Anda di halaman 1dari 44

Dokter Sebagai Saksi Ahli

Oleh
Oleh : :

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

Tujuan

1. Apa yang dimaksud


dengan saksi ahli di
peradilan?
2. Bagaimana peranan
dokter sebagai saksi
ahli di peradilan?

Tujuan Umum
Mengetahui mengenai
saksi ahli dan peranan
dokter sebagai saksi ahli
di peradilan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui mengenai
saksi ahli di peradilan;
2. Mengetahui peranan
dokter sebagai saksi ahli
di peradilan.

Manfaat
1. Manfaat teoritis
peran dokter

2. Manfaat aplikatif
Pendidikan
Kesehatan
Masyarakat
Pemerintah

pengetahuan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH

DOKTER DALAM SISTEM


PERADILAN INDONESIA
Upaya untuk menyelesaikan suatu
pidana yang menyangkut tubuh manusia
sebagai barang bukti, hukum tidak dapat
menyidangkan perkara tersebut hanya
dengan pengetahuan di bidang hukum
saja. Oleh karena itu, hakim memerlukan
bantuan seseorang yang mempunyai
pengetahuan mengenai tubuh manusia,
dalam hal ini adalah seorang dokter.

Pasal 179 ayat 1 KUHAP

DEFINISI SAKSI AHLI


Berdasarkan ( Pasal 1 KUHAP Butir 26 )
Adalah seseorang yang dapat
menyimpulkan berdasarkan pengalaman
keahliannya tentang fakta atau data suatu
kejadian, baik yang ditemukan sendiri
maupun oleh orang lain, serta mampu
menyampaikan pendapatnya tersebut.
Saksi ahli merupakan orang yang
memenuhi syarat dalam hal pengetahuan
dan pengalamannya untuk memberikan
pendapat tentang isu tertentu ke
pengadilan

Keterangan Saksi
Berdasarkan (Pasal 1 KUHAP Butir 27)
salah satu alat bukti dalam perkara
pidana yang berupa keterangan dari
saksi mengenai suatu peristiwa pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri
dan ia alami sendiri dengan menyebut
alasan dari pengetahuannya

Keterangan Ahli
(Pasal 1 KUHAP Butir 28)
Keterangan ahli adalah keterangan
yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang hal
yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan

(Pasal 186 KUHAP).4


Ketentuan-ketentuan mengenai
saksi:

1. Saksi adalah orang yang mengetahui


peristiwa atau keadaan yang didengar,
dilihat,dan/atau dialaminya sendiri;
2. Keterangan saksi adalah keterangan
yang diberikan oleh seseorang dalam
persidangan tentang sesuatu pristiwa
atau keadaan yang didengar, dilihat,
dan/atau dialaminya sendiri;
3. Saksi wajib dipanggil secara sah dan
patut;

(Pasal 186 KUHAP).4


Ketentuan-ketentuan mengenai
saksi:

4. Jika saksi tidak hadir tanpa alasan yang sah


meskipun sudah dipanggil secara patut menurut
hukum, mahkamah dapat meminta bantuan
kepolisian untuk menghadirkan saksi tersebut
secara paksa;
5. Saksi yang telah dipanggil secara patut dan benar
wajib hadir di persidangan yang telah ditentukan;
6. Saksi yang akan diajukan dalam persidangan,
terlebih dahulu harus menyampaikan curriculum
vitae kepada kepaniteraan mahkamah sebelum
pelaksanaan sidang;

(Pasal 186 KUHAP).4


Ketentuan-ketentuan mengenai
saksi:

7. Sebelum memberikan keterangan


saksi wajib mengangkat sumpah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya;
8. Saksi dapat diajukan oleh pemohon,
presiden/pemerintah, DPR, DPD, pihak
terkait, atau dipanggil atas perintah
mahkamah.

Ketentuan-ketentuan
mengenai ahli

1. Ahli adalah orang yang dipanggil dalam


persidangan untuk memberikan keterangan
sesuai keahliannya;
2. Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan dalam persidangan;
3. Ahli dapat diajukan oleh pemohon,
presiden/pemerintah, DPR, DPD, pihak terkait,
atau dipanggil atas perintah mahkamah;
4. Ahli wajib dipanggil secara sah dan patut;
5. Ahli wajib hadir memenuhi panggilan
mahkamah;

6. Keterangan ahli yang dapat dipertimbangkan oleh


mahkamah adalah keterangan yang diberikan oleh
seorang yang tidak memiliki kepentingan yang
bersifat pribadi (conflict interst) dengan subjek
dan/atau objek perkara yang sedang diperiksa;
7. Sebelum memberikan keterangannya, ahli wajib
mengangkat sumpah sesuai dengan agama atau
kepercayaannya;
8. Pemeriksaan ahli dalam bidang keahlian yang
sama yang diajukan oleh pihak-pihak dilakukan
dalam waktu yang bersamaan.

Perbedaan saksi dan ahli


Saksi hanya boleh menceritakan apa yang dilihat,
didengar, atau dialaminya saja sedangkan ahli
boleh juga memberikan kesimpulan (interpretasi);
Saksi tertentu (antara lain dokter yang merawat
pasien) tetap harus menghormati kerahasiaan
medik sedangkan ahli, tidak terkena kewajiban
merahasiakan fakta-fakta yang diperlukan;

Di sidang pengadilan saksi wajib bersumpah


akan memberikan keterangan yang sebenarbenarnya sebagaimana yang sebenarnya
terjadi, sedangkan ahli wajib bersumpah akan
memberikan keterangan berdasarkan
pengetahuannya yang sebaik-baiknya;
Saksi tidak dibolehkan memberikan keterangan
tertulis dengan mengingat sumpah waktu
menerima jabatannya, sedangkan ahli boleh.

DOKTER YANG BOLEH


DIMINTAI BANTUAN SEBAGAI
AHLI

SEMUA DOKTER
- Dokter sipil
- Dokter negeri/swasta
SESUAI KEAHLIAN
- Dokter spesialis forensik
- Dokter spesialis obsgyn
- Dokter spesialis jiwa
- Dokter gigi
- dll

Status dokter dalam proses peradilan pidana


sebagai saksi ahli telah diatur dalam Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP):4

Syarat sebagai saksi ahli


Yuridis semua dokter merupakan
ahli; baik itu dokter ahli forensik,
dokter umum, dokter spesialis,
dokter sipil, dokter militer, dokter
pemerintah ataupun swasta.
Dokter dapat dimintai
bantuan untuk membuat
terang perkara pidana oleh
pihak yang berwenang.

Kuallitas yang harus dimiliki dokter sebagai saksi ahli


yakni :
1. Pengetahuan dan pengalaman praktis dari materi
yang dibahas dalam kasus.
2. Kemampuan untuk berkomunikasi mengenai temuan
atau opini yang akan disampaikan dengan jelas,
singkat dan dapat dipahami oleh pihak-pihak awam
yang terkait dalam persidangan.
3. Fleksibel dalam hal pikiran dan kepercayaan diri
untuk memodifikasi pendapat sebagai bukti baru
atau argumen yang berlawanan.
4. Kemampuan untuk berpikir dari sisi yang berbeda
agar dapat menguasai situasi apapun yang bisa saja
terjadi di persidangan.
5. Sikap dan penampilan yang meyakinkan di peradilan.

Hal lain yang perlu diperhatikan


untuk meminta bantuan ahli :
Kasus disesuaikan dengan bidang
spesialis saksi ahli
Fasilitas yang memadai
Jika dokter dengan bidang-bidang
tersebut sulit ditemui di suatu
daerah tersebut, maka dokter
umum dapat dimintai bantuannya
untuk semua kasus.

Kasus disesuaikan dengan bidang spesialis


saksi ahli
Korban Mati

Dokter
forensik

Korban Hidup

Dokter bedah

Korban
Pemerkosaan

Dokter ahli
kandungan

Korban atau
terdakwa
dengan
gangguan jiwa

Psikiater

Pemeriksaan
gigi geligi

Dokter gigi

Fasilitas yang memadai

Penyidik perlu dibantu


untuk mengawetkan,
membungkus serta
menyegel sampel agar
memenuhi persyaratan
yuridis sebagai barang
bukti yang diperoleh
dari otopsi

Dokter tidak diperkenankan


mengajukan pemeriksaan penunjang
ke Rumah Sakit atau pusat kesehatan
lainnya. Yang berwenang adalah
penyidik.

