Anda di halaman 1dari 14

CENTRAL RETINAL ARTERY OCCLUSION

Oleh
Indriani Gultom, S.Ked.
04084821618197
Pembimbing
dr. H.A.K Ansyori, SpM(K), M.Kes, MARS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

Pendahuluan
Oklusi arteri retina sentral merupakan suatu keadaan dengan penurunan aliran darah secara tiba-tiba
pada arteri retina sentral sehingga menyebabkan iskemi pada bagian dalam retina.
Sering menyerang orang dewasa yang berusia rata-rata 60 tahun
Berhubungan erat dengan penyakit sistemik seperti hipertensi, kelainan jantung dan pembuluh darah,
diabetes mellitus, dan giant cell arteritis.
Sumbatan pada arteri retina sentral dapat terjadi akibat emboli, thrombus, plakaterosklerotik, spasme
dan inflamasi.
Suatu kejadian yang jarang terjadi. Studi di Amerika menunjukkan CRAO terjadi pada 1:10.000 orang.
Keadaan ini merupakan salah satu kedaruratan mata (true ocular emergencies) yang membutuhkan
penanganan dengan segera, karena iskemi yang lama akan menyebabkan kerusakan retina yang
irreversible.

Anatomi dan Fisiologi Retina


Retina merupakan lapisan sel yang menyelubungi bagian dalam bola mata.
Retina sangat teroganisir melakukan pengolahan informasi visual sebelum
dikirim melalui saraf optik menuju korteks visual.
Retina diperdarahi oleh arteri retina sentral, merupakan cabang pertama
dari arteri oftalmikus. Pembuluh darah retina merupakan end vessels yang
secara normal tidak beranastomosis.
Oklusi pada arteri retina sentral hanya berpengaruh terhadap bagian dalam
retina yang diperdarahinya, yaitu membran limitans interna, lapisan serabut
saraf, lapisan sel ganglion, lapisan pleksiform dalam dan lapisan inti dalam.

Gambar 1. Anatomi Bulbus Okuli.

Central Retinal Artery Occlusion


(CRAO)
CRAO atau Oklusi arteri retina sentral merupakan suatu
keadaan dengan penurunan aliran darah secara tiba-tiba
pada arteri retina sentral sehingga menyebabkan iskemi
pada bagian dalam retina.

Epidemiologi
- Didapatkan 0.85% dari 100.000 orang pertahun menderita CRAO.
- Studi di Amerika menunjukkan CRAO terjadi pada 1:10.000 orang.
- Rata-rata kejadian CRAO terjadi pada umur 60 tahun.

Etiopatogenesis
Oklusi arteri retina sentral diketahui berhubungan erat
dengan berbagai macam kelainan sistemik.
Penyebab CRAO diantaranya emboli, trombosis, vaskulitis,
spasme pembuluh darah, dan nekrosis.
Kehilangan penglihatan secara mendadak, menyeluruh,
dan tanpa rasa sakit pada satu mata merupakan
karaktekteristik dari CRAO. Retina menjadi opaque dan
edematous. Hal tersebut disebabkan hilangnya suplai
darah pada inner layer retina.terutama di bagian posterior
pada serat nervus dan lapisan tebal sel ganglion.

cont.
Reflek
merah
dari
pembuluh darah koroid
dibawah foveola begitu
kontras menonjol pada
sekitar
bagian
neural
retina yang mengalami
keadaan
opaque,
sehingga
menimbulkan
cherry-red spot

Gambar 2. Emboli retina dengan edema makula dan


cherry-red spot.

Gejala Klinik
Penurunan tajam penglihatan secara
tiba-tiba tanpa disertai rasa sakit dan
memburuk dalam waktu singkat.
Afferent pupillary defect biasanya
segera muncul.
Perubahan warna retina menjadi lebih
putih, yang jelas terlihat pada daerah
makula > cherry-red spot yang muncul
dalam beberapa jam setelah oklusi.
Berdasarkan berat/ringannya gejala,
oklusi arteri retina sentral dibedakan
menjadi
3
tingkatan
(Inkomplet/subtotal/total).

Gambar 3. Opasifikasi dan cherry-red spot pada


foveola

Diagnosis
Diagnosis oklusi arteri retina sentral ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan oftalmologis, dan pemeriksaan penunjang lain.
Fluorescein Fundus Angiography (FFA)
Berguna untuk menunjukkan detail sirkulasi abnormal aliran darah.
Elektroretinography (ERG)
Memperlihatkan amplitudo gelombang-a yang normal dan penurunan
amplitudo gelombang-b yang menunjukkan adanya iskemik lapisan dalam
retina.
Orbital Color Doppler Imaging (OCDI)
Memperlihatkan adanya emboli dalam arteri retina sentral
Optical Coherence Tomography (OCT)
Digunakan untuk mengetahui durasi iskemi.

Diagnosis Banding
Tay-Sachs disease memberikan gambaran cherry red spot, tetapi
lebih sering terdapat pada usia muda, dan bersifat bilateral.
Pemeriksaan elektroretinography pada oklusi arteri oftalmikus,
memperlihatkan
penurunan
amplitudo
gelombang-a
dan
gelombang-b, yang menunjukkan adanya iskemik pada lapisan
dalam dan luar retina.

Penatalaksanaan
a. Ocular massage
b. Parasentesis bilik mata depan
c. Menurunkan tekanan intraokluar dengan obat
d. Peningkatan perfusi pada retina melalui pemberian obat
vasodilator
e. Terapi antitrombolitik perifer
f. Campuran 95% oksigen dan 5% karbondioksida (carbogen)
g. Terapi hiperbarik
h. Penyuntikan secara intraarteri pada bagian proksimal arteri
oftalmikus menggunakan local intraarterial fibrinolisys (LIF)

Komplikasi
Rubeosis iridis
Sekitar 18% penderita dalam 4 bulan setelah oklusi, yang
biasanya timbul pada minggu ke 4 s/d 5.
Neovaskularisasi diskus optik
Ditemukan pada 2-3% kasus.
Glaukoma neovaskular
Tergantung pada letak dan lamanya terjadi oklusi
Penderita oklusi arteri retina sentral dianjurkan kontrol ulang
secara ketat selama 3 bulan pertama

Prognosis
Secara umum penderita oklusi arteri retina sentral
memiliki prognosis buruk terhadap penglihatan. Hanya
61% akan mencapai ketajaman penglihatan dengan
menghitung jari dan hanya 16% akan memperoleh
ketajaman penglihatan 20/40 atau lebih.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai