Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Forensik dan Medikolegal
Di RS BHAYANGKARA SEMARANG
Disusun oleh:
Diah Hastuti 01.209.5866
Marlin Dwi Nita Lindasari 01.209.5948
Prawira Nugraha Lengganu 01.207.5410
Pembimbing :
dr. Maryono, Sp. F
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2014
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pro Justicia
VISUM et REPERTUM
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN sektor Gayamsari melalui suratnya tanggal
27 Mei 2014 Nomor Polisi: R/2318/V/2014/Reskrim yang ditanda tangani oleh Muh Wahadi,
Nrp 65090107, pangkat Aiptu dan diterima tanggal 28 Mei 2014 jam 15.00 WIB, maka dengan
ini saya sebagai dokter yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menerangkan
bahwa pada tanggal 28 Mei 2014 jam 15.30 telah memeriksa dan merawat orang, yang
berdasarkan surat tersebut diatas dan telah dibenarkan oleh yang bersangkutan bernama Mirna
Zakia Binti Sumiran, umur 25 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan sales, alamat Jl. Unta
Raya No.24 Kel. Pandean lamper Kec. Gayamsari, Kota Semarang.
Berdasarkan surat permintaan itu, orang tersebut diduga telah mengalami peristiwa
penganiayaan
HASIL PEMERIKSAAN-------------------------------------------------------------------------------------
Dari pemeriksaan yang telah saya lakukan, ditemukan fakta-fakta sebagai berikut :-------------
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang saya temukan sendiri dari pemeriksaan orang tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa saudari Mirna Zakia Binti Sumiran termasuk luka bisa sembuh sempurna
dan menimbulkan halangan menjalankan pekerjaan mata pencaharian/ jabatannya untuk
sementara waktu.
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.
Tanda tangan,
Adapun pendapat dari para ahli hukum tentang visum et repertum, ialah :
1. Abdul Munim Idris memberikan pengertian visum et repertum adalah suatu laporan
tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada
barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut
guna kepentingan peradilan.
2. Menurut pendapat D Tjan Han Tjong visum et repertum merupakan suatu hal yang
penting dalam pembuktian karena menggantikan sepenuhnya tanda bukti (corpus delicti),
seperti diketahui dalam suatu perkara pidana yang menyangkut perusakan tubuh dan
kesehatan serta membinasakan nyawa manusia, maka tubuh si korban merupakan tanda
bukti (corpus delicti).
3. R. Atang Ranoemihardja, pengertian yang terkandung dalam visum et repertum ialah
yang dilihat dan ditemukan, jadi visum et repertum adalah suatu keterangan dokter
tentang apa yang dilihat dan diketemukan dalam melakukan terhadap orang luka atau
mayat, dan merupakan kesaksian tertulis[4]
4. R. Soeparmono, pengertian harafiah visum et repertum berasal dari kata-kata visual
yaitu melihat dan repertum yaitu melaporkan. Sehingga visum et repertum merupakan
suatu laporan tertulis dari ahli dokter yang dibuat berdasarkan sumpah, perihal apa yang
dilihat dan diketemukan atas bukti hidup, mayat atau fisik ataupun barang bukti lain,
kemudian dilakukan pemeriksaan berdasarkan pengetahuan yang sebaik-baiknya[5].
Dari pengertian visum et repertum tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa visum et repertum
adalah keterangan dokter tentang apa yang dilihat dan ditemukan dalam melakukan pemeriksaan
barang bukti guna kepentingan peradilan. Jadi dalam hal ini visum et repertum merupakan
kesaksian tertulis dalam proses peradilan.
Tujuan visum et repertum merupakan untuk memberikan kepada hakim suatu kenyataan akan
fakta-fakta dari bukti-bukti yang ada pada korban atas semua keadaan sebagaimana tertuang
dalam pembagian pemberitaan agar hakim dapat mengambil putusan dengan tepat dengan dasar
kenyataan atau fakta-fakta tersebut, sehingga dapat menjadi pendukung keyakinan hakim.
VeR jenazah
Lima bagian tetap VeR
Pro Justisia. Kata ini diletakkan di bagian atas untuk menjelaskan bahwa visum et
repertum dibuat untuk tujuan peradilan. VeR tidak memerlukan materai untuk dapat
dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum[6] .
Pendahuluan. Kata pendahuluan sendiri tidak ditulis dalam VeR, melainkan langsung
dituliskan berupa kalimat-kalimat di bawah judul. Bagian ini menerangkan penyidik
pemintanya berikut nomor dan tanggal, surat permintaannya, tempat dan waktu
pemeriksaan, serta identitas korban yang diperiksa.
