Oleh:
Reynaldo Gazali 1930912310053
Marlin Berliannanda 1930912320120
Puteri Dayana 1830912320040
Pembimbing:
dr. Farida Heriyani, M.PH
dr. Saidah Khalisa
Oleh:
Disahkan oleh:
Pembimbing,
Mengetahui
ii
RINGKASAN
mencapai 34.1% dari populasi pada usia ≥18 tahun dan Kalimantan Selatan
provinsi lain. Terdapat peningkatan kasus pasien penderita hipertensi dari tahun
2020 sebanyak 1934 kasus menjadi 2190 kasus pada tahun 2021. Hal ini
fasilitas kesehatan. Faktor ini dapat berasal dari internal yakni dari fasilitas
permasalahan yaitu dari segi eksternal dan internal. Dari segi eksternal terdiri dari
kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang kurang atau dibawah UMR, dan
pasien yang menderita hipertensi yang lama membuat pasien jenuh untuk berobat
pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari segi internal terdiri dari kurangnya
pasien lama hipertensi, SDM dari pemegang program juga memilki tugas yang
iii
rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak sehingga tidak dapat menjalankan
program PTM hipertensi secara maksimal dan petugas loket yang hanya terdapat 1
orang sehingga membuat petugas loket kekurangan orang dalam melayani pasien.
49,68), dan setelah dilakukan penyuluhan didapatkan data nilai posttest (nilai rerata
nilai pretest dan p=0,004 pada nilai posttest menunjukkan data terdistribusi normal.
Hasil uji paired sample T test didapatkan p=0,000 menunjukkan bahwa terdapat
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan PBL yang berjudul
“PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN PEMBAGIAN KARTU
KONTROL UNTUK MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN PASIEN
LAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH
BARU BANJARMASIN”, tepat pada waktunya. Dalam Dalam melaksanakan
kegiatan PBL ini penulis banyak mendapatkan bantuan, karena itu pada kesempatan
ini dengan rendah hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK ULM, yakni dr. Farida
Heriyani, MPH.
2. Pembimbing praktik belajar lapangan kami, dr. Farida Heriyani, MPH.
3. Seluruh staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat FK ULM
4. Dr. Machli Riyadi, AMK, S.H., M.H selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin
5. dr. Sismiyati selaku Kepala Puskesmas Basirih Baru yang telah memberikan
dukungan dan masukan selama PBL.
6. dr. Saidah Khalisa dan dr. Jaidah selaku dokter puskesmas dan pembimbing
dipuskesmas yang telah memberikan masukan dan saran selama PBL.
7. Eka Fitria Setiawati, Amd, Kep sebagai ketua program PTM Hipertensi
yang senantiasa membantu dalam pelaksanaan penyuluhan PBL.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan PBL ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu segala saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan,
dengan demikian kami dapat mengetahui hal-hal yang perlu kami lengkapi dan
tingkatkan serta dapat mendayagunakan kemampuan yang ada seoptimal mungkin.
Tim Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ........................................................................ 12
A. Model Pendekatan.................................................................. 32
B. Sasaran .................................................................................. 33
vi
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Pembahasan .......................................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 50
B. Saran ...................................................................................... 51
LAMPIRAN ............................................................................................... 54
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
1.19 Hasil Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode
PAHO-CENDES ................................................................................ 28
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.6. Capain SPM Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020 dan
Tahun 2021 (dalam %) ...................................................................... 13
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
silent killer. Hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang
menunjukkan tekanan sistolik sebesar ≥ 140 mmhg atau dan tekanan diastolik
sebesar ≥ 90 mmhg.1,2
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat
sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik,
pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai. World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa sekitar 972 juta orang penduduk dunia mengidap
berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini
dari keseluruhan penduduk usia dewasa dan diperkirakan sekitar 1,5 juta kematian
menurut Riskesdas tahun 2018 mencapai 34.1% dari populasi pada usia ≥18 tahun
1
Gambar 1.1 Prevelensi Hipertensi di setiap provinsi berdasarkan Riskesdas tahun
2018
bahwa capaian kasus hipertensi di kota Banjarmasin ditemukan sebesar 57.257 atau
Hipertensi sejak dulu diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan di dunia.
pada dewasa yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas akibat dari infark
2
miokard, stroke, gagal jantung, retinopati, dan gagal ginjal. Setiap kenaikan tekanan
sebesar 20% dan risiko mengalami stroke sebesar 35%. Prevalensi hipertensi
meningkat sesuai usia, berkisar 15% pada usia dewasa muda hingga 60% pada
orang yang berusia 65 tahun ke atas. Hipertensi yang dialami pada masa dewasa
membutuhkan daya dan upaya lebih untuk dapat mengatasi masalah tersebut.
Bangladesh yang mana pasien yang kontrol ke tenaga kesehatan terlatih secara
1. Faktor internal
Faktor internal yakni pemilihan jumlah dan jenis obat, pemberian konseling
informasi dan edukasi dari tenaga kesehatan, serta lama antre di fasilitas kesehatan.
menunjukan bahwa pasien yang minum obat kombinasi cenderung tidak patuh.
3
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSU H. Adam Malik
dapat meningkat ketika pengobatan yang diberikan tidak praktis, misalnya dengan
Komunikasi yang rendah dan kurangnya waktu yang dimiliki tenaga kesehatan
pasien tidak cukup mengerti dan paham akan motivasi pentingnya pengobatan.
