Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Narkoba sudah sangat dikenal masyarakat internasional pada umumnya dan


bahkan masyarakat Indonesia pada khususnya. Pengguna narkoba mengatakan bahwa
barang-barang tersebut adalah barang-barang yang dapat membantu orang yang
memiliki masalah dalam hidupnya, maka narkoba yang namanya sangat dikenal
masyarakat,pengguna narkoba Narkoba adalah pahlawan hidup mereka. 4.444 orang di
Indonesia terkena narkoba. Efek dari item tersebut bisa mematikan jika secara tidak
sengaja overdosis oleh pengguna, bahkan membunuh pengguna. Sebagai efek samping
selain kematian, narkoba merusak sistem saraf dari pengguna, sehingga tidak jarang
pecandu mengalami gangguan sistem saraf. Namun, mengingat ancaman yang dirasakan
pecandu narkoba,pecandu mengabaikan hal ini, membahayakan keselamatan hidup

Narkoba adalah sahabat yang tidak berjiwa dan memiliki kekuatan untuk
membantu pada saat dibutuhkan. Jumlah kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang telah berhasil
menggunakan narkoba. uang. Lebih buruk lagi, sudah ada kasus kecanduan narkoba di
antara remaja. Hal ini menjadi perhatian orang tua, guru, dan pihak terkait lainnya,
mengingat masa depan negara ini suram jika sebagian besar keturunannya adalah
pecandu narkoba.

1.2 Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud narkotika dan psikotropika ?

2. Bagaimanakah faktor atau sebab dan akibat penggunaan penyalahgunaan narkotika


dan psikotropika ?

3. Bagaimanah cara pengobatan dan pencegahanannya ?

1.3 Tujuan Pembahasan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca
khusunya kalangan Remaja/Mahasiswa yang masih menyalahgunakan Narkoba.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkotika dan Psikotropika

2.1.1 Pengertian Narkotika

Narkotika adalah zat atau zat yang dapat mempengaruhi keadaan mental
seseorang (pikiran, perasaan, perilaku) dan menimbulkan ketergantungan fisik
dan psikis. Menurut UU RI No. 35/2009, narkotika berarti pengurangan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, penghilang rasa sakit, dan kecanduan.

2.1.2 Pengertian Psikotropika

Menurut UU RI No. 35/2009, psikotropika adalah obat nonnarkotika


alami dan sintetik yang bersifat psikoaktif yang menghasilkan perubahan
karakteristik pada aktivitas mental dan perilaku melalui efek selektif pada sistem
saraf pusat, zat atau narkoba seksual.

2.2 Jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika

2.2.1 Jenis-jenis Narkotika

a) Narkotika Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan


pengembangan ilmu pengetahuan, tidak digunakan untuk pengobatan, dan
mempunyai potensi kecanduan yang sangat tinggi. Contohnya adalah:

 Heroin

Heroin ini merupakan turunan dari morfin yang telah mengalami proses
kimia Morfin atau heroin disebut juga putot. Ini adalah bubuk putih tidak
berbau.

 Kokain
Efek penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoia, halusinasi dan
rasa percaya diri yang rendah. Obat ini merusak saraf di otak
Selain kerusakan sistem pernapasan, penggunaan berlebihan bisa sangat
berbahaya dan bahkan fatal. Kokain dan turunannya sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
 Ganja
Ganja, juga dikenal sebagai Ganja sativa, pada awalnya banyak
digunakan sebagai obat penenang untuk mengobati kecanduan (kecanduan
ringan). Ganja dapat membuat ketagihan secara psikologis dan karena zat
tersebut dapat mengganggu konsentrasi, memori, dan mengurangi kemampuan
berpikir, orang berpikir itu memperlambat mereka turun dan membuat pecandu
terlihat bodoh.
b) Golongan II
Narkotika yang bersifat obat, digunakan sebagai upaya terakhir, dapat
digunakan untuk tujuan terapeutik atau pengembangan pengetahuan, dan
memiliki potensi kecanduan yang tinggi. Contoh:
 Morfin
Morfin adalah turunan opium yang dibuat dengan mencampurkan poppy
gum (Papaver sormary ferum) dengan bahan kimia lain dan bersifat semi
sintetik.
Morfin adalah bahan aktif dalam opium. Dalam dunia medis, zatini digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi dan pembedahan. Ketika Perang
Saudara pecah di Amerika Serikat pada tahun 1856, zat ini digunakan pada
tentara yang terluka untuk menghilangkan rasa sakit. Akan tetapi efeknya yang
negatif maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.
c) Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
 Kodein
Kodein adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat Efek sampingnya bisa menantang jiwa, mirip dengan senyawa
opiat, depresi pernapasan.
2.2.2 Jenis-jenis Psikotropika

