Anda di halaman 1dari 114

PEMICU 2

Rizky Lumalessil
405130071
FK UNTAR

Kelompok 3
Blok Etika, Hukum Kedokteran, dan Kedokteran Forensik
LO1.
UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN
UU No.36 tahun 2009 tentang KESEHATAN
• Hak dan kewajiban (pasal 4-13)  bab III
• SDM tenaga kesehatan (pasal 22-24, 27-29)  bab V
• Fasilitas pelayanan kesehatan (pasal 30-34)
• Upaya kesehatan (pasal 46-49) bab VI
• Pemberian pelayan kesehatan (pasal 52-54)
• Perlindungan pasien – rahasia kedokteran (pasal 56-58)
• Penyidikan (pasal 189)  bab XIX
• Ketentuan pidana (pasal 190-200)  bab XX
Hak dan Kewajiban
Sumber daya di bidang kesehatan –
Tenaga Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 6
Sumber daya di bidang kesehatan –
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (bag 2)
• Pasal 1 butir 7
Upaya Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 11,12,13,14,15,16
Upaya kesehatan – Pemberian Pelayanan
Kesehatan (bag 2, paragraf 1)
Upaya kesehatan – Perlindungan Pasien
(bag 2, paragraf 2)
Penyidikan
Ketentuan pidana (bab XX)
LO2.
ANALISIS MEDIKOLEGAL BERDASARKAN KUHP DAN KUH
PERDATA SERTA MENGANALISA PELANGGARAN –
PELANGGARAN YANG TERJADI PADA PRAKTIK KEDOKTERAN
UU pradok
• Sesudah diterbitkannya Undang-Undang Praktik kedokteran
(UU Pradok) tahun 2004, norma disiplin menjadi hal baru
yang perlu diperhatikan dan dikaji, karena didalam Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) ada lembaga yang disebut
sebagai Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI) dengan tujuan menegakkan disiplin dokter dan
dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
Disiplin kedokteran
• adalah norma kepatuhan aturan-aturan/ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan atau
lebih khusus kepatuhan menerapkan kaidah-kaidah
penatalakasanaan klinis (asuhan medis) yang mencakup:
penegakan diagnosis, tindakan pengobatan, menetapkan
prognosis
Hubungan dokter
(termasuk spesialisasi) dengan pasien
1. Hubungan Kebutuhan
2. Hubungan Kepercayaan
3. Hubungan Keprofesian
4. Hubungan Hukum
Aspek medikolegal
• Aspek medikolegal hubungan antara dokter-pasien ada dua
hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Komunikasi antara dokter dengan pasien
2. Persetujuan tindakan kedokteran. yang sering mengundang
timbulnya masalah antara dokter dan pasien.
PIDANA vs PERDATA

PERDATA
PIDANA

• Individu vs publik • Individu vs individu


• Publik diwakili penyidik, • Dapat diwakili
penuntut umum pengacara
• Pembuktian : P.U • Pembuktian :
• Penengah : hakim, penggugat
sistem juri • Penengah : Hakim
• UU: KUHAP,KUHP,dll • Kebenaran : formil
• Kebenaran : materiel • UU: KuhPer,KUHD,DLL
• Sanksi : mati, SH, • Sanksi: ganti rugi,
penjara, sita , denda rehabilitasi
KRITERIA PIDANA
TINDAKAN PELANGGARAN PASAL KUHP
• Melakukan
Seorang dokter dapat
penipuan dikenakan
terhadap sanksi pidana, bilamana
pasien ia 378
Pasal berbuat
KUHPkriminal seperti:
Pembuatan surat keterangan palsu Pasal 263 dan 267 KUHP
Kesengajaan membiarkan penderita tidak tertolong Pasal 349 KUHP
Tidak memberikan pertolongan pada orang yang Pasal 304 KUHP
berada dalam bahaya
Euthanasia Pasal 344 KUHP
Melakukan pengguguran atau abortus provocatus Pasal 346-349 KUHP
Penganiayaan dan luka berat Pasal 351 KUHP & Pasal 90 KUHP
Kealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau Pasal 359-361 KUHP
luka-luka berat pada diri orang lain
Pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran Pasal 322 KUHP
Penyerangan seksual Pasal 284-294 KUHP
Pelanggaran kesopanan Pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1,
pasal 285 dan 286 KUHP
Memberikan atau menjual obat palsu Pasal 386 KUHP
KRITERIA PERDATA
PASAL KETERANGAN

Pasal 1365 KUHPdt Penimbul ganti rugi atas diri orang lain  pelakunya harus
membayar ganti rugi.

