Anda di halaman 1dari 89

REVISI

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


KEPANITERAAN KLINIK IKM

PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN


PEMBAGIAN KARTU KONTROL UNTUK
MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN
PASIEN LAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Oleh:
Reynaldo Gazali 1930912310053
Marlin Berliannanda 1930912320120
Puteri Dayana 1830912320040

Pembimbing:
dr. Farida Heriyani, M.PH
dr. Saidah Khalisa

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT BANJARMASIN
Februari, 2022
PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN PEMBAGIAN KARTU
KONTROL UNTUK MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN PASIEN
LAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Oleh:

Reynaldo Gazali 1930912310053


Marlin Berliannanda 1930912320120
Puteri Dayana 1830912320040

Disahkan oleh:
Pembimbing,

dr. Farida Heriyani, M.PH


NIP.19780116 200312 2 001

Mengetahui

Kepala Puskemas Basirih Baru, Sekretaris Dinas Kesehatan


Kota Banjarmasin,

dr. Sismiyati dr. Dwi Atmi Susilastuti


NIP. 19830502 201101 2 005 NIP. 19710603 200501 2 011

ii
RINGKASAN

PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN PEMBAGIAN KARTU


KONTROL UNTUK MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN PASIEN
LAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH
BARU BANJARMASIN

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan seringkali tidak memberikan

tanda-tanda peringatan sehingga menjadi penyebab kematian secara diam-diam/the

silent killer. Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2018

mencapai 34.1% dari populasi pada usia ≥18 tahun dan Kalimantan Selatan

memiliki prevalensi hipertensi tertinggi sebesar 44.1 % dibandingkan dengan

provinsi lain. Terdapat peningkatan kasus pasien penderita hipertensi dari tahun

2020 sebanyak 1934 kasus menjadi 2190 kasus pada tahun 2021. Hal ini

diakibatkan rendahnya pengetahuan masyarakat motivasi pentingnya untuk selalu

memeriksakan kesehatannya ke fasilitas Kesehatan ataupun kontrol kembali ke

fasilitas kesehatan. Faktor ini dapat berasal dari internal yakni dari fasilitas

kesehatan maupun eksternal yaitu dari pasien sendiri

Hasil survey dari 20 responden eksternal dan 3 responden internal didapatkan

permasalahan yaitu dari segi eksternal dan internal. Dari segi eksternal terdiri dari

motivasi kontrol, kurangnya pengetahuan, tingkat pendidikan yang rendah,

kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang kurang atau dibawah UMR, dan

pasien yang menderita hipertensi yang lama membuat pasien jenuh untuk berobat

pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari segi internal terdiri dari kurangnya

penyuluhan yang menekankan mengenai motivasi pentingnya kontrol rutin pada

pasien lama hipertensi, SDM dari pemegang program juga memilki tugas yang

iii
rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak sehingga tidak dapat menjalankan

program PTM hipertensi secara maksimal dan petugas loket yang hanya terdapat 1

orang sehingga membuat petugas loket kekurangan orang dalam melayani pasien.

Keseluruhan permasalahan tersebut yang menjadi faktor predisposisi tidak rutinnya

pasien lama hipertensi melakukan kontrol ke fasilitas kesehatan.

Sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan data nilai pretest (nilai rerata

49,68), dan setelah dilakukan penyuluhan didapatkan data nilai posttest (nilai rerata

80,93), kemudian dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk didapatkan p=0,352 pada

nilai pretest dan p=0,004 pada nilai posttest menunjukkan data terdistribusi normal.

Hasil uji paired sample T test didapatkan p=0,000 menunjukkan bahwa terdapat

perubahan bermakna tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan mengenai penyakit hipertensi kepada masyarakat sehingga kegiatan

penyuluhan ini dapat dikatakan berhasil.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan PBL yang berjudul
“PENYULUHAN PENYAKIT HIPERTENSI DAN PEMBAGIAN KARTU
KONTROL UNTUK MENINGKATKAN ANGKA KUNJUNGAN PASIEN
LAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH
BARU BANJARMASIN”, tepat pada waktunya. Dalam Dalam melaksanakan
kegiatan PBL ini penulis banyak mendapatkan bantuan, karena itu pada kesempatan
ini dengan rendah hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK ULM, yakni dr. Farida
Heriyani, MPH.
2. Pembimbing praktik belajar lapangan kami, dr. Farida Heriyani, MPH.
3. Seluruh staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat FK ULM
4. Dr. Machli Riyadi, AMK, S.H., M.H selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin
5. dr. Sismiyati selaku Kepala Puskesmas Basirih Baru yang telah memberikan
dukungan dan masukan selama PBL.
6. dr. Saidah Khalisa dan dr. Jaidah selaku dokter puskesmas dan pembimbing
dipuskesmas yang telah memberikan masukan dan saran selama PBL.
7. Eka Fitria Setiawati, Amd, Kep sebagai ketua program PTM Hipertensi
yang senantiasa membantu dalam pelaksanaan penyuluhan PBL.

Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan PBL ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu segala saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan,
dengan demikian kami dapat mengetahui hal-hal yang perlu kami lengkapi dan
tingkatkan serta dapat mendayagunakan kemampuan yang ada seoptimal mungkin.

Banjarmasin, Februari 2022

Tim Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi ..................................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................ 12

C. Alternatif Pemecahan Permasalahan .................................... 25

D. Prioritas Pemecahan Permasalahan ....................................... 27

BAB II TARGET, LUARAN, TUJUAN

A. Bentuk Kegiatan ................................................................... 31

B. Target dan Luaran ............................................................... 31

C. Tujuan Kegiatan .................................................................... 31

BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Model Pendekatan.................................................................. 32

B. Sasaran .................................................................................. 33

C. Lokasi Kegiatan .................................................................... 33

D. Strategi / Metode Kegiatan ................................................... 33

vi
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan .......................................... 38

B. Pembahasan .......................................................................... 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 50

B. Saran ...................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53

LAMPIRAN ............................................................................................... 54

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Sepuluh jenis penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih Baru tahun


2020 ...................................................................................................... 12

1.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Hipertensi di Puskesmas Basirih


Baru tahun 2021.................................................................................. 14

1.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Hipertensi di Puskesmas Basirih


Baru tahun 2020.................................................................................. 14

1.4 Hasil Survei Usia Responden ............................................................. 16

1.5 Hasil Survei berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 17

1.6 Hasil Survei Status Pekerjaan Responden .......................................... 17

1.7 Hasil Survei Pendidikan Terakhir Responden .................................... 17

1.8 Hasil Survei Motivasi Kontrol Responden ......................................... 18

1.9 Hasil Survei Dukungan Keluarga Responden .................................... 19

1.10 Hasil Survei Pengetahuan Responden .................................................. 19

1.11 Hasil Survei Akses Pelayanan Kesehatan Responden ........................ 20

1.12 Hasil Survei Peran Tenaga Kesehatan ................................................ 20

1.13 Hasil Survei Pendapatan Responden .................................................. 21

1.14 Hasil Survei Kepersertaan Pembiayaan Responden ........................... 21

1.15 Hasil Survei Lama Menderita Hipertensi Responden ........................ 22

1.16 Hasil Survei Status Tinggal Responden ............................................. 22

1.17 Hasil Survei Respon Petugas (Internal) .............................................. 23

1.18 Daftar Masalah dan Alternatif Pemecah Permasalahan ..................... 26

viii
1.19 Hasil Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode
PAHO-CENDES ................................................................................ 28

4.1 Distribusi Peserta Kegiatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........... 40

4.2 Distribusi Nilai Pretest dan Postest Peserta Kegiatan ........................ 41

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Uji Saphiro-Wilk.............. 42

4.4 Hasil Uji Statistik Wilcoxon ............................................................... 42

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Prevalensi hipertensi di setiap provinsi berdasarkan Riskesdas tahun


2018 ................................................................................................... 2

1.2. Prevalensi hipertensi di setiap kabupaten/kota berdasarkan data


Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2016 sampai
2019 ................................................................................................... 2

1.3. Diagram Problem Tree ...................................................................... 11

1.4. Jumlah Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Basirih Baru 2021 ................................................. 12

1.5. Presentasi Penderita Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru tahun


2020 dan 2021 ................................................................................... 13

1.6. Capain SPM Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020 dan
Tahun 2021 (dalam %) ...................................................................... 13

1.7. Perbandingan Persentasi Kunjungan Pasien Lama Penderita


Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020-2021................. 15

1.8. Diagram Problem Tree berdasarkan hasil Survei.............................. 25

3. 1 Susunan Kepanitian Kegiatan Pembinaan ........................................ 35


4. 1 Distribusi Jawaban Salah Pretest dan Postest ................................... 41

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan seringkali tidak memberikan

tanda-tanda peringatan sehingga menjadi penyebab kematian secara diam-diam/the

silent killer. Hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang

menunjukkan tekanan sistolik sebesar ≥ 140 mmhg atau dan tekanan diastolik

sebesar ≥ 90 mmhg.1,2

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat

sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik,

dan stress psikososial. Hampir disetiap negara, Hipertensi menduduki tingkat

pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai. World Health Organization

(WHO) melaporkan bahwa sekitar 972 juta orang penduduk dunia mengidap

hipertensi. Angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2 % tahun 2025.

Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara

berkembang pada tahun 2025, dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini

diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. 1

Kasus Hipertensi di Asia Tenggara sendiri diestimasikan mengenai sepertiga

dari keseluruhan penduduk usia dewasa dan diperkirakan sekitar 1,5 juta kematian

berhubungan dengan hipertensi tiap tahunnya. Prevalensi hipertensi di Indonesia

menurut Riskesdas tahun 2018 mencapai 34.1% dari populasi pada usia ≥18 tahun

dan Kalimantan Selatan memiliki prevalensi hipertensi tertinggi sebesar 44.1 %

dibandingkan dengan provinsi lain.1

1
Gambar 1.1 Prevelensi Hipertensi di setiap provinsi berdasarkan Riskesdas tahun
2018

Gambar 1.2 Prevalensi hipertensi di setiap kabupaten/kota yang ada di Kalimantan


selatan berdasarkan Riskesdas 2016 – 2019

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 melaporkan

bahwa capaian kasus hipertensi di kota Banjarmasin ditemukan sebesar 57.257 atau

sebesar 4% dari total keseluruhan penduduk kota Banjarmasin.

Hipertensi sejak dulu diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan di dunia.

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit kardiovaskular

pada dewasa yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas akibat dari infark

2
miokard, stroke, gagal jantung, retinopati, dan gagal ginjal. Setiap kenaikan tekanan

darah diastolik 5 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner

sebesar 20% dan risiko mengalami stroke sebesar 35%. Prevalensi hipertensi

meningkat sesuai usia, berkisar 15% pada usia dewasa muda hingga 60% pada

orang yang berusia 65 tahun ke atas. Hipertensi yang dialami pada masa dewasa

dapat berawal dari masa anak dan remaja.

Berdasarkan data di atas masalah hipertensi masih demikian besar dan

membutuhkan daya dan upaya lebih untuk dapat mengatasi masalah tersebut.

Besarnya masalah hipertensi dan risiko komplikasi berat yang menyertainya

nampaknya belum disadari oleh sebagian besar masyarakat. Kepatuhan terapi

hipertensi diukur dari frekuensi kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan baik

untuk memperoleh obat antihipertensi ataupun hanya pemeriksaan tekanan darah,

sebagian penderita hipertensi harus berkunjung secara rutin karena Puskesmas.

Motivasi pentingnya kunjungan ke dokter terlihat dalam suatu penelitian kohort di

Bangladesh yang mana pasien yang kontrol ke tenaga kesehatan terlatih secara

bermakna didapatkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastoliknya. 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya ketidakpatuhan baik dalam

pengobatan ataupun kontrol ke tenaga kesehatan :

1. Faktor internal

Faktor internal yakni pemilihan jumlah dan jenis obat, pemberian konseling

informasi dan edukasi dari tenaga kesehatan, serta lama antre di fasilitas kesehatan.

a. Pemilihan Jumlah dan jenis Obat

Penelitan menurut Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

menunjukan bahwa pasien yang minum obat kombinasi cenderung tidak patuh.

3
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSU H. Adam Malik

Medan, sedangkan beberapa penelitian menemukan bahwa ketidakpatuhan tersebut

dapat meningkat ketika pengobatan yang diberikan tidak praktis, misalnya dengan

beberapa kali dosis pemberian per hari.4

b. Pemberian Komunikasi informasi dan edukasi

Kurang efektifnya komunikasi informasi dan edukasi dari tenaga kesehatan

juga berisiko membuat pasien tidak berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan.

Komunikasi yang rendah dan kurangnya waktu yang dimiliki tenaga kesehatan

seperti dokter menyebabkan penyampaian informasi menjadi kurang sehingga

pasien tidak cukup mengerti dan paham akan motivasi pentingnya pengobatan.

Keterbatasan tenaga kesehatan lain seperti waktu apoteker dan keahlian yang

dimiliki juga berpengaruh terhadap pemahaman pasien mengenai penggunaan obat

sehingga cenderung meningkatkan ketidakpatuhan pasien dan menyebabkan pasien

tidak melakukan kontrol kembali terhadap penyakit hipertensi yang di alaminya. 5

c. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan

Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan fasilitas Kesehatan yang tidak

mencukupi dapat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Sumber Daya

Manusia (SDM) yang kurang dapat berpengaruh kepada tingkat efektifitas dalam

pelayanan kesehatan dan lama pelayanan yang berpengaruh kepada waktu

pelayanan terhadap pasien yang berobat. Kondisi ini dapat disebabkan karenakan

adanya rangkap jabatan atau SDM kesehatan tidak sesuai dengan bidangnya.5

d. Lama Antre di Fasilitas Kesehatan

Faktor internal lainnya yang mempengaruhi yaitu sistem pelayanan kesehatan

yang belum baik. Antrean yang lama dan panjang sebagai salah satu penyebab

4
ketidakpatuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian di Srilanka pada tahun 2019 bahwa

antrean panjang dan waktu tunggu sebagai pencegah utama untuk mengakses

fasilitas kesehatan. Masalah dalam sistem pelayanan kesehatan seringkali muncul

dari kurangnya tenaga kesehatan terkait dengan ukuran populasi yang dilayani. 5

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi kunjungan pasien lama hipertensi yakni

motivasi, dukungan sosial dari keluarga, pengetahuan mengenai hipertensi, tingkat

pendidikan, jarak rumah terhadap pelayanan Kesehatan.3

f. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang

akan melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal

dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak”

yang ada dalam diri seseorang. Oleh karena itu, motivasi paling kuat ada dalam diri

individu sendiri. Motivasi individu ingin tetap mempertahankan kesehatannya

sangat berpengaruh tehadap faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku

penderita dalam kontrol penyakitnya.6

g. Dukungan sosial dari Keluarga

Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh penderita hipertensi, karena

seseorang yang sedang sakit membutuhkan perhatian dari keluarga. Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang

sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Salah satu upaya untuk menciptakan

sikap penderita patuh dalam pengobatan adalah dengan adanya dukungan keluarga.

Hal ini karena keluarga sebagai individu terdekat dari penderita. Tidak hanya

5
memberikan dukungan dalam bentuk lisan, namun keluarga juga harus mampu

memberikan dukungan dalam bentuk sikap. Misalnya, keluarga membantu

penderita untuk mencapai suatu pelayanan kesehatan. Dukungan keluarga

memepengaruhi kepatuhan pasien hipertensi.7

h. Pengetahuan mengenai hipertensi

Pasien yang berpengetahuan tinggi berarti ia mampu mengetahui, mengerti,

dan memahami arti, manfaat, dan tujuan menjalani pengobatan hipertensi secara

teratur. Pengetahuan penderita hipertensi sangat berpengaruh pada sikap untuk

patuh berobat. Semakin tinggi pengetahuan maka keinginan untuk patuh berobat

juga semakin meningkat sehingga penyakit komplikasi yang akan ditimbulkan akan

menurun.dan kondisi pasien yang hanya berobat dan minum obat saat sakit saja

serta merasa hipertensi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari membuat mereka

merasa tidak perlu patuh terhadap pengobatan dan tidak berkunjung kembali ke

fasilitas kesehatan.8

i. Tingkat Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

menggambarkan status sosial dan dapat menjadi modal dasar untuk pengambilan

keputusan dan bertindak. Semakin tinggi pendidikan semakin mudah seseorang

menerima informasi serta lebih tanggap terhadap masalah yang dihadapi, sehingga

dapat menentukan alternatif terbaik terhadap suatu hal, Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya sehingga akan lebih mudah

memahami manfaat pengobatan hipertensi.8

6
j. Jarak Rumah Ke Fasilitas Kesehatan

Salah satu alasan untuk tidak berkunjung dan mengontrolkan kondisi kesehatan

lainnya adalah akses ke pelayanan kesehatan yang jauh. Pelayanan kesehatan

sendiri merupakan tersedianya sarana kesehatan (seperti rumah sakit, klinik,

puskesmas), tersedianya tenaga kesehatan, dan tersedianya obat-obatan. Pelayanan

kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh

masyarakat. Keterjangkauan akses dapat dilihat dari segi jarak, waktu tempuh dan

kemudahan transportasi untuk mencapai pelayanan kesehatan. Semakin jauh jarak

rumah pasien dari tempat pelayanan kesehatan dan sulitnya transportasi, maka akan

berhubungan dengan kunjungan dan keteraturan berobat. Penelitian yang dilakukan

oleh Prayogo pada tahun 2016 menyatakan bahwa ada hubungan antara akses

pelayanan kesehatan menuju fasilitas kesehatan dengan kepatuhan minum obat.9

k. Jenis Kelamin

Jenis kelamin berkaitan dengan peran kehidupan dan perilaku yang berbeda

antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dalam hal menjaga kesehatan,

biasanya kaum perempuan lebih memperhatikan kesehatanya dibandingkan dengan

laki-laki. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,

perempuan lebih sering mengobatkan dirinya dibandingkan dengan laki-laki.

Kondisi ini juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan

berobat pada pasien hipertensi. Hal ini serupa didapati dari penelitian yang

dilakukan Devilistiana pada tahun 2020, diapati angka kepatuhan yang lebih tinggi

pada perempuan dibandingkan pada pria.10

7
i. Lama Menderita Hipertensi

Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka tingkat kepatuhanya

semakin rendah, hal ini disebabkan kebanyakan penderita akan merasa bosan untuk

berobat. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarso pada tahun 2010 menunjukan ada

hubungan yang signifikan antara lama menderita hipertensi dengan ketidakpatuhan

pasien penderita hipertensi dalam menjalani pengobatan (p=0,040). Semakin lama

seseorang menderita hipertensi maka cenderung untuk tidak patuh karena merasa

jenuh menjalani pengobatan atau meminum obat, sehingga tingkat kesembuhan

yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. 10

j. Status Pekerjaan

Status pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan

pasien kepatuhan dalam memeriksakan diri dan mengontrol Kesehatan. Hal ini

dikarenakan orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu untuk

mengunjungi fasilitas Kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Alponche (2012)

menunjukan jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan

pengobatan pasien hipertensi, serta penelitian yang dilakukan oleh Su Jin-Cho pada

tahun 2014 pekerjaan memiliki hubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien

hipertensi. 10

k. Kondisi Sosio-Ekonomi

Penyakit kronis seperti hipertensi tidak hanya membutuhkan perawatan yang

panjang dan komitmen tetapi juga kemampuan keuangan. Ketersediaan atau

keikutsertaan asuransi kesehatan berperan sebagai faktor kepatuhan berobat pasien,

dengan adanya asuransi kesehatan didapatkan kemudahan dari segi biaya

pembiayaan sehingga lebih patuh dibandingkan dengan yang tidak memiliki

8
asuransi kesehatan. Semakin lama pengobatan yang harus dijalani akan semakin

tinggi pula biaya pengobatan yang harus ditanggung pasien, terutama pasien yang

tidak memiliki asuransi kesehatan. Hal ini akan menimbulkan kecenderungan

ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan yang dijalani. Pernyataan ini sesuai

dengan hasil penelitian Emiliana tahun 2019 yang memperoleh bahwa dengan

adanya asuransi kesehatan dapat mendukung responden untuk berperilaku sehat

dengan patuh untuk kontrol berobat.11

l. Umur

Umur dikaitkan dengan perilaku patuh, karena umur mempengaruhi perubahan

fungsi organ tubuh. Semakin tua penderita maka akan cenderung lupa minum obat,

begitu pula sebaliknya. Terdapat hasil penelitian violita tahun 2015 tidak

menemukan hal demikian, sebab baik responden bukan lanjut usia maupun yang

lanjut usia cenderung tidak patuh minum obat. Beberapa alasan yang dikemukakan

adalah merasa penyakit yang dideritanya belum parah dan tidak merasa ada

perubahan setelah minum obat.12

m. Status Tinggal

Terdapat hubungan antara status tinggal dengan kepatuhan dalam menjalani

pengobatan hipertensi. Keluarga sebagai unit terkecil untuk memulai promosi

Kesehatan sehingga peran keluarga dalam kepatuhan dalam menjalani pengobatan

contohnya seperti sebagai pengawas minum obat. Menurut Suparyanto dalam

Suhardi, keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap nilai kesehatan

individu dikarenakan keluarga sebagai pemberi dukungan dan seseorang yang dapat

membantu menentukan program kesehatan. Irnawati menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara pasien yang tinggal dengan keluarganya dikarenakan dukungan

9
keluarga dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi. Tanoto

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara dukungan keluarga dengan kepatuhan

dimana bagi pasien yang tinggal tidak sendiri dimana dukungan keluarga yang baik

disertai dengan kemauan dari diri pasien dalam menjalani pengobatan baik dan

menyadari motivasi pentingnya manfaat terapi yang diberikan sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan.10

Diperlukan edukasi ke masyarakat mengenai motivasi pentingnya kepatuhan

pengobatan serta diperbaikinya beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut. 3

Komplikasi yang mungkin terjadi dikarenakan hipertensi yang tidak terkontrol

yaitu, stroke, retinopati, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit arteri perifer

yang mana penyakit tersebut angka kesembuhan kecil dan kematian yang tinggi. 3

10
Berdasarkan teori dapat dibuat problem tree sebagi berikut :

Angka hipertensi terkontrol pada penderita


AKIBAT hipertensi yang masih rendah

Kepatuhan kontrol yang menurun pada pasien


MASALAH hipertensi

Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Jumlah dan jenis obat 1. Motivasi


2. Kurang efektifnya konseling 2. Dukungan Sosial Keluarga
SEBAB informasi dan edukasi untuk 3. Pengetahuan mengenai
kontrol Hipertensi
3. Antrian yang lama 4. Tingkat Pendidikan terakhir
4. Tenaga kesehatan yang 5. Jarak rumah dengan Fasilitas
memegang lebih dari satu Kesehatan
program 6. Jenis Kelamin
7. Sosial-ekonomi
8. Lama menderita
9. Status Pekerjaan
10. Umur
11. Status Tinggal

Gambar 1.3 Diagram Problem Tree

11
B. Data Permasalahan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Basirih Baru didapatkan

bahwa kasus Hipertensi menempati urutan pertama dalam sepuluh jenis penyakit

terbanyak di Puskesmas Basirih Baru 2020.

Tabel 1.1 Sepuluh jenis penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020

Kunjungan pasien hipertensi tahun 2021 secara keseluruhan juga masih rendah

dikarenakan adanya pandemi dan jam pelayanan pasien yang dibatasi dan

meningkatnya angkat hipertensi dari tahun 2020 ke 2021, serta penyakit hipertensi

masih menjadi masalah tertinggi pertama yang ada di Puskesmas Basirih Baru.

Jumlah Pasien Baru Penderita Hipertensi 2021


3000 2668
2500 2190
2000 1616
1500 1258
1052 932
1000
500
0
Jumlah pasien yang diukur TD Jumlah Penderita HT
Laki-laki 1052 932
Perempuan 1616 1258
Total 2668 2190

Laki-laki Perempuan Total

Gambar 1.4 Jumlah Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Basirih Baru 2021

12
Presentasi Penderita HT tahun 2020-2021
3000 2668
2251 2190
1934
2000
1000
0
2020 2021
Jumlah Pasien Diukur TD 2251 2668
Jumlah Penderita 1934 2190

Jumlah Pasien Diukur TD Jumlah Penderita

Gambar 1.5 Presentasi Penderita Hipertensi di Puskesmas Basirih baru tahun


2020 dan 2021
Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2020 adalah sebanyak 1934 dan
terjadi peningkatan pada tahun 2021 menjadi sebanyak 2190. Jumlah ini tidak
sebanyak pasien yang diukur tekanan darahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa
tidak semua pasien yang diukur tekanan darah adalah pasien hipertensi. Sedangkan
pembagian berdasarkan jenis kelamin pasien yang mengukur tekanan darah pada
tahun 2021 menunjukkan perempuan sebanyak 1616 dan laki-laki 1052, hal ini
menunjukkan pasien perempuan lebih sering melakukan pengobatan atau kontrol
di Puskesmas. Pasien hipertensi pada tahun 2021 berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan perempuan sebanyak 1258, sedangkan laki-laki 932, sehingga dapat
disimpulkan perempuan lebih banyak menderita hipertensi disbanding laki-laki di
wilayah keja Puskesmas Basirih Baru.

Capaian SPM Hipertensi


80
59,1
60
40 23,8
20
0
Capaian SPM
Series2 23,8
Series3 59,1

Series2 Series3

Gambar 1.6 Capain SPM Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020 dan
Tahun 2021 (dalam %)

13
Tabel 1.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Basirih
Baru tahun 2021

Data Kunjungan Pasien Hipertensi 2021

Presentasi
Jumlah
Pasien Lama Pasien Baru Kunjungan
Pasien
pasien lama
Januari 104 92 196 53%
Februari 104 92 196 53%
Maret 94 28 122 77%
April 94 79 173 54%
Mei 94 28 122 77%
Juni 114 120 234 48%
Juli 114 95 209 54%
Agustus 93 95 188 49%
September 114 95 209 54%
Oktober 93 95 188 49%
November 77 81 159 48%
Desember 93 99 192 48%
Rata-rata 55,3%

Tabel 1.3 Data Jumlah Kunjungan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Basirih


Baru tahun 2020

Data Kunjungan Pasien Hipertensi 2020

Presentasi
Jumlah
Pasien Lama Pasien Baru Kunjungan
Pasien
pasien lama
Januari 117 81 198 59%
Februari 110 87 197 55%
Maret 107 64 171 62%
April 54 12 66 81%
Mei 79 17 96 82%
Juni 96 22 118 81%
Juli 103 53 156 66%
Agustus 133 55 178 74%
September 91 95 186 48%
Oktober 79 98 177 44%
November 97 98 195 49%
Desember 95 99 196 48%
Rata-rata 62,4%

14
Perbandingan Persentase Kunjungan Pasien Lama
Tahun 2020-2021 di Puskesmas Basirih Baru
64,00%
62,40%
62,00%

60,00%

58,00%

56,00% 55,30%

54,00%

52,00%

50,00%
Persentase Kunjungan Pasien Lama Hipertensi

2020 2021

Gambar 1.7 Perbandingan Persentasi Kunjungan Pasien Lama Penderita


Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru Tahun 2020-2021
Pelayanan kesehatan pada pasien hipertensi pada Puskesmas Basirih Baru

tahun 2020 dan 2021 belum memenuhi target, kemungkinan dikarenakan adanya

Pandemi yang mengakibatkan jam pelayanan pasien di Puskesmas dibatasi,

sehingga mengurangi pasien yang datang untuk berobat. Selain itu, pada awal tahun

2020 terjadi banjir di daerah Banjarmasin. Sehingga persentase capaian yang

didapatkan hanya sebesar 23,8% tahun 2020 dan 59,1% tahun 2021 dari persentase

target. Serta masih rendahnya kepatuhan pasien lama yang berobat dengan rata –

rata 62,40% tahun 2020 dan 55,3% tahun 2021, hal ini dikarenakan adanya

beberapa faktor yang sudah dijelaskan di atas bisa karena faktor internal ataupun

eksternal.

Telah dilakukan survei terhadap penyebab penurunan angka kunjungan kasus

pasien lama hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru. Survei dilakukan

terhadap 23 responden yang dibagi menjadi 20 responden eksternal dan 3 responden

internal. Responden eksternal merupakan pasien lama hipertensi yang terdaftar di

15
wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru. Respoden Internal terdiri dari Tenaga

Kesehatan (Dokter Umum), Pemegang Program PTM Hipertensi serta Petugas

Loket.

1. Survei Respon Masyarakat (Eksternal)

Hasil survei yang telah dilakukan pada pasien lama hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru pada tanggal 21 – 24 Janurari 2022 diuraikan sebagai

berikut:

a. Usia

Tabel 1.4 Hasil Survei Usia Responden

Variabel N %

Usia

15 – 40 4 20%

40 – 59 13 65%

>59 3 15%

Data pasien berdasarkan usia didapatkan responden terbanyak ialah usia

produktif atau responden dengan usia 40 – 59 tahun yaitu sebanyak 13 orang (65%),

kemudian responden dengan usia 15 – 40 tahun yaitu sebanyak 4 orang (20%),

sedangkan responden dengan usia lansia atau usia di atas 59 tahun sebanyak 3 orang

(15%). Hal ini bisa di sebabkan karena usia produktif yang kurang patuh karena

masih merasa belum ada keluhan, ataupun kesibukan aktivitas dan rendahnya

reponden lansia bisa disebabkan karena kecenderungan pasien lansia yang kesulitan

untuk berobat ataupun kontrol ke fasilitas Kesehatan atau merasa bahwa dirinya

masih belum ada keluhan sehingga tidak datang untuk kontrol.

16
b. Jenis Kelamin

Tabel 1.5 Hasil Survei berdasarkan Jenis kelamin

Variabel N %

Jenis Kelamin

Laki – Laki 5 25%


Perempuan 15 75%
Data pasien berdasarkan jenis kelamin diatas didapatkan jenis kelamin

responden terbanyak ialah perempuan yaitu sebanyak 15 orang perempuan (75%)

dan responden laki – laki sebanyak 5 orang (25%). Perempuan lebih memerhatikan

kesehatannya dibandingkan dengan laki – laki yang membuat perempuan lebih

sering datang untuk kontrol ataupun Pemeriksaan kesehatannya.