a) Obat psikotropika golongan I

yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmiah, bukan untuk tujuan terapeutik,
dan yang dapat menyebabkan sindrom ketergantungan Contoh:

 Ekstasi

Di antara sekian banyak jenis narkoba yang beredar di pasaran, ekstasi kecil ini
adalah yang paling umum di tanah air. Selain bahan bakunya mudah didapat dan
harga jualnya pun bervariasi, harga kelas eksekutif yang terkenal itu bervariasi
mulai dari Rp. diatas Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe
Rp.10.000/butir

 Inex

Inex, sebutan lain untuk ekstasi, masih merupakan turunan dari obat-obatan
psikotropika, yang banyak diperdagangkan bak kacang goreng. Ekstasi tersedia
dalam berbagai tablet dan kapsul, antara lain : Adam, Eva, Flash, Dollars, Bonjovi,
Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, dan White Dove.

b) Golongan II

Obat psikotropika yang mempunyai nilai obat, dapat digunakan untuk tujuan
terapeutik dan/atau ilmiah, serta dapat menyebabkan sindrom ketergantungan.

Contoh:

 Amphetamine

Nama jalan: Seed, Meth, Crystal, Whiz. Bentuknya tersedia dalam bubuk putih
dan abu-abu dan bentuk tablet. Gunakan dengan Inhalasi.
c) Golongan III

Obat psikotropika dengan khasiat terapeutik sedang, digunakan untuk tujuan


terapeutik dan/atau ilmiah, dan berpotensi menyebabkan sindrom ketergantungan.

contohnya adalah

 Fenobarbital

Fenobarbital adalah obat antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam


pengobatan epilepsi. Fenobarbachial menghambat korteks sensorik, mengurangi
aktivitas motorik, dan menyebabkan kantuk, sedasi, dan hipnosis.

d) Golongan IV

Obat psikotropika yang bersifat obat, sangat banyak digunakan untuk tujuan
terapeutik dan ilmiah, dan tidak mungkin menyebabkan sindrom ketergantungan.
Contoh: diazepam.

2.2.3 Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat selain narkotika dan psikotropika atau zat yang
menimbulkan efek psikotropika, antara lain: Minuman beralkohol yang
mengandung etanol Etil Alkohol mempunyai efek depresan pada susunan saraf
pusat dan umum terjadi pada budaya. Ketika digunakan dengan obat-obatan
narkotika atau psikotropika, itu meningkatkan efek obat atau zat pada tubuh
manusia. Ada tiga kelompok dari minuman beralkohol:

1) Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir).

2) Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur),dan

3) Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House,


Johny Walker).

b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga,kantor, dan sebagai pelumas mesin. Beberapa yang sering
disalahgunakana dalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.
c. Tembakau. Konsumsi rokok yang mengandung nikotin sangat lazim di
masyarakat. Tembakau dan alkohol sering menjadi pintu gerbang
penyalahgunaan zat. Berdasarkan efek perilaku obat dapat diklasifikasikan
menjadi tigakelompok:
 Golongan Depresan (Downer)

Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh.


Jenisini membuat pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidurdan tak sadarkan diri Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin,
Kodein),sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur),dan Tranquilizer (anti
cemas).

 Stimulan tipe 2 (atas)

jenis obat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kepuasan


kerja. Tipe ini membuat pemakainya tetap aktif, segar, dan bersemangat.
Contoh: amfetamin (sabu, ekstasi), kokain.