Pemberitaan. Bagian ini berjudul "Hasil Pemeriksaan", berisi semua keterangan
pemeriksaan. Temuan hasil pemeriksaan medik bersifat rahasia dan yang tidak
berhubungan dengan perkaranya tidak dituangkan dalam bagian pemberitaan dan
dianggap tetap sebagai rahasia kedokteran.
Kesimpulan. Bagian ini berjudul "kesimpulan" dan berisi pendapat dokter terhadap hasil
pemeriksaan, berisikan:
1. Jenis luka
2. Penyebab luka
3. Sebab kematian
4. Mayat
5. Luka
6. TKP
7. Penggalian jenazah
8. Barang bukti
9. Psikiatrik
Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku "Demikianlah visum et
repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan
mengingat sumpah sesuai dengan kitab undang-undang hukum acara pidana/KUHAP"
DESKRIPSI LUKA
1. PENDAHULUAN
Luka merupakan gangguan dari kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh suatu energi
mekanik eksterna. Terminologi cedera di gunapakai secara sinonim dengan kata luka, malah
dapat memberikan maksud yang lebih luas dan tidak hanya membahas kerusakan yang
diakibatkan oleh energy fisik tapi juga kerusakan lain yang diakibatkan oleh panas, dingin, bahan
kimiawi, listrik dan radiasi.
Kata Inggris injury berasal dari kata Latin injuria yang bermaksud tidak berperikemanusiaan.
Terminology lesi awalnya bermaksud cedera namun semakin digunapakai untuk
mendeskripsikan suatu cedera, penyakit maupun degenerasi local pada jaringan yang dapat
mengakibatkan perubahan fungsi atau struktur.
Oleh karena itu, penggunaan kata cedera atau luka merujuk kepada kerusakan akibat dari
penyebab bukan alami, sementara kata lesi merujuk kepada suatu yang tidak dapat dipastikan
apakah disebabkan oleh penyebab alami atau tidak.
2. KLASIFIKASI LUKA
Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut
penyebabnya yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.
Gambar . Luka memar pada lengan. Awalnya, luka memar memberikan warna merah
kebiruan namun seiring berjalannya waktu sel darah merah akan rusak, melepaskan billirubin
dan heme yang memberikan gambaran kuning-kecoklatan yang dapat terlihat satu minggu
kemudian.
b. Luka memar dalam
Luka memar dalam menandakan adanya akumulasi pendarahan lebih dalam dari lapisan kulit
subkutan. Biasanya jenis luka ini memerlukan 1 sampai 2 hari untuk dapat terlihat di permukaan
kulit.
c. Luka memar berbekas
Luka memar berbekas disebabkan oleh penekanan pada tubuh, biasanya objek yang menekan
tubuh meninggalkan bekas pada permukaan kulit.
Pada mayat waktu antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan
juga karekteristik memar yang timbul. Semakin lama waktu antara kematian dan pemeriksaan
luka akan semakin membuat luka memar menjadi gelap. Pemeriksaan mikroskopik adalah sarana
yang dapat digunakan untuk menentukan waktu terjadinya luka sebelum kematian. Namun sulit
menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada keahlian pemeriksa.
Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan darah dalam
sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapat menyebabkan syok,
penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang kedua adalah terjadinya agregasi darah di bawah
kulit yang akan mengganggu aliran balik vena pada organ yang terkena sehingga dapat
menyebabkan ganggren dan kematian jaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat media
berkembang biak kuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darah
sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerob dapat hidup,
kuman tersering adalah golongan clostridium yang dapat memproduksi gas gangren.
Memperkirakan umur luka memar :
Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan
Hari ke 2 3 : warna biru kehitaman
Hari ke 4 6 : biru kehijauancoklat
> 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
Lebam mayat atau livor mortis sering salah diinterpretasikan dengan luka memar. Livor
mortis merupakan perubahan warna ungu kemerahan pada area mengikuti posisi tubuh
disebabkan oleh akumulasi darah oleh pembuluh darah kecil secara gravitasi.
Gambar . Lebam mayat biasanya terjadi yang terbentuk 30 menit sampai 2 jam setelah kematian
dan perubahan warna mencapai puncaknya pada 8 sampai 12 jam setelah kematian.( Dikutip dari
kepustakaan injury and death investigation pdf)
Gambar. Lebam mayat dapat dibedakan dengan luka memar (Dikutip dari kepustakaan
kepustakaan injury and death investigation pdf)
Perbedaan Luka Memar dan Lebam mayat.
Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan
tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi sebelum
robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena palu tidak harus berbentuk
permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung
laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan swallow tails.
Beberapa benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.
Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan tersebut
tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan dari darah, yang berada
pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau membran mukosa. Bekuan darah
yang bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta.
Jaringan parut pertama kali tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran
luka. Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan penyembuhan selesai.
Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.
Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti luka atau
memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari beberapa hari.
Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu
tidak adanya perdarahan.
Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanya
robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus menerus.
Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan
perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan kematian. Adanya diskontinuitas
kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang berasal dari permukaan luka
maupun dari sekitar kulit yang luka masuk ke dalam jaringan. Port d entree tersebut tetap ada
sampai dengan terjadinya penyembuhan luka yang sempurna.
Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada saat sendi
tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari sendi
tersebut. Benturan yang terjadi pada jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat
menyebabkan emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik. Laserasi juga dapat terjadi pada
organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan
limpa.Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat
terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Deskripsi luka
Dalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, bentuk, ukuran,
dan sifat luka. Sedangkan untuk luka tertutup, sifat luka tidak perlu dicantumkan dalam
pendeskripsian luka. Untuk penulisan deskripsi luka jumlah, lokasi, bentuk, ukuran tidak harus
urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir kalimat.
Deskripsi luka meliputi:
1. Jumlah luka
2. Lokasi luka, meliputi:
a. Lokasi berdasarkan region anatomiknya.
b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian tertentu dari tubuh.
Menentukan lokasi berdasarkan garis koordinat dilakukan untuk luka pada regio yang luas
seperti di dada, perut, punggung. Koordinat tubuh dibagi dengan menggunakan garis khayal
yang membagi tubuh menjadi dua yaitu kanan dan kiri, garis khayal mendatar yang melewati
puting susu, garis khayal mendatar yang melewati pusat, dan garis khayal mendatar yang
melewati ujung tumit. Pada kasus luka tembak harus selalu diukur jarak luka dari garis khayal
mendatar yang melewati kedua ujung tumit untuk kepentingan rekonstruksi. Untuk luka di
bagian punggung dapat dideskripsikan lokasinya berdasarkan garis khayal yang menghubungkan
ujung bawah tulang belikat kanan dan kiri.
3. Bentuk luka, meliputi :
a. Bentuk sebelum dirapatkan
b. Bentuk setelah dirapatkan
4. Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam bentuk panjang x lebar x
tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.
5. Sifat-sifat luka, meliputi :
a. Daerah pada garis batas luka, meliputi :
- Batas (tegas atau tidak tegas)
- Tepi (rata atau tidak rata)
- Sudut luka (runcing atau tumpul)
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:
- Jembatan jaringan (ada atau tidak ada)
- Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)
- Dasar luka
c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :
- Memar (ada atau tidak)
-Lecet (ada atau tidak)
-Tatoase (ada atau tidak)
Pola Trauma Tumpul
Terdapat beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dapat dikenali, yang mengarah
kepada kepentingan medikolegal. Pola trauma banyak macamnya dan dapat bercerita pada
pemeriksa medikolegal. Kadangkala sukar dikenali, bukan karena korban tidak diperiksa, namun
karena pemeriksa cenderung memeriksa area per area, dan gagal mengenali polanya. Foto korban
dari depan maupun belakang cukup berguna untuk menetukan pola trauma. Persiapan diagram
tubuh yang memperlihatkan grafik lokasi dan penyebab trauma adalah latihan yang yang baik
untuk mengungkapkan pola trauma.
