Anda di halaman 1dari 28

Laporan Presentasi Kasus

“INTRACEREBRAL HEMORRHAGE”

Disusun oleh:
Oktafiana Nur Fitriyah G4A018041
Yayan Ruhdiyanto G4A018051

Pembimbing:
dr. Esti Etikaningtyas, Sp.Rad

SMF RADIOLOGI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2019
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Kusyati


Usia : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kaliputih 01/03 Purwojati
Agama : Islam
No. CM : 02031608
ANAMNESIS

Keluhan utama
Nyeri kepala

Riwayat penyakit sekarang


Pasien dibawa ke IGD RSMS pada hari minggu (28/07/2019) rujukan
dari Puskesmas Purwojati datang dengan keluhan utama nyeri kepala
sejak 1 hari SMRS. Keluhan nyeri dirasakan terus menerus seperti
ditusuk. Nyeri kepala dirasa sedikit membaik setelah pasien beristirah
at dan memberat ketika beraktifitas. Pasien juga mengeluhkan lemah
anggota gerak kiri, mulut merot ke sebelah kiri. Pasien memiliki riwaya
t stroke sejak 2 tahun yang lalu dan rutin kontrol di poli saraf RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo
RPD RPK
Riwayat Trauma : (-)
Riwayat Trauma : (-)
Riwayat Hipertensi : (+)
Riwayat Hipertensi : (+)
Riwayat DM : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat Stroke : (-)
Riwayat Stroke : (+)
Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
Riwayat Penyakit Ginjal : (-)
Riwayat Penyakit Jantung : (-)
Riwayat Penyakit Jantung : (-)
Riwayat Asma : (-)
Riwayat Asma : (-)
Riwayat Operasi : (-)
Riwayat Operasi : (-)
Riwayat Alergi Obat : (-)
Riwayat Alergi Obat : (-)
RPSosEk & Diet

Pasien seorang ibu rumah tanggal tinggal bersama su


ami dan anak, pasien tinggal dilingkungan padat pend
uduk. pasien beraktifitas sehari- hari di rumah, namun
setelah terdiagnosis stroke aktifitas terbatasi. Pasien
suka mengkonsumsi makan makanan berlemak
Status Generalis

Pemeriksaan
Kepala : Mesocephal
Mata : CA -/- SI -/- pupil isokor 3mm/3mm RC +/+

Fisik
Hidung : NCH -/-
Mulut : Sianosis (-)
Telinga : Discharge (-) otorhea (-)
Leher : Pembesaran KGB -/-
Thoraks : Simetris, retraksi (-)
KU/Kesadaran : Sakit sedang / Pulmo : SD Ves +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Composmentis E4M6V5 Cor : S1>S2 ireguler, murmur -, gallop –
Abdomen : Datar, NT (-), bising usus (+) N, defense muskul
Tanda-Tanda Vital: ar (-)
Tekanan Darah : 140/90 mmHg Ekstremitas atas : Edema -/-, akral hangat +/+, CRT +/+ <2
RR : 22x/menit detik
Nadi : 80x/menit Ekstremitas bawah : Edema -/-, akral hangat +/+, CRT +/+ <
Suhu : 37°C 2 detik
Status Neurologis
Nervus cranialis
N. II : RC +/+, pupil isokor 3mm/3mm
N. III, IV,VI : dbn
N. VII : dbn
N. XII : dbn
Motorik

Superior :
Gerak dan KM kesan lateralisasi sinistra
Tonus n/menurun
RF +2/+2
Trofi eu/eu
RP -/-
Inferior :
Gerak dan KM kesan lateralisasi sinistra
Tonus n/menurun
RF +2/+2
Trofi eu/eu
RP -/-
Meningeal Sign
Kaku kuduk (-)
Brudzinski (-)
Status Vegetatif
BAB (+), BAK (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium RSMS 28/7/2019
Basofil : 0.4
Hemoglobin : 12,7 Batang : 0.4 L
Leukosit : 10710 Eosinophil : 0.3 L
Limfosit : 16.5 L
Hematokrit : 41 Neutrophil : 76.9 H
Eritrosit : 4,7 Segmen : 76.5 H
Monosit : 5.9
MCH : 26.8 Trombosit : 321.000 H
MCHC : 30.8 L Ureum : 23.18
Kreatinin : 0.61
MCV : 86.9 GDS : 101
MPV : 9.1 L Natrium : 140
Kalium : 3.8
RDW : 13.0 Klorida : 105
2. Pemeriksaan MCT-Scan kepala
tanpa kontras RSMS (02/08/2019)

Deskripsi :

a. Tampak lesi hiperdens (CT Number +/- 55 - 64


HU, volume 16,49 mL) disertai perifocal edem
a di sekitarnya pada corona radiate kanan, nu
cleus lentiformis kanan, capsula interna kanan
, kapsula eksterna kanan dan thalamus kanan
b. Sulcus kortikalis dan fissure sylvii kanan tamp
ak menyempit
c. Ventrikel lateralis kanan menyempit
d. Ventrikel kiri, III, IV baik
e. Sisterna perimesensefali baik
f. Tak tampak midline shifting
g. Pons dan cerebellum baik. Kesan :
h. Pada bone window • Intracerebral hemorrhage (volume sekitar 16,49 mL)
i. Tak tampak kesuraman pada sinus paranasal pada corona radiata kanan, nucleus lentiformis kanan
maupun mastoid air cell ,capsula interna kanan dan thalamus kanan
• Tampak tanda peningkatan tekanan intrakranial
3. Foto Thoraks AP RSMS (02/08/2019)

Deskripsi Foto thoraks AP RSMS :


a. Trakea di tengah
b. Cor : CTR > 55 %
c. Pulmo : Corakan vaskular normal
Tak tampak bercak pada ked
ua lapang paru
d. Diafragma kanan kiri intak
e. Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
f. Sisterna tulang yang tervisualisasi intak
Kesan:
a. Cardiomegaly
b. Pulmo dalam batas normal
Diagnosis klinis :
Hemiparese sinistra, Hipestesia Extremitas
DIAGNOSIS
Sinistra
Diagnosis topis : Capsula Interna Dextra
Diagnosis etiologis: ICH
Diagnosis sekunder :
Hipertensi, Konstipasi, Susp ISK

O23 LPM NK

PLANNING
IVFD Asering 20 TPM
Inf Manitol 4x75 cc
Inj Mecobalamin 2x500 mcg
PO Amlodipin 10 mg 1x1
PO Kandesartan 10 mg 1x1
PO Betahistin 3x16 mg
PO Parasetamol 3x500 mg
INTRACEREBRAL
HEMORRHAGE
A. Definisi
Intracerebral Hemorrhage (ICH) merupak
an perdarahan yang terjadi di otak akib
at pecahnya (rupture) pembuluh darah
pada otak. Perdarahan dapat terjadi ha
nya pada satu hemisfer (lobar intracereb
ral hemorrhage), atau dapat pula terjadi
pada struktur dari otak, seperti thalamus,
ganglia basalis, pons, ataupun cerebellu
m (deep intracerebral hemorrhage).
B. Epidemiologi

Prevalensi stroke akibat perdarahan di dunia mencapai 7.363.457 pada


tahun 2013. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan de
ngan tahun 1990 dengan jumlah penderita sebanyak 3.891.158. Menur
ut Riskesdas tahun 2018, prevalensi stroke akibat perdarahandi Indonesi
a mengalami peningkatan dari 7% menjadi 10,9%. Jumlah penderita str
oke akibat perdarahan kasus baru di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2017 sebesar 9.993. Sedangkan jumlah kasus baru di Kabupaten Banyu
mas pada tahun 2017 adalah sebanyak 13 penderita
C. Anatomi Sirkulus Wiliisi
D. Etiologi E. Klasifikasi

1. Hipertensi • Hipertensif
2. Blood thinner therapy – Putaminal
3. AVM – Thalamic
4. Aneurisma
5. Trauma kepala – Globus Pallidus
6. Gangguan perdarahan – Pons
7. Tumor – Cerebellum
8. Amyloid angiopathy – Ganglia Basalis
9. Penggunaan obat – Nucleus Caudatus
10. Spontan
• Traumatik
Gambaran CT Scan ICH tipe Hipertensif
PUTAMINAL HEMORRHAGE
Perdarahan putaminal
 terjadinya penekanan
pada daerah
berdekatan dengan
kapsula interna
Gejala  Nyeri kepala,
hemiplegia flaccid,
defisit hemisensori,
deviasi konjugasi mata
pada sisi perdarahan,
hemianopia homonim,
dan afasia
THALAMIC HEMORRHAGE
 Gejala  hemiparesis
kontralateral terjadi bila
kapsula internal tertekan.
 Perluasan perdarahan ke
subtalamus dan batang
otak berakibat gambaran
okuler klasik
terbatasnya gaze
vertikal, deviasi mata
kebawah, pupil kecil
namun bereaksi baik atau
lemah, defisit lapang
pandang, dan
nystagmus.
PONS HEMORRHAGE

 50% dari perdarahan


infratentorial terjadi di
pons
 Gejala  onset yang
tiba-tiba, koma, kelainan
saraf kranial, dan
kuadriplegia
CEREBELUM HEMORRHAGE
 sering terjadi di daerah
nukleus dentatus dengan
arteri serebeli superior
sebagai suplai utama
 Gejala  onset
mendadak dari mual,
muntah, tidak mampu
bejalan atau berdiri.
 Triad klinis perdarahan
serebeler  ataksia
apendikuler, palsi gaze
ipsilateral, dan palsi fasial
perifer
LOBUS HEMORRHAGE
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE ET CAUSA
TRAUMA
 Perdarahan dalam jaringan
otak
 Hematom intraserebral
pascatraumatik merupkan
koleksi darah fokal  robekan
pembuluh darah
intraparenkimal otak
F. Faktor Risiko
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Umur Hipertensi
Jenis kelamin Merokok
Berat badan lahir rendah Dislipidemia
Ras Obesitas
Riwayat keluarga/TIA Fibrilasi atrial
Penyakit kardiovaskuler
G. Patofisiologi
H. Penegakan Diagnosis
 Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Brain imaging merupakan gold standard dalam
mendiagnosis ICH. Melalui brain imaging, dokter
dapat membedakan subtipe stroke (SH atau SNH),
komplikasi atau penyebaran perdarahan ke struktur
lain (contoh: perdarahan intraventrikular), adanya
edema otak atau hidrosefalus. Modalitas yang dapat
digunakan berupa CT-scan dan MRI.
I. Tatalaksana
1. Terapi penggantian factor koagulasi atau trombosit
2. Fresh Frozen Plasma (FFP)
3. Terjadi gangguan koagulasi  dikoreksi dengan Vitamin K 10 mg IV pa
da penderita dengan peningkatan INR
 FFP 2-6 unit diberikan untuk mengoreksi defisiensi factor pembekuan
darah
4. Pneumatic intermittent compression : Untuk mencegah tromboemboli
vena
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai