NIM : P3.73.24.3.21.077
misal : Penahanan Pasien, Buka Rahasia Kedokteran Tanpa Hak, Aborsi Ilegal, Euthanasia,
Penyerangan Seksual, Keterangan Palsu, Praktek Tanpa Izin
- Etikolegal
- SOP / SPO
- Standar Profesi
- Wanprestasi
4. Peradilan Pidana - Perbuatan Melawan Hukum
- Lack of skill
5. Peradilan TUN - Pencabutan Izin (STR, SIP & Surat Ijin RS)
6. BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) - Gugatan Perlindungan Konsumen
Maladministrasi
Menurut (UU No. 37 Thn 2008 tentang Ombudsman RI) Perilaku atau perbuatan melawan
hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi
wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan
pemerintahan, termasuk perseorangan yang membantu pemerintah memberikan pelayanan
publik yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau imateriil bagi masyarakatt dan orang
perseorangan (Pasal 1, Butir 37/2008).
• Cicumloution : Pengunaan kata-kata terlalu banyak, banyak janji tapi tidak ditepati
b. Pelanggaran Etikolegal
• Pelecehan seksual
2. Pasien operasi sextio ceasar tapi terdapat myoma sehingga oleh dr. Sp.OG setelah
berkoordinasi dan bersama-sama dengan dr.Sp.B diangkat pasien sembuh, anak sehat
tapi LSM mengadu bahwa dr.Sp.OG tidak berwenang untuk itu Mediasi
4. Penderita tumor jinak di usus, tumor melekat pd pembuluh darah, dioperasi dgn
mengambil sbgn tumor, tumbuh dilambung diambil sebgn (yg menempel pd
pembuluh darah tdk diambil), operasi sampai 3x, tumor tumbuh lg, kel pasien
menolak operasi, pasien meninggal, Dr & RS digugat dgn tuduhan melakukan
malpraktek Litigasi
6. Kasus drg. Operasi gigi, cabut, konsultasi dengan dr.anak (pasien anak-anak), pasien
meninggal dan diduga karena Tumor pada gusi diproses di Polisi Litigasi
7. Penderita korban kecelakaan, (dgn kendaraan menabrak kendaraan yg sedang
berhenti), mengalami luka-luka sekitar mulut dan wajah/pelipis tertancap
serpihan kaca banyak perdarahan, masuk UGD RS tuk pembedahan dilakukan
pembiusan total, pasien menjadi vegetative state, Dr & RS digugat di pengadilan.
8. Seorg penderita fistel peri anal recidif (ulcus di dubur), tdk dpt bab, yg tlh diderita
antara 3 s/d 4 bln, dioperasi di RS perkebunan di satu kabupaten tdk sembuh, sirujuk
ke RS di Prop, diberi penjelasan akan dilakukan tiga tahap operasi:
Operasi I: colon dipotong dpndhkn ke perut (left colostomy, bab lewat perut
Setelah operasi III ternyata tdk sembuh, dr luka operasi terus menerus keluar
cairan warna kekuning-kuningan
Dioperasi ke IV, hasilnya sama saja, dr luka operasi tetap keluar cairan
Operasi ke V, hslnya juga sama saja, dr luka operasi tetap keluar cairan kekuning-
kuningan
Pasien dianjurkan tdk dioperasi, tapi cukup dirawat, bila perlu diberi obat sesuai
kebutuhan.
Paisen pulang ke Indonesia, dirawat jalan di RS dgn saran pasien tdk dioperasi,
tdk diberi makanan keras, makanan melalui infus, obat boleh diberikan sesuai
keperluan
NEGOSIASI
Metode penyelesaian sengketa yang paling dasar, sederhana, murah dan tidak
formal.Komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat
kedua belah pihak memiliki kepentingan yang samamaupun berbeda tanpa keterlibatan
pihak ketiga penengah, baik pihak ketiga yang tidak berwenang mengambil keputusan
(mediator) atau pihak ketiga yang berhakmengambil keputusan (ajudikator).
(Fisher&Ury, 1991)
MEDIASI
Perma No.2 tahun 2003: "suatu penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para
pihak dengan dibantu oleh mediator" (pasal 1,6).Pasal 1, 5 Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/5/PBI/2006 tentang mediasi perbankan, "proses penyelesaian sengketa yang
melibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersangkutan guna mencapai
penyelesaian dalam bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh
permasalahn yang disengketakan."
KONSILIASI
KONSULTASI
Pada prinsipnya konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara pihak
tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan
yang memberikan pendapatnya pada kliennya tersebut untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan kliennya.
PENILAIAN/PENDAPAT AHLI
Pasal 52 UU No.30/1999: "para pihak dalam suatu perjanjian berhak untuk memohon
pendapat yang mengikat dari lembaga arbitrase atas hubungan tertentu dar suatu
perjanjian.Pendapat ahli tidak harus dari lembaga arbitrase. Para pihak dapat menunjuk
ahli dari luar laembaaa arbitrase untuk memeriksa bahan-bahan yang diserahkan para
pihak dan selanjutnya memberikan pendapatnya sehubungan dengan permasalahan yang
diajukan kepadanya.Pendapat ahli cocok digunakan bila sengketa tidak mengenai
tanggung jawab hukum akan tetapi masalah penilaian fakta atau peristiwa, masalah teknis
atau ilmiah.
ARBITRASE
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (1) UU Arbitrase No.30 tahun 1999 yang dimaksud
arbitrase adalah; "Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa
Ada tiga hal pokok yang dapat dikemukakan dari pengertian yang diberikan dalam
ketentuan pasaia di atas yaitu sebagai berikut :