Rizky Lumalessil
405130071
FK UNTAR
Kelompok 3
Blok Etika, Hukum Kedokteran, dan Kedokteran Forensik
LO1.
UU NO.36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN
UU No.36 tahun 2009 tentang KESEHATAN
• Hak dan kewajiban (pasal 4-13) bab III
• SDM tenaga kesehatan (pasal 22-24, 27-29) bab V
• Fasilitas pelayanan kesehatan (pasal 30-34)
• Upaya kesehatan (pasal 46-49) bab VI
• Pemberian pelayan kesehatan (pasal 52-54)
• Perlindungan pasien – rahasia kedokteran (pasal 56-58)
• Penyidikan (pasal 189) bab XIX
• Ketentuan pidana (pasal 190-200) bab XX
Hak dan Kewajiban
Sumber daya di bidang kesehatan –
Tenaga Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 6
Sumber daya di bidang kesehatan –
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (bag 2)
• Pasal 1 butir 7
Upaya Kesehatan (bag 1)
• Pasal 1 butir 11,12,13,14,15,16
Upaya kesehatan – Pemberian Pelayanan
Kesehatan (bag 2, paragraf 1)
Upaya kesehatan – Perlindungan Pasien
(bag 2, paragraf 2)
Penyidikan
Ketentuan pidana (bab XX)
LO2.
ANALISIS MEDIKOLEGAL BERDASARKAN KUHP DAN KUH
PERDATA SERTA MENGANALISA PELANGGARAN –
PELANGGARAN YANG TERJADI PADA PRAKTIK KEDOKTERAN
UU pradok
• Sesudah diterbitkannya Undang-Undang Praktik kedokteran
(UU Pradok) tahun 2004, norma disiplin menjadi hal baru
yang perlu diperhatikan dan dikaji, karena didalam Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) ada lembaga yang disebut
sebagai Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI) dengan tujuan menegakkan disiplin dokter dan
dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
Disiplin kedokteran
• adalah norma kepatuhan aturan-aturan/ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan atau
lebih khusus kepatuhan menerapkan kaidah-kaidah
penatalakasanaan klinis (asuhan medis) yang mencakup:
penegakan diagnosis, tindakan pengobatan, menetapkan
prognosis
Hubungan dokter
(termasuk spesialisasi) dengan pasien
1. Hubungan Kebutuhan
2. Hubungan Kepercayaan
3. Hubungan Keprofesian
4. Hubungan Hukum
Aspek medikolegal
• Aspek medikolegal hubungan antara dokter-pasien ada dua
hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Komunikasi antara dokter dengan pasien
2. Persetujuan tindakan kedokteran. yang sering mengundang
timbulnya masalah antara dokter dan pasien.
PIDANA vs PERDATA
PERDATA
PIDANA
Pasal 1365 KUHPdt Penimbul ganti rugi atas diri orang lain pelakunya harus
membayar ganti rugi.
Pasal 1366 KUHPdt Selain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau
kurang berhati-hati.
Doktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang /
salah organ, product liability.
Prosedur mediko-legal
• Prosedur mediko-legal adalah tata-cara atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagaiaspek yang berkaitan
pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum untuk
kepentingan hukum.
• Secara garis besar prosedur mediko-legal mengacu kepada
peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia,
dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah
dokter dan etika kedokteran.
Lingkup prosedur medikolegal
• pengadaan visum et repertum,
• tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka.
• pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan
dan Pemberian keterangan ahli di persidangan dan
pemberian keterangan ahli di dalam persidangan
• kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran
• tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan surat
keterangan medik
• tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi
pemeriksaan penyidik
LO3.
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN
TINDAKAN
KEDOKTERAN /
INFORMED
CONSENT
Proses Komunikasi
5 syarat
sah-nya Tindakan itu
Diberikan secara
dilakukan pada
bebas Informed situasi yang sama
Consent
WHAT WHICH
(segala sesuatu yg (informasi yg
berkaitan dgn penyakit disampaikan adalah
pasien) selengkap lengkapnya)
INFORMASI
???
WHO
(yg menyampaikan WHEN
informasi dokter / (waktu yg tepat
tim medis yg untuk dokter dan
bersangkutan) keluarga)
Isi informed consent
KKI memberikan 12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan
kepada pasien:
1. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis
apabila tidak diobati
2. Ketidakpastian tentang diagnosis
3. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi
kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobati
4. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan
5. Untuk setiap tindakan, diperlukan keterangan tentang
kelebihan / keuntungan dan tingkat kemungkinan
keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko
yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup
sebagai akibat dari tindakan tersebut.
6. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang
masih eksperimental
7. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya
akan dimonitor atau dinilai kembali
8. Nama dokter yang bertanggung jawab secara keseluruhan
untuk pengobatan tersebut
9. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau
pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya didalam
rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah
pendapatnya setiap waktu
11. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat
kedua dari dokter lain
12. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya
CARA MEMBERIKAN INFORMASI
a. Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar
belakang mereka.
b. Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk
publikasi lain
c. Tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau teman
dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder
d. Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan
agar diberikan dengan cara yang sensitif dan empati
e. Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan
dalam diskusi
f. Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas
g. Memberikan cukup waktu bagI pasien untuk memahami
informasi yang diberikan
LO4.
BREAKING BAD NEWS
What is Bad News?
• Any news that seriously and negatively alters the patient’s
view of his or her future – Buckman
The Goal
• Help the patient and family understand the condition
• Support the patient and family
• Minimize the risk of overwhelming distress or prolonged
denial
Bad News Protocol
1. Siapkan informasi, lokasi, waktu
2. Cari tahu apa yang pasien sudah tahu
3. Tanyakan seberapa banyak pasien ingin tahu
4. Membagikan informasi
5. Berespon terhadap emosi pasien
6. Negosiasikan langkah-langkah follow up yg diperlukan
pasien
1. Siapkan informasi, lokasi, dan waktu
• Persiapkan diri agar tdk tampak grogi dan tidak ikut larut dalam
emosi pasien, namun tetap berempati.
• Penyampaian kabar buruk dilakukan di tempat yang tenang
• Pendamping keluarga terdekat pasien
2. Cari tahu apa yg pasien sudah tahu
• Ketika gejala pertama muncul, apa yg mungkin anda pikirkan ?
• Jadi, apa yg sudah anda ketahui dari dokter sebelumnya ?
3. Tanyakan seberapa banyak yg pasien ingin tahu
- Apakah pasien ingin tahu perkembangan penyakitnya ?
- Apabila pasien menyatakan ingin tahu, tanyakan sejauh mana ?
- Sejauh mana informasi yg pasien ketahui tentang penyakitnya ?
4. Membagi informasi
• Hindari menggunakan istilah kedokteran yg tidak
dimengerti
• Gunakan bahasa yg selevel dengan bahasa yg digunakan
pasien
• Sampaikan informasi bertahap
• WARNING shot !
5. Berespon terhadap emosi pasien
• Jangan memotong luapan emosi pasien baik itu berupa dia
marah, nangis, mengeluh, dsb.
• Amati selalu ekspresi dan emosi pasien
6. Negosiasikan langkah follow up yg diperlukan pasien
• Contoh : “Minggu depan, kita konsultasi lagi ya bu”
Faktor yang mempengaruhi
• Keberhasilan penyampaian informasi atau berita buruk itu
dipengaruhi oleh
• Keterampilan kita berkomunikasi
• Profesionalisme seorang dokter
• Pengetahuan dan kemampuan analisis
• Kecerdasan emosi
• Kecerdasan spiritual
Protokol BUCKMAN
• S SETTING UP interview
• P assessing the patient’s PERCEPTION
• I obtaining patient’s INVITATION
• K giving KNOWLEDGE and information to the patient
• E adressing the patient’s EMOTIONS with emphatic
responses
• S STRATEGY AND SUMMARY
S-SETTING UP interview
• Dari lingkungannya, libatkan orang terdekat, duduk bersama dengan
mata sejajar, buat hubungan erat dengan pasien
• Hal penting lainnya, jangan sampe deh pertemuan tersebut terganggu
dengan hal-hal kecil seperti dering hp, melihat jam, menguap, bahkan
sms sekalipun…fokuskan perhatian hanya pada pasien.
P-assessing the patient’s perception
• Sebelum memberitahu, tanya terlebih dahulu, “apa yang anda ketahui
sejauh ini tentang kondisi anda?” Hal ini berguna untuk mempersiapkan
dokter akan kemungkinan respon yang diberikan pasien nanti.
I-obtaining patient’s invitation
• Sebagian besar pasien pasti ingin mendengar diagnosis serta harapan
hidupnya kelak. Ada juga sebagia kecil pasien yang justru tidak ingin
mendengar apapun tentang kondisinya (sudah tak peduli atau pasrah
mungkin?) Nah, dokter juga harus jeli nih dalam melihat hal ini…intinya,
jangan memberitahu lebih dari yang ia inginkan.
K-giving KNOWLEDGE and information to the patient
• Pasien harus diberitahu diagnosis dan prognosis sejujurnya dalam
bahasa yang sederhana dan cara yang halus. Terkadang, kita perlu
juga memberikan semacam “warning shot” sebagai indikasi bahwa
akan menyampaikan berita buruk.
• Satu yang perlu diingat juga, jangan pernah menggunakan
“medical jargon” atau bahasa medis yang gak pasien ngerti. Dan
bila prognosis kurang baik, pasien harus diyakinkan bahwa akan
selalu mendapat dukungan yang sebesar-besarnya.
E-adressing the patient’s emotions with emphatic responses
• Amati emosi pasien dan cari tahu apa penyebab dari emosi pasien
tersebut. Beri waktu juga kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.
S-strategy and summary
• Sampaikan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pasien serta
sampaikan ringkasannya…
Summary
• Akhir percakapan, review kembali keseluruhan
• Simpulkan dengan ringkas dan jelas
• Berikan pasien kesempatan bertanya atau menanggapi
• Tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa
yg disampaikan pasien
• Dokumentasikan dalam rekam medis pasien
• Evaluasi dan Monitor
“The task of breaking bad news is a testing ground for the
entire range of our professional skills and abilities. If we
do it badly, the patients or family members may never
forgive us; if we do it well, they will never forget us.”
(Robert Buckman)
LO5.
MALPRAKTIK
Definisi – Malpraktik
• Malpraktik medik kelalaian atau kegagalan seorang
dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan & ilmu
pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati
pasien atau orang cedera menurut ukuran di lingkungan
yang sama.
• Dokter dikatakan melakukan malpraktik medik jika mengandung
salah satu unsur berikut:
1. Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan kedokteran dan
keterampilan yang sudah berlaku umum di kalangan profesi
kedokteran
2. Memberikan pelayanan medik di bawah standar profesi (tidak
lege artis)
3. Melakukan kelalaian berat atau kurang hati – hati , yang dapat
mencakup:
a. Tidak melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya dilakukan
(omission), atau
b. Melakukan sesuatu tindakan yang seharusnya tidak dilakukan
(commission)
4. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum
Klasifikasi - Malpraktik
Criminal Malpractice Civil Malpractice
• Terjadi apabila seorang dokter • Terjadi apabila seorang
dalam menangani suatu kasus
telah melanggar hukum pidana dokter telah menyebabkan
dan menempatkan dirinya pasiennya menderita luka
sebagai seorang tertuduh. atau mati, tetapi tidak
• Seorang dokter yang melupakan
kewajibannya untuk melaporkan dapat dituntut secara
kepada polisi bahwa dia merawat pidana. Dalam hal ini dia
seorang penjahat yang harus
dilaporkan dapat digugat secara
• Seorang ahli bedah plastik yang perdata oleh pasien dan
mengubah wajah atau
menghilangkan sidik jari seorang keluarganya.
penjahat untuk mempersulit
identifikasi.
Malpraktek Medik Murni
• Sebenarnya tidak banyak dijumpai
• Contoh: dokter melakukan pembedahan dengan niat
membunuh pasiennya atau dokter sengaja melakukan
pembedahan tanpa ada indikasi medis yang sebenarnya tidak
perlu dilakukan, hanya untuk mengeruk keuntungan.
Malpraktik Etik
• Jika dokter hanya melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika kedokteran
Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D,
yaitu:
• Duty of Care (kewajiban perawatan)
• Dereliction of That Duty (penyimpangan kewajiban)
• Damage (kerugian)
• Direct Causal Relationship (harus ada kaitan kausal
antara tindakan yang dilakukan dengan kerugian yang
diderita )
Duty (kewajiban)
• Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter
haruslah bertindak berdasarkan:
• Adanya indikasi medis
• Bertindak secara hati-hati dan teliti
• Bekerja sesuai standar profesi
• Sudah ada informed consent.