Trauma Tumpul Tajam
a. Bentuk luka Tidak teratur Teratur
f. Sekitar Luka Ada luka lecet atau memar Tak ada luka lain
Ciri-ciri luka benda tajam sering dibandingkan dengan luka benda tumpul:
Trauma Tumpul Tajam
g. Bentuk luka Tidak teratur Teratur
l. Sekitar Luka Ada luka lecet atau memar Tak ada luka lain
Cara menentukan luka tusuk disebabkan oleh pembunuhan atau bunuh diri:
Bunuh Diri
Pembunuhan
Lokalisasi di sembarang tempat, juga di Lokalisasi pada daerah tubuh yang mudah
daerah tubuh yang tak mungkin dicapai dicapai tubuh korban (dada, perut)
tangan korban
Jumlah luka dapat satu/lebih Jumlah luka yang mematikan biasanya satu
Didapatkan tanda perlawanan dari korban Tidak ditemukan Luka Tangkisan
yang menyebabkan luka tangkisan
Pakaian ikut terkoyak Bila pada daerah yang ada pakaian, maka
pakaian disingkirkan lebih dahulu, sehingga
tidak ikut terkoyak
Ditemukan Luka Tusuk Percobaan Tidak ditemukan Luka Tusuk Percobaan
Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tersebut Pakaian disingkirkan dahulu/tidak ikut robek
Gambar . Luka iris yang menimbulkan luka yang mengerut pada kulit disebabkan oleh
pisau yang ditoreh di permukaan kulit dari ujung ke ujung yang satu. ( Dikutip dari kepustakaan
forensic path 2nd ed).
Tepi dari luka iris cenderung memisahkan atau membuat celah pada permukaan.
Perluasan dari luka dan bentuk tersebut bergantung pada paralel, melintang, atau miring ke arah
serat yang elastis di kulit (garis Langer). Dengan demikian, garis paralel dari luka iris ke arah
serat kontraktil celahnya kurang dari satu dibuat di sudut kanan atau miring ke arah serat karena
serat akan menarik dan memisahkan tepi kulit.
Gambar . Luka iris pada wajah disebabkan oleh pisau cukur. Tampak pinggir luka yang
tajam, dengan margin yang bersih.( Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed).
Gambar . luka tangkisan/perlawanan pada telapak tangan menandakan upaya untuk
memegang sebuah pisau. ( Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed)
Gambar . Luka bacok. Ciri luka bacok terdapat luka insisi sampai menembus tulang. (
Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed)
Gambar . Luka bacok pada antemortem pada lengan kanan. ( Dikutip dari kepustakaan
forensic path 2nd ed)
c. LUKA TEMBAK
Senapan dan pistol memiliki amunisi dan kartrij yang terdiri dari primer, mesiu atau
propellant dan peluru atau projektil. Apabila picu dari senjata menghentam primer maka ledakan
yang tercetus akan membakar mesiu. Mesiu, primer yang tervaporisasi dan metal dapat
menempel pada kulit dan/atau pakaian korban. Kehadiran dan lokasi dari elemen primer pada
tangan dapat membantu dalam mengenalpasti suspek yang telah melepaskan tembakan.
Mesiu yang keluar dari mncung senjata terdiri dari dua jenis:
Mesiu yang terbakar sepenuhnya, juga dipanggil sebagai soot atau fouling yang dapat dicuci
dari permukaan kulit.
Partikel dari mesiu yang terbakar atau tidak terbakar yang dapat tertanam di permukaan kulit
atau memberikan gambaran tattooing atau stippling
Ada atau tidaknya mesiu pada pakaian atau kulit mengindikasikan apakah tembakan merupakan:
tembakan kontak kencang
semua mesiu ditemukan pada tepi atau dalam luka. Dapat juga ditemukan luka bakar pada tepi
luka atau kemerahan pada sekitar luka yang disebabkan oleh karbon monoksida.
tembakan kontak longgar
mesiu keluar dari barrel dan tertanam di sekitar tepi luka
tembakan jarak dekat
tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebih enam sampai dengan dua belas inci.
Kedua fouling dan stipling dapat ditemukan.
tembakan jarak intermediet
tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebihdua belas sampai tiga kaki. Tidak
ditemukan fouling tapi Cuma ditemukan stipling atau deposit partikel pada pakaian.
tembakan jarak jauh
tidak ditemukan fouling dan stipling
luka tembak masuk dan luka tembak keluar mudah dibedakan. Luka tembak masuk lebih sering
berbentuk sirkuler dengan abrasi berbentuk cincin yang diakibatkan oleh geseran peluru dan
perforasi kulit. Luka tembak masuk pada wajah dapat memberikan gambaran berbeda oleh
karena permukaanya yang tidak rata.
Luka tembak keluar dapat berbentuk sirkuler seperti luka tembak masuk namun lebih sering
berbentuk irregular. Luka dapat memberikan gambaran tepi yang tidak rata, tidak memiliki
cincin abrasi seperti luka tembakmasuk kecuali sekiranya kulit korban menempel dengan objek
lain.
Kulit pada luka tembak keluar dapat ditemukan perubahan warna oleh karena perdarahan pada
jaringan lunak.