Anda di halaman 1dari 30

KASUS

Visum et Repertum Jenazah

Pembimbing: Dr. Maryono, Sp. F

Diah Hastuti 01.209.5866


Marlin Dwi Nita L 01.209.5948
Prawira Nugraha 01.207.5410
DASAR TEORI

ASFIKSIA
istilah yang dipakai pada forensik untuk
keadaan anoksia jaringan tubuh yang
disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
mekanis

Asfiksia Mekanik adalah mati lemas yang


terjadi bila udara pernafasan terhalang
memasuki saluran pernafasan oleh
berbagai kekerasan yang bersifat mekanik
PENYEBAB ASFIKSIA
wajar Strangulation Hanging
Strangulation by Ligature
Manual Strangulation

Tidak wajar Suffocation

Smothering
Choking
Drowning Gagging

External pressure on
chest

Inhalation of
Suffocation Gases
Ada 4 stadium gejala / tanda dari
asfiksia
Fase dispneu / Fase akhir /
Fase konvulsi Fase apneu
sianosis terminal / final
Berlangsung Berlansung kira- Berlangsung Paralisis pusat
kira-kira 4 kira 2 menit. kira-kira 1 pernapasan
menit. Awalnya berupa menit. lengkap.
Pernapasan kejang klonik Depresi pusat Denyut jantung
terlihat cepat, lalu kejang tonik pernapasan beberapa saat
berat. kemudian (napas lemah), masih ada lalu
Nadi teraba opistotonik. kesadaran napas terhenti
cepat. Kesadaran mulai menurun kemudian mati.
Tekanan darah hilang, pupil sampai hilang
terukur dilatasi, denyut dan relaksasi
meningkat. jantung lambat, spingter.
dan tekanan
darah turun.
Tanda Asfiksia pada jenazah
1. Sianosis 4. Darah berwarna lebih
gelap dan encer
2. Lebam mayat: 5. Perbendungan
1. Lebih gelap sirkulasi pada seluruh
2. Lebih luas organ tubuh
3. Lebih cepat 6. Petekie/tardieus
terbentuk spot/bintik
perdarahan,
3. Busa halus: pelebaran pembuluh
1. Depan hidung dan darah
mulut 7. Edema paru
2. Saluran pernafasan
HANGING

SUICIDAL HANGING
HOMICIDAL HANGING
ACCIDENTAL HANGING
JUDICIAL HANGING

Identifikasi:
Jejas Jerat Fraktur os. Hyoid
Resapan darah Lidah
Lebam mayat
STRANGULATION BY LIGATURE
tekanan pada leher bukan ditimbulkan oleh
beban tubuh korban melainkan tekanan/
kekuatan dari luar (pelaku/pembunuh).
Tekanan yang diperlukan untuk membuat
sumbatan pada organ di leher :
Sumbatan vena : 2 kg
Sumbatan A. carotis : 5 kg
Sumbatan Trachea : 15 kg
Sumbatan A. vertebralis : 30 kg
Komplikasi yang sering terjadi pada kasus
gantung diri yang sempat tertolong adalah :
Hypoxia Brain Damage.
Kelainan yang ditemukan pada otopsi
Pemeriksaan Luar
Ditemukan tanda-tanda asfiksia pada
umumnya
Pemeriksaan Dalam
Ditemukan perdarahan pada otot leher, patah
os Hyoid, Patah tulang rawan larynx, dan
robekan kecil pada pembuluh darah leher
MANUAL STRANGULATION
Pencekikan adalah penekanan pada leher
dengan tangan, yang menyebabkan dinding
saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi
penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tidak dapat lewat
CARA MELAKUKAN PENCEKIKAN

Satu tangan Pelaku di belakang korban


Dua tangan Mugging
Mekanisme Kematian:
Asfiksia
Vagal Reflek
Reflek vagal menyebabkan kematian segera
(immediate death), hal ini dikaitkan dengan
terminologi sudden cardiac arrest. Reflek
vagal dimungkinkan bila leher terkena trauma.
Refleks vagal terjadi sebagai akibat rangsangan
pada nervus vagus pada corpus caroticus
(carotid body) di percabangan arteri karotis
interna dan eksterna yang akan menimbulkan
bradikardi dan hypotensi.
Kelainan yang ditemukan saat Otopsi

Pemeriksaan Luar
Tanda-tanda asfiksia
Tanda-tanda kekerasan di leher
Tanda-tanda kekerasan di tempat lain
Pemeriksaan Dalam
Perdarahan atau resapan darah
Fraktur : tenaga yang digunakan besar
Tanda Asfiksia
SUFFOCATION
kekurangan oksigen akibat ketidakmampuan
menghirup oksigen
Cara Kematian:
Kecelakaan
SMOTHERING Bunuh diri
Pembunuhan Burking
GANGGING oropharynx

CHOKING Laryngopharynx
GANGGING & CHOKING
Keduanya merupakan jenis asfiksia yang
disebabkan blokade jalan nafas oleh benda
asing yang datangnya dari luar ataupun dari
dalam tubuh, misalnya seperti inhalasi
mutahan (aspirasi), tersedak makanan
Gejalanya sangat khas, yakni dimulai dengan
batuk-batuk yang terjadi secara tiba-tiba,
kemudian disusul sianosis dan akhirnya
meninggal.
DROWNING/ TENGGELAM
Tenggelam adalah asphyxia yang disebabkan oleh karena
adanya cairan dalam saluran pernafasan yang masuk
melalui hidung/mulut, tenggelam dapat seluruh tubuh
masuk dalam air atau hanya sebagian.

Identifikasi untuk menentukan Sudah meninggal baru


masuk air/meninggal ketika berada didalam air
Perubahan yang terjadi pada waktu
tenggelam :
Khas : cairan berbusa keluar dari mulut yang liat
(sukar untuk dihapus.
Fine Froth (busa liat) ini diakibatkan mekanisme
pada saluran pernafasan yang terangsang oleh air
sehingga eksudat (lendir) pernafasan menjadi
banyak yang tercampur dengan udara paru. Paru
tampak kongesti, terdapat petechia pada pleura
visceralis.
Tidak khas : Tanda2 perbendungan pada alat
dalam, Darah cair warna kebiruan,
Diagnosa : penting pada kasus tenggelam untuk
menentukan apakah seseorang masih hidup/sudah mati
pada waktu tenggelam.
Pada kasus mati karena tenggelam terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
Fine froth, cutis anserine (Otot akar rambut menegang),
washer woman hand ( Kerutan pada telapak tangan/kaki).
Petechia (dalam hal tenggelam disebut bercak Paltauf)
Perbendungan pada paru dan alat dalam.
Ditemukan aspirat pada saluran nafas dan paru berupa :
diatome, ganggang, kristal sesuai dengan tempat
tenggelam.
Perubahan kimia darah.
Selain itu dapat pula ditemukan : Lumpur/kotoran pada sal
nafas dan, Lambung, usus halus. Tanda ini tidak spesifik
karena lumpur/kotoran dapat masuk secara pasif.
MEKANISME KEMATIAN
Gangguan Elektrolit

Tengelam di Air Tawar :


Air tawar Berat jenisnya lebih ringan dibandingkan dengan
cairan darah ( Hypotonis ), air yang ada di paruparu
teserap darah sehingga terjadi haemodilusi, kadar
elektrolit akan berkurang terutama (NA, Cl, Mg) akibatnya
K + dari sel akan diserap dalam darah sebagai kompensasi
sehingga otot jantung kekurangan K + dan ini akan
menimbulkan fibrilasi ventrikel
Tenggelam di Air laut :
Air laut sebaliknya mempunyai berat jenis yang
lebih besar dari darah (hypertonis), sehingga
cairan darah terserap ke paru-paru yang penuh
dengan air laut, akibatnya paru - paru penuh
dengan cairan dan mengalami oedem,
sementara di pembuluh darah terjadi
haemokonsentrasi.

Gangguan Pernafasan (asphyxia)


Laryngospasme
Akibat rangsangan dingin dari suhu air
Vagal Refleks
Hydrocaution
Hipotermia
Pembagian Drowning
Wet drowning ( tengelam penuh di air laut/tawar).
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran
pernafasan setelah korban tenggelam. Kematian terjadi
setelah korban menghirup air. Jumlah air yang dapat
mematikan, jika dihirup paru-paru adalah sebanyak 2
liter untuk orang dewasa dan 30-40 ml untuk bayi.
Dry drowning
Pada keadaan ini, cairan tidak masuk ke dalam saluran
pernafasan, akibat spasme laring dan kematian terjadi
sebelum menghirup air
Secondary drowning (sempat tertolong).
Terjadi gejala bebertapa hari setelah korban
tenggelam dan diangkat dari dalam air dan
korban meninggal akibat komplikasi
Immersion syndrome
Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam
dalam air dingin akibat refleks vagal yang
menyebabkan cardiac arrest.
KELAINAN POSTMORTEM
PEMERIKSAAN LUAR

Pakaian / mayat basah, kadang bercampur pasir, lumur


dan benda-benda asing lain yang terdapat dalam air.
Cutis anserina pada kulit permukaan anterior tubuh,
terutama pada ekstremitas akibat kontraksi otot
errector pilli yang dapat terjadi karena rangsang
dinginnya air (sebagai gambaran seperti saat seseorang
berdiri bulu kuduknya / merinding)
Kulit telapak tangan dan kaki, kadang menyerupai
washer woman hand/skin,
Keputihan dan berkeriput yang disebabkan
imbibisi cairan ke dalam kulit dan biasanya
membutuhkan waktu lama (sebagai gambaran
seperti tangan / kulitnya orang setelah mencuci)
Cadaveric spasm, merupakan tanda intravital yang
terjadi pada waktu korban berusaha
menyelamatkan diri dengan memegang apa saja
benda-benda disekitarnya, seperti rumput atau
benda lain dalam air. (sebagai gambaran : tangan
korban menggenggam erat hingga sulit dibuka dan
biasanya terdapat benda air, misalnya
rumput/lumut dalam genggamannya).
Buih halus dari mulut dan hidung berbentuk
seperti jamur (mushroom-like mass) yang
terbentuk akibat edema pulmo akut, berwarna
putih dan persisten (tetap diproduksi terus,
meskipun korban sudah meninggal). Buih semakin
banyak jika dada ditekan.
Luka memar/lecet/robek bisa ditemukan pada
beberapa bagian tubuh, akibat benturan dengan
benda-benda keras dalam air (misalnya batu
sungai atau karang laut) pada saat tenggelam.
PEMERIKSAAN DALAM

Pada saluran nafas (trakhea & bronkhus) terdapat


buih.
Emphysema aquosum, yakni keadaan paru-paru
membesar dan pucat seperti paru-paru penderita
asma tetapi lebih berat dan basah, di banyak
bagian terlihat gambaran seperti marmer, bila
permukaannya ditekan meninggalkan lekukan dan
bila diiris terlihat buih berair.
Bercak hemolisis pada dinding aorta. Bercak
paltauf yaitu bercak perdarahan yang besar
(diameter 3-5 cm), terjadi karena robeknya partisi
inter alveolar dan sering terlihatn di bawah pleura.
Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit
pada darah yang berasal dari bilik jantung kiri
dan kanan. Bila tenggelam di air tawar, berat
jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung
kiri lebih rendah dari jantung kanan,
sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi
sebaliknya
Lambung dan esofagus terisi air beserta pasir
dan benda air lain.
Benda air (diatom) di jaringan paru, darah,
ginjal, tulang.

Anda mungkin juga menyukai