Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S
RPK :
Hipertensi (-)
DM (-)
Keluhan yang sama dengan pasien (-)
Pola Hidup :
Pasien mengaku riwayat merokok (+) sejak usia 18 tahun
Riwayat konsumsi alkohol (+) sejak usia 18 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 110/70 mmHg, DN: 86x/m, RR: 20x/m,
T: 36,50C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax Inspeksi : Simetris, bentuk normal
Pulmo Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Hb 13,8 g/dL N
Ht 34,0 % N
Leukosit 3.860 /uL
Trombosit 158.000 /uL N
GDS 126 mg/dL
Kreatinin 1,1 mg/dL N
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan Kepala
Lesi hipodens
kecil dengan tepi
isodens dan finger
like edema luas
pada lobus
temporal kiri.
DD/ Massa
intracerebri,
abses cerebri
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
1. Chefalgia
2. Parese nervus hipoglosus
3. Hemiparese sinistra tipe sentral
Diagnosis Topis
Gangguan intracerebri
Diagnosis Etiologi
18
ETIOLOGI
1. SOL yang meningkatkan volum jaringan :
a. Konstusio serebri
b. Hematoma
c. Infark
d. Abses
e. Tumor Intrakranial
2. Masalah serebral
a. Peningkatan produksi cairan serebrospinal
b. Bendungan sistem ventricular
c. Menurun absorbs cairan serebrospinal
3. Edema serebral
a. Penggunaan zat kontras yang merubah homestatis otak
b. Hidrsi yang berlebihan dengan menggunakan larutan hipertonik
c. Pengaruh trauma kepala
19
Klasifkasi
Klasifkasi menurut lokasi
• batas yang jelas, tidak infltratif
Maligna
batas yang jelas, tumbuh cepat
serta cenderung membentuk
metastasis dan rekurensi pasca
pengangkatan total
Klasifkasi
tumor otak menurut WHO
(modifkasi dengan adaptasi dari
Escourolle) menjadi 9 kategori yaitu:
2. MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang
otak dan daerah hiposisis, dimana tulang mengganggu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan.
28
Penatalaksanaan
Kortikosteroid Radiasi
Kemoterapi
Imunoterapi
Penanganan tumor
Terapi Operatif
Tindakan terapi operasi tumor ini khusunya yang
ganas bertujuan untuk mendapatkan diagnosa
pasti dan dekompresi internal mengingat bahwa
obat** antiedema tdk dpat dibrikan secara trus
menerus.
Prinsip penangan adalah pengambilan tumor
total,sementara pda tumor ganas tujuanya
dekompresi untuk pengobatan selanjut nya.
Terapi Konservatif (non operasi)
Radioterapi
Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan
mengunakan sinar X dan sinar gamma
Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang
masi dpt ditoleransi oleh jaringan normal yang
ditembusnya.
Menggunakan terapi megavolte (energi yaitu >1
juta elektron volt) : penetrasi yang lebih dalam
dan absorpsi pada tulang, kulit, jaringan subkutan
1. Co60 (mengeluarkan sinar Gamma 1,117 dan
1,33 Mev)
2. Akselerator linier (Sinar X 4-25 Mev)
Kemoterapi
Obat : HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV
(Prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous urea (PCNU,
BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX
(metrotreksat), DAG (Dianhidrogalaktitol) dan
sebagainya
Immunoterapi
tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya
gangguan fungsi immunologi tubuh sehingga
diharapkan dengan melakukan restorasi sistem
immun dapat menekan pertumbuhan tumor
diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma
(dimana sistem imunnya menurun)
obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-
modulator antara lain adalah: BCG/Levamizole,
Visivanil, dan PS/K
Prognosis
Tergantung jenis tumor spesifk atau tipe tumor.
Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival)
berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10
tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
Prognosis di Indonesia masih buruk.