Anda di halaman 1dari 82

Referat

Kematian Mendadak
Dosen Penguji : dr. Ratna Relawati, Sp.F, MSi.Med

Residen Pembimbing: dr. Devi Novianti Santoso


Oleh :
Enry F. Joshua Sidauruk
Hana Ayunda D.
Astri Marsa Z.
Pratiwi Assandi
Arif Setyo Nugroho
Kiel Pino Putra

FK UKI
FK UKI
FK UKI
FK UNDIP
FK UNDIP
FK UNDIP

Pendahuluan

Latar Belakang

Kematian mendadak yang menjadi masalah dalam forensik


apabila tidak ditemukan riwayat penyakit dan tanpa saksi
Tanpa otopsi, dokter salah menentukan penyebab kematian
pada 25-50% kasus kematian mendadak di Inggris

RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.
4.

Apa definisi kematian mendadak?


Bagaimana epidemiologi kematian mendadak?
Bagaimana etiologi kematian mendadak?
Bagaimana pemeriksaan penunjang dalam forensik pada
kematian mendadak?
5. Bagaimana aspek medikolegal pada kematian mendadak?

Tujuan

MANFAAT

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk
pada berbagai literatur.

Definisi dan Epidemiologi


Kematian Mendadak

Definisi
Asal Kata

Definisi
WHO
Kematian yang terjadi 24 jam setelah
gejala-gejala timbul, namun pada
kasus-kasus forensik, sebagian besar
kematian terjadi dalam hitungan menit
atau bahkan detik sejak gejala timbul.
Sebagian besar, hitungan menit / detik
Kematian mendadak tidak terduga
Kematian tidak terduga mendadak
Keduanya sering terjadi bersamaan

Definisi
Baradero (2008)
Kematian yang tidak terduga, dalam
kurun waktu kurang dari 1 jam, atau
dalam waktu 24 jam.

Definisi
Simpson (1985)
1.Sudden death = kematian yang
tidak terduga, non traumatik, non self
inflicted fatality, yang terjadi 24 jam
setelah onset gejala.
2.Definisi yang lebih tegas, kematian
yang terjadi dalam 1 jam setelah
timbulnya gejala.

Epidemiologi

Epidemiologi

Di Indonesia seperti yang dilaporkan badan Litbang Departemen


Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit ini meningkat dari
5,9% (1975) menjadi 9,1% (1981), 16,0 % (1986), dan 19,0% (1995).

Epidemiologi

Penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2010-2012


menunjukkan hasil sebagai berikut: jumlah kematian mendadak berdasarkan
jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 7 kasus (87.5%) dan perempuan 1
kasus (12.5%). Kematian mendadak lebih banyak terjadi pada kelompok
dewasa yaitu dengan usia 41-59 tahun sebanyak 3 kasus (37.5%)

Epidemiologi

Kematian mendadak akibat penyakit jantung sebanyak 3 kasus (37.5%),


penyakit paru sebanyak 2 kasus (25%), penyakit lainnya (tidak diketahui
sebabnya) 2 kasus (25%), dan kanker paru hanya terdapat 1 kasus (12.5%)

Epidemiologi
European Heart Journal
(2010)

Epidemiologi
Motozawa

(Universitas Tokyo,

2005)

Tahun 1997-2003 diJepang:


130 kasus dari 1446 kasus kematian
pada
kecelakaan
lalu
lintas
digolongkan
akibat
kematian
mendadak, bukan karena trauma.

Etiologi Kematian Mendadak

1.TRAUMA
Trauma otak dan leher dapat menjadi kombinasi penyebab kematian yang
fatal
bagian belakang
kepala terbentur
tulang leher
patah

menekan saraf
di belakangnya

tertutupnya jalan
nafas

leher yang
tertolak ke
belakang

Trauma lain yang bisa menyebabkan kematian mendadak adalah :


trauma tulang dada (thorax) pneumothorax, hematopneumothorax, hingga
tamponade jantung
panggul (pelvis) kehilangan darah dalam jumlah banyak

2. KERACUNAN

Jenis-jenis racun

Cara kerja atau efek yang ditimbulkan


Lokal

Sistemik

Lokal
dan
Sistemik

reaksi korosif (lisol,


asam-basa kuat)
iritan (arsen, timbal berat)
anestesik(kokain, asam
karbol)

menyebabkan rasa
nyeri hebat,
peradangan, dan
kematian akibat nyeri
neurogenik

biasanya racun
mempunyai afinitas
lebih kuat terhadap
salah satu sistem atau
organ tubuh

barbiturate, alkohol, dan


morfin SSP
oksalat jantung
strychin medula spinalis
CO serta asam sianida
darah dan enzim pernapasan

asam karbol

erosi lambung (lokal), juga


menyebabkan depresi SSP
(sistemik) diserap dan
berpengaruh terhadap otak

Faktor kerentanan terhadap racun

Pemeriksaan toksikologik

3. Penyakit
1. Sistem Kardiovaskuler
cardiac death)

(sudden

Histopatologi Infark
Miokard (7 hari post infark)

Obstruksi arteri koroner

Makroskopik Infark Miokard

1. Sistem Kardiovaskuler
cardiac death)

(sudden

Spesimen biopsi endomikokardial dari pasien dengan klinis suspek miokarditis.


(a) Pembesaran skala kecil menunjukkan infiltrat limfosit, (b) Pembesaran skala
sedang menunjukkan infiltrat limfosit, (c) Pembesaran skala besar menunjukkan
infiltrat limfosit dan histiosit serta nekrosis miosit.

2. Sistem Respirasi

2. Sistem Respirasi

Gambaran histopatologi asma bronkial, tampak obstruksi lumen


bronkiolus oleh eksudat mukoid, metaplasia sel goblet, membran
basalis menebal, dan inflamasi bronkiolus.

2. Sistem Respirasi

3. Sistem Pencernaan

4. Sistem Hematopoietik

5.
Sistem
Urogenital
dan
Reproduksi
Penyebab :
Uremia fase terminal
(dengan
koma
dan
kejang)
Ruptur tuba pada KET

6. Sistem Saraf Pusat

Otopsi otak pada perdarahan sub arakhnoid

Pemeriksaan Penunjang
Kematian Mendadak

Toksikologi
Toksikologi adalah ilmu yang menelaah
tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia
atau racun terhadap mekanisme biologis
suatu organisme.

Aplikasi Toksikologi

Toksikologi Forensik
Toksikologi forensik merupakan suatu ilmu toksikologi yang
dapat dimanfaatkan dalam kepentingan pengadilan.
Kerja utama dari toksikologi forensik yaitu melakukan
analisis kualitatif dan kuantitatif dari racun dengan bukti
fisik dan menerjemahkan temuan analisisnya.

Bidang kerja toksikologi forensik

Alur analisis Toksikologi di Indonesia


Kasus Orang

Kasus Orang

Mati

Kasus Forensik
-PenyalahgunanNarkoba
-PerubahanPrilaku

Kedokteran Forensik
1. Otopsi
2. Dugaan keracunan
3. Pengambilan spesimen
4. Pengemasan dan penandaan
5. Pengiriman/Surat permohonan
analisis toksikologi

Labfor Polri

Uji Penapisan
Uji Pemastian

LABORATORIUM TOKSIKOLOGI
BPOM
Lab Toksikologi
Universitas
Data Analisis

Hidup
Kasus Keracunan
(Anal. Tok. Klinik)

Lab- Lainnya:
BNN, Labda, dll

Interpretasi

Penulisan Laporan
( Bukti Surat / Surat Keterangan / Keterangan Ahli)

Spesimen Toksikologi

Pemeriksaan Histopatologi
DEFINISI

Histologi
Histo = jaringan
Logos = ilmu
Ilmu yang mempelajari struktur anatomi dan jaringan di bawah
mikroskop (tingkat seluler).