Keterbatasan tenaga kesehatan lain seperti waktu apoteker dan keahlian yang
Manusia (SDM) yang kurang dapat berpengaruh kepada tingkat efektifitas dalam
pelayanan terhadap pasien yang berobat. Kondisi ini dapat disebabkan karenakan
adanya rangkap jabatan atau SDM kesehatan tidak sesuai dengan bidangnya.5
yang belum baik. Antrean yang lama dan panjang sebagai salah satu penyebab
4
ketidakpatuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian di Srilanka pada tahun 2019 bahwa
antrean panjang dan waktu tunggu sebagai pencegah utama untuk mengakses
dari kurangnya tenaga kesehatan terkait dengan ukuran populasi yang dilayani. 5
2. Faktor Eksternal
f. Motivasi
akan melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal
dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak”
yang ada dalam diri seseorang. Oleh karena itu, motivasi paling kuat ada dalam diri
keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang
sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung, selalu siap memberikan
pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Salah satu upaya untuk menciptakan
sikap penderita patuh dalam pengobatan adalah dengan adanya dukungan keluarga.
Hal ini karena keluarga sebagai individu terdekat dari penderita. Tidak hanya
5
memberikan dukungan dalam bentuk lisan, namun keluarga juga harus mampu
dan memahami arti, manfaat, dan tujuan menjalani pengobatan hipertensi secara
patuh berobat. Semakin tinggi pengetahuan maka keinginan untuk patuh berobat
juga semakin meningkat sehingga penyakit komplikasi yang akan ditimbulkan akan
menurun.dan kondisi pasien yang hanya berobat dan minum obat saat sakit saja
merasa tidak perlu patuh terhadap pengobatan dan tidak berkunjung kembali ke
fasilitas kesehatan.8
menggambarkan status sosial dan dapat menjadi modal dasar untuk pengambilan
menerima informasi serta lebih tanggap terhadap masalah yang dihadapi, sehingga
dapat menentukan alternatif terbaik terhadap suatu hal, Tingkat pendidikan turut
seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya sehingga akan lebih mudah
6
j. Jarak Rumah Ke Fasilitas Kesehatan
Salah satu alasan untuk tidak berkunjung dan mengontrolkan kondisi kesehatan
kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat. Keterjangkauan akses dapat dilihat dari segi jarak, waktu tempuh dan
rumah pasien dari tempat pelayanan kesehatan dan sulitnya transportasi, maka akan
oleh Prayogo pada tahun 2016 menyatakan bahwa ada hubungan antara akses
k. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan perilaku yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dalam hal menjaga kesehatan,
laki-laki. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,
Kondisi ini juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan
berobat pada pasien hipertensi. Hal ini serupa didapati dari penelitian yang
dilakukan Devilistiana pada tahun 2020, diapati angka kepatuhan yang lebih tinggi
7
i. Lama Menderita Hipertensi
semakin rendah, hal ini disebabkan kebanyakan penderita akan merasa bosan untuk
berobat. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarso pada tahun 2010 menunjukan ada
seseorang menderita hipertensi maka cenderung untuk tidak patuh karena merasa
j. Status Pekerjaan
pasien kepatuhan dalam memeriksakan diri dan mengontrol Kesehatan. Hal ini
pengobatan pasien hipertensi, serta penelitian yang dilakukan oleh Su Jin-Cho pada
hipertensi. 10
k. Kondisi Sosio-Ekonomi
8
asuransi kesehatan. Semakin lama pengobatan yang harus dijalani akan semakin
tinggi pula biaya pengobatan yang harus ditanggung pasien, terutama pasien yang
dengan hasil penelitian Emiliana tahun 2019 yang memperoleh bahwa dengan
l. Umur
fungsi organ tubuh. Semakin tua penderita maka akan cenderung lupa minum obat,
begitu pula sebaliknya. Terdapat hasil penelitian violita tahun 2015 tidak
menemukan hal demikian, sebab baik responden bukan lanjut usia maupun yang
lanjut usia cenderung tidak patuh minum obat. Beberapa alasan yang dikemukakan
adalah merasa penyakit yang dideritanya belum parah dan tidak merasa ada
m. Status Tinggal
individu dikarenakan keluarga sebagai pemberi dukungan dan seseorang yang dapat
9
keluarga dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi. Tanoto
dimana bagi pasien yang tinggal tidak sendiri dimana dukungan keluarga yang baik
disertai dengan kemauan dari diri pasien dalam menjalani pengobatan baik dan
meningkatkan kepatuhan.10
yaitu, stroke, retinopati, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit arteri perifer
yang mana penyakit tersebut angka kesembuhan kecil dan kematian yang tinggi. 3
10
Berdasarkan teori dapat dibuat problem tree sebagi berikut :
11
B. Data Permasalahan
bahwa kasus Hipertensi menempati urutan pertama dalam sepuluh jenis penyakit
Tabel 1.1 Sepuluh jenis penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020
Kunjungan pasien hipertensi tahun 2021 secara keseluruhan juga masih rendah
dikarenakan adanya pandemi dan jam pelayanan pasien yang dibatasi dan
meningkatnya angkat hipertensi dari tahun 2020 ke 2021, serta penyakit hipertensi
masih menjadi masalah tertinggi pertama yang ada di Puskesmas Basirih Baru.
12
Presentasi Penderita HT tahun 2020-2021
3000 2668
2251 2190
1934
2000
1000
0
2020 2021
Jumlah Pasien Diukur TD 2251 2668
Jumlah Penderita 1934 2190
Series2 Series3
Gambar 1.6 Capain SPM Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020 dan
Tahun 2021 (dalam %)
13
Tabel 1.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Basirih
Baru tahun 2021
Presentasi
Jumlah
Pasien Lama Pasien Baru Kunjungan
Pasien
pasien lama
Januari 104 92 196 53%
Februari 104 92 196 53%
Maret 94 28 122 77%
April 94 79 173 54%
Mei 94 28 122 77%
Juni 114 120 234 48%
Juli 114 95 209 54%
Agustus 93 95 188 49%
September 114 95 209 54%
Oktober 93 95 188 49%
November 77 81 159 48%
Desember 93 99 192 48%
Rata-rata 55,3%
Presentasi
Jumlah
Pasien Lama Pasien Baru Kunjungan
Pasien
pasien lama
Januari 117 81 198 59%
Februari 110 87 197 55%
Maret 107 64 171 62%
April 54 12 66 81%
Mei 79 17 96 82%
Juni 96 22 118 81%
Juli 103 53 156 66%
Agustus 133 55 178 74%
September 91 95 186 48%
Oktober 79 98 177 44%
November 97 98 195 49%
Desember 95 99 196 48%
Rata-rata 62,4%
14
Perbandingan Persentase Kunjungan Pasien Lama
Tahun 2020-2021 di Puskesmas Basirih Baru
64,00%
62,40%
62,00%
60,00%
58,00%
56,00% 55,30%
54,00%
52,00%
50,00%
Persentase Kunjungan Pasien Lama Hipertensi
2020 2021
tahun 2020 dan 2021 belum memenuhi target, kemungkinan dikarenakan adanya
sehingga mengurangi pasien yang datang untuk berobat. Selain itu, pada awal tahun
didapatkan hanya sebesar 23,8% tahun 2020 dan 59,1% tahun 2021 dari persentase
target. Serta masih rendahnya kepatuhan pasien lama yang berobat dengan rata –
rata 62,40% tahun 2020 dan 55,3% tahun 2021, hal ini dikarenakan adanya
beberapa faktor yang sudah dijelaskan di atas bisa karena faktor internal ataupun
eksternal.
pasien lama hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru. Survei dilakukan
15
wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru. Respoden Internal terdiri dari Tenaga
Loket.
Hasil survei yang telah dilakukan pada pasien lama hipertensi di wilayah kerja
berikut:
a. Usia
Variabel N %
Usia
15 – 40 4 20%
40 – 59 13 65%
>59 3 15%
produktif atau responden dengan usia 40 – 59 tahun yaitu sebanyak 13 orang (65%),
sedangkan responden dengan usia lansia atau usia di atas 59 tahun sebanyak 3 orang
(15%). Hal ini bisa di sebabkan karena usia produktif yang kurang patuh karena
masih merasa belum ada keluhan, ataupun kesibukan aktivitas dan rendahnya
reponden lansia bisa disebabkan karena kecenderungan pasien lansia yang kesulitan
untuk berobat ataupun kontrol ke fasilitas Kesehatan atau merasa bahwa dirinya
16
b. Jenis Kelamin
Variabel N %
Jenis Kelamin
dan responden laki – laki sebanyak 5 orang (25%). Perempuan lebih memerhatikan
c. Status Pekerjaan
Variabel N %
Status Pekerjaan
Bekerja 14 70%
Tidak Bekerja 6 30%
reponden yang bekerja yaitu sebanyak 14 orang (70%) dan reponden tidak bekerja
6 (30%). Pasien yang bekerja cenderung tidak patuh dalam melalukan pemeriksaan
Kesehatan atau Kontrol ulang di karenakan waktu yang dimiliki terasa sedikit.
d. Pendidikan Terakhir
Variabel N %
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 1 5%
17
Tidak Tamat SD 1 5%
Tamat SD 5 25%
orang (30%), diikuti tamat SD sebanyak 5 orang (25%), diikuti tamat SMA
sebanyak 4 orang (20%), tamat perguruan tinggi sebanyak 3 orang (15%), dan
diikuti tidak tamat SD sebanyak 1 orang (5%) dan tidak sekolah 1 orang (5%). Hal
ini dikarenakan semakin tinggi tingkat Pendidikan semakin besar pasien memliki
e. Motivasi
Variabel N %
Motivasi Kontrol
Tinggi 7 35%
Rendah 13 65%
responden dengan motivasi Kontrol yang rendah yaitu sebanyak 13 orang (65%)
18
sedangkan responden dengan motivasi kontrol tinggi sebanyak 7 orang (35%). Hal
ini sesuai teori dimana motivasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap perilaku
f. Dukungan Keluarga
Variabel N %
Dukungan Keluarga
Tinggi 14 70%
Rendah 6 30%
terbanyak ialah responden dengan nilai dukungan keluarga yang tinggi yaitu
pengobatan hipertensi.
