Anda di halaman 1dari 54

Case Report Session

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA SEKUNDER


Oleh: Meiustia Rahayu 07120141 Rahmi Mutia 0810312100 Preseptor: dr. Fitratul Ilahi, Sp.M

CRS Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

Cairan Intraokular

Korpus Siliaris

segmen anterior

pars plikata

segmen posterior

Korpus Siliaris

Kamera Okuli Anterior

Trabecular Meshwork

trabekulosit

1. 2. 3.

Jalinan uveal Jalinan korneoskleral Jalinan jukstakanalikular

Kanalis Schlemm

Duktus aquosus skleralis

Pembentukan Humor Aquosus


Kecepatan
2,0-2,5 l/menit 250 l dipengaruhi oleh:

1. intregitas barier darah- HA 2. aliran darah ke korpus siliaris 3. regulasi neurohormonal


1. Sekresi aktif 2. Ultrafiltrasi 3. Difusi sederhara

Komposisi (terhadap plasma)


>> H+, Cl-, askorbat bebas protein volum : 250 l << bikarbonat

Reabsorpsi Humor Aquosus


Prosesus siliaris Kamera okuli posterior Kamera okuli anterior Trabecular meshwork
Kecepatan 0,22-0,30 l/ menit/mmHg

Korpus siliaris

Kanalis Schlemm Duktus pengumpul

Ruang suprakoroidal
Vena siliaris, koroid, sklera Jalur uveoskleral = 10%

Jalur trabekula (konvensional) = 90%

Tekanan Intraokular

Keterangan Po : tekanan intraokular (mmHg) F : kecepatan pembentukan humor aquosus (l/menit) C : kelancaran aliran (l/menit/mmHg) Pv : tekanan vena episkleral

Definisi Glaukoma
Kerusakan struktural (pencekungan diskus) Kerusakan fungsional (pengecilan lapangan pandang) Peningkatan tekanan intaokular

Neuropati optik

TIO

Epidemiologi
Amerika Serikat Usia 40 tahun : 2,2 juta glaukoma, 120.000 buta Insiden >300.000 glaukoma baru, 5.400 buta Estimasi : 3.3 juta pada tahun 2020 Risiko buta : ras kulit hitam > ras kulit putih Depkes RI tahun 1982-1996 0,4-5% penyebab kebutaan Faktor risiko : usia lanjut, penurunan ketebalan kornea, latar belakang ras, dan riwayat keluarga

Epidemiologi
Glaukoma Sudut Tertutup

10-15% kulit putih-Kaukoasoid << ras Asia Primer : > 90% buta bilateral e.c. glaukoma di Cina
Glaukoma Sudut Terbuka

Bentuk tersering 70 tahun : 40 tahun = 3-8 : 1 Ras kulit hitam : ras kulit putih = 3 :1
Glaukoma Tekanan Normal

Bentuk tersering di Jepang

Klasifikasi Glaukoma
proses terjadi

Klasifikasi Glaukoma (AAO)


Glaukoma
Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut tertutup Glaukoma kombinasi
Glaukoma sudut terbuka primer Glaukoma normotensi Glaukoma juvenil sudut terbuka Glaukoma suspek Glaukoma sudut terbuka sekunder

Glaukoma sudut tertutup primer Glaukoma sudut tertutup sekunder

Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital primer


Glaukoma infantil

Patofisiologi
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan
<30 mmHg, perlahan-lahan

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase

Peningkatan TIO

60-80 mmHg, akut

Iskemik nervus optikus apoptosis nervus optikus atrofi diskus, pembesaran cawan optik

Penurunan Penglihatan

Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma Sudut Terbuka Primer
tersering usia, familial linked kronik, progresivitas lambat degeneratif trabecular meshwork sudut COA terbuka, tampak normal klinis (-)

Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma Normotensi
kepekaan abnormal terhadap tekanan intraokular karena kelainan vaskular atau mekanis di kaput nervus optikus bilateral dan progresif

Glaukoma Suspek
1. Temuan nervus optikus sugestif glaukoma (pembesaran rasio cup-disc, cup-disc asimetrik, notching atau penipisan perdarahan diskus, atau suspek alterasi) 2. Abnormalitas lapangan pandang 3. Tekanan intraocular lebih dari 21 mmHg.

Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

Krukenberg spindle

Classic Spokelike (Defek Transluminasi Iris)

Sindrom Dispersi Pigmen

Glaukoma Pigmentasi

Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

Garis Sampaolesi Sindrom Eksfoliasi (Pseudoeksfoliasi) Glaukoma Pseudoeksfoliasi

Glaukoma Sudut Terbuka


Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

Katarak hipermatur Glaukoma Fakuolitik

Glaukoma pada Uveitis Glaukoma Maligna

Glaukoma Sudut Tertutup


Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Akut
penglihatan kabur mendadak halo nyeri kepala hebat mual muntah

Kelainan anatomis saja

Subakut Kronik

Glaukoma Sudut Tertutup


Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder

Kelainan pada lensa Dislokasi lensa Glaukoma fakomorfik

Kelainan pada traktus uvealis Tumor traktus uvealis Pembengkakan korpus siliaris

Glaukoma Kongenital
Klinis
Epifora Fotofobia Kilau kornea berkurang TIO meningkat Kedalaman COA meningkat Diameter kornea meningkat (>11,5 mm), edema epitel, membran Descement

Penilaian Klinis Glaukoma


Oftalmoskopi
Pembesaran cawan Pemucatan diskus Takik fokal di tepi diskus CDR > 0,5 Asimetri CDR > 0,2

Penilaian Klinis Glaukoma


Perimetri
N = S 55o, N 60o, I 700, T 90o, C 300 gangguan LP sentral bintik buta nyata skotoma Bjerrum skotoma arkuata skotoma Seidel detectable = 40%

Neuropati Optik

Penilaian Klinis Glaukoma


Tonometri indentasi Shiotz

Penilaian Klinis Glaukoma


Tonometri aplanasi Goldman

Penilaian Klinis Glaukoma


Gonioskopi

Terapi Medikamentosa
Supresi pembentukan humor aquosus
-adrenergik blocker (Timolol maleat 0,25%) Apraklonidin 0,5% Brimonidin 0,2% Dorzolamin hidroklorida 2% dan brinzolamin Asetazolamid (penghambat anhidrase karbonat sistemik)

Fasilitasi aliran keluar humor aquosus Penurun volum vitreus

Analog Prostaglandin (Latanoprost 0,005%) Paratosimpatomimetik 0,5-6%

Hiperosmotik agen (Glyserol)


Cyclopentolate dan Atropin

Siklopegik

CRS Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

BAB II LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 75 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 6 Februari 2013 dengan: Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Alamat Status Perkawinan No RM

: : : : : : :

Tn. T Laki-laki 75 tahun Pensiunan Padang Laweh, Kota Padang Menikah 589232

Anamnesis
Keluhan Utama: Pandangan mata kiri bertambah kabur dan sempit sejak 3 bulan yang lalu pada saat melihat jauh dan dekat. Riwayat Penyakit Sekarang: Pandangan mata kiri bertambah kabur dan sempit sejak 3 bulan yang lalu pada saat melihat jauh dan dekat. Awalnya, pandangan mata kiri berkabut sejak 5 tahun yang lalu, makin lama pandangan mata kiri makin berkabut, kemudian pasien berobat ke dokter mata, didiagnosis sebagai katarak dan sudah dioperasi 4 tahun yang lalu.

Anamnesis
Setelah operasi, pandangan mata kiri tidak lagi berkabut, namun pasien kesulitan melihat jauh dengan jelas. Sejak 5 bulan yang lalu pandangan mata kiri menjadi kabur dan sulit melihat pada jarak jauh maupun dekat. Pasien lalu berobat ke dokter mata 3 bulan yang lalu dan mendapatkan resep kacamata, namun tidak ada perbaikan setelah menggunakan kacamata. Sejak 3 bulan ini pandangan mata kiri bertambah kabur dan sempit pada saat melihat jauh dan dekat. Pasien juga mengeluhkan kesulitan membaca terjemahan Al-Quran, yang terletak lebih pinggir dari tulisan Arabnya.

Anamnesis
Pandangan mata kanan berkabut sejak 2 tahun yang lalu, makin lama makin dirasakan semakin berkabut. Pandangan mata seperti melihat pelangi terutama pada malam hari tidak ada Pandangan seperti melihat benda-benda melayang tidak ada Silau tidak ada Nyeri kepala hebat disertai nyeri pada mata tidak ada. Mata merah tidak ada. Mual tidak ada, muntah tidak ada.

Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

Pemeriksaan Oftalmologi
Status Oftalmologikus Visus: tanpa koreksi 5/15 f (90o) 5/10 PH (-) Refleks fundus Supersilia / silia (+) melawan arah madarosis (-), trikiasis (-) sukar dinilai madarosis (-), trikiasis (-) 1/300 dengan koreksi 5/15 f cc S-1, C-0,25 1/300 PH (-) Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Pemeriksaan Oftalmologi
Palpebra: superior edema (-), hiperemis (-), ptosis (-) inferior margo edema (-), hiperemis (-), bengkak (-), nyeri (-) hiperlakrimasi (-) edema (-), hiperemis (-), ptosis (-) edema (-), hiperemis (-), bengkak (-), nyeri (-) hiperlakrimasi (-)

Aparat lakrimalis Konjungtiva: tarsalis forniks bulbi

folikel (-), papil (-), hiperemis folikel (-), papil (-), hiperemis (-) (-)

folikel (-), papil (-), hiperemis folikel (-), papil (-), hiperemis (-) (-)

folikel (-), papil (-), hiperemis folikel (-), papil (-), hiperemis (-) jaringan fibrovaskular (+) (-) jaringan fibrovaskular (+)

Pemeriksaan Oftalmologi
Sklera Kornea putih bening putih bening

Kamera
Anterior Iris Pupil

Okuli cukup dalam

cukup dalam

coklat, rugae (+)

coklat, rugae (+)

bulat, refleks cahaya iregular, updrawn (+/+), diameter 3 mm

Lensa

keruh (berwarna putih), afakia


subkapsular posterior

Korpus Vitreum

tidak bisa dinilai

bening

Pemeriksaan Oftalmologi
Fundus:
media papil keruh tidak bisa dinilai bening bulat, batas tegas, pucat, c/d =0,8 pembuluh darah retina makula tidak bisa dinilai tidak bisa dinilai tidak bisa dinilai arteri : vena =2:3 perdarahan (-),eksudat (-) refleks fovea (+)

Tensi bulbus okuli palpasi tonometri normal 5/5,5 (indentasi Shiotz)


Ortho bebas kesegala arah

keras 34 mmHg (anaplasi Goldman)


Ortho bebas ke segala arah

Posisi bulbus okuli Gerak bulbus okuli

Gambar Okuli Dekstra et Sinistra:

Gambar Okuli Dekstra et Sinistra:

OD

OS

Pemeriksaan Penunjang
Gonioskopi OD
Superior Garis Schwalbe (+) Inferior (+) Nasal (+) Temporal (+)

Trabecular meshwork
Scleral spur Prosesus iris

(+)
(+) (+)

(+)
(+) (+)

(+)
(+) (+)

(+)
(+) (+)

Gonioskopi OS
Superior Garis Schwalbe Trabecular meshwork (+) (+) Inferior (+) PSA Nasal (+) (+) Temporal (+) (+)

Scleral spur
Prosesus iris

(+)
(+)

(+)
(+)

(+)
(+)

(+)
(+)

Diagnosis
Diagnosis Utama : Glaukoma sudut terbuka sekunder OS ec. Afakia Diagnosis Banding: Glaukoma fakolitik Diagnosis Tambahan: Katarak imatur OD Pterigium ODS

Terapi
Timolol eye drop 0,5 % 2 x 1 tetes OS Dorzal eye drop 2% 2 x 1 OS Cendo lyteers 6 x 1 tetes ODS Neurodex 1 x 1 tab

CRS Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder

BAB III DISKUSI

Laki-laki, 75 tahun Penurunan penglihatan glaukoma

faktor risiko presbiopia, katarak, glaukoma apoptosis sel ganglion retina tidak dapat menangkap bayangan cahaya yang masuk ke mata dan meneruskannya ke jaras optik. sulit membaca terjemahan Al-Quran pengurangan lapangan pandang pada daerah perifer dengan progresivitas lambat (5 bulan)

Pada pasien

Gejala klinis

tidak ada gejala glaukoma akut (sudut tertutup) tidak mengarah ke ablasio retina, retinopati hipertensi, dan retinopati diabetikum pengangkatan lensa kristalina pada operasi katarak tanpa IOL penurunan visus visus OS 1/300 PH (-) ada neuropati optik refleks fundus OS sukar dinilai karena bentuk pupil iregular dan updrawn

Visus dan refleks fundus OS

Atrofi optik glaukomatosa

CDR 0,8asimetri tidak dapat dinilai perimetri tidak dilakukan tonometri OS 35 mmHg (N lansia 10-24 mmHg)

Gonioskopi

seluruh komponen COA (+) terbuka afakic glaucoma = 30% , sudut terbuka/tutup dd/ glaukoma fekolitik ~ riwayat katarak hipermatur Pandangan OD berkabut sejak 2 th (visus OD S-1 D dan C-0,25 (90o) membaik dari 5/15 f, menjadi 5/10 PH (-)) lensa keruh subkapsular posterior katarak imatur Konjungtiva bulbi ODS: jaringan fibrovarkular pterigium ODS

Diagnosis tambahan

Terapi

adrenergic beta antagonis

carbonic anhydrase inhibitor

Neurodex
suplemen vitamin B1, B6, B12

Analog Prostaglandin
(Latanoprost 0,005%)

Anda mungkin juga menyukai