Anda di halaman 1dari 28

Case Report

SPACE OCCUPYING LESSIONS (SOL)

Sharifah Baanu, S.Ked 04084821517003


Indriani Gultom, S.Ked 04084821618197

Pembimbing:
dr. Hendry Sugiharto, Sp.S
NEUROLOGY DEPARTMENT
SENIOR CLINICAL CLERKSHIP MEDICAL FACULTY SRIWIJAYA UNIVERSITY
MOHAMMAD HOESIN GENERAL HOSPITAL
2016

OUTLINE

Identifikasi Pasien
Resume
Analisis
Kasus
Tinjauan
Pustaka

PATIENT IDENTIFICATION

IDENTIFIKASI

Nama

: Tn. CU

Umur

: 56 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jl. B Utoyo Lrg, Sianjuri No.68, Kota

Palembang
Agama

: Islam

Tanggal MRS : 24 Maret 2016


No. RM/Register: 861973

ANAMNESIS
ANAMNESIS
Alloanamnesis

(Autoanamnesis, 19th December 2015)

1st
paragraph

Penderita dirawat di Bagian Neurologi RSMH karena mengalami


penurunan kesadaran secara perlahan.
2nd
paragraph

Sejak 2 minggu lalu penderita mengalami nyeri kepala intensitas


ringan-sedang, hilang dengan makan paramex. Penderita juga
demam tetapi tidak terlalu tinggi, naik turun terutama malam
hari. Sekitar 12 hari lalu penderita mulai sering lupa namun
masih bisa diajak komunikasi. Sejak 1 minggu lalu penderita
mulai mengalami penurunan kesadaran secara perlahan,
awalnya gelisah dan kelamaan mulai mengantuk dan sulit diajak
komunikasi, kelemahan sesisi tubuh (-), bicara pelo (+), mulut
mengot (+ kiri), kejang (-), muntah (-), pandangan ganda (-),
sensibilitas bdd, gangguan komunikasi bdd.
5

3rd
paragraph

Riwayat penyakit kepala lama (-), riwayat demam (-), riwayat sakit
gigi (+), riwayat infeksi telinga (-), riwayat penggunaan obat
narkoba suntik (-), seks bebas (-), batuk lama (-), keringat malam
(-), penurunan BB (-). Penyakit ini dialami untuk pertama kalinya.
Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat penyakit dalam
keluarga (-).
4th
paragraph

Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Internus
Kesadaran
: GCS = 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 68 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
Suhu Badan
: 36,5 C
Pernapasan
: 22 kali/menit
Berat Badan
: 60 kg
Tinggi Badan
: 165 cm
Jantung
: HR = 68 kali/menit, murmur (-), gallop
(-)
Paru-paru
: Vesikuler normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
: Datar, cubitan kulit perut kembali cepat, hepar
dan lien tidak teraba, BU (+) normal.
Anggota Gerak
: Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak ada edema
Genitalia
: Tidak diperiksa

PHYSICAL EXAMINATION
Status Neurologis
Nn. Craniales
N. III
: pupil bulat, isokor, 3 mm/3 mm, refleks cahaya
+/+
N. VII
: plica nasobialis kanan datar, sudut mulut kanan
Motoric
tertinggal
Function
N.XII
: Lengan
deviasi lidah
(-)
Fungsi
Lengan
Kiri
Tungkai
Tungkai
Motorik

Kanan

Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
Refleks

Kurang
4+
Meningkat

Meningkat

Fisiologis
Refleks

Patologis

Kanan

Kiri

Cukup
5
Normal

Normal

Kurang
4+
Meningkat
Meningkat

Cukup
5
Normal
Normal

Babinsky

(+)

Pemeriksaan Fisik

Fungsi sensorik

: tidak ada kelainan

Fungsi vegetatif
Fungsi luhur

: tidak ada kelainan


: tidak ada kelainan

Gerakan abnormal

: tidak ada

Gejala rangsang meningeal

: kaku kuduk (-), kernigs sign (-),

lasseques sign (-)


Gait dan keseimbangan

: belum dapat dinilai

LABORATORY EXAMINATION
Darah Rutin (24 Maret
2016)
Hematology

Renal
Ureum 59 mg/dl
Kreatinin 0,86 mg/dl

Hemoglobin 8,8 g/dl


Eritrosit 2,81 106/ mm3

Electrolyte
Ca 8,6 mg/dl
Na 130 mEq/L
K 3,8 mEq/L
Cl 102 mmol/L

Leukosit 29,8 103/ mm3


Hematokrit 25 %
Trombosit 367 103 / L
Faal Hemostastis
Waktu protrombin (PT)
14,6 s
INR 1,15
APTT 26,2 s
Fibrinogen 671 mg/dl

Lemak
Kolesterol total 157 mg/dl
Kolesterol HDL 34 mg/dl
Kolesterol LDL 95 mg/dl
Trigliserida 88 mg/dl

RADIOLOGY EXAMINATION

Rontgen Thorax AP

Pulmo tak tampak


kelainan
Elongasio arcus aorta
Cor tak membesar

RADIOLOGY EXAMINATION

CT-Scan Kepala

Lesi hipodens kecil


dengan tepi isodens dan
finger like edema luas
pada lobus temporal kiri.
DD/ Massa intracerebri,
abses cerebri

Diagnosis
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis :
Post penurunan kesadaran
Hemiparese dextra spastik
Parese N.VII dextra tipe sentral
Topical diagnosis
:
Lobus temporoparietal sinistra

Etiological diagnosis :
SOL intracranial, dd/ abses serebri
Diagnosis Tambahan :
Hidrosefalus
Anemia
Hiperkoagulasi

TATALAKSANA

Non Farmakologi
:
- Elevasi kepala 30
- Diet bubur saring tinggi kalori tinggi protein 1800 kkal
Farmakologi :
- IVFD NaCl 0,9%
- VFD RL gtt xx/menit
- Inj. Dexamethason 3 x 5 mg (IV)
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g (IV)
- Inj. Omeprazole 1 x 40 mg (IV)
- Neurobion 1 x 1 tab (PO)
- Glaucon 3 x 500 mg (PO)
- PCT 3x500 mg (PO)
- Simarc 2 mg 1x1 tab (PO)

ANALISIS KASUS
DAN
TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis Banding Topik


Lokasi
Frontal lobe

Gejala

Pada penderita
ditemukan

Occipital lobe

Hemiparesis, kesulitan dalam fungsi-tingkat yang lebih tinggi, perubahan kepribadian, perilaku dan perubahan mood, fluent
speech deficit
Hemiparesis, defisit visual lapangan, defisit memori, bicara dan Hemiparesis dextra spastik,
defisit bahasa, kejang psikomotor
defisit bidang visual, defisit
memori
defisit sensorik, kelalaian, kesulitan dengan diskriminasi-kaki
kanan
Defisit visual, homonymous hemianopsia
-

Ventricular

Peningkatan ICP, obstruksi

Cerebellum

Ataksia, inkoordinasi, nistagmus, mual

Brain stem

defisit saraf kranial yang lebih rendah, defisit motor dan


sensorik, ataksia, inkoordinasi, nistagmus, mual, muntah

Cranial nerves

Defisit terkait dengan saraf kranial tertentu

Parese N.VI bilateral, parese


N VII sentral

Temporal lobe

Parietal lobe

KESIMPULAN : kemungkinan lokasi SOL adalah di lobus temporal.

Diagnosis Banding Etiologi


Selfagia

Gejala

Tumor
Intrakrani
al

A. Tanda dari penyebab tumor


paling tidak diikuti oleh dua gejala
berikut:
1. Sakit kepala berkembang sejalan
dengan berkembangnya tumor.
2. Salah satu atau kedua dari:
a) Sakit kepala secara signifikan
semakin berat sejalan dengan
berkembangnya tumor.
b) Sakit kepala secara signifikan
membaik
sejalan
dengan
keberhasilan
pengobatan
pada
tumor.
3. Sakit kepala setidaknya memiliki
1 karakteristik dari 3 hal berikut :
a) Progresif
b) Berat di pagi hari atau setelah
tidur siang.

Pada Penderita
Sakit kepala terasa di
sebelah
kiri
dan
menyebar ke seluruh
bagian kepala.
Sakit kepala memburuk
sejak 2 minggu yang
lalu.
Sakit kepala membaik
selama dirawat.

Progresif
Berat saat bangun
Berat saat batuk dan
17
bersin

Selfa
gia

Gejala

Abses A. Abses serebri telah terbukti.


Serebr B. Tanda dari penyebab abses serebri paling
i
tidak dua dari berikut:
1. Sakit kepala berkembang sejalan dengan
perkembangan abses.
2. Sakit kepala secara signifikan memberat
berbarengan dengan perburukan dari abses
yang terlihat dari gejala berikut:
a) Perberatan dari gejala lain dan atau tandatanda klinis yang muncul dari abses.
b) Tanda pembesaran abses
c) Tanda dari ruptur abses
3. Sakit kepala secara signifikan semakin baik
sejalan dengan berkembangnya abses.
4. Sakit kepala setidaknya memiliki 1
karakteristik dari 3 hal berikut:
a) Intensitas berkembang bertahap, beberapa
jam atau hari, menjadi sedang atau berat.
b) Diperberat dengan Manuver Valsalva.
c) Disertai dengan mual
5. Tanda infeksi lain:
Demam, Defisit neurologis fokal, Riwayat
penyakit yang menyebabkan abses (Otitis

Pasien
(-)
Sakit kepala terasa di
sebelah
kiri
dan
menyebar
ke
seluruh
bagian kepala.

Gejala dari pasien hanya


sakit kepala.
(-)
(-)
Sakit kepala membaik
saat
pengobatan
dan
tidur.
Intensitas berkembang
bertahap
Berat saat batuk dan
bersin
Mual (-)

Diagnosis Banding Etiologi Berdasarkan


Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium
Leukosit
CT-Scan Kepala

Tumor
Intrakranial

Abses Serebri

Pasien

Normal

Meningkat

Meningkat
(25.900/mm3)

Hipodens,
isodens, atau
hiperdens, atau
densitas
campuran
(kontras)

Pusat hipodens
dengan bentuk
cincin pada
bagian perifer
(setelah injeksi
kontras)

Terdapat lesi
hipodens di
sebelah parietal
kiri dengan
edema perifokal
(tanpa kontras).

KESIMPULAN : kemungkinan yang lebih sesuai pada pasien ini adalah


abses serebri.

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis :
Post penurunan kesadaran
Hemiparese dextra spastik
Parese N.VII dextra tipe sentral
Topical diagnosis
:
Lobus temporoparietal sinistra

Etiological diagnosis :
SOL intracranial, dd/ abses serebri
Diagnosis Tambahan :
Hidrosefalus
Anemia
Hiperkoagulasi

TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI SOL
Space Occupying Lession (SOL) adalah generalisasi
masalah tentang adanya lesi pada ruang
intracranial khususnya yang mengenai otak.
Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi
pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma,
infark, abses otak dan tumor intracranial.

22

EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data statistik, angka insidens tahunan tumor
intrakranial di Amerika adalah 16,5 per 100.000 populsi per
tahun.
Di Indonesia berdasarkan data RSPP dijumpai frekuensi
tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74%)
dibanding perempuan (39,26%) dengan kelompok usia
terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85%).
Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis,
sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus
otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem,
cerebellopontine angle dan multiple.
23

ETIOLOGI
1. SOL yang meningkatkan volum jaringan :
a. Konstusio serebri
b. Hematoma
c. Infark
d. Abses
e. Tumor Intrakranial
2. Masalah serebral
a. Peningkatan produksi cairan serebrospinal
b. Bendungan sistem ventricular
c. Menurun absorbs cairan serebrospinal
3. Edema serebral
a. Penggunaan zat kontras yang merubah homestatis otak
b. Hidrsi yang berlebihan dengan menggunakan larutan
hipertonik
c. Pengaruh trauma kepala
24

MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala Umum
Gejala umum timbul akibat tekanan intracranial atau proses difus dari
tumor tersebut.
Terdapat 4 gejala klinis umum yang berkaitan dengan tumor otak,
yaitu perubahan status mental, nyeri kepala, muntah, dan kejang.
2. Gejala Lokal
a. Tumor kortikal
- Lobus frontalis
- Lobus temporalis
- Lobus parietal
- Lobus oksipital
b. Tumor pada ventrikel dan daeral pineal
c. Tumor pada batang otak
- Midbrain
- Pons
- Medula Oblongata
d. Tumor Cerebellum
3. Gejala local yang tidak sesuai dengan lokasi tumor

25

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran,
kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder
serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.
2. MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor
didalam batang otak dan daerah hiposisis, dimana tulang
mengganggu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan.
3. Biopsy stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang
dalam dan untuk memberi dasar pengobatan serta informasi
prognosis.
4. Rontgen tengkorak : Untuk diagnostic sekurang-kurangnya
diambil dari 2 arah, anteroposterior dan lateral.
Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal

26

TATALAKSANA
1. Simptomatik
- Antkonvulsi
2. Pembedahan
- Complete removal
- Partial removal
3. Kemoterapi

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai