Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Diversita, 3 (2) Desember (2017) p-ISSN: 2461-1263 e-ISSN: 2580-6793

Jurnal Diversita
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita

Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure pada


Mahasiswa Psikologi Pengguna Media Sosial Facebook

Intimate Friendship Relationship with Self-Disclosure on Social


Psychology Students Social Media Facebook

Fionna Almira Pohan* Hairul Anwar Dalimunthe**


Universitas Medan Area , Indonesia
*Corresponding author: E-mail: fionna.spsi@gmail.com; hairul@staff.uma.ac.id
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji dan mendapatkan data secara empiris
mengenai hubungan intimate friendship dengan self disclosure pada mahasiswa pengguna media sosial Facebook di
Fakultas Psikologi Universitas Medan Area angkatan tahun 2013. Sejalan dengan landasan teori, maka diajukan
hipotesa yang berbunyi ada hubungan negatif antara intimate friendship dengan self disclosure. Dimana semakin
tinggi intimate friendship mahasiswa, maka semakin rendah self disclosure. Penelitan ini melibatkan 87 Mahasiswa/i
fakultas psikologi angkatan tahun 2013 di Universitas Medan Area sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen skala likert untuk skala
intimate friendship dan skala self disclosure. Skala intimate friendship disusun berdasarkan dimensi-dimensi
menurut Sharabany (2008) yaitu: kejujuran dan spontanitas , kepekaan dan pengertian, kelekatan, eksklusifitas,
memberi dan berbagi, penerimaan dan pengorbanan, kegiatan yang sama, kepercayaan dan kesetiaan. Skala self
disclosure disusun berdasarkan dimensi-dimensi menurut (Devito, 1986) yaitu: amount/ kuantitas, valensi,
ketepatan dan kejujuran, intensi, dan intimacy. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil terdapat hubungan negatif
antara intimate friendship dengan self disclosure. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi, dimana rxy = - 0.372
; p = 0.000 < 0.05. Nilai koefisien determinasi (R square) penelitian dengan nilai sebesar 0.138. Dapat diartikan
bahwa variabel intimate friendship mempengaruhi self disclosure sebesar 13.8%. Dari hasil perhitungan mean
hipotetik dan mean empirik diperoleh intimate friendship rendah dan self disclosure tinggi.
Kata Kunci: Self-Disclosure, Intimate Friendship

Abstract
This research is a quantitative research that aims to test and obtain the empirical data of the relationship
between intimate friendship and self disclosure of psychology students users of social media Facebook
at Medan Area University of the academic year 2013 . In line with the theoretical foundation, the
hypothesis was proposed that there is a negative relationship between intimate friendship and self
disclosure, where the higher the student's intimate friendship, the lower the self disclosure. This
research involved 87 psychology students users of social media Facebook at Medan Area University of
the academic year 2013 as the subject of research. Sampling is done by Purposive Sampling technique.
This research used likert scale instrument for intimate friendship scale and self disclosure scale. The
scale of intimate friendship is based on dimentions according to Sharabany (2008) namely: freakness
and spontaneity,sensivity and knowing, attachment, exclusiveness, giving and sharing, taking and
imposition, common activities, and trust and loyalty . The scale of self disclosure is based on dimentions
according to Devito (1986) namely: amount, valence, accuracy and honesty, intention, and intimacy.
Based on the data analysis, there was a negative relationship between intimate friendship and self
disclosure. This result was evidenced by the correlation coefficient, where rxy = - 0.372; P = 0.000 <0.05.
The value of coefficient of determination (R square) research with a value of 0.138. It can be interpreted
that intimate friendship variable influence self disclosure as 13.8%. From the calculation of the
hypothetical mean and the empirical mean obtained low intimate friendship and high self disclosure
Keywords: Self-Disclosure; Intimare Friendship

How to Cite: Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A. 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure pada
Mahasiswa Psikologi Pengguna Media Sosial Facebook. Jurnal Diversita, 3 (2): .15-24

15
Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A, 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure

PENDAHULUAN banyak dikunjungi di Indonesia dengan


Saat ini teknologi komunikasi telah 71.6 juta pengguna atau 54% dan Sebesar
berkembang pesat. Salah satu hasil 63.1 juta atau 47.6% pengguna
perkembangan teknologi komunikasi ialah menggunakan perangkat mobil
munculnya internet. Internet mengizinkan (smartphone) untuk mengakses
penggunanya untuk mengakses dan internet(Isparmo, 2016). Berbagai fasilitas
membagi segala bentuk informasi ke yang variatif dan lengkap membuat
seluruh penjuru dunia. Seiring dengan Facebook menjadi pilihan dalam
berkembangnya internet, pengguna melakukan interaksi di dunia maya.
internet juga semakin banyak. Fenomena Facebook juga digunakan sebagai media
banyaknya pengguna internet ini juga eksistensi, media untuk mencari
terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil kesenangan atau hiburan dan aktualisasi
survei data statistik pengguna internet diri dengan mengupdate status, foto,
Indonesia tahun 2016 yang dilakukan maupun memberikan komentar pada akun
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet pengguna lain. Mahasiswa pengguna media
Indonesia, jumlah pengguna internet di sosial berinteraksi aktif di dunia maya
Indonesia tahun 2016 adalah sebesar karena melalui Facebook page, hubungan
132.7 juta pengguna atau sekitar 51.5% pertemanan, connection atau relationship
dari total jumlah penduduk Indonesia yang lebih mudah terbentuk. Dengan melakukan
sebesar 256.2 juta jiwa. self disclosure seperti update status atau
Media sosial merupakan salah satu dalam bentuk wall, pengguna Facebook
konten di internet yang paling sering dan merasa nyaman ketika berlama-lama
paling banyak diakses oleh pengguna menggunakan situs jejaring sosial
internet. Berbagai fitur serta fasilitas Facebook ( Kristiani& Harefa, 2012 dalam
ditawarkan untuk mendukung kemudahan Widyastuti, 2016).
penggunaan media sosial salah satunya Kehadiran Facebook telah
untuk berinteraksi dengan orang lain. membangkitkan kebutuhan dasar manusia
Media sosial kini dimanfaatkan sebagai untuk dapat bersosialisasi dengan self
sarana untuk bersosialisasi, untuk bisa disclosure kepada orang-orang di
saling membagi ide, bekerja sama dan lingkungan sekitarnya sehingga individu
berkolaborasi untuk menciptakan dapat dengan mudah dan bebas
kreasi,berpikir,berdebat,menemukan mengungkapkan apa saja mengenai diri
orang yang dapat menjadi teman, mereka melalui Facebook tanpa harus
menemukan pasangan serta membangun bertatap muka langsung dengan orang lain.
sebuah komunitas sehingga menggunakan Seperti yang dikatakan Schouten (2007
media sosial menjadikan kita sebagai diri dalam Juwita, 2012) Facebook merupakan
sendiri. salah satu media yang dapat menstimuli
Salah satu media sosial yang terjadinya self disclosure.
menyediakan fitur yang mendukung Keterbatasan ruang sosial serta
terjadinya interaksi di dunia maya tersebut ikatan emosional yang rendah terutama di
ialah Facebook. Facebook berada di posisi kota-kota besar menimbulkan perubahan
pertama sebagai media sosial yang paling dalam pola interaksi masyarakat sehingga

