PENDAHULUAN
Narkoba adalah sahabat yang tidak berjiwa dan memiliki kekuatan untuk
membantu pada saat dibutuhkan. Jumlah kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang telah berhasil
menggunakan narkoba. uang. Lebih buruk lagi, sudah ada kasus kecanduan narkoba di
antara remaja. Hal ini menjadi perhatian orang tua, guru, dan pihak terkait lainnya,
mengingat masa depan negara ini suram jika sebagian besar keturunannya adalah
pecandu narkoba.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca
khusunya kalangan Remaja/Mahasiswa yang masih menyalahgunakan Narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN
Narkotika adalah zat atau zat yang dapat mempengaruhi keadaan mental
seseorang (pikiran, perasaan, perilaku) dan menimbulkan ketergantungan fisik
dan psikis. Menurut UU RI No. 35/2009, narkotika berarti pengurangan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, penghilang rasa sakit, dan kecanduan.
a) Narkotika Golongan I
Heroin
Heroin ini merupakan turunan dari morfin yang telah mengalami proses
kimia Morfin atau heroin disebut juga putot. Ini adalah bubuk putih tidak
berbau.
Kokain
Efek penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoia, halusinasi dan
rasa percaya diri yang rendah. Obat ini merusak saraf di otak
Selain kerusakan sistem pernapasan, penggunaan berlebihan bisa sangat
berbahaya dan bahkan fatal. Kokain dan turunannya sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Ganja
Ganja, juga dikenal sebagai Ganja sativa, pada awalnya banyak
digunakan sebagai obat penenang untuk mengobati kecanduan (kecanduan
ringan). Ganja dapat membuat ketagihan secara psikologis dan karena zat
tersebut dapat mengganggu konsentrasi, memori, dan mengurangi kemampuan
berpikir, orang berpikir itu memperlambat mereka turun dan membuat pecandu
terlihat bodoh.
b) Golongan II
Narkotika yang bersifat obat, digunakan sebagai upaya terakhir, dapat
digunakan untuk tujuan terapeutik atau pengembangan pengetahuan, dan
memiliki potensi kecanduan yang tinggi. Contoh:
Morfin
Morfin adalah turunan opium yang dibuat dengan mencampurkan poppy
gum (Papaver sormary ferum) dengan bahan kimia lain dan bersifat semi
sintetik.
Morfin adalah bahan aktif dalam opium. Dalam dunia medis, zatini digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi dan pembedahan. Ketika Perang
Saudara pecah di Amerika Serikat pada tahun 1856, zat ini digunakan pada
tentara yang terluka untuk menghilangkan rasa sakit. Akan tetapi efeknya yang
negatif maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.
c) Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Kodein
Kodein adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat Efek sampingnya bisa menantang jiwa, mirip dengan senyawa
opiat, depresi pernapasan.
2.2.2 Jenis-jenis Psikotropika
yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmiah, bukan untuk tujuan terapeutik,
dan yang dapat menyebabkan sindrom ketergantungan Contoh:
Ekstasi
Di antara sekian banyak jenis narkoba yang beredar di pasaran, ekstasi kecil ini
adalah yang paling umum di tanah air. Selain bahan bakunya mudah didapat dan
harga jualnya pun bervariasi, harga kelas eksekutif yang terkenal itu bervariasi
mulai dari Rp. diatas Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe
Rp.10.000/butir
Inex
Inex, sebutan lain untuk ekstasi, masih merupakan turunan dari obat-obatan
psikotropika, yang banyak diperdagangkan bak kacang goreng. Ekstasi tersedia
dalam berbagai tablet dan kapsul, antara lain : Adam, Eva, Flash, Dollars, Bonjovi,
Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, dan White Dove.
b) Golongan II
Obat psikotropika yang mempunyai nilai obat, dapat digunakan untuk tujuan
terapeutik dan/atau ilmiah, serta dapat menyebabkan sindrom ketergantungan.
Contoh:
Amphetamine
Nama jalan: Seed, Meth, Crystal, Whiz. Bentuknya tersedia dalam bubuk putih
dan abu-abu dan bentuk tablet. Gunakan dengan Inhalasi.
c) Golongan III
contohnya adalah
Fenobarbital
d) Golongan IV
Obat psikotropika yang bersifat obat, sangat banyak digunakan untuk tujuan
terapeutik dan ilmiah, dan tidak mungkin menyebabkan sindrom ketergantungan.
