Katarak Senilis
Oleh:
Reynaldo Gazali
NIM. 1930912310053
Pembimbing:
Maret, 2022
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Identitas .................................................................................. 3
B. Anamnesis ............................................................................... 4
D. Pemeriksaan Penunjang........................................................... 8
G. Penatalaksanaan ...................................................................... 8
H. Prognosis ................................................................................. 8
I. Edukasi .................................................................................... 8
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Anatomi Mata................................................................................. 12
3.2 Struktur Anatomi Lensa Mata ......................................................... 14
3.3 Katarak insipien ............................................................................... 21
3.4 Katarak imatur ................................................................................. 21
3.5 Katarak senilis matur ....................................................................... 22
3.6 Katarak hipermatur morganian ........................................................ 22
3.7 Katarak hipermatur sklerotik ........................................................... 23
3.8 Fakoemulsifikasi .............................................................................. 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latin cataracta yang berarti air terjun, dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak
merupakan suatu kelainan mata yang berupa kekeruhan pada lensa, yang
disebabkan oleh pemecahan protein oleh proses oksidasi dan fotooksidasi. 1 Katarak
dapat menimbulkan berbagai macam risiko dan komplikasi yang salah satunya ialah
kebutaan. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 katarak
seluruh dunia adalah katarak sebesar 51%, diikuti oleh glaukoma sebesar 8%, Age
related Macular Degeneration (ARMD) sebesar 5%, kekeruhan kornea sebesar 4%,
gangguan refraksi sebesar 3%, trachoma sebesar 3%, retinopati diabetikum sebesar
berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut.3 Perkiraan insiden katarak
adalah 0,1%/ tahun atau setiap tahun diantara 1.000 orang terdapat satu orang
Penyakit katarak merupakan prioritas utama dari lima prioritas vision 2020
– The Right to Sight untuk menghilangkan angka kebutaan pada tahun 2020. 4,5
1
2
Dalam visi 2020 the right to sight merupakan program yang diinisiasi oleh WHO
dan The International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) untuk
paparan ultraviolet, penggunaan obat steroid dalam waktu lama, riwayat diabetes
Katarak senilis merupakan kekeruhan pada lensa mata yang ditemukan pada
penderita diatas usia 50 tahun karena terjadinya modifikasi protein lensa yang
Perubahan lensa mata banyak terjadi pada usia lanjut, antara lain peningkatan masa
dan ketebalan lensa serta penurunan daya akomodasi. Hal tersebut yang
mengakibatkan semakin tingginya kejadian katarak senilis. Pada usia 55-64 tahun
katarak matur, pada usia 65-74 tahun didapatkan 70% mengalami kekeruhan pada
lensa, 18% di antaranya adalah katarak matur. Pada usia 79-84 tahun lebih dari 90%
mengalami kekeruhan pada lensa dan hampir separuhnya katarak matur. Terdapat
beberapa faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya katarak senilis selain usia
perkembangan katarak.6
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
RMK : 1-49-95-67
B. Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata sebelah kiri sejak 3
tahun yang lalu sebelum datang ke poliklinik mata. Awalnya pasien mengeluhkan
penglihatan seperti berasap, mata mudah silau sejak 2 tahun yang lalu, dan melihat
cahaya seperti pelangi disekitar sumber cahaya. Tidak ada riwayat trauma pada
mata kanan dan kiri sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan
3
4
kacamata. Tidak ada keluhan lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, mata merah,
mata kering, air mata berlebih, kotoran mata berlebih, gatal ataupun mata sakit.
Pasien belum pernah mengobati mata sebelumnya dan untuk pertama kali berobat
Tidak ada keluarga dengan keluhan serupa mata kabur atau penyakit mata lain.
Riwayat tekanan darah tinggi, kolesterol, kencing manis dalam keluarga tidak
Riwayat Alergi :
Tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatan, cuaca dingin, ataupun debu
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah memeriksakan dan mengobati mata sebelumnya, Di poli mata
RSUD Ulin Banjarmasin pasien di periksan dan operasi jika diindikasikan. Riwayat
konsumsi obat minum dan obat tetes mata tidak ada sebelumnya.
5
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Tanda Vital
Suhu : 36,80C
Status Lokalis
Foto Klinis
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Diagnosis Banding
2. OS Retinopati Hipertensi
F. Diagnosis Kerja
G. Penatalaksanaan
H. Prognosis
I. Edukasi
- Menjelaskan pada pasien bahwa katarak tidak bisa diterapi dengan obat-obatan
tetapi dapat disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa tanam pada mata.
9
- Menjelaskan kepada pasien tentang penting kontrol rutin, untuk evaluasi respon
1. IDENTIFIKASI MASALAH
SUBJECTIVE
a. Ny. K/58 tahun mengeluh penglihatan kabur sejak 3 tahun yang lalu sebelum
mata sebelah kiri. Keluhan tidak disertai nyeri maupun mata merah dan tidak
OBJECTIVE
10
11
2. ANALISIS KASUS
a. Ny. K/58 tahun mengeluh penglihatan kabur sejak 3 tahun yang lalu sebelum
datang ke poliklinik mata, diawali dengan pandangan sedikit kabur, dan semakin
Keluhan tidak disertai nyeri maupun mata merah dan tidak ada riwayat trauma
mata yang dialami oleh pasien adalah penurunan visus perlahan tanpa disertai mata
merah maka yang dapat menjadi kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah
pada penyakit katarak. Hasil pemeriksaan visus pada mata kanan 5/12 dan pada
mata kiri 1/300. Selain itu pada status lokalis mata kiri didapatkan lensa tampak
keruh dan iris shadow (+), pemeriksaan tonometri mata kanan 12,5 mmHg dan mata
kiri 14,6 mmHg. Berdasarkan usia, anamnesis, dan hasil pemeriksaan mata
(kekeruhan lensa dan iris shadow (-)) dapat mengarah pada penyakit katarak senilis
imatur.6,7,8
terlalu sensitifnya mata terhadap cahaya, keluhan ini terdapat pada radang mata luar
(konjungtivitis dan keratitis) radang mata dalam atau uveitis, dan kelainan mata
total, dan kekeruhan kornea. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada katarak
12
antara lain tajam penglihatan menurun (kabur) akibat makin tebalnya kekeruhan
lensa, silau, coloured halos, uniocular polyopia, dan gangguan penglihatan warna.
6,7,8
dan obat-obatan, seperti digitalis dan klorokuin. Gejala dan tanda yang dapat
ditemukan pada katarak antara lain tajam penglihatan yang menurun (kabur)
sebagai akibat adanya kekeruhan lensa, silau, coloured halos, uniocular polyopia,
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada
ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas
iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot
dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Badan siliar yang
terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang
dikeluankan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas komea
dan sklera.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke
otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina
Lensa mata terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada
badan siliar melalui zonula zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi
atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak
Lensa mata berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam
mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang
terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan
menipis pada saat terjadinya akomodasi.10 Lensa merupakan salah satu media
refraksi yang penting. Kekuatan dioptri seluruh bola mata adalah sekitar 58 dioptri.
Lensa mempunyai kekuatan dioptri sekitar 15 dioptri. Tetapi kekuatan dioptri ini
tidak menetap seperti pada kornea (43 dioptri). Kekuatan dioptri lensa berubah
dengan meningkatnya umur, yaitu menjadi sekitar 8 dioptri pada umur 40 tahun dan
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 15 % protein, dan sedikit
sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih
tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation
terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri,
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata
belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di
dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus
15
membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling
dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa
dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini
terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks
yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior,
lebih keras di banding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa
terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan
siliar.8,9
ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil, sehingga
dan hampir bening sempurna. Lensa bergantung pada zonula di belakang iris yang
menghubungkan dengan badan siliar. Di sebelah depan lensa adalah cairan mata
sedangkan di sebelah belakangnya adalah badan lensa. Kapsul lensa adalah suatu
memungkinkan masuknya air dan elektrolit. Memfokuskan sinar pada retina. Agar
sinar dari kejauhan bisa terfokus, otot-otot siliar bisa berelaksasi, serabut-serabut
dimensi minimal.9
keseimbangan antara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut
dalam membrane semi permiable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang
biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam
lensa melebihi jumlah protein dalam lensa, melebihi jumlah protein dalam bagian
yang lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak.
mata. Kelainan-kelainan lensa antara lain adalah kekeruhan, dislokasi dan kelainan
geomatrik pada pasien dengan kelainan seperti ini tajam penglihatannya menurun
tanpa disertai rasa sakit untuk memeriksa penyakit atau kelaianan lensa dilakukan
uji tajam penglihatan dan pemeriksaan lensa memakai lampu celah, oftalmoskopi,
B. KATARAK SENILIS
1. Definisi
dijumpai pada usia tua, dan merupakan penyebab kebutaan pertama di seluruh
dunia. Kekeruhan pada lensa dapat disebabkan karena hidrasi atau denaturasi
protein.12,13
paling umum dari katarak yang didapat yang mempengaruhi usia diatas 50 tahun.
Pada usia 70 tahun, lebih dari 90% individu mengalami katarak senilis. Kondisinya
biasanya bilateral yaitu terjadi pada kedua mata, tapi juga tidak jarang terjadi di satu
2. Epidemiologi
Katarak paling banyak mengenai ras putih (80%) dan perempuan (61%). Menurut
hasil survei Riskesdas 2013, prevalensi katarak di Indonesia adalah 1,4%, dengan
akibat katarak.2 Jumlah ini hampir setengah (47,8%) dari semua penyebab kebutaan
karena penyakit mata di dunia. Penyebab kebutaan lainya ialah kelainan refraksi
Hospital di India menyebutkan bahwa dari 746 pasien, 53,6% adalah penderita
katarak. Sebagian besar pasien (55%) penderita katarak berusia 60-80 tahun, dan
53,8% katarak adalah jenis katarak senilis. Katarak juga merupakan penyebab
utama kebutaan baik pada laki-laki (71,7%) maupun perempuan (81,0%). 14,15
asam urat.
c) Trauma mata oleh trauma tumpul maupun tajam, suhu panas yang tinggi,
maupun bahan kimia.
d) Penyakit mata lainnya seperti uveitis kronik, ablatio retina, serta glaukoma.
e) Konsumsi obat seperti kortikosteroid, statin, agen topikal yang digunakan
dalam pengobatan glukoma.
f) Gaya hidup seperti kebiasaan merokok, paparan sinar matahari, konsumsi
alkohol, status gizi.
g) Kerusakan oksidatif (dari proses radikal bebas).
Penyebab tersering katarak adalah proses degenerasi. Pengeruhan lensa dapat
dipercepat oleh faktor resiko seperti:6,16
- Radiasi ultraviolet : paparan sinar UV yang tinggi dari sinar matahari dikaitkan
onset awal dan maturitas katarak senilis di banyak studi epidemiologi.
- Merokok, alkohol, pemakaian obat yang menginduksi kekeruhan lensa.
- Cedera pada mata, infeksi atau peradangan, komplikasi dari penyakit infeksi
dan metabolik lainya seperti diabetes melitus.
- Faktor makanan : kekurangan protein tertentu, asam amino, vitamin
(riboflavin, vitamin E, vitamin C) dan unsur- unsur penting lain berhubungan
dengan onset dini dan maturitas katarak senilis.
- Adanya kerusakan oksidatif dan radikal bebas.
4. Patofisiologi
setiap jaringan tubuh, akibat pengaruh lingkungan atau dari kurangnya aktivitas
antioksidan alami dalam tubuh. Oksidasi dari protein lensa adalah salah satu faktor
penting dengan terjadinya katarak. Ketika protein rusak, keseragaman struktur ini
cahaya menjadi terpencar bahkan terpantul. Pada kelompok katarak diperoleh kadar
19
antioksidan yang rendah. Kerusakan protein akibat kehilangan elektron oleh radikal
mengakibatkan katarak.6,17
Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi
sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang.. Setelah usia
pertengahan terjadi proses kondensasi normal dalam nukleus lensa.2 Semakin tua
usia lensa, maka akan semakin meningkat berat dan ketebalannya namun berkurang
daya akomodasinya. Saat lapisan baru dari serabut korteks terbentuk secara
konsentris, sel-sel tua yang tidak dibuang akan menumpuk ke arah tengah sehingga
agregasi kimia menjadi high molecular weight-protein. Agregasi protein ini akan
cahaya, dan penurunan transparansi. Perubahan kimia protein lensa nuklear ini juga
dapat menyebabkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau kecoklatan, selain
itu dapat pula ditemukannya vesikel antara lensa, dan pembesaran sel epitel.
Perubahan lain yang juga muncul adalah perubahan fisiologi kanal ion pada lensa
yang dapat mengakibatkan katarak. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak
transparan dan terjadi perubahan indeks refraksi lensa, sehingga pupil akan
5. Klasifikasi
(katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun), katarak juvenil (katarak
yang terjadi sesudah usia 1 tahun), dan katarak senilis (katarak setelah usia 50
b. Katarak juvenil, adalah katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda,
yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.
serta penurunan daya akomodasi, kondisi ini dinamakan katarak senilis. Katarak
stadiumnya:6,8
- Katarak insipien
Pasa stadium ini mulai timbul kekeruhan akibat proses degenerasi lensa.
21
Kekeruhan lensa berupa bercak bercak tak teratur seperti baji dengan dasar di
anterior atau posterior. Pada tahap ini tajam penglihatan pasien belum terganggu.
- Katarak imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa.
Lesi tampak putih keabu-abuan namun korteks yang jernih masih ada sehingga
bayangan iris terlihat/ shadow iris (+). Pada beberapa pasien, pada tahap ini, lensa
- Katarak matur
Pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa termasuk
korteks. Lensa menjadi putih mutiara. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi
- Katarak hipermatur
Katarak hipermatur dapat terjadi pada salah satu dari dua bentuk yaitu
katarak hipermatur morganian yaitu setelah katarak matur, korteks mencair dan
lensa diubah menjadi kantong yang berisi cairan susu, nukleus kecil kecoklatan
setelah tahap maturitas, korteks menjadi hancur dan lensa menjadi keriput akibat
kebocoran air. Kapsul anterior berkerut dan menebal akibat proliferasi sel anterior
6. Diagnosis
Penglihatan kabur
pinhole.
Penglihatan silau
menurun dengan latar belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari
atau merasa silau terhadap lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber
cahaya lain yang mirip pada malam hari. Keluhan ini sering kali muncul pada
Miopisasi
menurun pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja
penglihatan lebih baik pada sinar terang dibandingkan dengan sinar redup.
Halo
Bintik hitam
cahaya.
bayangan dari tepi pupil iris akan terbentuk pada lapisan bawah keabu-
abuan lensa. Bila lensa benar transparan atau benar-benar buram, tidak
ada bayangan.
terlihat jika tidak ada kekeruhan lensa di medial. Lensa dengan katarak
7. Tata Laksana
Tidak ada pengobatan medis yang efektif dalam mencegah katarak. Untuk
Penatalaksanaan bedah
kasus katarak traumatik. Integritas kapsular preoperatif dan stabilitas zonular harus
berikut:23
tindakan bedah.
pupil, kemudian menarik lensa keluar, seluruh lensa dengan pembungkus atau
kapsulannya dikeluarkan dengan lidi (prabe), beku (dingin). Pada operasi ini
dibuat sayatan selapur bening yang cukup luas. Jahitan yang banyak (14-15
pengganti yang disebut sebagai lensa tanam bilik mata belakang (posterior
chmber intraocular lens) dengan teknik sayatan lebih kecil (10-11 mm) sedikit
3. Fakoemulsifikasi
pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat
ultrason frekuensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks lensa menjadi
8. Komplikasi
Pada saat operasi katarak, pendangkalan kamera okuli anterior (KOA) dapat
terjadi karena cairan yang masuk ke KOA tidak cukup, kebocoran melalui insisi
yang terlalu besar, tekanan dari luar bola mata, tekanan vitreus positif, efusi
pendangkalan KOA, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi aspirasi,
meninggikan botol cairan infus, dan mengecek insisi. Bila insisi terlalu besar, dapat
dijahit jika perlu. Tekanan dari luar bola mata dapat dikurangi dengan mengatur
ulang spekulum kelopak mata. Hal berikutnya adalah menilai tekanan vitreus tinggi
dengan melihat apakah pasien obesitas, bull-necked, penderita PPOK, cemas, atau
trendelenburg.21,22
PCR dengan atau tanpa vitreous loss adalah komplikasi intraoperatif yang sering
terjadi. Studi di Hawaii menyatakan bahwa 0,68% pasien mengalami PCR dan
vitreous loss selama prosedur fakoemulsifikasi. Beberapa faktor risiko PCR adalah
cystoid macular edema, ablasio retina, uveitis, glaukoma, dislokasi LIO, dan
3. Nucleus drop
nucleus drop, yaitu jatuhnya seluruh atau bagian nukleus lensa ke dalam rongga
vitreus. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, lensa yang tertinggal dapat
risiko nucleus drop meliputi katarak yang keras, katarak polar posterior, miopia
1. Edema kornea
Edema stromal atau epitelial dapat terjadi segera setelah operasi katarak.
Kombinasi dari trauma mekanik, waktu operasi yang lama, trauma kimia, radang,
Pada umumnya, edema akan hilang dalam 4 sampai 6 minggu. Jika kornea tepi
masih jernih, maka edema kornea akan menghilang. Edema kornea yang menetap
2. Perdarahan
perdarahan atau efusi suprakoroid, dan hifema. Pada pasien-pasien dengan terapi
3. Glaukoma sekunder
bisa terjadi 4 sampai 6 jam setelah operasi, umumnya dapat hilang sendiri dan tidak
terbuka dan tertutup. Beberapa penyebab glaukoma sekunder sudut terbuka adalah
hifema, TASS, endoftalmitis, serta sisa masa lensa. Penyebab glaukoma sekunder
sudut tertutup adalah blok pupil, blok siliar, glaukoma neovaskuler, dan sinekia
anterior perifer.20
4. Uveitis kronik
dengan pemakaian steroid topikal. Inflamasi yang menetap lebih dari 4 minggu,
disertai hipopion, dinamai uveitis kronik. Kondisi seperti malposisi LIO, vitreus
inkarserata, dan fragmen lensa yang tertinggal, menjadi penyebab uveitis kronik.
LIO, vitreus inkarserata, serta pengambilan fragmen lensa yang tertinggal dan
LIO.20
permeabilitas kapiler perifovea dengan akumulasi cairan di lapisan inti dalam dan
pleksiformis luar. Penurunan tajam penglihatan terjadi pada 2 sampai 6 bulan pasca
bedah.20
EMK terjadi pada 2-10% pasca EKIK, 1-2% pasca EKEK, dan < 1% pasca
6. Ablasio retina
Ablasio retina terjadi pada 2-3% pasca EKIK, 0,5-2% pasca EKEK, dan <1%
pasca fakoemulsifikasi. Biasanya terjadi dalam 6 bulan sampai 1 tahun pasca bedah
katarak. Adanya kapsul posterior yang utuh menurunkan insidens ablasio retina
pasca bedah, sedangkan usia muda, miopia tinggi, jenis kelamin laki- laki, riwayat
keluarga dengan ablasio retina, dan pembedahan katarak yang sulit dengan
7. Endoftalmitis
sangat berat. Gejala endoftalmitis terdiri atas nyeri ringan hingga berat, hilangnya
injeksi siliar, kemosis, reaksi bilik mata depan, hipopion, penurunan tajam
penglihatan, edema kornea, serta perdarahan retina. Gejala muncul setelah 3 sampai
dan tepat mampu mencegah infeksi yang lebih berat. Tatalaksana pengobatan
TASS merupakan inflamasi pasca operasi yang akut dan non-infeksius. Tanda
dan gejala TASS dapat menyerupai endoftalmitis, seperti fotofobia, edema kornea,
TASS memiliki onset lebih akut, yaitu dalam 24 jam pasca operasi katarak,
menimbulkan keluhan nyeri minimal atau bahkan tanpa nyeri. Beberapa penyebab
epinefrin yang diawetkan, alat single-use yang digunakan berulang kali saat
topikal atau NSAIDs topikal, reaksi inflamasi terkait TASS dapat menyebabkan
penglihatan.20
PCO merupakan komplikasi pasca operasi katarak yang paling sering. Sebuah
penelitian melaporkan PCO rata-rata terjadi pada 28% pasien setelah lima tahun
pasca operasi katarak. Insidensi PCO lebih tinggi pada anak-anak. Mekanisme PCO
adalah karena tertinggalnya sel-sel epitel lensa di kantong kapsul anterior lensa,
34
Berdasarkan morfologi, terdapat 2 jenis PCO, jenis fibrosis (fibrosis type) dan jenis
mutiara (pearl type). Jenis kedua lebih sering menyebabkan kebutaan. PCO dapat
efektif diterapi dengan kapsulotomi, komplikasi prosedur laser ini seperti ablasio
Pemakaian LIO dengan sisi tajam (sharp-edge optic) yang terbuat dari akrilik dan
topografi kornea dan akibatnya timbul astigmatisma pasca operasi. Risiko SIA
meningkat dengan besarnya insisi (> 3 mm), lokasi insisi di superior, jahitan, derajat
astigmatisma tinggi sebelum operasi, usia tua, serta kamera okuli anterior dangkal.
AAO menyarankan untuk membuka jahitan setelah 6-8 minggu postoperatif untuk
Penyebab dislokasi LIO intrakapsuler adalah satu atau kedua haptik terletak di
35
tinggi, dan pasien dengan riwayat operasi vitreoretina. Tatalaksana kasus ini adalah
9. Prognosis
Jika katarak tidak ditangani dan dibiarkan untuk berprogresi, katarak dapat
mengembalikan penglihatan seperti pada saat prekatarak jika tidak terdapat proses
PENUTUP
katarak senilis imatur OS, yang datang dengan keluhan mata kiri kabur sejak 3
tahun sebelum datang ke poliklinik mata RSUD Ulin Banjarmasin, yang munculnya
secara perlahan. Awalnya pasien mengeluh penglihatan sedikit kabur semakin lama
penglihatan seperti berasap, mudah silau, dan melihat cahaya seperti pelangi
disekitar sumber cahaya. Pasien menyangkal memliki penyakit kencing manis atau
darah tinggi. Hasil pemeriksaan mata kiri menunjukkan lensa keruh, iris shadow
(+), visus OD 5/12 dan OS 1/300, TIO dengan tonometri OD sebesar 12,5 mmHg
lokalis pada mata, dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis sebagai Katarak
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Liu YC, Wilkins M, Kim T, Malyugin B, Mehta JS. Cataracts. Lancet. 2017
Aug 5;390
http://www.who.int/blindness/GLOBALDATAFINALforweb.pdf. Diakses
5. McCarty, C.A., and Hug R.T. 2001. The Genetics of Cataract. Australia, Centre
6. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit
10. Hejtmancik JF, Shiels A. Overview of the Lens. Prog Mol Biol Transl Sci.
2015;134:119-27.
37
38
11. Ho MC, Peng YJ, Chen SJ, Chiou SH. Senile cataracts and oxidative stress. J
17. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
18. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. 1st ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.
19. Ho Mc, Peng YJ, Chen SJ, Chiou SH. Senile cataracts and oxidative stress. J
20. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Lens and cataract. 2014-2015 Basic and
Ophthalmology; 2015.
21. Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata.2nd ed. Yogyakarta: Departemen
22. Kanski JJ. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 6th ed. Edinburgh:
23. Moshirfar M, Milner D, Patel BC. Cataract Surgery. [Updated 2021 Jun 25].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
2014;8:375-8.
26. Katz J, Feldman MA, Bass EB, et al; Study of medical testing for cataract
27. Haug SJ, Bhisitkul RB. Risk factors for retinal detachment following cataract