Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO 5: SUATU HARI DI BAGIAN FORENSIK

Dr. Mirna, seorang residen di bagian Forensik RSUP Dr. M. Djamil Padang beberapa
hari ini sibuk luar biasa. Ia harus melayani permintaan visum dari polisi untuk seorang
perempuan muda yang mengaku telah diperkosa beberapa orang dua hari yang lalu. Selang
beberapa waktu kemudian datang lagi kasus usaha pembunuhan yang menyebabkan luka luka
diberbagai bagian tubuh. Ada luka yang memanjang, luka yang dalam, serta luka di bagian
perut yang memerlukan laparotomi. Kemudian datang lagi kasus kematian akibat minum
racun, yang menurut polisi masih diragukan apakah akibat bunuh diri atau akibat usaha
pembunuhan. Kelelahan amat terasa karena baru tadi malam ia juga harus menangani kasus
kematian akibat tenggelam di dalam bak mandi berendam.
Beberapa hari kemudian muncul lagi kasus penusukan yang menyebabkan luka-luka,
namun penderita meninggal dunia sebelum sempat dilayani. Surat keterangan kematian
dengan status DOA pun dikeluarkan setelah pemeriksaan dilakukan. Ketika polisi dihubungi,
mereka ternyata juga sedang mengusut kasus kematian mencurigakan yang terjadi beberapa
minggu sebelumnya. Kecurigaan muncul setelah adanya laporan tanda-tanda kematian yang
tidak wajar sewaktu mayat dimandikan. Kuburan harus digali kembali, dan identifikasi harus
dilakukan melalui pemeriksaan DNA karena korban tidak diketahui identitasnya dengan
pasti. Bagaimanakah anda menjelaskan apa saja yang harus dilakukan dr. Mirna?
TERMINOLOGI
1. Forensik : salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran, yang mempelajari
pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan, dikenal
juga dengan legal medicine.
2. Visum : keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan kedokteran forensik terhadap manusia, baik hidup
atau mati ataupun diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dibawah
sumpah, untuk kepentingan peradilan.
3. Laparatomi : prosedur bedah dengan membuat irisan besar pada dinding perut untuk
mendapatkan akses ke dalam rongga perut.
4. Status DOA : keterangan yang digunakan untuk menjelaskan kondisi pasien yang
ditemukan telah meninggal ketika datangnya tenaga profesional medis atau telah meninggal
saat perjalanan ke IGD. Death on arrival (DOA) merupakan istilah yang digunakan pada
keadaan pasien yang meninggal secara klinis sebelum sampai di rumah sakit (Emergency
Room) dan tidak perlu dilakukan resusitasi.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa landasan hukum yang mengatur tentang visum?
- Lembar Negara No. 350 tahun 1937, tentang seorang dokter tidak perlu disumpah
setiap kali dokter tsb membuat visum et repertum,
- Pasal 120 KUHAP  penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli dan ahli
tersebut membantu dengan pengetahuan yang sebaik-baiknya.
- Pasal 133 KUHAP  untuk keperluan peradilan, penyidik dapat meminta bantuan
dokter atau dokter forensik untuk melakukan pemeriksaan forensik.
Ayat 1 Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya
Ayat 2 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat
- Pasal 179 KUHAP  dokter wajib melakukan pemeriksaan kedokteran forensik
bila diminta oleh penyidik yang berwenang.

2. Apa saja jenis visum (visum et repertum)?


- VeR untuk korban hidup :
VeR perlukaan  untuk mengetahui penyebab luka/sakit dan derajat
keparahannya demi keperluan peradilan.
VeR kejahatan susila  dibuat jika ada dugaan terjadinya kasus yang diancam
pidana oleh KUHP meliputi pemerkosaan, persetubuhan pada wanita yang tidak
berdaya, persetubuhan dengan wanita yang belum cukup umur, dan tindakan
cabul.
VeR Peracunan 
VeR Psikiatrik  dibuat dalam rangka mengevaluasi keadaan
kejiwaan/kesehatan mental seorang tersangka/tertuduh, dimana evaluasi dilakukan
oleh dokter spesialis psikiatri melalui observasi dalam jangka waktu tertentu.
- VeR untuk jenazah
Pada surat permintaan visum, harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta.
Dimana dari hasil pemeriksaan luar dan bedah jenazah nantinya dapat
disimpulkan sebab, jenis luka atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya, sebab
dan mekanisme kematian serta saat kematiannya.

3. Bagaimana pembuatan visum et repertum pada kasus dugaan pemerkosaan?


- Untuk kepentingan peradilan, dokter berkewajiban untuk membuktikan adanya
persetubuhan atau perbuatan cabul, adanya kekerasan (termasuk keracunan), serta
usia korban. Selain itu juga diharapkan memeriksa adanya penyakit hubungan
seksual, kehamilan, dan kelainan psikiatrik sebagai akibat dari tindakan pidana
tersebut. Dokter tidak dibebani pembuktian adanya pemerkosaan, karena istilah
pemerkosaan adalah istilah hukum yang harus dibuktikan di depan sidang
pengadilan.
- Dalam kesimpulan diharapkan tercantum perkiraan tentang usia korban, ada atau
tidaknya tanda persetubuhan dan bila mungkin, menyebutkan kapan perkiraan
terjadinya, dan ada atau tidaknya tanda kekerasan.
- Bila ditemukan adanya tanda-tanda ejakulasi atau adanya tanda-tanda perlawanan
berupa darah pada kuku korban, dokter berkewajiban mencari identitas tersangka
melalui pemeriksaan golongan darah serta DNA dari benda-benda bukti tersebut.

4. Bagaimana pembuatan visum et repertum pada kasus usaha pembunuhan?

5. Bagaimana cara mendeskripsikan jenis luka dan penyebabnya dalam ilmu forensik?

6. Apa jenis luka di bagian perut yang memerlukan laparatomi? Apa tujuan dilakukan
laparatomi?

7. Bagaimana cara mengidentifikasi kasus kematian akibat minum racun?


- Contoh kasus kematian keracunan akibat Sianida, untuk menentukan diagnosa
kasus keracunan diperlukan:
a) Anamnesa kontak antara korban dengan sianida atau yang dicurigai
sebagai sumber sianida,
b) Ada gejala dan tanda keracunan sianida, Efek utama dari racun sianida
adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara progresif. Akan
tetapi, gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari dosis
sianida, banyaknya paparan, jenis paparan, dan bentuk dari sianida. Pada
paparan sianida dengan konsentrasi tinggi, hanya dalam jangka waktu 15
detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu
seseorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan
mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan
mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan
berakhir dengan kematian. Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan
terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-
kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti
jantung.
c) Dari benda bukti, harus dapat dibuktikan bahwa benda bukti tersebut
memang mengandung racun sianida
d) Dari bedah mayat, dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang
sesuai dengan keracunan sianida dan tidak ditemukan adanya penyebab
kematian lain.
Pada pemeriksaan luar jenazah ditemukan Tercium bau khas amandel (bitter
almonds, peach pit) , Sianosis wajah dan bibir, Busa di mulut, Lebam mayat
merah terang.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan:
o Bau amandel
o Organ tubuh, otot dan darah berwarna merah terang
o Tanda asfiksia organ-organ tubuh
o Kelainan mukosa lambung (alkali CN): korosi, merah kecoklatan,
perabaan licin seperti sabun
e) Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat dibuktikan adanya
racun sianida dan atau metabolitnya, dalam tubuh atau cairan tubuh korban
secara sistemik
Pemeriksaan labor yang dapat dilakukan
o Uji kertas saring, Teteskan 1 tetes isi lambung, diamkan hingga agak
kering lalu ditetesi Na2CO3 10%. Uji positif bila terbentuk warna ungu.
o Reaksi schonbein-Pagenstecher ( reaksi Guajacol ), masukkan 50mg isi
atau jaringan lambung ke dalam botol elenmeyer. Kertas saring dicelupkan
ke dalam larutan guacajol 10% dalam alkohol lalu dikeringkan. Celupkan
lagi kertas saring ke dalam larutan 0,1%CuSO4 dalam air dan gantungkan
diatas jaringan dalam botol elenmeyer. Bila isi lambung alkalis dapat
ditambahkan asam tartrat untuk mengasamkan sehingga KCN mudah
terurai. Botol lalu dihangatkan. Jika terbentuk warna biru-hijau pada kertas
saring maka hasil reaksi positif.
o Prussian Blue ( Biru Berlin ), isi atau jaringan lambung didestilasi dengan
destilator yaitu 5ml destilat, 1ml NaOH 50%, 3 tetes FeSO4 10% dan 3
tetes FeCl 5%. Panaskan hingga hampir mendidih lau dinginkan dan
tambahkan HCl pekat hingga terbentuk endapan Fe(OH)3. teruskan hingga
endapan larut kembali dan terbentuk warna biru berlin
o Gettler Goldbaum, kertas saring wathon No. 5 dicelupkan kedalam larutan
FeSO4 10% selama 5 menit keringkan lalu dicelupkan ke dalam larutan
NaOH 20% selama beberapa detik. Panaskan bahan dan salurkan uap yang
terbentuk hingga melewati kertas saring jika berubah menjadi biru maka
hasil dinyatakan positif

8. Bagaimana cara membedakan kasus dugaan bunuh diri dengan kasus upaya
pembunuhan pada skenario?

9. Bagaimana penanganan kasus kematian akibat tenggelam di bak mandi berendam?

10. Bagaimana aspek medikolegal dan cara menegluarkan surat kematian dengan status
DOA pada kasus skenario?
- Aspek medikolegal DOA mempunyai beberapa kepentingan yaitu untuk
mengetahui penyebab dan cara kematian yang diperlukan untuk pembuatan VeR
dan penerbitan surat kematian. Surat keterangan kematian ini berisi identitas, saat
kematian, dan sebab kematian. Kewenangan penerbitan surat keterangan kematian
ini adalah kewenangan dokter.
- Dead on arrival bukanlah diagnosis, melainkan hanya keterangan kematian
sementara saat diperiksa pertama kali oleh dokter. Dead on arrival belum dapat
dikatakan termasuk kematian mendadak sebelum ditegakkan sebab kematian
pastinya melalui hasil otopsi klinis atau otopsi forensik. Prosedur yang
medikolegal dokter pada kasus dead on arrival adalah untuk menentukan apakah
termasuk kematian wajar atau tidak wajar.
- Sebuah kematian mendadak dapat mungkin dilaporkan kepada dokter umum dan
hal pertama yang paling penting untuk memastikan dan menentukan apakah
kematian termasuk wajar atau tidak wajar. Ada beberapa prinsip secara garis
besar harus diketahui oleh dokter berhubungan dengan kematian
mendadak akibat penyakit yaitu : Apakah pada pemeriksaan luar
jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan yang signifikan dan dapat
diprediksi dapat menyebabkan kematian ?, Apakah pada pemeriksaan luar
terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah pada keracunan ?, Apakah almarhum
merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang rutin datang berobat
ke tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?, Apakah almarhum mempunyai
penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit tersering penyebab natural
sudden death ?
- Pada skenario, korban termasuk golongan kematian tidak wajar, dikatakan
meninggal tidak wajar apabila disebabkan oleh perlukaan akibat pembunuhan,
bunuh diri, atau kecelakaan.
- Ketika mendapatkan pasien dengan kematian mendadak, hal pertama yang
dilakukan adalah mencari tau mengenai identitas korban, identifikasi mengenai
riwayat penyakit terdahulu, bukti-bukti penyakit jantung atau penyakit serius lalu
menanyakan kronologis meninggalnya pasien.
- Kemudian dokter umum memeriksa tanda-tanda pasti kematian, seperti lebam
mayat, kaku mayat, dan penurunan suhu tubuh. Namun, perlu dipertimbangkan
mengenai kemungkinan kematian tidak wajar. Sehingga tubuh pasien dijauhkan
dari manipulasi berlebihan bila pasien telah dicurigai sebagai korban kematian
yang tidak wajar, tempat ditemukannya korban dapat menjadi tempat kejadian
perkara.
- Selain itu, perlu diperhatikan barang-barang yang dibawa atau berada pasien,
seperti botol obat kosong, surat yang ditulis oleh korban sebelum kematian, dan
sejenisnya.
- Dokter umum harus dapat menentukan waktu kematian pasti. Waktu kematian
dapat diperkirakan berdasarkan kaku mayat, lebam mayat, dan penurunan suhu
tubuh.
- Bila didapatkan kecurigaan kematian yang tidak wajar, dokter wajib
menginformasikan kepada keluarga dan pihak yang berwajib. Setelah itu, pihak
yang berwajib akan mengirimkan surat permintaan visum dan dokter harus dapat
meyakinkan keluarga korban agar dapat dilakukan pemeriksaan forensik.
- Alur status DOA di Indonesia :
PASIEN DOKTER menyarankan
Death on Arrival keluarga untuk melaporkan ke
(IGD) POLISI

POLISImeminta atau
DOKTER (Forensik) mengeluarkan mengajukan surat untuk
surat atau hasil pemeriksaan (VeR) dilakukan pemeriksaan
dan membuat kesimpulan hasil ataupun Autopsi ke DOKTER
pemeriksaan (Forensik)

DOKTER (Forensik)
diminta/diajukan menjadi saksi ahli
dan menjelaskan kesimpulan hasil
pemeriksaan
11. Apa saja tanda tanda kematian yang tidak wajar yang mungkin ditemukan?
- Setiap kematian yang terjadi akibat suatu peristiwa kekerasan atau keracunan
termasuk kematian yang tidak wajar (kematian forensik). Cara kematian pada
kematian tidak wajar adalah pembunuhan, bunuh diri dan kecelakaan.
- Jika pada pemeriksaan luar dokter menemukan adanya luka, misalnya luka
tembak di kepala, luka tusuk di dada, adanya bau yang mencurigakan dari mulut
atau hidung, adanya tanda bekas suntikan tanpa riwayat berobat ke dokter, serta
adanya tanda keracunan lainnya, maka kasusnya kemungkinan merupakan
kematian yang tidak wajar

12. Megapa perlu dilakuakan penggalian kubur dan bagaimana landasan hukum
ekhumasi?
- Kadang kala perlu dilakukan karena kecurigaan terhadap kematian seseorang
mungkin baru timbul setelah penguburan dilaksanakan seperti ditemukannya
tanda-tanda kematian tidak wajar saat memandikan jenazah, atau pada beberapa
kasus kejahatan memang sengaja dilakukan penguburan untuk menghilangkan
jejak kejahatan. Untuk memastikan penyebab kematian aka perlu dilakukan
ekhumasi atau penggalian kubur kembali.
- Bila penyidik dlm rangkaian penyidikannya memerlukan bantuan dokter utk
melakukan pemeriksaan terhadap jnz yang telah dikubur maka dokter wajib
melaksanakannya.
- KUHAP pasal 135 : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu
melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana
dimaksud pasal 133 (2) dan pasal 134 (1) Dalam hal sangat diperlukan di mana
untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik
wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. (2) Dalam hal
keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud
dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
- KUHAP pasal 136 : semua biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh negara

13. Mengapa perlu dilakukan identifikasi ulang serta tes DNA pada korban yang telah
dikubur?
- Sebab identitas korban tidak diketahui dan tes DNA dianggap tepat untuk
mengatasinya karena profil DNA unik untuk setiap individu kecuali pada kembar
monozigot dan peluang profil DNA dua individu sama adalah sekitar 1 dalam 30
milyar-300 milyar.

14. Siapa saja yang berwenang meminta VeR dan siapa saja yang berwenang
membuatnya?
Dalam pengadaan VeR, yang berwenang untuk memintanya adalah
- Penyidik dan Penyidik Pembantu Polri.
- Penyidik adalah Pejabat Polri tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat
pembantu letnan dua polisi (Ajun Inspektur dua) dan pejabat PNS tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang, setidaknya golongan IIB.
- Penyidik pembantu adalah pejabat Polri tertentu yang sekurang-kurangnya
berpangkat sersan dua polisi (brigadir dua) dan pejabat PNS tertentu yang
stidaknya golongan IIA.
Yang berwenang dalam membuat VeR atas permintaan penyidik adalah dokter
forensik atau dokter rumah sakit, dimana keterangan yang diberikan oleh dokter
forensik nantinya disebut sebagai keterangan ahli dan keterangan dari dokter bukan
ahli forensik disebut sebagai ketererangan saja.

Anda mungkin juga menyukai