Anda di halaman 1dari 19

TANATOLOGI

ADEK AYU TUTI ALAWIYAH (102119019)


HERLIN MEGA SUSANTI (193600143)

Pembimbing :
dr. Agustinus Sitepu, M.Ked (For), Sp.F

SMF ILMU FORENSIK RSUD DR R.M DJOELHAM BINJAI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
DAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2020
Definisi Tanatologi
Thanatos : Hal yang berhubungan dengan kematian.
Logos : Suatu ilmu

Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran Forensik yang


mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian
serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
MANFAAT TANATOLOGI
• Diagnosis kematian
– Tanda tidak pasti kematian
– Tanda pasti kematian
• Penentuan saat kematian
– Perubahan eksternal
– Perubahan internal
• Perkiraan sebab kematian
• Perkiraan cara kematian
JENIS-JENIS
KEMATIAN 3. Mati suri adalah
terhentinya ketiga sistim
kehidupan di atas yang
1. Mati somatis (mati klinis) terjadi ditentukan dengan alat
akibat terhentinya fungsi ketiga kedokteran sederhana.
sistem penunjang kehidupan, yaitu
susunan saraf pusat, sistem
kardiovaskular dan sistem pernapasan, 4. Mati otak/mati batang otak
yang menetap (irre-versible). MATI adalah bila telah terjadi kerusakan
seluruh isi neuronal intrakranial
yang ireversibel, termasuk batang
otak dan serebelum.
2. Mati seluler (mati molekuler)
adalah kematian organ atau ja-ringan 5. Mati serebral adalah kerusakan
tubuh yang timbul beberapa saat kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali
setelah kematian somatis. batang otak dan serebelum, sedangkan
kedua sistem lainnya yaitu sistem
pernapasan dan kardiovaskular masih
berfungsi dengan bantuan alat
PENENTUAN
KEMATIAN
• Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya
• Tidak ada gerakan otot
• Tidak ada reflek pupil.
• Tidak ada reflek kornea.
• Tidak ada respon motorik dari saraf cranial terhadap rangsangan.
• Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotrakeal didorong ke
dalam.
• Tidak ada reflek vestibule okularis terhadap rangsangan air es yang
dimasukkan ke dalam lubang telinga.
• Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang
cukup lama walaupun pCO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan.
TANDA-TANDA KEMATIAN SETELAH
BEBERAPAT SAAT KEMUDIAN
– Berhentinya Pernafasan
– Berhentinya Sirkulasi
– Kulit Pucat
– Relaksasi dan Tonus Otot Menghilang
– Pendataran Bagian Tubuh yang Tertekan
– Perubahan pada Mata
TANDA-TANDA KEMATIAN SETELAH
SELANG WAKTU YANG LAMA
Penurunan Suhu Tubuh (Agormortis)

Lebam Mayat (Livor Mortis)

Kaku Mayat (Rigor Mortis)

Pembususkan (Dekomposisi)

Lilin Mayat (Adiposera)

Mumifikasi
01. Penurunan Suhu Tubuh
(Agormortis)
Penurunan suhu rata-rata 0,9 – 1 C setiap jam. Pengukuran suhu per rektal

Faktor yang mempengatuhi:


■ Usia. Penurunan suhu lebih cepat pada anak-anak dan orang tua
dibandingkan orang dewasa.
■ Jenis kelamin. Wanita mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih lambat
dibandingkan pria karena jaringan lemaknya lebih banyak.
■ Lingkungan sekitar mayat. Jika mayat berada pada ruangan kecil tertutup
tanpa ventilasi, kecepatan penurunan suhu mayat akan lebih lambat
dibandingkan jika mayat berada pada tempat terbuka dengan ventilasi yang
cukup.
Lebam Mayat (Livor
02. Mortis)
 Umumnya merah ungu tapi pada :
- Asfiksia (tenggelam), merah cerah
- Keracunan gas CO, merah bata / cherry red dari
Karboksi-Hb (COHb)
-Keracunan asam hidrosianida warna merah terang
karena kadar Oksi-Hb (HbO2) dalam vena tetap tinggi
 Coklat kebiruan karena Methemoglobinemia akibat
adanya methemoglobin (Met Hb)
 Keracunan Fosfor, warna biru gelap
 Kebiruan pada keracunan :
-Keracunan Kalium khlorat, Kinine, Nitrobensen,
Asetanilid, Anilin,
Perbedaan Lebam Mayat dan Memar
Sifat Lebam mayat Memar
1. Letak Epidermal, karena pelebaran pembuluh Subepidermal, karena ruptur pembuluh darah yang
darah yang tampak sampai ke permukaan letaknya bisa superfisial atau lebih dalam
kulit
2. Kultikula Tidak rusak Kulit ari rusak
(Kuli air)
3. Lokasi Terdapat pada daerah yang luas, terutama Terdapat di sekitar bisa tampak di mana saja pada bgian
luka pada bagian tubuh yang letaknya tubuh dan tidak meluas
rendah.
4. Gambaran Pada lebam mayat tidak ada evalasi dari Biasanya membengkak karena resapan darah dan
kulit. edema.
5. Pinggiran Jelas Tidak jelas
6. Warna Warnyanya sama Memar warnanya bervariasi
7. Pada Pada pemotongan, darah tampak dalam Resapan darah ke jaringan sekitar, susah dibersihkan
Pemotongan pembuluh, dan mudah dibersihkan. jaringan sekitar jika hanya dengan air mengalir. Jaringan
Jaringan subkutan tampak pucat. subkutan berwarna merah kehitaman.
8. Dampak setelah Akan hilang walaupun hanya diberi Warnanya berubah sedikit saja jika diberi penekanan.
penekanan penekanan yang ringan
03. Kaku Mayat (Rigor Mortis)
Tiga tahapan perubahan :
• Tahap Relaksasi primer
(flasiditas primer)
• Tahap Kaku mayat (rigor mortis)
• Tahap Relaksasi sekunder

Faktor yang Mempengaruhi:


• Kondisi otot
• Usia
• Keadaan lingkungan
• Cara kematian
Diangnosa Banding Kaku
Mayat
1. Kekakuan karena panas (heat stiffening).
Keadaan ini terjadi jika mayat terpapar pada suhu yang lebih tinggi atau jika
mayat terkena arus listrik tegangan tinggi. Kedua keadaan diatas akan menyebabkan
koagulasi protein otot sehingga otot menjadi kaku.
2. Kekakuan karena dingin (cold stiffening).
Jika mayat terpapar suhu yang sangat dingin, maka akan terjadi pembekuan
jaringan lemak dan otot. Jika mayat dipindahkan ke tempat yang suhunya lebih tinggi
maka kekakuan tersebut akan hilang. Kaku karena dingin cepat terjadi dan cepat juga
hilang.
3. Spasme kadaver (Cadaveric spasm).
Otot yang berkontraksi sewaktu masih hidup akan lebih cepat mengalami
kekakuan setelah meninggal. Pada kekakuan ini tidak ada tahap pertama yaitu
tahapan relaksasi. Keadaan ini biasanya terjadi jika sebelum meninggal korban
melakukan aktivitas berlebihan. Bentuk kekakuan akan menunjukkan saat saat
terakhir kehidupan korban. Fenomena ini sangat jarang ditemukan.
Perbedaan Kaku Mayat dan
Spasme Kadaver
Kaku mayat Spasme kadaver
1. Mulai timbul 1-2 jam setelah meninggal Segera setelah meninggal
2. Faktor - Kematian mendadak, aktivitas berlebih,
predisposisi ketakutan, terlalu lelah, perasaan
tegang, dll.
3. Otot yang terkena Semua otot, termasuk otot Biasanya terbatas pada satu kelompok
volunter dan involunter. otot volunter
4. Kaku otot Tidak jelas, dapat dilawan dengan Sangat jelas, perlu tenaga yang kuat
sedikit tenaga untuk melawan kekakuannya

5. Kepentingan dari Untuk perkiraan saat kematian Menunjukkan cara kematian yaitu
segi mediko-legal bunuh diri, pembunuhan atau
kecelakaan
6. Suhu mayat Dingin Hangat
7. Kematian sel Ada Tidak ada
8. Rangsangan listrik Tidak ada respon otot Ada respon otot
04. Pembusukan (Dekomposisi)
Perubahan luar yang tampak :
• Perubahan warna 6 – 12 jam tampak
pertama pada kuadran perut kanan bawah
dan kiri berupa warna hijau kekuningan
(pembentukan Sulfmet-Hb)
• Perubahan warna diikuti pembengkakan
mayat
• Otot sfingter mengalami relaksasi
• Perut gembung akibat gas, skrotum dan
vulva bengkak, bola mata jadi lunak,
pelebaran pembuluh darah superfisial
seperti pohon gundul (aborescent pattern
atau aborescent mark) akibat desakan gas
pembusukan.
• Lepuhan kulit. Mulai tampak 36 jam setelah
meninggal
• Organ-organ dalam hancur dan membusuk.
Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan
Pembusukan
 Temperatur.
Temperatur yang paling cocok untuk bakteri mudah berkembang adalah 26-38 0C .
 Kelembaban.
Keadaan lembab mempercepat proses pembusukan.
 Penyebab kematian.
Bagian tubuh yang terluka biasanya lebih cepat membusuk. Beberapa jenis racun bisa
memperlambat pembusukan, misalnya arsen, zinc (seng) dan golongan logam antimon.
.  Penyakit
Penyakit infeksi seperti peritonitis akan mempercepat proses

pembusukan
05. Lilin Mayat (Adiposera)
• Proses hidrolisa dan hidrogenisasi
asam lemak bebas setelah kematian
• Bahan menyerupai lilin lunak, licin
dan warna mulai dari putih keruh
sampai coklat tua. Lama
pembentukan dari beberapa minggu
sampai beberapa tahun. Adiposera
biasanya terbentuk pada mayat
yang terbenam di air atau rawa-rawa
06. Mumifikasi
• Pengawetan akibat proses pengeringan dan mengakibatkan
menyusutnya alat tubuh (tubuh lebih kecil dan ringan)
penyusutan jaringan tubuh.
• Mayat lebih lama tahan dari pembusukan dan dapat dikenal
ciri-cirinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai