil dan kapsul. Cara
Pengaruh LSD tak dapat diduga. Sensasi dan perasaan berubah secara
selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan
darah naik, koordinasi otot terganggu dan tremor dapat merusak sel otak,
gangguan daya ingat dan pemusatan perhatian yang diikuti meningkatnya resiko
Contoh Sedativa dan hipnotik adalah Lexo, nipam, pil BK, MG, DUM dan
Rohyp yang termasuk psikotropika golongan III dan IV dan digunakan dalam
Orang minum obat tidur atau pil penenang untuk menghilangkan stres atau
gangguan tidur. Memang stres berkurang atau hilang sementara tetapi persoalan
tetap saja ada. Pengaruhnya sama dengan alkohol, yaitu menekan kerja otak dan
aktifitas organ tubuh lain (depresan). Jika diminum bersama alkohol akan
meningkatkan pengaruhnya, sehingga dapat terjadi kematian. Segera setelah
pemakaian : Muncul perasaan tenang dan otak-otak mengendur. Pada dosis lebih
1. Faktor Internal
a. Faktor Keperibadian
Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini lebih
cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu biasanya
memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan
emosi yang terhambat dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengespresikan
emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan cenderung depresi, juga
turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh
terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah
b. Inteligensia
untuk melakukan konseling di klinik rehabilitasi pada umumnya berada pada taraf
c. Usia
identitas dan kelabilan emosi, sementara pada usia yang lebih tua, Narkoba
digunakan sebagai obat penenang.
merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu atau ingin merasakan
e. Pemecahaan Masalah
ada.
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab seseorang
menjadi pengguna Narkoba. Berdasarkan hasil penelitian tim UKM Atma jaya
dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada tahun 1995, terdapat beberapa tipe
Narkoba, yaitu:
ketergantungan Narkoba.
aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya ayah
3. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara
saudara.
4. Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran orang tua
sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata
orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan
masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
banyak hal.
alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering berlebihan dalam
menanggapi sesuatu.
berprilaku seperti kelompok itu. Peer group terlibat lebih banyak dalam
sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan seseorang dalam
c. Faktor Kesempatan.
pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar
beberapa medis masa melaporkan bahwa para penjual narkotika menjual barang
dagangannya disekolah-sekolah, termasuk di Sekola Dasar (Purba, Wahyuni,
dalam jumlah yang cukup, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya
tergantung pada jenis, jumlah, dan cara penggunaan. Istilah yang sering dipakai
pecandu adalah ‘pedauw’, fly, mabuk, teller dan high.
karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama
berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.
d) Gejala putus zat, yakini gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau
diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan
‘parkinson’.
seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, infeksi
hepatitis B/C, HIV/AIDS (40-50%), penyakit kulit dan kelamin; kurang gizi,
barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masi sekolah, uang sekolah
bekerja, ia akan terancam putus hubungan kerja. Mungkin juga ia ditahan polisi
2. Bagi keluarga
Suasana nyaman dan tenteram terganggu. Keluarga resah karena barangbarang berharga di rumah
hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak
bertanggung jawab, hidup semaunya, dan asosial. Orang tua malu karena
memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan anak.
Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau mengangur, karena
dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang
meningkat karena pemakaian Narkoba atau karena anak
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses
belajar. Siswa penyalahgunaan mengganggu terciptanya suasana belajarmengajar. Prestasi belajar turun
drastis, tidak saja bagi siswa yang berprstasi,
melainkan juga mereka yang kurang berprestasi atau ada gangguan perilaku,
siswa lain.
lain yang menganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik
sekolah, atau meningkatkan perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak
acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak di antara mereka menjadi
pengedar atau mencuri barang milik teman.
hubungan pengedar atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh
karena itu, sekali pasar terbentuk, sulit memutus mata rantai peredarannya.
Masyarakat yang rawan Narkoba tidak memiliki daya tahan dan kesinambungan
pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif dan
kejahatan meningkat; belum lagi sarana/prasarana yang harus
sangat besar, yaitu teman dekat atau orang lain yang menawarkan atau
kelompoknya.
3. Pola pemakaian situasional, yaitu karena situasi tertentu, seperti kesepian dan
4. Pola habituasi (kebiasaan) telah mencapai tahap pemakaian teratur atau sering.
Terjadi perubahan faal tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti teman
pecandu. Kebiasaan, pakaian, pembicaraan, dan lain-lain berubah.
dan atau gejala putus zat. Ia berusaha untuk selalu peroleh Narkoba dengan
1) Pencegahan
c) Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada
narkoba”
1) Pengobatan
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat,
mengalami gejala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus
zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti
sendiri.
Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya
substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama
pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang
mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat
tersebut.
2) Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu
melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasai yang disediakan harus
(Hawari, 2003).
Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama Karena
tergantung pada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas, dan sarana
penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari (2003), bahwa
setelah klien mengalami perawatan selam 1 minggu menjalani program terapi dan
dilanjutkan dengan pemantapan terapi selama 2 minggu maka klien tersebut akan
dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya)
selama 3-6 bulan. Sedangkan lama rawat di unit rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh menurut
medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin
a. Rehabilitasi psikososial
itu, klien perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan misalnya dengan
b. Rehabilitasi kejiwaan
berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau pun dengan kata lain sikap
dan tindakan antisosial dapat dihilangkan, sehingga mmereka dapat bersosialisasi
c.Rehabilitas komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mererka yang tinggal dalam satu
tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai
konselor.
d.Rehabilitasi keagamaan
2008).