Patologi
Ilmu yang mempelajari tentang penyakit, penyebab, mekanisme,
dan perubahan-perubahannya, dilihat dari tingkat selular

MANFAAT

Menegakkan diagnosis sebab kematian mendadak


Mengkonfirmasi temuan makroskopis
Memberi gambaran histomorfologi perjalanan penyakit
Gambaran intravitalitas
Menentukan umur secara histomorphologi (infark
lama/baru, umur luka, dsb)

Pengambilan Sampel

Eksisi :
Jaringan (organ) dipotong
dengan ketebalan tertentu
(kurang lebih cm) pada
daerah perbatasan sakitsehat

Penyimpanan
setiap jenis organ dimasukkan pada
wadah tersendiri. Fiksasi dengan
bahan pengawet yang sesuai dengan
volume yang cukup dan pengawet
bersih dari noda, misalnya formalin
4%

informasi kepada ahli PA

Spesimen biopsi dengan pengecatan imunohistokimia dari


pasien dengan klinis suspek miokarditis menunjukkan adanya
CD3, konfirmasi untuk fenotip sel T.

Pemeriksaan Otopsi, Aspek


Medikolegal Kematian
Mendadak dan Death On
Arrival

Otopsi pada Kasus Mati


Mendadak

Otopsi :
pemeriksaan terhadap tubuh mayat secara
menyeluruh,
meliputi
pemeriksaan
terhadap
bagian luar maupun dalam
tujuan:
menemukan proses penyakit dan atau adanya
cedera
melakukan
interpretasi
atas
penemuanpenemuan tersebut
menerangkan penyebab kematian

ASPEK MEDIKOLEGAL
Prinsip dilakukannya Otopsi secara garis besar pada
kasus kematian mendadak yaitu:
Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya
tanda-tanda kekerasan yang signifikan dan dapat diprediksi
dapat menyebabkan kematian ?
Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda
yang mengarah pada keracunan ?
Apakah korban merupakan pasien (contoh: penyakit jantung
koroner) yang rutin datang berobat ke tempat praktek atau
poliklinik di rumah sakit ?

Apakah korban mempunyai penyakit kronis


tetapi bukan merupakan penyakit tersering
penyebab natural sudden death ?
Bila suatu kasus kematian menimbulkan
kecurigaan bagi penyidik, penyidik berhak
meminta bantuan dokter untuk mencari
penyebab
kematiannya
melalui
otopsi
berdasarkan KUHAP Pasal 133, 134, dan
135.

DASAR HUKUM
KUHAP

Otopsi pada Kasus Mati


Mendadak
Harus diperhatikan
mendadak :

pada

mati

Otopsi pada Kasus Mati


Mendadak
Gonzales :

Beberapa Kondisi yang Mendukung Untuk Dilakukannya Otopsi


Pada Kasus Kematian Mendadak

1. Jika jenazah ditemukan dalam keadaan yang mencurigakan,


seperti ditemukannya tanda kekerasan.
2. Otopsi dilakukan atas permintaan keluarga yang ingin mengetahui
sebab kematian korban.
3. Otopsi dilakukan untuk kepentingan asuransi

Teknik irisan Kulit

Pemeriksaan otopsi pada kasus kematian


mendadak di luar negeri
Amerika :
dilakukan pada kasus-kasus seperti kematian mendadak,
kematian yang tidak diduga, ataupun pada kasus kematian
yang terkait kekerasan
Apabila seseorang meninggal dan informasi mengenai
penyakitnya terdata dengan baik maka pihak yang berwenang
untuk menentukan otopsi di amerika dapat melepas kasus
tersebut

Finlandia : investigasi dengan pemeriksaan otopsi harus


dilakukan terutama pada kasus
kriminal
kecelakaan
bunuh diri
keracunan
penyakit terkait pekerjaan dan jika kematian tidak disebabkan
penyakit terkahir orang tersebut atau penyakit pasien yang terakhir
tidak diobati oleh dokter serta pada kasus kematian yang tidak
diharapkan

Death On Arrival
Death on arrival (DOA) merupakan istilah yang digunakan pada
keadaan pasien yang meninggal secara klinis sebelum sampai di
rumah sakit (Emergency Room) dan tidak perlu dilakukan
resusitasi.
Perlu diketahui sebab dan cara kematian untuk menentukan
kematian wajar atau tidak wajar
Penyidik dapat meminta ahli kehakiman untuk melakukan
pemeriksaan jenazah (KUHAP pasal 120, 179)

Sistem Coroner
Pasien datang (DOA)
Dokter IRD

Laporkan ke pihak yang berwajib (POLISI


& CORONER)

Menentukan dilakukannya autopsy


atau pemeriksaan lebih lanjut
CORONER (Medical Examiner)

Mengeluarkan sertifikat kematian


(menentukan penyebab dan cara kematian)

Sistem di Indonesia
PASIEN
Death on Arrival (IGD)

DOKTER (Forensik) mengeluarkan surat atau


hasil pemeriksaan (VeR) dan membuat
kesimpulan hasil pemeriksaan

DOKTER (Forensik) diminta/diajukan


menjadi saksi ahli dan menjelaskan
kesimpulan hasil pemeriksaan

DOKTER menyarankan keluarga untuk


melaporkan ke POLISI

POLISImeminta atau mengajukan surat untuk dilakukan


pemeriksaan ataupun Autopsi ke DOKTER (Forensik)

Laporan Kasus Kematian


Mendadak

Laporan kasus
Seorang jenazah wanita usia kurang lebih 56 tahun dibawa
ke kamar jenazah RS kariadi untuk dimintakan visum oleh
polisi. Jenazah ditemukan meninggal di kantornya diduga
karena sakit. Dari hasil pemeriksaan didapatkan:
Lebam mayat: tengkuk, punggung, pinggang, bokong, tungkai
atas warna merah keunguan dan hilang dengan penekanan.
Kaku mayat: terdapat pada kelopak mata dan rahang, mudah
dilawan
Pembusukan tidak ada

Mata terdapat lingkar penuaan


Anggota gerak atas
Kanan: ujung jari dan jaringan dibawah kuku tampak kebiruan
Kiri: ujung jari dan jaringan dibawah kuku tampak kebiruan

Anggota gerak bawah


Kanan: terdapat bengkak pada tungkai bawah dan kembali lambat setelah
ditekan, dengan ukuran lingkar betis tiga puluh satu koma lima sentimeter
Kiri: terdapat bengkak pada tungkai bawah dan kembali lambat setelah
ditekan, dengan ukuran lingkar betis tiga puluh satu koma lima sentimeter

Pembahasan Laporan Kasus


Kematian Mendadak

Fakta terkait waktu kematian

Fakta terkait waktu kematian

Fakta pemeriksaan tubuh bagian luar


permukaan kulit tubuh

Kesimpulan kasus
Berdasarkan fakta yang ditemukan pada pasien ini, maka
kelompok kami mengambil kesimpulan bahwa korban meninggal
karena mati lemas diduga akibat penyakit kardiovaskular.

Penutup

Penutup
Kesimpulan
1) Kematian mendadak didefinisikan sebagai suatu kematian
yang tidak diperkirakan sebelumnya dalam hitungan detik,
menit, hingga 24 jam setelah gejala timbul, dimana gejala
sebelumnya tidak nyata atau hanya berlangsung singkat.
2) Di Indonesia persentase kematian akibat penyakit meningkat
dari 5,9% (1975) menjadi 19,0% (1995).
3)Etiologi tersering dari terjadinya kematian mendadak adalah
penyakit dengan persentase mencapai 60-70%. Kematian
mendadak terbanyak akibat dari penyakit pada sistem
jantung dan pembuluh darah.

4) Pemeriksaan penunjang pada kasus kematian


mendadak yaitu pemeriksaan histopatologik dan
toksikologi hampir selalu harus dilakukan.
5) Peran Forensik dalam Pemeriksaan Kematian
Mendadak adalah dilakukannya otopsi forensik pada
kasus kematian mendadak yang tidak wajar. Aspek
medikolegal pada kematian mendadak tertuang pada
KUHAP Pasal 133, 134, dan 135.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai