I. IDENTITAS PASIEN
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : mahasiswa
Pendidikan : kuliah
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan post kll sepeda motor vs sepeda motor tabrak dari depan di daerah jetis
kulon pada saat itu pasien sedang berbonceng 3 dengan temannya saat itu pasien juga tidak menggunakan
helm dan saat di tabrak pasien jatuh kearah kiri dan tidak tahu kejadian pasti saat terjatuh . pusing (+)
mual (+) , muntah (+) RA (+) , mimisan (+)
Disangkal pasien
Riwayat alergi
1
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. PRIMARY SURVEY
I. A : paten
B. STATUS GENERALISATA
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala-leher :
Thorax :
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor
2
Auskultasi : vesikuler +/+ , rhonki -/- , wheezing -/-
Kardio :
Perkusi : pekak
Abdomen
Auskultasi : BU normal
Perkusi : tymphani
Ekstremitas :
M : ROM bebas
F : Nyeri tekan +
M : Rom bebas
3
IV. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hematologi
Darah rutin
- RDW-SD 38.9 37 – 54
- PDW 11.5
- MPV 9,6
- P- LCR 21.9
- PCT 0.38
V. RESUME
Pasien laki laki usia 21th datang ke igd dengan keluhan post kll . sepeda motor vs sepeda motor
saat itu pasien sedang berbonceng 3 dengan temannya saat itu pasien juga tidak menggunakan helm dan
saat di tabrak pasien jatuh kearah kiri dan tidak tahu kejadian pasti saat terjatuh . pusing (+) mual (+) ,
muntah (+) RA (+) mimisan (+) . pada circulation di dapat tekanan darahnya 150/70 , pada Status
lokalis R temporal dekstra ( tampak hematoma kurang lebih 2cm , nyeri tekan + ) , Status lokalis R Occuli
D ( Tampak oedem dan kebiruan , Nyeri tekan +) , pada pemeriksaan hematologi terdapat leukosit
meningkat, hematocrit menurun , trombosit meningkat .
VI. DIAGNOSA
4
VII . PENATALAKSANAAN IGD
Planing diagnose
Terapi
- Inf rl 20tpm
- Inj piracetam 3g
- Inj norages 1 amp
- Inj kalnex 250 mg
- Inj cefotaxime 1g
S = pusing (+) di rasakan cenut – cenut , mual (+) muntah (+) 2x . serta pasien
mengatakan hidung tersumbat , darah dari hidung sudah berhenti .
Td = 130/90 S = 36,6 C
N = 88X RR = 24X
Thorak
L : tampak hematom
F : nyeri tekan +
M : ROM bebas
F : Nyeri tekan +
M : ROM terbatas
P.
6
IX . PEMBAHASAN TEORI CEDERA OTAK
Cedera otak merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia
produktif dan sebagaian besar terjadi karena kecelakaan . cedera otak di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
Adalah cidera otak yang di tandai dengan tidak adanya kehilangan kesadaran. Pasien dapat
mengeluh nyeri kepala dan pusing dan pasien dapat menderita laserasi dan hematom kulit kepala
Adalah cedera otak yang di tandai sempat kehilangan kesadarannya , mual muntah
Cedera otak yang di tandai dengan kehilangan kesadaran dalam waktu yang lama , mengalami
penurunan tingkat kesadaran secara progresif
II. ETIOLOGI
2. kecelakaan
3. gejala depresi
III. Patofisiologi
Cedera otak dapat disebabkam karena benturan kepala seperti tertimpa benda keras, kecelakaan
atau tabarakan sehingga tenggkorak mengalami pergeseran dan otak mengalami benturan atau guncangan
yang menyebabkan terjadi perubahan intrasel maupun ekstrasel. Perubahan pada intrasel akan
menyebabkan terjadi kelemahan otak kemudian disertai dengan iskemik pada jaringan yang bisa ditandai
dengan nyeri dan kejang . sedangkan perubahan pada ekstrasel akan menimbulkan peningkatan
intrakranial sehingga kesedaran seseorang mengalami penurunan di tandai dengan pusing yang akan
mengakibatkan terjadi gangguan pada aktifitas seseorang. Selain itu juga dapat di tandai dengan mual
muntah sehingga akan menimbulkan resiko gangguan keseimbangan cairan.
Brill hematoma. Brill hematoma dapat disebabkan adanya fraktur basis kranii
yang menyebabkan pecahnya arteri oftalmika yang menyebabkan darah masuk kedalam
kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Akibatnya darah tidak dapat menjalar lanjut
karena dibatasi septum orbita kelopak maka terbentuk gambaran hitam kemerahan
pada kelopak seperti seseorang yang memakai kacamata. Karena pada kedua mata
terjadi pembengkakan palpebra superior dan inferior mata menjadi berat dan susah
untuk dibuka (ptosis).
Konjungtiva palpebra merupakan membrane mukosa yang transparan dan tipis
yang membungkus permuksaan posterior kelopak mata. System vascular dari
konjungtiva palpebra berasal dari arteri palpebralis yang apabila pada palpebra
mengalami trauma pada mata, pembuluh darah dapat pecah kemudian terjadi edema
konjungtiva (kemosis konjungtiva). Selain itu arteri palpebralis juga merupakan salah
satu cabang arteri oftalmika, yang apabila terjadi fraktur basis kranii dapat pula pecah
dan menjadi edema konjungtiva (kemosis konjungtiva). Bila edema ini besar atau
banyak menyebabkan mata tidak bisa tertutup (lagoftalmus) dan konjungtiva dapat
terpapar dengan udara luar yang bisa menimbulkan infeksi.
Diagnosa brill hematoma dapat ditegakkan secara klinis. Diagnosa pada pasien
ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesa didapatkan
pasien pasca mengalami trauma tumpul pada mata atau terkena benturan pada
kepalanya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kedua kelopak mata bengkak, nyeri,
warna merah keunguan seperti kacamata.
Pada brill hematom penanganannya dengan kompres air dingin selama 5 hari
untuk menghentikan perdarahan kemuadian dilanjutkan dengan kompres air panas
agar darah dapat terabsorbsi. Terapi untuk cedera kepalanya dapat dilakukan tirah
baring selama 7-10 hari, pemberian anti edema ceerebri, anti perdarahan dan
pengobatan simptomatik. Pada pasien ini terjadi mual, ingin muntah (antiemetic,
cimitidin), nyeri kepala (analgesic, paresetamaol atau asam mefenamat), rinore dan
otore (anti perdarahan, kortikosteroid). Dilakukan operasi bila ada komplikasi