Contoh: diazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat selain narkotika dan psikotropika atau zat yang
menimbulkan efek psikotropika, antara lain: Minuman beralkohol yang
mengandung etanol Etil Alkohol mempunyai efek depresan pada susunan saraf
pusat dan umum terjadi pada budaya. Ketika digunakan dengan obat-obatan
narkotika atau psikotropika, itu meningkatkan efek obat atau zat pada tubuh
manusia. Ada tiga kelompok dari minuman beralkohol:
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga,kantor, dan sebagai pelumas mesin. Beberapa yang sering
disalahgunakana dalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.
c. Tembakau. Konsumsi rokok yang mengandung nikotin sangat lazim di
masyarakat. Tembakau dan alkohol sering menjadi pintu gerbang
penyalahgunaan zat. Berdasarkan efek perilaku obat dapat diklasifikasikan
menjadi tigakelompok:
Golongan Depresan (Downer)
3. Halusinogen
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri individu,
seperti kepribadian, kecemasan atau depresi, dan kurangnya keyakinan agama.
Kebanyakan penyalahgunaan zat dimulai atau terjadi selama masa remaja. Hal
ini karena remaja, yang mengalami perubahan biologis, psikologis, dan sosial
yang cepat, merupakan individu yang rentan terhadap penyalahgunaan zat-zat
tersebut. Anak-anak dan remaja dengan karakteristik tertentu berada pada
peningkatan risiko menjadi kecanduan narkoba.
2.3.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan, seperti adanya zat, keadaan keluarga, hukum yang lemah, dan
pengaruh lingkungan. faktor di atas tidak selalu membuat seseorang menjadi
pecandu narkoba di kemudian hari. Namun semakin banyak faktor di atas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi pecandu narkoba. Hal ini perlu
dipertimbangkan kasus per kasus.
A. Lingkungan keluarga
Sering bertengkar dan mudah marah.
Orang tua khawatir karena barang berharga sering hilang.
Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, berperilaku tidak tertib,
hidup bebas) dan merupakan aib bagi keluarga.
Putus sekolah atau pengangguran karena pengusiran dari sekolah atau
pekerjaan,
kerusakan kehidupan keluarga dan kesulitan keuangan.
Orang tua menjadi putus asa karena meningkatnya biaya pengobatan dan
biaya rehabilitasi. Pada tahun
B. Lingkungan Sekolah
Mengganggu disiplin dan motivasi belajar.
Meningkatnya kenakalan, mangkir dan tawuran antar pelajar.
Pengaruh terhadap peningkatan kekerasan teman sebaya. Pada tahun
C. Lingkungan Komunitas
Pasar gelap tercipta antara pengecer dan pengecer yang mencari pengguna.
Penjual atau reseller yang menggunakan perantara untuk pemuda atau
pelajar yang menjadi tanggungan
Meningkatnya kejahatan di masyarakat seperti pencurian, perampokan dan
pembunuhan
membuat resah masyarakat.
a. Perubahan Fisik
Saat menggunakan narkoba, pejalan kaki terhuyung-huyung, pendiam,lesu
(lesu), mengantuk dan agresif.
Dalam kasus overdosis, sesak napas, bradikardia dan denyut nadi, kulit dingin
dan bahkan kematian terjadi.
Saat kecanduan, ada mata merah, pilek, menguap terus menerus, diare, mual di
sekujur tubuh, malas mandi, kejang-kejang dan kesadaran menurun.
Efek jangka panjang adalah penampilan yang tidak sehat, kesehatan dan
kebersihan yang kurang gigi spon, bekas suntikan di lengan.
b. Perubahan Sikap dan Perilaku
Prestasi akademik yang buruk, tidak ada pekerjaan rumah, membolos, malas
dan tidak bertanggung jawab.
Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, dan mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
Sering bepergian larut malam, terkadang tidak pulang tanpa izin.
3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru.
5) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun
dengan media lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu
narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi Narkoba.
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh
kembali “ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan
memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali
kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. 2.6.4 Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur
hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang
dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan
kepada pihak berwajib dan tidak boleh ada main hakim sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Narkoba adalah zat atau zat yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis (pikiran,
perasaan, dan perilaku) seseorang dan dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikis. Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat-obatan, baik alami maupun
sintetik yang bukan narkotika, yang mempunyai sifat psikotropika melalui kerja
selektif pada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan efek yang merugikan
Perubahan karakteristik fungsi mental dan perilaku.Faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal
yang bersumber dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan dan
depresi serta kurangnya agama, serta faktor eksternal dari luar individu atau
lingkungan seperti adanya zat, kondisi keluarga, hukum yang lemah dan pengaruh
lingkungan. Upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pencegahan berupa pembinaan dan
pengawasan terhadap , pengobatan sebagai tindakan medis, atau cara lain,
rehabilitasi agar korban tidak lagi menjadi ketergantungan Narkoba,dan represi
melalui jalur hukum.
DAFTAR PUSTAKA