g. Pengetahuan
Variabel N %
Tingkat Pengethauan
Tinggi 7 35%
Rendah 13 65%
yaitu tingkat pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (65%) sedangkan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 7 orang (35%). Hal ini sesuai dimana rendahnya
19
pengetahuan pasien membuat tidak bisa memahami motivasi pentingnya
Variabel N %
<500 M 8 40%
500 M – 1 KM 5 25%
≥ 1 KM 7 35%
yang jarak rumahnya < 500 m yaitu sebanyak 8 orang (40%), sedangkan untuk
Variabel N %
Peran Tenaga Kesehatan
Tinggi 15 75%
Rendah 5 25%
efektif oleh tenaga kesehatan yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang (75%) sedangkan
untuk respoden dengan komunikasi dan informasi yang efektif oleh tenaga
20
kesehatan yang rendah sebanyak 5 orang (25%). Kurang efektifnya komunikasi
informasi dan edukasi dari tenaga kesehatan juga berisiko membuat pasien tidak
j. Pendapatan
Variabel N %
Pendapatan
<2,9 Juta 12 60%
≥2,9 Juta 8 40%
(UMR Banjarmaisn) atau kurang dari 2,9 Juta Rupiah yaitu sebanyak 12 orang
(60%) diikuti oleh Responden dengan diatas UMR atau lebih dari 2,9 Juta Rupiah
keuangan. Pendapatan yang rendah membuat motivasi berobat ikut menjadi rendah.
k. Kepersetaan Pembiayaan
Variabel N %
Pembiayaan
Umum 4 20%
KIS 0 0
JKN Mandiri 16 80%
sebanyak 4 orang (28%) sedangkan pembiayan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yaitu
21
sebanyak 0 orang. Keikutsertaan asuransi kesehatan berperan sebagai faktor
kemudahan dari segi biaya pembiayaan sehingga lebih patuh dibandingkan dengan
yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Dalam survei ini, responden tidak
Variabel N %
Lama Menderita
< 1 Tahun 4 20%
1 – 3 Tahun 5 25%
3 – 5 Tahun 5 25%
>5 Tahun 6 30%
Data Pasien berdasarkan lamanya menderita hipertensi didapatkan responden
terbanyak ialah responden yang telah menderita hipertensi selama lebih dari 5 tahun
sebanyak 5 orang (25%), 1 – 3 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan yang menderita
hipertensi kurang dari 1 tahun sebanyak 4 orang (20%). Lama menderita hipertensi
juga berkaitan dengan kepatuhan pengobatan dimana pasien yang sudah lama
m. Status Tinggal
Variabel N %
Status Tinggal
Bersama keluarga 20 100%
Tidak seorang diri 0 0%
22
Data Pasien berdasarkan status tinggal didapatkan responden terbanyak ialah
No Pertanyaan Jawaban
Dokter Umum
1 Apakah anda memliki tugas rangkap? Ada yaitu, ISPA, Jiwa, dan Malaria
Mengapa anda memiliki tugas
2 Karna kurangnya petugas
rangkap?
Ya, kadang dalam membuat laporan
Apakah anda mendapat kendala dan
3 selalu telat karena banyak yang di
beban dalam tugas rangkap tersebut?
kerjakan
23
Pernah dilakukan Penyuluhan
Apakah pernah dilakukan penyuluhan langsung di tahun 2019, tahun2020
4 atau promosi Kesehatan tentang dan 2021 belum ada. Media promosi
hipertensi kepada Masyarakat? seperti leaflet dan poster tidak ada
yang baru.
Apakah ada program untuk
meningkatkan kunjungan atau Ada, contoh PHN (Public Health
5
Kontrol pasien lama penderita Nurse)
hipertensi?
Petugas Loket
Bagaimana proses Registrasi pasien di Lancar, tetapi terkendala petugas
1
loket? yang hanya 1 orang
Berapa lama estimasi waktu
2 2 – 5 menit
penyelesaian administrasi dalam
registrasi pasien?
3 Apa saja kendala/hambatan dalam Pasien yang tidak membawa kartu
penyelesaian registrasi pasien? berobat atau tidak membawa data diri
Berdasarkan hasil survei didapatkan permasalahan yaitu dari segi eksternal dan
internal. Dari segi eksternal terdiri dari motivasi kontrol, kurangnya pengetahuan,
tingkat pendidikan yang rendah, kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang
kurang atau dibawah UMR, dan pasien yang menderita hipertensi yang lama
membuat pasien jenuh untuk berobat pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari
motivasi pentingnya kontrol rutin pada pasien lama hipertensi, SDM dari pemegang
program juga memilki tugas yang rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak
sehingga tidak dapat menjalankan program PTM hipertensi secara maksimal dan
petugas loket yang hanya terdapat 1 orang sehingga membuat petugas loket
24
Berdasarkan hasil survei dapat dibuat problem tree sebagi berikut :
25
Tabel 1.18 Daftar Masalah dan Alternatif Pemecahan Permasalahan
26
megurus izin dari tempat kerja untuk
kontrol.
- Mengusulkan untuk tambahan
agenda lintas program, misal
konsultasi gizi terkait diet hipertensi
agar pasien lebih merasakan manfaat
kontrol rutin ke Puskesmas bukan
sekadar menebus obat saja.
3 Pendapatan masyarakat Berkoordinasi dengan kepala RT/lurah
sekitar yang dominan di setempat untuk mengusulkan bantuan
tingkat menengah ke bawah dana kepada masyarakat yang
memenuhi syarat dinsos/BKKBN
penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-
berdasarkan data yang tersedia. Dalam kegiatan PBL ini, prioritas pemecahan
a. Magnitude
4. Menyelesaikan masalah
b. Vunerability
c. Importancy
27
1. Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah
d. Cost
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
menentukan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut
Kriteria Nilai
Prioritas
No. Pemecahan Masalah Komposit
Ranking
M V I C MxVxCxI
1. Menambah SDM agar
petugas tidak melakukan
tugas rangkap sehingga
dapat memfokuskan pada 5 2 4 2 80 5
program yang dipegang dan
regitrasi pasien dapat
dilakukan dengan cepat.
2. Mengusulkan penambahan
peresepan obat
antihipertensi yang
3 2 4 2 48 6
diberikan menjadi untuk 30
hari sehingga memudahkan
pasien yang bekerja.
28
3. Memberikan penyuluhan
mengenai gejala-gejala,
komplikasi, pengobatan yang
benar dan waktu kontrol
pasien yang dianjurkan
kepada penderita hipertensi
5 2 5 3 150 1
dengan bahasa yang mudah
dipahami. Penyuluhan
diberikan untuk memberikan
pengetahuan serta memotivasi
pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol.
4. Mengusulkan kerjasama
lintas program, yaitu
konsultasi gizi terkait diet
4 2 4 3 96 4
hipertensi agar pasien lebih
merasakan manfaat kontrol
rutin ke Puskesmas.
Memberikan kartu kontrol
5.
atau buku mini hipertensi
sebagai pengingat kontrol
kepada setiap pasien hipertensi
4 2 4 4 128 2
sehingga dapat meluangkan
waktu khusus atau megurus
izin dari tempat kerja untuk
kontrol.
6. Mengusulkan pemberian
bantuan dana kepada
3 2 5 1 30 7
masyarakat yang memiliki
sosial ekonomi kurang.
yang dapat dilakukan yaitu promosi kesehatan dan pemberian kartu kontrol.
29
informasi kepada masyarakat tentang motivasi pentingnya kontrol hipertensi
menggunakan media promosi berupa leaflet dan poster sebagai alat bantu promosi
hipertensi, yang berguna sebagai kartu pengingat pasien untuk memeriksakan diri.
Pada kartu kontrol ini memuat identitas pasien, kategori hipertensi, cara
nama dan jumlah obat yang diberikan, dan tanggal kontrol kembali.
30
BAB II
A. Bentuk Kegiatan
hipertensi dan pembagian kartu kontrol hipertensi yaitu untuk meningkatkan angka
komplikasi, pengobatan yang benar dan waktu kontrol yang dianjurkan pada pasien
Hipertensi.
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
31
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Model Pendekatan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu PBL ini juga mengunakan metode
penyuluhan secara tidak langsung yaitu dengan media poster yang ditempel pada
dinding Puskesmas, Pos Kesehatan Kelurahan dan Posyandu Lansia dengan tujuan
untuk mencapai sasaran yang tidak dapat mengikuti penyuluhan secara langsung.
Pada kegiatan PBL ini juga dilakukan pembagian kartu kontrol yang diharapkan
Metode penyuluhan secara langsung merupakan salah satu cara promosi kesehatan
dengan cara menerangkan materi yang disampaikan secara lisan dan tulisan
langsung dengan media poster yang dilakukan dalam PBL ini merupakan kegiatan
menerangkan suatu materi tertulis baik itu berupa gambar maupun tulisan yang
ditujukan untuk menarik perhatian banyak orang sehingga pesan yang disampaikan
dapat diterima orang lain dengan mudah. Sebelumnya akan dilaksanakan pretest
terlebih dahulu dan posttest setelah materi untuk mengetahui keberhasilan dari PBL
32
yang telah dilaksanakan dinilai dari adanya peningkatan nilai posttest dibandingkan
tanggal kontrol kembali yang bertujuan sebagai salah satu upaya self monitoring
dan posttest serta pembagian kartu kontrol akan dilaksanakan terhadap sasaran
yang dituju.
B. Sasaran
C. Lokasi Kegiatan
D. Strategi/Metode Kegiatan
hipertensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan target masyarakat pasien lama dan
pembinaan pada masa pandemi COVID-19 ini juga tetap mengikuti protokol
33
kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yaitu dengan penggunaan masker,
mencuci tangan sebelum memasuki lokasi kegiatan, menjaga jarak antar individu,
1. Perencanaan (Planning)
a.Tujuan: Melakukan tindakan promosi kesehatan dengan metode pemaparan
dan penyerahan poster kepada Kader Poskeskel serta penyerahan kartu kontrol
powerpoint.
34
h.Menentukan perangkat atau alat bantu yang diperlukan: Proyektor, LCD,
Lembar pretest, lembar posttest, poster, leaflet serta kartu kontrol hipertensi
Basirih
2. Organizing
dr. Sismiyati
(Kepala Puskesmas Basirih Baru)
35
3. Actuating
d. Materi :
dianjurkan.
Poskeskel.