16
Jurnal Diversita, 3 (2) (2017): 15-24.

media sosial menjadi tempat untuk pendapat Derlega (dalam Gainau, 2009)
menyalurkan emosi. Di sisi lain ekspresi yang mengemukakan bahwa seseorang
lewat media sosial juga tidak terlepas dari akan lebih terbuka kepada orang dekat
faktor eksternal yang dialaminya seperti dengan, seperti suami/istri, keluarga,
tidak dapat mengekspresikan perasaannya sahabat dekat dan biasanya pada orang
pada lingkungan terdekat, termasuk orang yang disukai daripada orang yang tidak
tua, teman serta pasangan. Masalah- disukai.
masalah yang dihadapi membuat orang Hal ini sangat berbeda dengan
membutuhkan ruang untuk kenyataan yang terjadi sekarang ini
mengekspresikan emosi namun karena dimana banyak mahasiswa melakukan self
keterbatasan ruang sosial menjadikan disclosure di media sosial Facebook yang
media sosial sebagai sarana untuk dapat dilihat oleh banyak orang di seluruh
melakukan self disclosure. penjuru dunia yang mungkin tidak akrab
Kemudahan serta berbagai fasilitas atau bahkan tidak dikenal. Dengan
yang disediakan Facebook membuat karakteristik internet yang tidak
pengguna terlena sehingga pengguna dapat menghadirkan kontak fisik serta
menggunakannya secara bebas dan komunikasi tekstual pada media sosial
mengakibatkan kurang adanya batasan Facebook dapat dengan cepat mengubah
bahwa media sosial tersebut juga dapat batasan pada diri seseorang untuk menjadi
diakses oleh pengguna lain. Ketika individu lebih terbuka pada pihak lain yang belum
menggunakan Facebook untuk dikenal dengan baik.
mengutarakan atau mencurahkan segala Rendahnya tingkat intimate
hal yang terjadi dalam dirinya secara tidak friendship di media sosial khususnya di
sadar ia telah memberi informasi yang Facebook membuat pengguna lebih bebas
dapat dilihat oleh pengguna Facebook di serta lebih berani dalam mengungkapkan
seluruh penjuru dunia. Hal ini berdampak perasaannya secara terbuka karena
buruk jika dilihat saat ini banyak kasus pengguna merasa tidak ada orang yang
kejahatan online seperti penipuan, membatasi ataupun batasan-batasan yang
penculikan, pemerkosaan, pertikaian, menghalangi dirinya untuk bebas
pencemaran nama baik bahkan sindikat berekspresi di akun media sosial miliknya.
perdagangan manusia. Pengguna merasa bahwa media sosial
Menurut Punnyanunt-Carter (2006 Facebook menjadi tempat yang nyaman
dalam Konradus 2013) pengguna situs untuk berekspresi karena tidak
pertemanan sosial memaparkan informasi memberikan dampak secara langsung pada
mengenai dirinya dengan intensitas yang dirinya dibandingkan saat bertemu
cukup sering. Seorang melakukan self langsung atau berbicara tatap muka. Hal
disclosure kepada orang yang ia rasa dekat inilah yang menyebabkan banyak pengguna
dan dapat dipercaya guna menjaga media sosial Facebook lebih memilih untuk
informasi tersebut agar tidak tersebar luas melakukan self disclosure pada orang-orang
ke khalayak umum, karenanya dibutuhkan yang tidak akrab dengannya.
suatu intimate friendship dalam melakukan
self disclosure. Hal ini sesuai dengan

17
Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A, 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure

METODE PENELITIAN a. Kejujuran dan spontanitas


Tipe penelitian yang digunakan (frankness and spontaneity),
dalam penelitian ini adalah penelitian merujuk pada hubungan
kuantitatif. Metode yang dipakai dalam yangmeliputi keterbukaan dalam
penelitian kuantitatif ini menggunakan mengungkapkan kelebihan dan
metode korelasional karena peneliti ingin kelemahan diri sertamemberi
melihat hubungan antara dua variabel yang pendapat secara terus terang
diteliti. Penelitian dilaksanakan di mengenai apa yang dilakukan oleh
Universitas Medan Area pada tanggal 18 orang lain.
April 2017 hingga 20 April 2017 b. Kepekaan dan pengertian
Adapun variabel dalam penelitian ini (sensitivity and knowing), merujuk
meliputi variabel bebas dan variabel terikat pada pengertian dan empati yang
dimana yang menjadi variabel bebas adalah diimbangi dengan kesadaran untuk
Intimate friendship disimbolkan dengan (X) memahami.
dan variabel terikat adalah Self disclosure c. Kelekatan (attachment), merujuk
disimbolkan dengan (Y). Definisi pada kedekatan dan kecocokan
operasional dari masing-masing variabel yang menghasilkanperasaan
tersebut ialah keterkaitan terhadap teman.
1. Intimate friendship (X) yaitu ialah d. Eksklusifitas (exclusiveness),
individu yang bisa membuat orang lain merujuk pada keunikan dalam
merasa nyaman untuk menceritakan suatu hubungan pertemananyang
tentang diri sendiri, berbagi keluh menyebabkan tingkatannya lebih
kesah, dan meminta solusi terhadap tinggi dibandingkan hubungan
suatu permasalahan dengan dengan orang lain.
pertanyaan yang lebih intim Toby e. Memberi dan berbagi (giving and
(dalam Bickmore, 1998 dalam Kartika, sharing), merujuk pada teman yang
2014). Menurut Bickmore (1998 dalam akan memberikanbarang-barang
Kartika,2014) intimate friendship secara material dan juga dukungan
adalah sebuah hubungan yang sosial.
memungkinkan masing-masing f. Penerimaan dan pengorbanan
individu untuk bergantung pada (taking and imposition), merujuk
teman, memiliki kesamaan minat atau pada sikapmementingkan
saling berbagi pengalaman, dan juga kepentingan teman di atas
memiliki kualitas dalam self disclosure kepentingan pribadi serta
yang membuat individu dapat saling menerima segalasifat yang dimiliki
terbuka membicarakan pemikiran dan oleh teman, baik dan buruknya.
perasaannya masing-masing. g. Kegiatan yang sama (common
Variabel intimate friendship memiliki activities), menunjukkan bahwa
aspek-aspek yang diperoleh melalui memiliki ketertarikan dalam hal
dimensi intimate friendship yang yang sama dan menikmati waktu
dikemukakan Sharabany (2008 dalam yang dihabiskan dalam kegiatan
Kartika,2014) berupa: bersama.

18
Jurnal Diversita, 3 (2) (2017): 15-24.

h. Kepercayaan dan kesetiaan (trust mengungkapkan diri dan durasi


and loyalty), merujuk pada suatu dari pesan self-disclosing atau
kondisi dimana temandapat waktu yang diperlukan untuk
menjaga rahasia dan akan saling mengutarakan statemen self
membela satu sama lain dari disclosure individu tersebut
ancaman luar. terhadap orang lain.
2. Self Disclosure (Y) yaitu kegiatan b. Valensi merupakan hal yang positif
membagi perasaan dan informasi yang atau negatif dari penyingkapan diri.
akrab dengan orang lain (Morton Individu dapat menyingkapkan diri
dalam Baron, 1994 dalam Famella mengenai hal-hal yang
2013). Self disclosure juga merupakan menyenangkan atau tidak
pengungkapan reaksi atau tanggapan menyenangkan mengenai dirinya,
individu terhadap situasi yang sedang memuji hal-hal yang ada dalam
dihadapinya serta memberikan dirinya atau menjelek-jelekkan diri
informasi tentang masa lalu yang individu sendiri. Faktor nilai juga
relevan atau berguna untuk mempengaruhi sifat dasar dan
memahami tanggapan individu tingkat dari pengungkapan diri.
tersebut (Johson, dalam Supratiknya, c. ketepatan dan kejujuran, dalam
1995). DeVito (1986) mengartikan self mengungkapkan diri. Ketepatan
disclosure sebagai salah satu tipe dari pengungkapan diri individu
komunikasi dimana, informasi tentang dibatasi oleh tingkat dimana
diri yang biasa dirahasiakan diberitahu individu mengetahui dirinya
kepada orang lain. Ada beberapa hal sendiri. Pengungkapan diri dapat
penting yang harus diperhatikan, yaitu berbeda dalam hal kejujuran.
informasi yang diutarakan tersebut Individu dapatsaja jujur secara
haruslah informasi baru yang belum total atau dilebih-lebihkan,
pernah didengar orang tersebut melewatkan bagian penting atau
sebelumnya. Kemudian informasi berbohong.
tersebut haruslah informasi yang d. Intensi; Seluas apa individu
biasanya disimpan/dirahasiakan. Hal mengungkapkan tentang apa yang
terakhir adalah informasi tersebut ingin diungkapkan, seberapa besar
harus diceritakan kepada orang lain kesadaran individu untuk
baik secara tertulis dan lisan. Variabel mengontrol informasi-informasi
self disclosure memiliki aspek-aspek yang akan dikatakan pada orang
self disclosure diperoleh melalui lain.
dimensi self disclosure yang e. Intimacy; Individu dapat
dikemukakan oleh Devito (1986 dalam mengungkapkan detail yang paling
Famella, 2013) berupa: intim dari hidupnya, hal-hal yang
a. amount/ kuantitas: Kuantitas dari dirasa sebagai periperal atau
pengungkapan diri dapat diukur impersonal atau hal yang hanya
dengan mengetahui frekuensi bohong.
dengan siapa individu

19
Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A, 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure

Populasi dalam penelitian ini adalah perhitungan reliabilitas maka dapat


mahasiswa atau mahasiswi fakultas diperoleh uji reliabilitas dengan koefisien
psikologi Universitas Medan Area angkatan rtt= 0,928 yang berarti bahwa alat ukur
tahun 2013 yang berjumlah 225 orang. tersebut andal untuk dipakai dan
Teknik sampling yang digunakan dalam reliabilitas tergolong sangat tinggi.
penelitian yaitu teknik non-probability Skala self disclosure dengan rentang
sampling dengan menggunakan teknik skor 1 sampai 4 yang berisi 42 butir aitem
pengambilan sempel accidental sampling. yang disusun berdasarkan lima aspek Self
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah Disclosure. Terdapat 30 butir aitem yang
87orang dengan kriteria mahasiswa / sahih yang kemudian dipergunakan dalam
mahasiswi Fakultas Psikologi angkatan penelitian ini. Hasil dari perhitungan
tahun 2013 Universitas Medan Area yang validitas butir skala Self Disclosure
memiliki serta aktif menggunakan media diperoleh koefisien butir yang valid
sosial Facebook serta menceritakan atau bergerak dari rbt= 0.542 hingga rbt= 0.835
menuliskan sekurang-kurangnya 2 status dengan taraf signifikan atau p<0,05.
dalam sehari yang berisikan pengalaman, Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas
perasaan, ide maupun pemikiran di media maka dapat diperoleh uji reliabilitas
sosial facebook. Teknik pengumpulan data dengan koefisien rtt= 0.948 yang berarti
yang digunakan dalam penelitian ini bahwa alat ukur tersebut andal untuk
menggunakan instrumen yang mengacu dipakai dan reliabilitas tergolong sangat
pada skala likert. Pernyataan dalam skala tinggi.
likert memiliki 2 sifat yaitu mendukung Teknik Analisa data terlebih dahulu
(favorable) dan tidak mendukung melakukan uji prasayarat dengan analisis
(unfavorable). Masing-masing pernyataan Product Moment maka data yang diperoleh
terdiri atas 4 alternatif jawaban yaitu terlebih dahulu harus di uji asumsi
Sangat Setuju (SS),Setuju (S), Tidak Setuju terhadap masing-masing variabel
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk penelitian. Uji asumsi yang dimaksud
pernyataan yang bersifat favorable diberi meliputi, uji normalitas dengan
rentang skor 4 sampai 1, sedangkan Kolomogorov-Smirnov, lalu uji linearitas
pernyataan yang bersifat unfavorable dengan menggunakan analisis varian dan
diberi rentang skor 1 sampai 4. terakhir uji hipotesis menggunakan metode
Uji instrument melalui uji validitas analisis korelasi Product Moment dengan
alat ukur (skala) adalah teknik korelasi hipotesa semakin tinggi intimate friendship,
Product Moment dari Karl Pearson. Serta uji maka semakin rendah self disclosure.
Reliabilitas dengan rumus koefisien Alpha Sebaliknya, semakin rendah intimate
Cronbach. Terdapat 37 butir aitem yang friendship maka tingkat self disclosure
kemudian dipergunakan dalam penelitian semakin tinggi.
ini. Hasil dari perhitungan validitas butir Berdasarkan analisis tersebut,
skala Intimate Friendship diperoleh diketahui bahwa variabel Intimate
koefisien butir yang valid bergerak dari Friendship dan Self Disclosure menyebar
rbt= 0,318 hingga rbt= 0,846 dengan taraf mengikuti sebaran normal. Hasil uji
signifikan atau p<0,05. Berdasarkan hasil linearitas menunjukkan bahwa variabel

20
Jurnal Diversita, 3 (2) (2017): 15-24.

bebas (Intimate Friendship) mempunyai yang diformat dengan skala Likert,setiap


hubungan yang linier terhadap variabel item mempunyai 4 alternatif jawaban
terikat. dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi
4,maka mean hipotetiknya (MH) adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN {(37X 1) + (37 X 4)} : 2 = 92.5.
Berdasarkan hasil analisis dengan Variabel Self Disclosure memiliki
Metode Analisis Korelasi Product Moment, jumlah butir sebanyak 30 butir yang
diketahui bahwa terdapat hubungan negatif diformat dengan skala Likert setiap item
yang signifikan antara intimate friendship mempunyai 4 alternatif jawaban dengan
dengan self disclosure dimana rxy = - 0.372; skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, maka
p = 0.000< 0,05. Artinya semakin tinggi mean hipotetiknya (MH) adalah {(30 X 1) +
intimate friendship, maka akan semakin self (30 X 4)} : 2 = 75.
disclosure, dan sebaliknya semakin rendah
intimate friendship maka semakin tinggi self Mean Empirik
disclosure mahasiswa. Dari hasil penelitian Mean empirik Intimate friendship
ini, maka hipotesis yang diajukan ialah sebesar 77.34 dan mean empirik (ME)
dinyatakan diterima. untuk Self Disclosure ialah sebesar 91.40.
Koefisien determinan (r2) dari Kriteria
hubungan antara variabel bebas X dengan Dalam upaya mengetahui bagaimana
variabel terikat Y adalah sebesar r =0.138. kondisi Intimate Friendship dan Self
2

Ini menunjukkan bahwa self disclosure Disclosure para mahasiswa, maka perlu
dibentuk oleh intimate friendship sebesar dibandingkan antara mean empirik (ME)
19%. Tabel 5 di bawah ini merupakan dengan mean hipotetik (MH) dengan
rangkuman hasil perhitungan r product memperhatikan besarnya bilangan SB atau
moment. SD dari masing-masing variabel. Untuk
Tabel 1 Rangkuman Analisa Korelasi r variabel Intimate Friendship nilai SB atau
Product Moment SD-nya adalah 9.463 sedangkan untuk
Statis Koef Koef P BE% Ket variabel Self Disclosure adalah 4.277.
tik (rxy) Determi
Dari besarnya bilangan SB atau SD
nan (r2)
X-Y - 0.372 0.138 0.001 13.8 Signifikan tersebut, maka untuk Intimate Friendship,
% apabila mean hipotetik (MH)< mean
Keterangan :
X : Intimate Friendship empirik (ME), dimana selisihnya melebihi
Y : Self Disclosure bilangan satu SB/SD, maka dinyatakan
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X bahwa Intimate Friendship mahasiswa
terhadap Y
r2 : Koefisien determinan X terhadap Y tergolong tinggi dan apabila mean hipotetik
p : Peluang terjadinya kesalahan (MH)> mean empirik (ME), dimana
BE% :Bobot Sumabangan efektif X terhadap Y
selisihnya melebihi bilangan satu SD/SB,
dalam persen
S : Signifikan pada taraf signifikan 5% atau p maka dinyatakan bahwa Intimate
< 0,050. Friendship mahasiswa tergolong rendah.
Pada self disclosure, apabila mean hipotetik
Variabel Intimate friendship (MH)< mean empirik (ME), dimana
memiliki jumlah butir sebanyak 37 butir selisihnya melebihi bilangan satu SB/SD,

21
Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A, 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure

maka dinyatakan bahwa Self Disclosure disclosure mengarah pada salah satu aspek
mahasiswa tergolong tinggi dan apabila self disclosure dari Wheeless & Grotz (1975,
mean hipotetik (MH)> mean empirik (ME), dalam Mount 2005 dalam Anggraeni, 2016)
dimana selisihnya melebihi bilangan satu yang menjadi indikator pembuatan aitem
SD/SB, maka dinyatakan bahwa mahasiswa yaitu kecermatan dan kejujuran self
memiliki Self Disclosure yang rendah. disclosure. Kecermatan dan kejujuran
Gambaran selengkapnya mengenai merupakan kemampuan untuk mengetahui
perbandingan mean hipotetik (MH) dengan dan mengenali diri sendiri, sehingga dapat
mean empirik (ME) dapat dilihat pada tabel melakukan self disclosure dengan baik.
6 di bawah ini. Apabila individu cermat dan jujur dalam
Tabel 2 Hasil Perhitungan Mean melakukan self disclosure maka jalinan
Hipotetik dan Mean Empirik intimate friendship yang kuat akan
Variabel
SB / Nilai Rata-Rata
Ket
terbentuk, karena kecermatan dan
SD Hipotetik Empirik kejujuran merupakan salah satu landasan
Intimate
9.463 92.5 77.34 Rendah terbentuknya intimacy.
Friendship
Self
Intimate friendship mempengaruhi
4.277 75 91.40 Tinggi self disclosure sebesar 13.8% selebihnya
Disclosure
Berdasarkan perbandingan kedua ada faktor lain yang dapat mempengaruhi
nilai rata-rata di atas (mean hipotetik dan self disclosure. Faktor lain yang
mean empirik), maka dapat dinyatakan mempengaruhi self disclosure menurut
bahwa tingkat Intimate Friendship rendah Devito (1986) yaitu efek diadik, besaran
dan tingkat Self Disclosure tinggi. kelompok, topik bahasan, perasaan
Berdasarkan hasil analisis data yang menyukai, jenis kelamin, ras, kebangsaan
menggunakan metode analisis korelasi dan usia , mitra dalam hubungan, serta
Product Momentdapat diketahui bahwa kepribadian.
terdapat hubungan antara Intimate Proses self dicslosure biasanya
Friendship dengan Self Disclosure pada dilakukan secara tertutup yakni dengan
mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas mengungkapkan informasi diri kepada
Medan Area tahun ajaran 2013 dengan rxy = orang lain dengan dengan cara sembunyi-
-0.372 dengan p < 0,05. Artinya sembunyi melalui ungkapan serta tindakan
berdasarkan hasil penelitian ini, maka dimana ungkapan dan tindakan itu
dapat dinyatakan bahwa ada hubungan merupakan sebuah keterbukaan tentang
negatif pada hubungan Intimate Friendship apa yang terjadi pada diri seseorang (Bugin,
dengan Self Disclosure pada mahasiswa/i 2013). Dalam hal ini proses self dicslosure
pengguna media sosial Facebook di yang dilakukan individu terkait dengan
Fakultas Psikologi Universitas Medan Area ungkapan dan tindakan yang dicurahkan
angkatan tahun 2013 dengan hasil tingkat dalam media sosial khususnya pada media
Intimate Friendship rendah dan tingkat Self sosial Facebook.
Disclosure tinggi. Kemudahan penggunaan internet
Intimate friendship memiliki efek dalam mengakses media sosial
langsung terhadap self disclosure. Efek mengakibatkan fenomena penggunaan
langsung intimate friendship terhadap self media sosial sebagai tempat mencurahkan

