Publik
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Low Back Pain pada Pengemudi
Transportasi Publik
Abstrak
Transportasi publik atau angkutan umum merupakan alat transportasi yang masih menjadi kebutuhan masyarakat. Hal ini
dikarenakan harganya yang murah, efisien, dan mudah ditemukan. Pengemudi transportasi publik rata-rata memiliki lama
kerja sekitar 12 jam setiap harinya dengan load factor penumpang yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan beban
kerja pengemudi tersebut. Kondisi ini ditambah dengan posisi duduk yang statis dalam waktu lama yang dapat
menimbulkan efek kausa negatif dalam hal kesehatan terutama pada keluhan muskuloskeletal seperti nyeri otot, nyeri
tulang belakang dan kram. Salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering dialami oleh pengemudi adalah low back pain
(LBP) yang merupakan nyeri pada punggung bagian bawah yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab antara lain karena
beban berat yang menyebabkan otot otot yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan seluruh tubuh
mengalami luka atau iritasi pada diskus intervertebralis. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan LBP yaitu
faktor individu seperti usia, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok, dan peningkatan indeks massa tubuh (IMT),
faktor lingkungan seperti getaran seluruh tubuh, faktor pekerjaan seperti posisi kerja, lama kerja, desain tempat kerja, dan
repetisi, dan faktor gerakan tubuh. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dan
pengobatan pada penderita yang mengalami keluhan LBP secara medikamentosa maupun non medikamentosa melalui dua
tahapan pada setiap kunjungan.
Kata Kunci : keluhan muskuloskeletal, low back pain, pengemudi, transportasi publik
Korespondensi : Muhammad Farras Hadyan, Jalan KH Mas Mansyur No. 25 A RSTA Blok 45/1/3 Kelurahan Kebon Kacang,
Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, HP : 081284657770, hadyansyahdin@gmail.com
Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian nosiseptor dari nervi nervorum yang
LBP pada pengemudi adalah faktor pekerjaan menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan
(work factors) yaitu duduk dalam jangka waktu sepanjang serabut saraf dan bertambah
yang lama dan dalam kondisi yang statis. Posisi dengan peregangan serabut saraf misalnya
duduk dalam jangka waktu yang lama dan karena pergerakan. Kemungkinan kedua,
dalam keadaan yang statis akan sangat penekanan pada serabut saraf. Pada kondisi ini
membebani tulang punggung bawah dan akan terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi
menimbulkan rasa pegal dan lelah pada area akumulasi saluran ion natrium dan ion lainnya.
pinggang, hal ini akan diperberat ketika Penumpukan ini menyebabkan timbulnya
pengemudi duduk dengan posisi yang salah mechano-hotspot yang sangat peka terhadap
atau tidak sesuai postur, maka akan terjadi rangsangan mekanik dan termal.21
ketegangan pada otot-otot daerah pinggang, Setelah mengetahui faktor risiko dan
sehingga rasa lelah akan muncul dengan cepat, patofisiologi pada low back pain, akan diulas
dan jika terus berulang dengan kondisi mengenai tatalaksana LBP secara singkat.
tersebut, maka nyeri akan muncul.19 Namun, Pengobatan terhadap LBP dibagi menjadi dua
pada penelitian deskriptif analitik tahap yaitu pada kedatangan pertama dan
menggunakan pearson correlation yang kedatangan kedua.22 Pada kedatangan
dilakukan kepada pengemudi bus kota di pertama, dilakukan edukasi pada pasien untuk
terminal Giwangan, menunjukkan hubungan menghindari tidur terlalu lama dan segera
yang tidak signifikan antara lamanya posisi melakukan aktifitas normal sehari-hari,
duduk dengan keluhan subyektif LBP pada sarankan kepada pasien untuk menghindari
pengemudi bus kota. posisi membungkuk. Selain itu, untuk
Faktor lingkungan yang paling menangani nyeri, diberikan NSAID seperti
berpengaruh dan berhubungan erat dengan asetaminofen atau ibuprofen. Pertimbangkan
pengemudi transportasi publik adalah getaran pemberian terapi opioid jangan pendek bila
yang dirasakan oleh seluruh tubuh, yang nyeri semakin memburuk dan rujukan untuk
berasal dari sumber mesin yang dimiliki stabilisasi tulang dengan metode terapi fisik
kendaraan bermotor. Berdasarkan penelitian McKenzie.22 Pada saat kedatangan kedua,
Youani Nusa et al terhadap keluhan sistem sekitar dua sampai empat minggu setelah
muskuloskeletal pada supir bus trayek Manado kunjungan pertama, dan keluhan belum
ke Langowan, didapatkan hasil yang signifikan membaik, maka pertimbangkan pemberian
dengan hubungan yang kuat antara getaran obat analgesik yang lebih kuat atau rujukan
dengan keluhan muskuloskeletal.20 Hal ini kepada spesialis atau subspesialis apabila
dijelaskan bahwa frekuensi getaran diluar keluhan tulang belakang semakin parah.3
ambang batas toleransi tubuh yaitu di atas 4 Hz
dapat mempengaruhi beberapa organ seperti Ringkasan
dinding perut dan dada atau gangguan tulang, Berdasarkan pembahasan di atas,
otot dan jaringan ikat bagian punggung.20 pengemudi transportasi publik, sangat berisiko
Patofisiologi yang dapat menjelaskan terkenal keluhan muskuloskeletal berupa low
keluhan nyeri punggung bawah ini dimulai back pain (LBP). LBP merupakan nyeri pada
karena respon tubuh dengan mengeluarkan punggung bagian bawah yang dapat
mediator inflamasi akibat faktor-faktor di atas, diakibatkan oleh berbagai sebab yang
sehingga jaringan otot atau tulang yang cedera menimbulkan trauma pada vertebrae dan saraf
memicu pengeluaran sitokin pro inflamasi yang di sekitarnya. Disamping etiologi myogenik
akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme yang menyebabkan kerusakan pada tulang,
nyeri merupakan proteksi yang bertujuan otot dan jaringan lunak pada tulang belakang,
untuk mencegah pergerakan sehingga proses terdapat berbagai faktor risiko yang
penyembuhan dimungkinkan. Salah satu menyebabkan keluhan pada pengemudi antara
bentuk proteksi adalah spasme otot, yang lain faktor individu, faktor pekerjaan dan
selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.21 tempat kerja, faktor lingkungan dan faktor
Iritasi neuropatik pada serabut saraf gerakan tubuh.
dapat menyebabkan dua kemungkinan.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada
selaput pembungkus saraf yang kaya