36
4. Evaluasi (Controlling)
a. Jangka pendek
nilai pretest.
b. Jangka menengah
c. Jangka Panjang
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Kemudian data
37
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Perencanaan
Kendala yang dihadapi selama proses perencanaan ini adalah penentuan tempat
penyuluhan di era pandemi memerlukan area yang cukup luas untuk menampung
peserta dan pemateri dengan tetap mengikuti protokol COVID-19 serta waktu
2. Pengorganisasian
Baru, serta kader Poskeskel agar dapat mengidentifikasi permasalahan dengan baik
kepanitiaan tidak ada kendala yang berarti, karena kerjasama antar panitia
38
Poskeskel terjalin dengan baik dan sangat mendukung kegiatan penyuluhan dan
3. Pelaksanaan
penyebab, gejala, tanda bahaya, komplikasi, pengobatan, gaya hidup sehat dan
motivasi pentingnya kontrol. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengisian lembar
pretest dan posttest, penyampaian materi, yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dan
tanya jawab, penyerahan poster kepada kader Poskeskel dan penyerahan kartu
Januari 2022 pukul 09.30 – 11.00 WITA dengan kapasitas tempat pelaksanaan
Pada tahap awal pelaksanaan, peserta mengisi daftar hadir dan mendapatkan
perkenalan dokter muda, setelah itu pengisian lembar pretest oleh semua peserta.
sehingga lebih mudah dipahami. Para peserta terlihat memerhatikan setiap materi
yang disampaikan. Kemudian dilanjutkan sesi diskusi yang berjalan dengan baik,
terlihat dari peserta yang aktif bertanya terkait materi. Setelah itu peserta
39
penyerahan poster kepada kader Puskeskel dan penyerahan kartu kontrol kepada
Puskesmas Basirih Baru, peserta yang mengikuti penyuluhan adalah pasien lama
Tidak Sekolah 7 22
Tidak Tamat SD 6 19
Tamat SD 18 56
Tamat SMP/MTs 1 3
Tamat SMA/SMK 0 0
Tamat Perguruan Tinggi 0 0
SMA/SMK ataupun Peguruan Tinggi dari seluruh peserta pada penelitian ini. Yang
Pada kegiatan ini, dilakukan pretest mengenai definisi, penyebab, gejala, waktu
Pada pelaksaan pretest dan posttest setelah pemberian materi melalui kuisioner
didapatkan hasil seperti tabel 4.2 mengenai perbandingan nilai pretest dan posttest
40
Tabel 4. 2 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Peserta Kegiatan
Nilai Pre test % Posttest %
100 0 0% 3 9%
90 1 3% 10 32%
80 1 3% 12 38%
70 6 19% 3 9%
60 3 9% 2 6%
50 7 22% 2 6%
40 8 25% 0 0%
30 4 13% 0 0%
20 1 3% 0 0%
10 1 3% 0 0%
0 0 0% 0 0%
Total 32 100% 32 100%
Rerata 49,68 80,93
Pretest Posttest
Gambar 4.1 Distribusi Jawaban Salah Pretest dan Posttest Peserta Penyuluhan
nomor soal 6 sebanyak 24 orang, dan nomor soal 10 sebanyak 23 orang, yang
melihat adanya perbedaan dari suatu kelompok yaitu sebelum dan sesudah
deskriptif dengan dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-
41
Wilk untuk mengetahui sebaran data karena jumlah subjek penelitian <50. Hasil uji
Saphiro-Wilk untuk pretest dan posttest dalam bentuk soal tertulis berturut- turut
sebesar p=0,352 dan p=0,004. Disimpulkan sebaran data pretest normal sedangkan
posttest tidak terdistribusi normal karena p < 0,05 seperti terlihat pada tabel 4.3.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST ,149 32 ,067 ,964 32 ,352
POSTEST ,252 32 ,000 ,884 32 ,002
a. Lilliefors Significance Correction
data posttest yang tidak terdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan analisis
Ranks
Total 32
Test Statisticsa
POSTEST -
PRETEST
Z -4,801b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
42
Negative rank didapatkan 0 data yang artinya perubahan nilai pretest menjadi
nilai posttest tidak ada menunjukkan hasil penurunan nilai, sedangkan Positive
rank didapatkan 30 data yang artinya ada 30 orang yang menunjukkan peningkatan
nilai dari pretest ke posttest. Mean rank pada positive rank sebesar 15.50 yang
Hasil uji ini didapatkan ranking seluruh nilai posttest lebih tinggi daripada nilai
karena p<0,05 seperti pada tabel 4.4. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
B. Pembahasan
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dukungan pemegang program PTM Hipertensi dari
angka hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru. Bantuan dan dukungan
dari pihak puskesmas terutama kerjasama dengan bagian PTM Hipertensi sangat
bekerjasama bersama dengan para staf, pegawai dan kader Puskesmas Basirih Baru.
43
Satu minggu sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan, dilakukan survei
menggunakan kuesioner yang ditujukan pada masyarakat pada penduduk. Hal ini
eksternal yaitu pasien lama hipertensi dan 3 responden internal yaitu dokter umum,
pemegang program serta petugas loket di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru
dengan usia lansia atau usia di atas 59 tahun sebanyak 3 orang (15%). Survei
orang perempuan (75%) dan responden laki – laki sebanyak 5 orang (25%).
sebanyak 14 orang (70%) dan reponden tidak bekerja 6 (30%). Survei medapati
sebanyak 6 orang (30%), diikuti tamat SD sebanyak 5 orang (25%), diikuti tamat
SMA sebanyak 4 orang (20%), tamat perguruan tinggi sebanyak 3 orang (15%),
dan diikuti tidak tamat SD sebanyak 1 orang (5%) dan tidak sekolah 1 orang (5%).