Pasal 1366 KUHPdt Selain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau
kurang berhati-hati.

Pasal 1367 KUHPdt Majikan ikut bertanggung-jawab atas perbuatan orang di


bawah pengawasannya.

Pasal 1338 KUHPdt Wanprestasi  ganti rugi.

Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009 Ganti rugi


Tentang Kesehatan

Pasal 66 UU No.29 Tahun 2004 Ganti rugi


Tentang Praktik Kedokteran

Doktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang /
salah organ, product liability.
Prosedur mediko-legal
• Prosedur mediko-legal adalah tata-cara atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagaiaspek yang berkaitan
pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum untuk
kepentingan hukum.
• Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada
peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia,
dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah
dokter dan etika kedokteran.
Lingkup prosedur medikolegal
• pengadaan visum et repertum,
• tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.
• pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan
dan Pemberian keterangan ahli di persidangan dan
pemberian keterangan ahli di dalam persidangan
• kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran
• tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan surat
keterangan medik
• tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi
pemeriksaan penyidik
LO3.
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN
TINDAKAN
KEDOKTERAN /
INFORMED
CONSENT

• Medical providers • Medical receivers


• Kewajibannya melakukan • Memiliki hak untuk
diagnosis, pengobatan, menentukan pengobatan
tindakan medis yang terbaik atau tindakan medik apa yg
menurut jalan pikiran dan akan dilakukan [ the right to
pertimbangannya. self determination ]
Definisi – Informed Consent
INFORMED
telah diberitahukan,
telah disampaikan,
telah diinformasikan
INFORMED
CONSENT
Persetujuan yang
diberikan pasien
kepada dokter
setelah diberikan
CONSENT
penjelasan
persetujuan yang
diberikan kepada
seseorang untuk
berbuat sesuatu
Persetujuan yang diperoleh
dokter sebelum melakukan
Umum pemeriksaan, pengobatan,
& tindakan medik apapun
Permenkes no
yang akan dilakukan
290/Menkes/PER/
Informed III/2008 ttg
Persetujuan
Consent Tindakan
Kedokteran
Persetujuan/izin tertulis dari
keluarga/pasien pada
Khusus tindakan operatif / tindakan
invasif lain yang beresiko

Proses Komunikasi

Tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien

Formulir hanya pen-dokumentasian dari apa


yang telah disepakati
Bentuk – Informed Consent
1. Tersirat atau dianggap telah diberikan (implied consent)
• Keadaan normal
• Keadaan darurat  presumed consent
2. Dinyatakan (expressed consent)
• Lisan
• Tulisan
Tujuan – Informed Consent
• Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara
hukum dari:
• tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya,
• tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang sewenang-wenang,
• tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan
standar profesi medis,
• penyalahgunaan alat canggih yang memerlukan biaya tinggi atau
“over utilization” yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan
medisnya;
• Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana
tindakan medis:
• dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar
• akibat tindakan medis yang tak terduga dan bersifat negatif
Sifat Pemberian Informasi
• obyektif
• tidak memihak
• tanpa tekanan

Setelah mendapat informasi  pasien diberi waktu untuk


berfikir dan mempertimbangkan keputusannnya
Yang berhak memberi persetujuan
• Pasien yg sudah dewasa (>21 tahun / sudah menikah) dan
dalam keadaan sehat mental
• Ada kesangsian terhadap kesiapan mental pasien  diambil
alih oleh keluarga pasien atau atas alasan lain
• Pasien usia <21 tahun , dan pasien gangguan jiwa  yang
menandatangani adalah orangtua / wali / keluarga terdekat /
induk semang
• Pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pingsan serta tidak
didampingi oleh keluarga terdekat  secara medik dalam
keadaan gawat darurat yang perlu tindakan medik segera 
tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun
• Menurut The Medical Defence Union dalam bukunya
Medicolegal Issues in Clinical Practice:
Telah dijelaskan
bentuk tindakan
yang akan dilakukan
sehingga pasien
dapat memahami
tindakan itu perlu
Diberikan oleh dilakukan Mengenai sesuatu
orang yang sanggup
hal yang khas
membuat perjanjian

5 syarat
sah-nya Tindakan itu
Diberikan secara
dilakukan pada
bebas Informed situasi yang sama
Consent
WHAT WHICH
(segala sesuatu yg (informasi yg
berkaitan dgn penyakit disampaikan adalah
pasien) selengkap lengkapnya)

INFORMASI
???

WHO
(yg menyampaikan WHEN
informasi  dokter / (waktu yg tepat
tim medis yg untuk dokter dan
bersangkutan) keluarga)
Isi informed consent
KKI memberikan 12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan
kepada pasien:
1. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis
apabila tidak diobati
2. Ketidakpastian tentang diagnosis
3. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi
kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobati
4. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan
5. Untuk setiap tindakan, diperlukan keterangan tentang
kelebihan / keuntungan dan tingkat kemungkinan
keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko
yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup
sebagai akibat dari tindakan tersebut.
6. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang
masih eksperimental
7. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya
akan dimonitor atau dinilai kembali
8. Nama dokter yang bertanggung jawab secara keseluruhan
untuk pengobatan tersebut
9. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau
pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya didalam
rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah
pendapatnya setiap waktu
11. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat
kedua dari dokter lain
12. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya
CARA MEMBERIKAN INFORMASI
a. Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar
belakang mereka.
b. Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk
publikasi lain
c. Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman
dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder
d. Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan
agar diberikan dengan cara yang sensitif dan empati
e. Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan
dalam diskusi
f. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas
g. Memberikan cukup waktu bagI pasien untuk memahami
informasi yang diberikan
LO4.
BREAKING BAD NEWS
What is Bad News?
• Any news that seriously and negatively alters the patient’s
view of his or her future – Buckman
The Goal
• Help the patient and family understand the condition
• Support the patient and family
• Minimize the risk of overwhelming distress or prolonged
denial
Bad News Protocol
1. Siapkan informasi, lokasi, waktu
2. Cari tahu apa yang pasien sudah tahu
3. Tanyakan seberapa banyak pasien ingin tahu
4. Membagikan informasi
5. Berespon terhadap emosi pasien
6. Negosiasikan langkah-langkah follow up yg diperlukan
pasien
1. Siapkan informasi, lokasi, dan waktu
• Persiapkan diri agar tdk tampak grogi dan tidak ikut larut dalam
emosi pasien, namun tetap berempati.
• Penyampaian kabar buruk dilakukan di tempat yang tenang
• Pendamping keluarga terdekat pasien
2. Cari tahu apa yg pasien sudah tahu
• Ketika gejala pertama muncul, apa yg mungkin anda pikirkan ?
• Jadi, apa yg sudah anda ketahui dari dokter sebelumnya ?
3. Tanyakan seberapa banyak yg pasien ingin tahu
- Apakah pasien ingin tahu perkembangan penyakitnya ?
- Apabila pasien menyatakan ingin tahu, tanyakan sejauh mana ?
- Sejauh mana informasi yg pasien ketahui tentang penyakitnya ?
4. Membagi informasi
• Hindari menggunakan istilah kedokteran yg tidak
dimengerti
• Gunakan bahasa yg selevel dengan bahasa yg digunakan
pasien
• Sampaikan informasi bertahap
• WARNING shot !
5. Berespon terhadap emosi pasien
• Jangan memotong luapan emosi pasien baik itu berupa dia
marah, nangis, mengeluh, dsb.
• Amati selalu ekspresi dan emosi pasien
6. Negosiasikan langkah follow up yg diperlukan pasien
• Contoh : “Minggu depan, kita konsultasi lagi ya bu”
Faktor yang mempengaruhi
• Keberhasilan penyampaian informasi atau berita buruk itu
dipengaruhi oleh
• Keterampilan kita berkomunikasi
• Profesionalisme seorang dokter
• Pengetahuan dan kemampuan analisis
• Kecerdasan emosi
• Kecerdasan spiritual
Protokol BUCKMAN
• S  SETTING UP interview
• P  assessing the patient’s PERCEPTION
• I  obtaining patient’s INVITATION
• K  giving KNOWLEDGE and information to the patient
• E  adressing the patient’s EMOTIONS with emphatic
responses
• S  STRATEGY AND SUMMARY
S-SETTING UP interview
• Dari lingkungannya, libatkan orang terdekat, duduk bersama dengan
mata sejajar, buat hubungan erat dengan pasien
• Hal penting lainnya, jangan sampe deh pertemuan tersebut terganggu
dengan hal-hal kecil seperti dering hp, melihat jam, menguap, bahkan
sms sekalipun…fokuskan perhatian hanya pada pasien.
P-assessing the patient’s perception
• Sebelum memberitahu, tanya terlebih dahulu, “apa yang anda ketahui
sejauh ini tentang kondisi anda?” Hal ini berguna untuk mempersiapkan
dokter akan kemungkinan respon yang diberikan pasien nanti.
I-obtaining patient’s invitation
• Sebagian besar pasien pasti ingin mendengar diagnosis serta harapan
hidupnya kelak. Ada juga sebagia kecil pasien yang justru tidak ingin
mendengar apapun tentang kondisinya (sudah tak peduli atau pasrah
mungkin?) Nah, dokter juga harus jeli nih dalam melihat hal ini…intinya,
jangan memberitahu lebih dari yang ia inginkan.
K-giving KNOWLEDGE and information to the patient
• Pasien harus diberitahu diagnosis dan prognosis sejujurnya dalam
bahasa yang sederhana dan cara yang halus. Terkadang, kita perlu
juga memberikan semacam “warning shot” sebagai indikasi bahwa
akan menyampaikan berita buruk.
• Satu yang perlu diingat juga, jangan pernah menggunakan
“medical jargon” atau bahasa medis yang gak pasien ngerti. Dan
bila prognosis kurang baik, pasien harus diyakinkan bahwa akan
selalu mendapat dukungan yang sebesar-besarnya.
E-adressing the patient’s emotions with emphatic responses
• Amati emosi pasien dan cari tahu apa penyebab dari emosi pasien
tersebut. Beri waktu juga kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.
S-strategy and summary
• Sampaikan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pasien serta
sampaikan ringkasannya…
Summary
• Akhir percakapan, review kembali keseluruhan
• Simpulkan dengan ringkas dan jelas
• Berikan pasien kesempatan bertanya atau menanggapi
• Tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa
yg disampaikan pasien
• Dokumentasikan dalam rekam medis pasien
• Evaluasi dan Monitor
“The task of breaking bad news is a testing ground for the
entire range of our professional skills and abilities. If we
do it badly, the patients or family members may never
forgive us; if we do it well, they will never forget us.”
(Robert Buckman)
LO5.
MALPRAKTIK
Definisi – Malpraktik
• Malpraktik medik  kelalaian atau kegagalan seorang
dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan & ilmu
pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati
pasien atau orang cedera menurut ukuran di lingkungan
yang sama.
• Dokter dikatakan melakukan malpraktik medik jika mengandung
salah satu unsur berikut:
1. Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan kedokteran dan
keterampilan yang sudah berlaku umum di kalangan profesi
kedokteran
2. Memberikan pelayanan medik di bawah standar profesi (tidak
lege artis)
3. Melakukan kelalaian berat atau kurang hati – hati , yang dapat
mencakup:
a. Tidak melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya dilakukan
(omission), atau
b. Melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan
(commission)
4. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum
Klasifikasi - Malpraktik
Criminal Malpractice Civil Malpractice
• Terjadi apabila seorang dokter • Terjadi apabila seorang
dalam menangani suatu kasus
telah melanggar hukum pidana dokter telah menyebabkan
dan menempatkan dirinya pasiennya menderita luka
sebagai seorang tertuduh. atau mati, tetapi tidak
• Seorang dokter yang melupakan
kewajibannya untuk melaporkan dapat dituntut secara
kepada polisi bahwa dia merawat pidana. Dalam hal ini dia
seorang penjahat yang harus
dilaporkan dapat digugat secara
• Seorang ahli bedah plastik yang perdata oleh pasien dan
mengubah wajah atau
menghilangkan sidik jari seorang keluarganya.
penjahat untuk mempersulit
identifikasi.
Malpraktek Medik Murni
• Sebenarnya tidak banyak dijumpai
• Contoh: dokter melakukan pembedahan dengan niat
membunuh pasiennya atau dokter sengaja melakukan
pembedahan tanpa ada indikasi medis yang sebenarnya tidak
perlu dilakukan, hanya untuk mengeruk keuntungan.
Malpraktik Etik
• Jika dokter hanya melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika kedokteran
Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D,
yaitu:
• Duty of Care (kewajiban perawatan)
• Dereliction of That Duty (penyimpangan kewajiban)
• Damage (kerugian)
• Direct Causal Relationship (harus ada kaitan kausal
antara tindakan yang dilakukan dengan kerugian yang
diderita )
Duty (kewajiban)
• Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter
haruslah bertindak berdasarkan:
• Adanya indikasi medis
• Bertindak secara hati-hati dan teliti
• Bekerja sesuai standar profesi
• Sudah ada informed consent.

• UU Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004 Bab IV tentang


Penyelenggaraan Praktik Kedokteran : bagian kesatu pasal
36,37 dan 38 bahwa seorang dokter harus memiliki surat izin
praktek, dan bagian kedua tentang pelaksanaan praktek
yang diatur dalam pasal 39-43. Pada bagian ketiga
menegaskan tentang pemberian pelayanan.
Dereliction of Duty (penyimpangan dari
kewajiban)
• Apabila sudah ada kewajiban (duty), maka sang dokter atau
perawat rumah sakit harus bertindak sesuai dengan standar
profesi yang berlaku.
• Jika seorang dokter melakukan penyimpangan dari apa yang
seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan menurut standard profesinya, maka dokter
tersebut dapat dipersalahkan.
• Bukti adanya suatu penyimpangan dapat diberikan melalui
saksi ahli, catatan-catatan pada rekam medik, kesaksian
perawat dan bukti-bukti lainnya.
Direct Causation (penyebab langsung)
• Penyebab langsung yang dimaksudkan dimana suatu
tindakan langsung yang terjadi, yang mengakibatkan
kecacatan pada pasien akibat kealpaan seorang dokter pada
diagnosis dan perawatan terhadap pasien.
• Secara hukum harus dapat dibuktikan secara medis yang
menjadi bukti penyebab langsung terjadinya malpraktik
dalam kasus manapun.
Damage (kerugian)
• Damage yang dimaksud adalah cedera atau kerugian yang
diakibatkan kepada pasien.
• Walaupun seorang dokter atau rumah sakit dituduh telah
berlaku lalai, tetapi jika tidak sampai menimbulkan
luka/cedera/kerugian (damage, injury, harm) kepada pasien,
maka ia tidak dapat dituntut ganti-kerugian.
• Istilah luka (injury) tidak saja dalam bentuk fisik, namun juga
termasuk dalam arti ini gangguan mental yang hebat (mental
anguish) serta tejadi pelanggaran terhadap hak privasi orang
lain.
TUNTUTAN
• Untuk dapat menuntut penggantian kerugian (perdata)
karena kelalaian, penggugat harus dapat membuktikan
adanya 4 unsur berikut :
1. Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien
2. Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim
dipergunakan
3. Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti
ruginya
4. Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah
standar
LO6.
RAHASIA KEDOKTERAN
Hipocrates  kewajiban memegang teguh rahasia
pasien  hubungan dokter – pasien

“Apapun yang saya dengar atau lihat, tentang


kehidupan seseorang yang tidak patut disebarluaskan,
tidak akan saya ungkapkan, karena saya harus
merahasiakannya”

Perkembangan iptek kedokteran  pengecualian


membuka rahasia jabatan dan pekerjaan dokter 
memelihara kepentingan umum dan mencegah
hal-hal yang dapat merugikan orang lain
Lafal Sumpah Dokter Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.26 tahun 1960:
“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan karena
keilmuan saya sebagai dokter”

Bab II KODEKI tentang kewajiban dokter terhadap


pasien dicantumkan antara lain:
“Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang pasien karena kepercayaan
yang diberikan kepadanya, bahkan juga setelah pasien
meninggal dunia”
Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang
wajib simpan rahasia kedokteran:
Menteri Kesehatan dapat melakukan tindak-tindak
administratif berdasarkan pasal 111 Undang-undang
tentang Kesehatan jika tidak dapat dipidanakan
menurut KUHAP
Rahasia: sesuatu yang disembunyikan dan hanya
diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja,
atau oleh kalangan tertentu

Tidak selalu hal yang Harus dirahasiakan,


diberitahukan pada terutama terhadap
dokter merupakan pasangannya, yang tidak
rahasia yang tidak boleh mengetahui bahwa ia
diberitahukan pada memiliki hubungan
orang lain. Misalnya: dengan wanita/pria lain.
influenza Misalnya: penyakit sifilis
atau gonorea
RAHASIA DOKTER

RAHASIA JABATAN RAHASIA PEKERJAAN

Rahasia dokter sebagai Rahasia dokter pada


pejabat struktural waktu menjalankan
praktiknya
RAHASIA JABATAN

Ditinjau dari sudut hukum

Tingkah laku yang


Tingkah laku dalam
bersangkutan dg
keadaan khusus
pekerjaan sehari-hari
Tingkah laku yang
bersangkutan dg
pekerjaan sehari-hari

PASAL 1365 KUH


PASAL 322 KUHP
PERDATA
PASAL 322 KUHP
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia
yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau
pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu,
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah

(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang


tertentu, ia hanya dituntut atas pengaduan orang itu

PASAL 1365 KUH PERDATA


Barangsiapa yang berbuat salah sehingga seorang lain
menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian itu
Tingkah Laku dalam Keadaan Khusus
• Sebagai saksi/saksi ahli  dapat mengundurkan diri untuk
memberi keterangan  KUHAP (31 Desember 1981) pasal 120
& 168, khususnya pasal 170 :
• Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya
diwajibkan menyimpan rahasia, dapat dibebaskan dari kewajiban
untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang
dipercayakan kepada mereka.
• Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan
tersebut, pengadilan negeri memutuskan apakah alasan yang
dikemukakan oleh saksi atau saksi ahli untuk tidak berbicara itu, layak
dan dapat diterima atau tidak.
Tingkah Laku dalam Keadaan Khusus
• Yang pertama didahulukan adalah rahasia jabatan dokter,
terutama karena kewajiban moral.
• Alasan melepaskan rahasia jabatan : pertumbuhan akal sehat,
yaitu ada tidaknya kepentingan yang lebih utama atau
kepentingan umum.
• Contoh :
• Seorang supir yang menderita epilepsi, yang jika
penyakitnya bangkit pada waktu sedang menjalankan
tugasnya, pasti sangat membahayakan
• Seorang guru yang menderita TBC aktif dapat menular
pada murid2 pada waktu mengajar
Tingkah Laku dalam Keadaan Khusus
• Seorang dokter dalam keadaan terpaksa serupa itu
ialah memberitahukan kepada majikan si sakit,
bahwa ia menganggap si sakit perlu diperiksa
kesehatannya oleh majelis tersebut.
• Mungkin diagnosisnya tidak perlu disampaikan,
cukup penyakit yang tidak memungkinkan untuk
bekerja terus, dapat menular, atau membahayakan
orang lain dan dokter menasihati supaya
diberhentikan dari pekerjaannya
Dasar Hukum Rahasia Jabatan Kedokteran
• UU no 29 tahun 2004 tentang Prakdok pada
paragraf 4  “setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib menyimpan
rahasia kedokteran”
• Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:
• Kepentingan kesehatan pasien
• Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum
• Permintaan pasien sendiri
• Berdasarkan ketentuan perundang2an
Persyaratan bila rahasia kedokteran dibuka
• Adanya ijin dari pasien
• Adanya keadaan mendesak atau memaksa
• Adanya peraturan UU
• Adanya perintah jabatan
• Demi kepentingan umum
• Adanya presumed consent dari pasien
Persyaratan bila rahasia kedokteran dibuka
• Menurut Herkutanto
• Adanya kerelaan atau ijin pasien. Pasien dianggap telah menyatakan
secara tidak langsung bahwa rahasia kedokteran itu bukan lagi
merupakan rahasia, sehingga tidak wajib dirahasiakan lagi oleh dokter
• Pembukaan rahasia kedokteran tanpa ijin pasien, karena adanya dasar
penghapus pidana berdasarkan ketentuan pasal 48, 50 dan 51 KUHP
Persyaratan bila rahasia kedokteran dibuka
• Menurut Eck • Menurut Fred Ameln
– Ijin dari yang berhak – Diatur oleh UU
– Keadaan mendesak atau – Pasien membahayakan
terpaksa umum atau orang lain
– Peraturan perundang- – Pasien dapat memperoleh
undangan hak sosial
– Perintah jabatan yang sah – Pasien memberikan ijin baik
lisan maupun tulisan
– Pasien memberikan kesan
kepada dokter bahwa ia
mengijinkan
– Demi kepentingan umum
atau kepentingan yang lebih
tinggi

Anda mungkin juga menyukai