Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

Space Occupying Lesion


Sheren Vinera Lin’s,S.Ked

FAB 117 045

Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/PSPD UNPAR
PALANGKA RAYA
AGUSTUS
2018
Identitas
 Nama : Tn. FL
 Usia : 48 tahun
 Alamat : Palangka Raya
 Pekerjaan : Swasta
 Agama : Kristen Protestan
Anamnesis
 MRS : 07 Agustus 2018
 Kiriman dari : IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
 Anamnesis : 09 Agustus 2018
 Keluhan utama : Nyeri kepala hebat
Anamnesis …....
 Autoanamnesis dengan pasien
 RPS :
 Os datang dengan keluhan nyeri kepala hebat
sejak 7 hari SMRS memberat 10 jam SMRS. Durasi
nyeri dirasakan selama 20 detik. Nyeri dirasakan
hilang timbul seperti ditekan menjalar hingga ke
telinga. Nyeri dirasakan muncul pada malam hari
hingga membuat os susah tidur. Os juga
mengeluhkan pusing bila posisi duduk atau
berdiri. Os juga mengeluhkan kelemahan pada
kaki dan tangan sebelah kanan sejak 1 bulan
SMRS. Demam (+), Mual (-), Muntah (-), Kejang (-)
RPD :
 Riwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (+) 1 sejak 6 tahun yang lalu
 Riwayat MRS bulan juli 2018 dengan keluhan kejang

RPK :
 Hipertensi (-)
 DM (-)
 Keluhan yang sama dengan pasien (-)

Pola Hidup :
 Pasien mengaku riwayat merokok (+) sejak usia 18 tahun
 Riwayat konsumsi alkohol (+) sejak usia 18 tahun
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 110/70 mmHg, DN: 86x/m, RR: 20x/m,
T: 36,50C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax Inspeksi : Simetris, bentuk normal
Pulmo Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan


(-), hepar/ lien tidak teraba besar

Ekstremita Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-), edem


s ekstremitas (-/-)
Status Neurologis
 GCS E4V5M6 (Kompos Mentis)
 Fungsi Luhur: Normal, Meningeal sign : kaku kuduk (-), kernig sign (-), Lasegue
(-), brudzinski I/II (-)
• Nervus Cranialis
–N. I : tidak dilakukan
–N II : Daya penglihatan (+/+)
–N III, IV, VI : ptosis-/-, pupil bulat isokor ø 3/3 mm, refleks cahaya (+/+), Diplopia
(-), pergerakan bola mata baik ke segala arah, nistagmus (-/-)
–N V : Motorik Normal. Sensorik Normal.
–N VII : mengedipkan mata (+/+), kerutan dahi (+/+) , menggembungkan pipi (+/+)
–N VIII : tidak dilakukan
–N IX, X : deviasi uvula (-), menelan masih baik (+/+)
–N XI : menoleh (baik/baik)
–N XII : pergerakan lidah asimetris, deviasi kesebelah kiri
..Status Neurologis

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior


Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 4 5 4
Trof Eutrof Eutrof Eutrof Eutrof
Sensibilitas + + + +
Nyeri - - - -
Reflek + + + +
fsiologis
Reflek - - - -
patologis
Tremor - - - -
Pemeriksaan
Laboratorium
3 Agustus 2018

Hb 13,8 g/dL N
Ht 34,0 % N
Leukosit 3.860 /uL 
Trombosit 158.000 /uL N
GDS 126 mg/dL 
Kreatinin 1,1 mg/dL N
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan Kepala
 Lesi hipodens
kecil dengan tepi
isodens dan finger
like edema luas
pada lobus
temporal kiri.
 DD/ Massa
intracerebri,
abses cerebri
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
 Diagnosis Klinis
1. Chefalgia
2. Parese nervus hipoglosus
3. Hemiparese sinistra tipe sentral
 Diagnosis Topis

Gangguan intracerebri
 Diagnosis Etiologi

Hemiparese sinistra e.c Space Occupying Lesion


TERAPI
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Inj: Mecobalamin 2 x 500 mg (IV)
Dexametason 4 x 10 mg (IV)
Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Ranitidin 2 x 50 mg (IV)
fenitoin 2 x 100 mg (IV)
Metformin 3 x 500 mg (IV)
TINJAUAN PUSTAKA
Defnisi SOL
Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang
intrakranial) didefnisikan sebagai neoplasma, jinak
atau ganas, primer atau sekunder, serta setiap
inflamasi yang berada di dalam rongga tengkorak
yang menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial dan menempati ruang di dalam otak.
Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor,
hematoma, dan abses

Suatu lesi yang meluas atau memenuhi ruang


dalam otak termasuk massa (tumor),
hematoma dan abses
Tumor

Tumor otak atau tumor intrakranial


adalah neoplasma atau proses desak
ruang (space occupying lesion) yang
timbul di dalam rongga tengkorak baik
di dalam kompartemen supertentorial
maupun infratentorial
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data statistik, angka insidens tahunan tumor intrakranial di
Amerika adalah 16,5 per 100.000 populsi per tahun.

Di Indonesia berdasarkan data RSPP dijumpai frekuensi tumor otak


sebanyak 200-220 kasus/tahun.

Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74%) dibanding


perempuan (39,26%) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun
(31,85%).

Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis, sedangkan tumor-tumor


lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis,
cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan multiple.