Kontrol yang rendah yaitu sebanyak 13 orang (65%) sedangkan responden dengan
terbanyak ialah responden dengan nilai dukungan keluarga yang tinggi yaitu
44
yang rendah sebanyak 6 orang (30%). Survei mendapati responden terbanyak yaitu
jarak rumahnya < 500 m yaitu sebanyak 8 orang (40%), sedangkan untuk responden
yang jarak rumahnya 500 m – 1 km yaitu sebanyak 5 orang (25%), sedangkan untuk
efektif oleh tenaga kesehatan yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang (75%) sedangkan
untuk respoden dengan komunikasi dan informasi yang efektif oleh tenaga
(UMR Banjarmaisn) atau kurang dari 2,9 Juta Rupiah yaitu sebanyak 12 orang
(60%) diikuti oleh Responden dengan diatas UMR atau lebih dari 2,9 Juta Rupiah
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Mandiri sebanyak 16 orang (80%) dan
pembiayan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yaitu sebanyak 0 orang. Survei mendapati
responden terbanyak ialah responden yang telah menderita hipertensi selama lebih
dari 5 tahun sebanyak 6 orang (30%), diikuti yang telah menderita hipertensi 3 – 5
tahun sebanyak 5 orang (25%), 1 – 3 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan yang
45
Berdasarkan hasil survei didapatkan permasalahan yaitu dari segi eksternal dan
internal. Dari segi eksternal terdiri dari motivasi kontrol, kurangnya pengetahuan,
tingkat pendidikan yang rendah, kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang
kurang atau dibawah UMR, dan pasien yang menderita hipertensi yang lama
membuat pasien jenuh untuk berobat pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari
motivasi pentingnya kontrol rutin pada pasien lama hipertensi serta pembagian
kartu kontrol pasien hipertensi, SDM dari pemegang program juga memilki tugas
yang rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak sehingga tidak dapat
menjalankan program PTM hipertensi secara maksimal dan petugas loket yang
hanya terdapat 1 orang sehingga membuat petugas loket kekurangan orang dalam
melayani pasien
2. Pengorganisasian
perorganisasian dimana jumlah orang yang terlibat sangat sedikit. Hal ini
membantu perizinan yang ada, sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik dan
dengan lancar.
3. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini dilakukan pengisian lembar kuesioner, pretest dan posttest,
46
hipertensi, serta sesi diskusi, tanya jawab dan pembagian kartu kontrol pasien
hipertensi. Ada kendala seperti pada ruang Poskeskel tidak tersedia meja lipat
sehingga sedikit sulit untuk mengerjakan pretest maupun posttest dan banyaknya
responden yang susah membaca karena Pendidikan maupun tidak mampu membaca
tulisan. Namun, pretest dan posttest tersebut tetap dapat dikerjakan. Dapat
lancar.
4. Evaluasi
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, tidak didapatkan nilai maksimal 100 pada pretest
(0%), dan pada posttest sebanyak 3 orang (9%). Nilai 90 pada pretest sebanyak 1
mendapat nilai 80 pada pretest sebanyak 1 orang (3%), sedangkan posttest sebanyak
12 orang (38%). Responden yang mendapat nilai 70 pada pretest ada 6 (19%),
sedangkan posttest sebanyak 3 orang (9%). Responden yang mendapat nilai 60 pada
pretest sebanyak 3 orang (9%), sedangkan pada posttest sebanyak 2 orang (6%).
Responden yang mendapat nilai 50 pada pretest 7 orang (22%), sedangkan posttest
sebanyak 2 orang (6%). Responden yang mendapat nilai 40 pada pretest sebanyak
sebanyak 0 orang (0,0%). Responden yang mendapat nilai 20 pada pretest sebanyak
mendapat nilai 10 pada pretest sebanyak 1 orang (3%), sedangkan posttest sebanyak
0 orang (0,0%). Nilai terendah pada pretest adalah 10, sedangkan pada posttest
47
adalah 50. Nilai tertinggi pada pretest adalah 90, sedangkan pada posttest adalah
100 dari skala nilai 100. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan adanya
skala 100) dari nilai pretest (49,68 dari skala 100). Hal ini menunjukkan rata-rata
peserta telah menjawab 80,93% pertanyaan posttest dengan benar. Nilai posttest
pada peserta yang cukup tinggi menjadi gambaran bahwa penyuluhan dapat
dikatakan berhasil.
Kemudian data diatas dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil
uji normalitas data, pada data pretest dan posttest dalam bentuk soal tertulis
berturut- turut sebesar p=0,352 dan p=0,004, sehingga disimpulkan pada data
posttest didapatkan nilai p<0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal.
Kemudian karena data yang didapatkan tidak terdistribusi normal maka dilakukan
analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan didapatkan hasil p=0,000. Dari uji ini
untuk masyarakat. Penyuluhan ini memiliki kelebihan yaitu, media yang digunakan
tidak hanya menggunakan leaflet yang dibagi kepada masyarakat, tetapi disertai
lebih jelas, pemberian poster agar bisa diletakkan di Poskeskel dan Puskesmas, serta
pembagian kartu kontrol pasien hipertensi. Penyuluhan dilakukan pada waktu dan
tempat yang telah diagendakan sehingga masyarakat lebih fokus dalam menerima
48
informasi yang disampaikan, ditambah lagi dengan keikutsertaan Kader dalam
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disebabkan dari faktor internal dan eskternal. Pada tanggal 26 Januari 2022 telah
dan poster yang berisi informasi mengenai penyakit hipertensi dan motivasi untuk
kontrol rutin pada peserta yang datang ke penyuluhan, serta pembagian kartu
motivasi pentingnya kontrol rutin untuk penderita Hipertensi yang dinilai melalui
posttest dengan rerata nilai 80,93 yang lebih tinggi dari dibandingkan rerata nilai
50
B. Saran
Baru.
konsultasi diet hipertensi sehingga pasien merasakan manfaat yang lebih dari
Basirih Baru.
5. Menambah jumlah SDM agar setiap petugas kesehatan dapat fokus pada
51
2. Dinas Sosial/BKKBN dapat mempercepat pemberian bantuan dana kepada
masyarakat yang memenuhi syarat agar masyarakat yang belum memiliki JKN
52
DAFTAR PUSTAKA
7. Friedman MM. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori & Praktik Ed.5.
EGC. 2010. http://dutailmu.co.id/product45634-buku-ajar-keperawatan-
keluarga-riset-teori--praktiked5.html#.WdxTOVtL9pg.
12. Violita F. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Segeri. Universitas Hasanudin; 2015.
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan
SURAT PERNYATAAN
(INFORMED CONSENT)
Responden,
(…………………………….)
54
Lampiran 2. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Dokter Puskesmas
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN
7. Berapa banyak jumlah obat untuk satu jenis obat yang diresepkan kepada
pasien hipertensi setiap kali kunjungan?
8. Apa saja indikasi pasien memerlukan obat hipertensi lebih dari satu jenis?
9. Apa saja pilihan obat antihipertensi yang tersedia di Puskesmas Basirih Baru?
55
Lampiran 3. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Pemegang Program PTM Hipertensi
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN
1. Apakah anda memiliki tugas rangkap yang lain selain sebagai petugas
program Hipertensi?
Jawab:
2. Mengapa anda memiliki tugas rangkap tersebut?
Jawab:
3. Apakah anda mendapat kendala dan beban dalam tugas rangkap tersebut?
Jawab:
4. Apakah pernah dilakukan penyuluhan atau promosi kesehatan tentang
hipertensi kepada masyarakat?
Jawab:
5. Apakah ada program untuk meningkatkan kunjungan atau kontrol pasien
lama penderita Hipertensi?
Jawab:
56
Lampiran 4. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Petugas Administasi
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN
A. Identitas
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Pendidikan :
57
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Masyarakat
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN
2. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Tanggal lahir/Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Status Perkawinan :
5. Alamat :
6. Jenis Kepesertaan : □ Umum □ KIS □ BPJS
7. Pekerjaan :
PNS Petani/Buruh
Pegawai Swasta Tidak bekerja
Pedagang Lain-lain….
8. Jarak Tempat Tinggal ke Puskesmas :
≤ 500 m 500 m – 1km > 1 km
9. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah :
Ada, Jumlah …. Orang Tidak ada
10. Ekonomi Keluarga :
58
> Rp. 2.918.226
(UMR Kota Banjarmasin 2021)
B. PERTANYAAN
1. Tingkat Pengetahuan
59
2. Motivasi Kontrol
Jawaban
No Pertanyaan
Setuju Tidak Setuju
Saya merasa perlu untuk memeriksakan diri ke
11.
Puskesmas
12. Saya merasa lebih baik jika mematuhi anjuran dokter
Rutin berobat tidak akan membuat tekanan darah saya
13.
stabil
14. Berobat ke Puskesmas merepotkan bagi Saya
60
3. Dukungan Keluarga
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
19. Apakah keluarga anda menyarankan anda untuk
melakukan kontrol tekanan darah?
20. Apakah keluarga anda mengingatkan anda untuk
kontrol tekanan darah?
21. Apakah keluarga menegur anda, bila anda tidak
atau lupa dalam melakukan kontrol tekanan
darah?
22. Apakah keluarga anda membantu segala
pembiayaan kontrol tekanan darah anda?
23. Apakah keluarga anda selalu mengantarkan anda
untuk melakukan kontrol tekanan darah?
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
24. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
apoteker) pernah menjelaskan/ memberikan
penyuluhan tentang penyakit yang anda derita?
61
Lampiran 6. Kuesioner Dokter Puskesmas
62
Lampiran 7. Kuesioner Pemegang Program PTM Hipertensi
63
Lampiran 8. Kuesioner Petugas Administrasi
64
Lampiran 9. Kuesioner Masyarakat
65
66
67
68
Lampiran 10. Absen Kehadiran Penyuluhan PBL
69
70
Lampiran 11. Lembar Informed Consent Penyuluhan
71
Lampiran 12. Lembar Pre-test
72
Lampiran 13. Lembar Post-test
73
Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan PBL
74
Lampiran 15. Powerpoint untuk Penyuluhan
75
Lampiran 16. Poster Materi
76
Lampiran 17. Leaflet Materi
77
Lampiran 18. Kartu Kontrol
78