3. Halusinogen

Kelas obat yang mampu menghasilkan efek halusinogen yang mengubah


emosi dan pikiran, seringkali menciptakan perspektif yang berbeda sehingga
semua emosi dapat dikacaukan. Contoh: Ganja (Marijuana).

2.3 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

2.3.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri individu,
seperti kepribadian, kecemasan atau depresi, dan kurangnya keyakinan agama.
Kebanyakan penyalahgunaan zat dimulai atau terjadi selama masa remaja. Hal
ini karena remaja, yang mengalami perubahan biologis, psikologis, dan sosial
yang cepat, merupakan individu yang rentan terhadap penyalahgunaan zat-zat
tersebut. Anak-anak dan remaja dengan karakteristik tertentu berada pada
peningkatan risiko menjadi kecanduan narkoba.
2.3.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan, seperti adanya zat, keadaan keluarga, hukum yang lemah, dan
pengaruh lingkungan. faktor di atas tidak selalu membuat seseorang menjadi
pecandu narkoba di kemudian hari. Namun semakin banyak faktor di atas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi pecandu narkoba. Hal ini perlu
dipertimbangkan kasus per kasus.

Faktor individu, lingkungan rumah, dan faktor teman sebaya/kelompok


tidak selalu sama besar dengan faktor yang menyebabkan seseorang
menyalahgunakan narkoba.Anak yang lahir dari keluarga yang komunikasinya
baik bisa menjadi pecandu narkoba.

2.4 Dampak Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika adalah penggunaan secara teratur


satu atau lebih jenis Narkotika dan Psikotropika selain indikasi medis yang
menyebabkan disfungsi fisik, mental, dan sosial. Kecanduan sebagai akibat dari
penyalahgunaan berulang.

2.4.1 Efek pada tubuh manusia

A. Gangguan memori, gangguan perhatian atau konsentrasi, gangguan perilaku


rasional, gangguan persepsi, konsekuensi halusinasi, gangguan motivasi,
kemalasan di sekolah atau bekerja, dan otak dan sistem saraf pusat, yang dapat
menyebabkan gangguan kontrol diri.
B. Ada peradangan paru dan pembengkakan paru di saluran udara.
C. Jantung, radang miokardium, penyempitan pembuluh darah jantung.
D. Hati, hepatitis B dan C terjadi dan ditularkan melalui jarum suntik dan hubungan
seksual.

Kasus penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Pengguna narkoba diketahui


terlibat dalam praktik seksual berisiko dan bersedia melakukan hubungan seks untuk
mendapatkan zat atau uang untuk membelinya. Menyebabkan dalah gonore, raja
singa dan penyakit lainnya. Pengguna narkoba juga berbagi jarum suntik,
menambah infeksi HIV/AIDS.
E. Dia sering memakai baju lengan panjang karena ada bekas jarum di kulitnya.
F. Sistem reproduksi seringkali mandul.
G. Jam Komplikasi kehamilan termasuk anemia, infeksi vagina, hepatitis pada ibu,
dan AIDS pada. Rahim mengalami aborsi, mengakibatkan kehamilan, lahir mati,
janin terhambat, kelahiran prematur, dan bayi keracunan berat badan.

2.4.2 Dampak Sosial

A. Lingkungan keluarga
 Sering bertengkar dan mudah marah.
 Orang tua khawatir karena barang berharga sering hilang.
 Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, berperilaku tidak tertib,
hidup bebas) dan merupakan aib bagi keluarga.
 Putus sekolah atau pengangguran karena pengusiran dari sekolah atau
pekerjaan,
 kerusakan kehidupan keluarga dan kesulitan keuangan.
 Orang tua menjadi putus asa karena meningkatnya biaya pengobatan dan
biaya rehabilitasi. Pada tahun
B. Lingkungan Sekolah
 Mengganggu disiplin dan motivasi belajar.
 Meningkatnya kenakalan, mangkir dan tawuran antar pelajar.
 Pengaruh terhadap peningkatan kekerasan teman sebaya. Pada tahun
C. Lingkungan Komunitas
 Pasar gelap tercipta antara pengecer dan pengecer yang mencari pengguna.
 Penjual atau reseller yang menggunakan perantara untuk pemuda atau
pelajar yang menjadi tanggungan
 Meningkatnya kejahatan di masyarakat seperti pencurian, perampokan dan
pembunuhan
 membuat resah masyarakat.

2.4.3 Perubahan gejala akibat efek penyalahgunaan narkoba

a. Perubahan Fisik
 Saat menggunakan narkoba, pejalan kaki terhuyung-huyung, pendiam,lesu
(lesu), mengantuk dan agresif.
 Dalam kasus overdosis, sesak napas, bradikardia dan denyut nadi, kulit dingin
dan bahkan kematian terjadi.
 Saat kecanduan, ada mata merah, pilek, menguap terus menerus, diare, mual di
sekujur tubuh, malas mandi, kejang-kejang dan kesadaran menurun.
 Efek jangka panjang adalah penampilan yang tidak sehat, kesehatan dan
kebersihan yang kurang gigi spon, bekas suntikan di lengan.
b. Perubahan Sikap dan Perilaku
 Prestasi akademik yang buruk, tidak ada pekerjaan rumah, membolos, malas
dan tidak bertanggung jawab.
 Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, dan mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
 Sering bepergian larut malam, terkadang tidak pulang tanpa izin.

 Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, dan menghindar bertemu


dengan anggota keluarga yang lain.
 Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga
yang lain.
 Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga,
mencuri, terlibat kekerasan, dan sering berurusan dengan polisi.
 Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan,
mencurigakan, tertutup, dan penuh rahasia.

2.5.3 Pencegahan Terhadap Lingkungan Sekolah

a. Upaya Terhadap Siswa

1) Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat


penyalahgunaan NAPZA.

2) Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan


penyalahgunaan NAPZA di sekolah.

3) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang


positif untuk tetap menghindari dari pemakaian NAPZA dan merokok.
4) Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa(ekstrakulikuler).

5) Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.

6) Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari-hari.

b. Upaya Mencegah Peredaran NAPZA di Sekolah

1) Razia dengan cara sidak.

2) Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah.

3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru.

4) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

5) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.

c. Upaya Membina Lingkungan Sekolah

1) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan


yang harmonis antara pendidik dan peserta didik.

2) Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah.

3) Sikap keteladanan guru amat penting.

2.6 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika

Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat


dilakukan melalui beberapa cara berikut ini :

2.6.1 Preventif (Pencegahan)

Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan


kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik daripada
pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh
pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama,
pengawasan tempattempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan
narkoba.

2.6.2 Kuratif (Pengobatan)

Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun
dengan media lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu
narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi Narkoba.

2.6.3 Rehabilitatif (Rehabilitasi)

Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh
kembali “ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan
memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali
kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. 2.6.4 Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur
hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang
dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan
kepada pihak berwajib dan tidak boleh ada main hakim sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Narkoba adalah zat atau zat yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis (pikiran,
perasaan, dan perilaku) seseorang dan dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikis. Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat-obatan, baik alami maupun
sintetik yang bukan narkotika, yang mempunyai sifat psikotropika melalui kerja
selektif pada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan efek yang merugikan
Perubahan karakteristik fungsi mental dan perilaku.Faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal
yang bersumber dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan dan
depresi serta kurangnya agama, serta faktor eksternal dari luar individu atau
lingkungan seperti adanya zat, kondisi keluarga, hukum yang lemah dan pengaruh
lingkungan. Upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pencegahan berupa pembinaan dan
pengawasan terhadap , pengobatan sebagai tindakan medis, atau cara lain,
rehabilitasi agar korban tidak lagi menjadi ketergantungan Narkoba,dan represi
melalui jalur hukum.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba)

[2] Tanjung, Ain. 2004. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga


TerpaduPemasyarakatan Anti Narkoba

[3] BNK Samarinda. 2007. “Faktor dan Akibat Narkoba”


(online)(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. diakses
tanggal24 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai