No.Dokumen
Tanggal Terbit
No Revisi
0/0
Halaman :
1/ 8
Ditetapkan :
Direktur RSUD Provinsi KEPRI
SPO
dr. Didi Kusmarjadi, Sp OG
NIP.19660731 199902 1 001
Diagnosis
Klasifikasi
Pengobatan
Anamnesis :
Riwayat demam rematik
Dispnu waktu melakukan kegiatan dan atau waktu
istirahat
Paroksimal nokturnal dispnu
Angina atau syncope waktu melakukan kegiatan
Hemoptisis
Pemeriksaan fisik :
Murmur sistolik dan diastolik
Kelainan irama jantung
Precordial thrill
Kardiomegali
Sianosis dan atau clubbing
Pemeriksaan Penunjang :
Foto torak
Elektrokardiografi
Ekhokardiografi
I.
Pasien sama sekali tak perlu membatasi kegiatan fisik
II.
Pasien perlu membatasi kegiatan fisik sedikit, kalau
melakukan pekerjaan sehari-hari terasa jantung
berdebar-debar dan terjadi angina pektoris
III.
Pasien sangat mudah merasa capai disertai timbulnya
gejala-gejal lain kalau melakukan pekerjaan ringan
sekalipun
IV. Pasien memperlihatkan gejala dompensasi jantung
walau dalam istirahat sekalipun.
Perawatan antenatal
Konsultasi dan rawat bersama dengan bagian kardiologi,
di ruang penyakit dalam.
Bila rawat jalan, kontrol setiap minggu, tiap kunjungan
Persalinan
5. Masa Nifas
Dalam 24 jam pertama postpartum, pemantauan adanya
tanda-tanda dekompensasi tetpa dilakukan secara ketat.
Bila keadaan kompensata dan stabil, pasien dipulangkan
setelah 7 hari perawatan dan yakinkan pasien harus
kontrol setelah ke luar dari rumah sakit.
Penanganan gagal jantung selama persalinan
Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin
aliran darah ke uterus
Batasi cairan iv untuk mencegah overload cairan
Beri analgesi yang sesuai (Intra Labour Analgesia, ILA)
Jika perlu oksitosin berikan dalam konsentrasi tinggi
dengan tetesan terendah (10 unit dalam 250 cc larutan
RL mulai dari 10 tetes, naik 3 tetes 30 menit) dan
pengawasan ketat kontraksi uterus serta keseimbangan
cairan.
Jangan berikan ergometrin
Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala II
Sedapat mungkin hindari mengedan jika perlu lakukan
episiotomi dan akhir persalinan dengan ekstraksi forceps
Penanganan aktif kala II dan menyimpan bantal pasir
diatas uterus.
Catatan :
Gagal jantung bukan merupakan indikasi seksio sesarea
Penanganan gagal jantung selama seksio sesarea :
Lakukan anestesi lokal (infiltrasi dan sedasi) jangan
lakukan anestesi spinal
Gagal jantung akibat penyakit jantung :
Tangani gagal jantungnya dengan memberi obat sebagai
berikut :
Morfin 10 mg im dalam dosis tunggal
Atau furosemid 40 mg iv diulang jika perlu
Atau digoksin 0,5 mg im dosis tunggal
Atau nitrogliserin 0,3 mg sublingual diulang setiap 15
menit jika perlu
Gagal jantung masa nifas
Hal yang dapat menimbulkan gagal jantung masa
nifas adalah perdarahan, anemia, infeksi, dan
thromboemboli.
Kelebihan cairan
Predehidrasi sebelum anestesi epidural
Pemakaian sulfas magnesikus dan oksitosin jangka
lama
Imobilisasi pascasalin
Disfungsi renal/tubular nekrosis akut
Hipertensi berat yang tidak diterapi
Tekanan onkotik koloid serum yang rendah (misalnya
hipoalbumin)
Sepsis
Pengelolaan
a) ABC (penanganan airway, breathing, circulation),
hubungi bagian anestesi dan kardiologi untuk
penanganan bersama
Pasien dengan dispnea dan hipoksia
Diuretik loop
Riwayat :
Demam rheuma
Aktivitas terbatas
Dispnea
Diagnosis
Klasifikasi
Konseling
Kelas 3-4
ANC perhatian khusus
Pada fungsi vital
Pertimbangkan
< 20 minggu
> 20 minggu
Aborsi
Gawat janin
Kelas 3-4
Seksio sesarea
Janin baik
Perawatan intensif intrapartum
Observasi postpartum
Konseling kontrasepsi
Partus Pervaginam