Bila di suatu daerah tidak ditemukan


dokter untuk dimintai bantuannya
sebagai saksi ahli, maka penyidik
dapat meminta bantuan ke dokter di
wilayah lain, sehingga bantuan
dokter sebagai ahli tidak terbatas
oleh daerah teritorial.

Tata cara pemanggilan saksi


ahli
Pemanggilan atau pemberitahuan oleh pihak
berwenang kepada saksi ahli (dokter)
disampaikan selambat-lambatnya tiga hari
sebelum tanggal hadir yang ditentukan
hakim
Harus disampaikan secara langsung
Petugas yang bersangkutan membuat
catatan bahwa panggilan telah diterima oleh
saksi ahli dengan membubuhkan tanggal
serta tanda tangan petugas dan saksi ahli
beserta alasan apabila saksi ahli tersebut
tidak mau menandatangani catatan tersebut

Surat pemanggilan ini juga dapat


disampaikan melalui kepala desa
apabila yang bersangkutan tidak ada
di tempat tinggalnya dan melalui
perwakilan Republik Indonesia
tempatnya berada apabila sedang di
luar negeri (pasal 227 KUHAP)

Keterangan ahli yang disertai dengan


sumpah/janji memiliki keuntungan
yakni keterangan tersebut dapat
dibacakan saja di sidang pengadilan
apabila dokter yang bersangkutan
tidak dapat hadir karena alasan yang
sah menurut undang-undang.

(pasal 1 PP no.10 tahun


1966, pasal 170 KUHAP,
pasal 53 undangundang no.23 tahun
1992, pasal 48 undangundang no.29 tahun
2004)

Namun, rahasia kedokteran tidak bersifat


absolut dan dapat dibuka tanpa dianggap
melanggar etika maupun hukum, salah
satunya pada keadaan memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum.
Dalam hal ini dokter terpaksa membuka
rahasia tanpa izin pasien karena adanya
dasar penghapusan pidana
(straifuitsluitingsgroden) yang diatur dalam
pasal 48 KUHP, pasal 50 KUHP dan pasal 51
KUHP. Penyampaian rahasia ini dapat
dilakukan di persidangan, di depan hakim.

BAB III
CONTOH KASUS

PASAR MINGGU (Pos Kota) Sidang


dugaan kekerasan seksual di Jakarta
International School (JIS) kembali
digelar di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Rabu (26/11) sore.
Spesialis Forensik dari Departemen
Ilmu Kedokteran Forensik
Universitas YARSI Dr. Ferryal
Basbeth, hadir sebagai saksi ahli.

BAB IV
KESIMPULAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesimpulan
1. Ilmu Forensik membantu penegak hukum dan
masalah di bidang hukum
2. Dokter dalam kapasitasnya sebagai ahli
memberikan keterangan
3. Diatur dalam KUHAP pasal 133, 184,186, dan 170
4. Serta KUHAP pasal 224, 552, dan etika kedokteran
5. Dokter dapat membantu pengadilan dalam dua
cara yaitu, memberikan pendapat ahli berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya terhadap fakta
dan menginfomasikan pengadilan mengenai halhal yang berkaitan dengan keahlian

BAB V
SARAN

Saran
Membahas lebih banyak mengenai
dokter sebagai saksi ahli di peradilan
dan memperbaharui informasi yang
ada pada referat ini sesuai
perubahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, S. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sejarah Bantuan Kedokteran Forensik. Available at:
http://med.unhas.ac.id/forensik/ . Accessed on June 4th 2015.
Perangin Angin, SI. 2008. Peranan Dokter dalam Pembuktian Perkara Pidana.
Medan
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
Susanti, Rika. 2013. Peran Dokter sebagai Saksi Ahli di Persidangan. Available at:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/101-104.pdf . Accessed on June 4th
2015.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Pengajuan Saksi/Ahli. Available at:
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.TataCara&id=12 .
Accessed on June 4th 2015.
Tobing A, Candra S, Oktaviyanti NA, Felicia M, Harahap M, Adilia P. 2013. Dokter
Sebagai Saksi Ahli pada Peradilan: Referat Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Semarang: Universitas Diponegoro.
Daley TT. Guidelines For The Expert Witness. The Lectric Law Library. 2012.
Available at: http://www.lectlaw.com/files/exp27.htm . Accessed on June 4th 2015.

Anda mungkin juga menyukai