18
ETIOLOGI
1. SOL yang meningkatkan volum jaringan :
a. Konstusio serebri
b. Hematoma
c. Infark
d. Abses
e. Tumor Intrakranial

2. Masalah serebral
a. Peningkatan produksi cairan serebrospinal
b. Bendungan sistem ventricular
c. Menurun absorbs cairan serebrospinal

3. Edema serebral
a. Penggunaan zat kontras yang merubah homestatis otak
b. Hidrsi yang berlebihan dengan menggunakan larutan hipertonik
c. Pengaruh trauma kepala

19
Klasifkasi
Klasifkasi menurut lokasi
• batas yang jelas, tidak infltratif

Benign dan hanya mendesak organ-


organ sekitar
• Secara histologis : struktur sel
a yang reguler, pertumbuhan
lama tanpa mitosis

• Mikroskopis : infltratif atau


ekspansi destruktur tanpa

Maligna
batas yang jelas, tumbuh cepat
serta cenderung membentuk
metastasis dan rekurensi pasca
pengangkatan total
 Klasifkasi
tumor otak menurut WHO
(modifkasi dengan adaptasi dari
Escourolle) menjadi 9 kategori yaitu:

 Tumor jaringan neuroepithel


 Tumor nervus kranial dan splinal
 Tumor meningen
 Neoplasma hematopoietic
 Germ cell tumor
 Kista dan tumor-like lesion
 Tumor regio sellar
 Ekstensi lokal dari tumor regional
 Tumor metastasis
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang:
 Elektroensefalograf (EEG)
 Foto polos kepala
 Arteriograf
 Computerized Tomograf (CT Scan)
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Anamnesis yang didapat:

 Gejala TTIK: nyeri kepala muntah, papiledema


 Nyeri kepala: intermiten, tumpul, berdenyut,
berlokasi di frontal/oksipital. Bayi&anak2:
pembesaran lingk. Kepala yg progresif
 Kejang: khususnya di supratentorial  kejang
umum, psikomotor, atau kejang fokal
 Gejala neurologis fokal
Perubahan tanda vital pada kasus
space occupying lesion intrakranial

• relatif stabil selama


Denyut nadi stadium awal dari
peningkatan ICP

• Perubahan pada pola pernafasan


Pernapasan adalah hasil dari tekanan
langsung pada batang otak

• Selama mekanisme kompensasi dari


peningkatan tekanan intrakranial
berlangsung, suhu tubuh akan tetap
stabil
Suhu Tubuh • mekanisme dekompensasi berubah,
peningktan suhu tubuh akan muncul
akibta dari disfungsi dari
hipotalamus atau edema pada
traktus yang menghubungkannya
• Reaksi pupil yang lebih lambat
dikarenakan adanya
Reak penekanan pada
n.okulomotorius

si • Penekanan ini menjepit


n.okulomotorius di antara
tentorium dan herniasi dari
Pupil lobus temporal
• mengakibatkan dilatasi pupil
yang permanen
Tanda patologis
tumor

Tanda memegang (grasping sign) adalah pola


cabang-cabang arteri yang seolah-olah
memegang tumor

Tanda yang dilukis sebagai draping sign atau


tanda menudungi adalah perjalan cabang
arteri yang seolah-olah menuduni tumor
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas


tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi
tentang sistem vaskuler.

2. MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang
otak dan daerah hiposisis, dimana tulang mengganggu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan.

3. Biopsy stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan


untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.

4. Rontgen tengkorak : Untuk diagnostic sekurang-kurangnya diambil dari 2 arah,


anteroposterior dan lateral.
Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal

28
Penatalaksanaan

Terapi Suportif Terapi Definitif


 Antikonvulsan  Pembedahan

 Kortikosteroid  Radiasi
 Kemoterapi
 Imunoterapi
Penanganan tumor
Terapi Operatif
Tindakan terapi operasi tumor ini khusunya yang
ganas bertujuan untuk mendapatkan diagnosa
pasti dan dekompresi internal mengingat bahwa
obat** antiedema tdk dpat dibrikan secara trus
menerus.
Prinsip penangan adalah pengambilan tumor
total,sementara pda tumor ganas tujuanya
dekompresi untuk pengobatan selanjut nya.
Terapi Konservatif (non operasi)

Radioterapi
 Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan
mengunakan sinar X dan sinar gamma
 Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang
masi dpt ditoleransi oleh jaringan normal yang
ditembusnya.
 Menggunakan terapi megavolte (energi yaitu >1
juta elektron volt) : penetrasi yang lebih dalam
dan absorpsi pada tulang, kulit, jaringan subkutan
1. Co60 (mengeluarkan sinar Gamma 1,117 dan
1,33 Mev)
2. Akselerator linier (Sinar X 4-25 Mev)
Kemoterapi
Obat : HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV
(Prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous urea (PCNU,
BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX
(metrotreksat), DAG (Dianhidrogalaktitol) dan
sebagainya
Immunoterapi
 tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya
gangguan fungsi immunologi tubuh sehingga
diharapkan dengan melakukan restorasi sistem
immun dapat menekan pertumbuhan tumor
 diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma
(dimana sistem imunnya menurun)
 obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-
modulator antara lain adalah: BCG/Levamizole,
Visivanil, dan PS/K
Prognosis
 Tergantung jenis tumor spesifk atau tipe tumor.
 Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival)
berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10
tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.
 Prognosis di Indonesia masih buruk.

Anda mungkin juga menyukai