22
Jurnal Diversita, 3 (2) (2017): 15-24.

isi hati mendukung pengguna untuk SIMPULAN


mengungkapkan dirinya dalam segala Berdasarkan hasil penelitian
kondisi sehingga dampak yang terjadi tersebut maka dapat diambil kesimpulan
biasanya mengandung unsur positif bahwa hasil perhitungan korelasi r Product
maupun negatif. Menurut Punnyanunt- Moment diketahui bahwa terdapat
Carter (2006 dalam Konradus, 2013) ciri hubungan negatif antara Intimate
perilaku serta hubungan interpersonal yang Friendship dengan Self Disclosure dengan rxy
baik dari komunikasi dalam dunia maya, = - 0.372 dengan p < 0,05. Artinya semakin
yaitu self dicslosure. tinggi Intimate Friendship yang dimiliki
Para pengguna media sosial tersebut mahasiswa maka akan semakin rendah Self
memaparkan informasi mengenai dirinya Disclosure yang dilakukan mahasiswa.
dengan intensitas yang cukup sering. Media Adanya sumbangan efektif dari
sosial Facebook membantu remaja untuk variabel bebas terhadap variabel
berkoneksi dengan jaringan sosial yang luas tergantung sebesar 13.8%, artinya Intimate
dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial Friendship mempengaruhi Self Disclosure
membuat remaja menjadi dikenal oleh sebesar 13.8% selebihnya ada faktor lain
orang lain dan memungkinkan untuk dapat yang dapat mempengaruhi Self Disclosure.
berkembang menciptakan suatu hubungan Intimate Friendship mahasiswa dalam
(Christofides, Muise &Desmarais, 2009 penelitian termasuk dalam kategori rendah
dalam Aridarmaputri, 2016). (rata-rata empirik 77.34 lebih rendah dari
Dengan seseorang melakukan self nilai rata-rata hipotetik 92.5, dimana
dicslosure ketika berinteraksi di dunia maya selisihnya melebihi bilangan satu dengan
seperti Facebook, membuat mereka mampu SD/SB besar 9.463).
memenuhi kebutuhan afiliasi mereka, Self disclosure dalam penelitian
memperoleh validasi sosial, meningkatkan termasuk dalam kategori tinggi (rata-rata
kontrol sosial, meraih pengklarifikasian empirik 91.40 lebih tinggi dari nilai rata-
diri, dan melatih pengekspresian diri rata hipotetik 75 dimana selisihnya
(Derlega, dalam Yoseptian , 2010). melebihi bilangan satu dengan SD/SB
Menurut penelitian yang dilakukan sebesar 4.277).
Lee (2010) kebanyakan remaja masih pada Adapun saran sebagai hasil
self dicslosure normal ketika menggunakan penelitian ini adalah mahasiswa
Facebook. Sekitar 36,36% remaja berada diharapkan mahasiswa dapat lebih
pada kategori tinggi dan 12.72% pada meningkatkan kedekatan dengan teman
kategori yang sangat tinggi. Sehingga dari dalam berbagi pengalaman maupun hal-hal
hasil yang diperoleh dapat disimpulkan pribadi sehingga tingkat disclosure pada
bahwa sejumlah remaja masih sangat media sosial Facebook dapat dikurangi
begitu terbuka saat berinteraksi melalui untuk mencegah hal-hal negatif yang dapat
situs jejaring sosial Facebook dan terjadi di kemudian hari. Dosen dapat lebih
cenderung tidak menyaring informasi mengayomi mahasiswa sehingga dosen
pribadi yang diungkapkan pada orang lain. dapat berperan sebagai wadah bagi
mahasiswa untuk mengungkapkan aspirasi
serta pendapatnya. Pengembang media

23
Pohan, F.A., & Dalimunthe, H.A, 2017. Hubungan Intimate Friendship dengan Self-Disclosure

sosial dapat melakukan kontrol serta SMA Negri 8 Bekasi. Jurnal Psikologi
Universitas Gunadarma, 1-5.
tanggung jawab terhadap pembentukan self Kartika, H.D. 2014. Hubungan antara sense of
disclosure serta pengembangan karakter humor dengan intimate friendship pada
pengguna media sosial terutama media remaja. Journal of Evolutionary Psychology,
1-11.
sosial Facebook. Konradus, N. 2013. Keterbukaan diri remaja
Untuk peneliti selanjutnya dapat pengguna twitter berdasarkan tahapan
perkembangan. Jurnal Skripsi, 1-16.
melihat bahwa penelitian ini hanya
Lee, Y.F.X. 2010. Privasi dan keterbukaan diri pada
meninjau sebagian saja dari faktor-faktor remaja pengguna facebook. Jurnal Ilmiah
yang mempengaruhi Self disclosure, Psikologi Universitas Gunadarma.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan
sehingga bagi peneliti selanjutnya yang (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
ingin melakukan penelitian self disclosure dan R&D).Bandung : Alfabeta
sebaiknya melibatkan faktor lain. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D).Bandung : Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA Supratiknya, A. 1995. Tinjauan Psikologis
Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta:
Kanisius
Anggraeni,K. 2016. Hubungan antara self disclosure
Widyastuti,A. 2016. Pengaruh tipe kepribadian
dengan intimasi pertemanan pada
terhadap self disclosure pada pengguna
mahasiswa Universitas Negri Yogyakarta
facebook. Jurnal Psikologi Universitas Esa
angkatan tahun 2012. Jurnal Riset
Unggul, 1-8.
Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4-14.
Yoseptian, F.X. 2010. Hubungan kebutuhan affiliasi
Aridarmaputri, G.S., Akbar, S. N., & Yunairrahmah,
dengan keterbukaan diri pada remaja yang
E. 2016. Pengaruh jejaring sosial terhadap
menggunakan fitur update status pada situs
kebutuhan afiliasi remaja di program studi
jejaring sosial facebook. Penulisan Ilmiah
psikologo fakultas kedokteran Universitas
(Tidak Diterbitkan)
Lambung Mangkurat. Jurnal Ecopsy, 1-6
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi
mahasatya
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta
Bungin, B. 2013. Sosiologi Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenama Media Group
DeVito, J. A. 1986. The Interpersonal
Communication Book (Fifth Edition). New
York : Lengman.
Famella,M. 2013. Gambaran self disclosure pada
remaja etnis india tamil. Penulisan Ilmiah
(Tidak Diterbitkan)
Gainau,M. 2009. Keterbukaan diri (self disclosure)
siswa dalam perspektif budaya dan
implikasinya bagi konseling. Jurnal Ilmiah
Widya Warta, 1-18
Isparmo .2016. Data Statistik Pengguna Internet
Indonesia Tahun 2016. Diakses pada
tanggal 16 Desember 2016 dari
http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-
statistik-pengguna-internet-indonesia-
2016/
Juwita, P. 2012. Hubungan antara intensitas
penggunaan facebook dengan
pengungkapan diri pada siswa-siswi di

24

Anda mungkin juga menyukai