OLEH :
TULUS ANUGRAH
PUTU ARYUDA BAGUS HANGGARA
PENEDAHULUAN
Etiologi Asfiksia
PATOGENESIS
Jenis Asfiksia
1. Anoksia anoksik (anoxic anoxia)
2. Anoksia anemia (anaemic anoxia)
3. Anoksia hambatan (stagnant anoxia)
4. Anoksia jaringan (histotoxic anoxia)
Stadium Asfiksia
Fase dispnoe
Fase konvulsi
Fase apnoe
Fase akhir
Sianosis
Darah berwarna lebih gelap dan encer
Perdarahan Berbintik (petechial haemorrhages;
Tardiu`s Spot)
Warna lebam
Edema paru
Busa halus
Kelainan-kelainan yg berhubung dengan kekerasan.
Ex: fraktur laring.
Pembekapan
Pembekapan merupakan salah satu bentuk mati lemas,
Pembekapan merupakan salah satu bentuk
dimana pada pembekapan mulut maupun lubang hidung
mati
lemas,
dimana
pembekapan
tertutup
sehingga
prosespada
pernafasan
tidak dapatmulut
maupun lubang hidung tertutup sehingga
berlangsung.
Bunuh diri
Kecelakaan (accidental smothering)
Pembunuhan (homicidal smothering)
Sufokasi
Sufokasi
terjadi
karena
kekurangan
atau
Sufokasi terjadi karena kekurangan atau ketiadaan O2, bisa
ketiadaan
bisaberada
terjadi
karena
terjadi karenaO2,
korban
pada
ruang korban
kecil. Kasus
sufokasi sering
padakecil.
anak-anak
yang
tidak sengaja
berada
pada terjadi
ruangan
Kasus
sufokasi
bersembunyi
di lemari
atau korbanyang
masuktidak
ke dalam
sering
terjadi
pada es
anak-anak
selokan yang pengap atau sumur yang kering bisa juga terja
sengaja
bersembunyi
di
lemari
es
atau
di pegunungan dimana tekanan O2 dsangat rendah.
korban masuk ke dalam selokan yang
pengap atau sumur yang kering bisa juga
terjadi di pegunungan dimana tekanan O2
dsangat rendah.
PEMBEKAPAN (Smothering)
Tersedak benda asing (gagging and choking)
Penekanan pada dada
Inhalasi gas-gas berbahaya
KESIMPULAN
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan,
mengakibatkan hipoksia disertai dengan
hiperkapnea. Tubuh akan mengalami kekurangan
oksigen dan dapat terjadi kematian.
Etiologi asfikisa yaitu alamiah, mekanik, dan
keracunan.
Pembekapan (smothering) merupakan salah satu
bentuk mati lemas, dimana pada pembekapan mulut
maupun lubang hidung tertutup sehingga proses
pernafasan tidak dapat berlangsung.