c. Status Pekerjaan

Tabel 1.6 Hasil Survei Status Pekerjaaan Responden

Variabel N %
Status Pekerjaan
Bekerja 14 70%
Tidak Bekerja 6 30%

Data pasien berdasarkan status pekerjaan didapatkan responden terbanyak ialah

reponden yang bekerja yaitu sebanyak 14 orang (70%) dan reponden tidak bekerja

6 (30%). Pasien yang bekerja cenderung tidak patuh dalam melalukan pemeriksaan

Kesehatan atau Kontrol ulang di karenakan waktu yang dimiliki terasa sedikit.

d. Pendidikan Terakhir

Tabel 1.7 Hasil Survei Pendidikan Terakhir Responden

Variabel N %

Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah 1 5%

17
Tidak Tamat SD 1 5%

Tamat SD 5 25%

Tamat SMP/Mts 6 30%

Tamat SMA/SMK 4 20%

Tamat Perguruan tinggi 3 15%

Data pasien berdasarkan status Pendidikan terakhir didapatkan responden

terbanyak ialah reponden dengan Pendidikan terakhir tamat SMP/Mts sebanyak 6

orang (30%), diikuti tamat SD sebanyak 5 orang (25%), diikuti tamat SMA

sebanyak 4 orang (20%), tamat perguruan tinggi sebanyak 3 orang (15%), dan

diikuti tidak tamat SD sebanyak 1 orang (5%) dan tidak sekolah 1 orang (5%). Hal

ini dikarenakan semakin tinggi tingkat Pendidikan semakin besar pasien memliki

kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Tingkat pendidikan berhubungan dengan

kemudahan dalam menyerap dan memahami informasi, serta dalam hal

ketanggapan dalam menghadapi masalah sehingga memampukan pasien untuk

menentukan alternatif penyelesaian masalah terbaik, dalam kondisi ini berupa

kepatuhan dalam menjalani pengobatan dan memeriksakan diri.

e. Motivasi

Tabel 1.8 Hasil Survei Motivasi kontrol Responden

Variabel N %

Motivasi Kontrol

Tinggi 7 35%

Rendah 13 65%

Data pasien berdasarkan motivasi didapatkan responden terbanyak ialah

responden dengan motivasi Kontrol yang rendah yaitu sebanyak 13 orang (65%)

18
sedangkan responden dengan motivasi kontrol tinggi sebanyak 7 orang (35%). Hal

ini sesuai teori dimana motivasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap perilaku

pasien dalam melakukan Pemeriksaan Kesehatan dan kontrol penyakitnya

f. Dukungan Keluarga

Tabel 1.9 Hasil Survei Dukungan Keluarga Responden

Variabel N %

Dukungan Keluarga

Tinggi 14 70%

Rendah 6 30%

Data pasien berdasarkan dukungan dari keluarga didapatkan responden

terbanyak ialah responden dengan nilai dukungan keluarga yang tinggi yaitu

sebanyak 14 orang (70%) sedangkan responden dengan nilai dukungan keluarga

yang rendah sebanyak 6 orang (30%). Dukungan keluarga terkait dengankepatuhan

pengobatan hipertensi.

g. Pengetahuan

Tabel 1.10 Hasil Survei Pengetahuan Responden

Variabel N %

Tingkat Pengethauan

Tinggi 7 35%

Rendah 13 65%

Data pasien berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan responden terbanyak

yaitu tingkat pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (65%) sedangkan tingkat

pengetahuan tinggi sebanyak 7 orang (35%). Hal ini sesuai dimana rendahnya

19
pengetahuan pasien membuat tidak bisa memahami motivasi pentingnya

pengobatan sehingga tidak melakukan kunjungan kembali ke fasilitas kesehatan

h. Akses Pelayanan Kesehatan

Tabel 1.11 Hasil Survei Akses Pelayanan Kesehatan Responden

Variabel N %

Akses Pelayanan Kesehatan

<500 M 8 40%

500 M – 1 KM 5 25%

≥ 1 KM 7 35%

Data pasien berdasarkan Akses ke pelayanan Kesehatan didapatkan responden

yang jarak rumahnya < 500 m yaitu sebanyak 8 orang (40%), sedangkan untuk

responden yang jarak rumahnya 500 m – 1 km yaitu sebanyak 5 orang (25%),

sedangkan untuk responden yang jarak rumahnya > 1 km sebanyak 7 (35%).

Semakin jauh pelayanan Kesehatan dan sulitnya transportasi akan berhubungan

dengan kunjungan untuk kontrol ke puskesmas.

i. Peran Tenaga Kesehatan

Tabel 1.12 Hasil Survei Peran Tenaga Kesehatan

Variabel N %
Peran Tenaga Kesehatan
Tinggi 15 75%
Rendah 5 25%

Data pasien berdasarkan peran tenaga Kesehatan untuk pasien didapatkan

responden terbanyak ialah responden dengan komunikasi dan informasi yang

efektif oleh tenaga kesehatan yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang (75%) sedangkan

untuk respoden dengan komunikasi dan informasi yang efektif oleh tenaga

20
kesehatan yang rendah sebanyak 5 orang (25%). Kurang efektifnya komunikasi

informasi dan edukasi dari tenaga kesehatan juga berisiko membuat pasien tidak

berkunjung kembali ke fasilitas kesehatan.

j. Pendapatan

Tabel 1.13 Hasil Survei Pendapatan Responden

Variabel N %
Pendapatan
<2,9 Juta 12 60%
≥2,9 Juta 8 40%

Data pasien berdasarkan pendapatan didapatkan pendapatan responden

terbanyak ialah responden dengan pendapatan dibawah Upah Minimum Regional

(UMR Banjarmaisn) atau kurang dari 2,9 Juta Rupiah yaitu sebanyak 12 orang

(60%) diikuti oleh Responden dengan diatas UMR atau lebih dari 2,9 Juta Rupiah

sebanyak 8 orang (40%). Penyakit kronis seperti hipertensi tidak hanya

membutuhkan perawatan yang panjang dan komitmen tetapi juga kemampuan

keuangan. Pendapatan yang rendah membuat motivasi berobat ikut menjadi rendah.

k. Kepersetaan Pembiayaan

Tabel 1.14 Hasil Survei Kepersetaan Pembiayaan Responden

Variabel N %
Pembiayaan
Umum 4 20%
KIS 0 0
JKN Mandiri 16 80%

Data pasien berdarakan pembiayaan kesehatan didapatkan pembiayaan

responden terbanyak ialah responden dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Mandiri sebanyak 16 orang (80%) dan responden dengan pembiayaan umum

sebanyak 4 orang (28%) sedangkan pembiayan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yaitu

21
sebanyak 0 orang. Keikutsertaan asuransi kesehatan berperan sebagai faktor

kepatuhan berobat pasien, dengan adanya asuransi kesehatan didapatkan

kemudahan dari segi biaya pembiayaan sehingga lebih patuh dibandingkan dengan

yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Dalam survei ini, responden tidak

bermasalah dalam hal kepesertaan pembiayaan kesehatan.

l. Lama Menderita Hipertensi

Tabel 1.15 Hasil Survei Lama Menderita Hipertensi Responden

Variabel N %
Lama Menderita
< 1 Tahun 4 20%
1 – 3 Tahun 5 25%
3 – 5 Tahun 5 25%
>5 Tahun 6 30%
Data Pasien berdasarkan lamanya menderita hipertensi didapatkan responden

terbanyak ialah responden yang telah menderita hipertensi selama lebih dari 5 tahun

sebanyak 6 orang (30%), diikuti yang telah menderita hipertensi 3 – 5 tahun

sebanyak 5 orang (25%), 1 – 3 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan yang menderita

hipertensi kurang dari 1 tahun sebanyak 4 orang (20%). Lama menderita hipertensi

juga berkaitan dengan kepatuhan pengobatan dimana pasien yang sudah lama

menderita hipertensi merasa jenuh untuk melakukan pengobatan kembali.

m. Status Tinggal

Tabel 1.16 Hasil Survei Status Tinggal Responden

Variabel N %
Status Tinggal
Bersama keluarga 20 100%
Tidak seorang diri 0 0%

22
Data Pasien berdasarkan status tinggal didapatkan responden terbanyak ialah

responden yang tinggal bersama keluarga sebanyak 20 orang (100%).

2. Survei Respon Petugas Puskesmas (Internal)

Tabel 1.17 Hasil Survei Respon Petugas (Internal)

No Pertanyaan Jawaban

Dokter Umum

Apakah anda selalu menjelaskan/


1 memberikan konseling edukasi Ya
informasi tentang penyakitc
hipertensi?
Apakah anda memberikan penjelasan
2 Ya
mengenai cara meminum obat dengan
jelas?
Apakah anda selalu mengingatkan
3 Ya
pasien periksa ulang (kontrol) tekanan
darah secara teratur?
Apakah anda selalu menyampaikan
4 Ya
bahayanya tidak meminum obat
secara teratur pada pasien?
Apakah anda selalu menyampaikan
5 Ya
kemajuan yang pasien peroleh selama
melakukan pengobatan?
6 Apakah anda sudah menjelaskan pola Ya
hidup sehat untuk pasien hipertensi?
Berapa banyak Jumlah obat untuk
7 satu jenis obat yang diresepkan 1 keping (10 biji)
kepada pasein hipertensi setiap kali
kunjungan?
Apa saja indikasi pasien memerlukan
8 Tekanan darah tidak dapat dikontrol
obat antihipertensi lebih dari satu
hanya dengan 1 jenis obat
jenis
- Ace Inhibitor (captopril 12,5 mg;
25 mg; 50 mg)
Apa saja pilihan obat antihipertensi
9 - CCB (Candesartan 8 mg,
yang tersedia di Puskesmas Basirih
Candesartan16 mg)
Baru?
- Diuretik (HCT, Furosemid)
- ARB (amlodipine 5 mg, 10 mg
Pemegang Program PTM Hipertensi

1 Apakah anda memliki tugas rangkap? Ada yaitu, ISPA, Jiwa, dan Malaria
Mengapa anda memiliki tugas
2 Karna kurangnya petugas
rangkap?
Ya, kadang dalam membuat laporan
Apakah anda mendapat kendala dan
3 selalu telat karena banyak yang di
beban dalam tugas rangkap tersebut?
kerjakan

23
Pernah dilakukan Penyuluhan
Apakah pernah dilakukan penyuluhan langsung di tahun 2019, tahun2020
4 atau promosi Kesehatan tentang dan 2021 belum ada. Media promosi
hipertensi kepada Masyarakat? seperti leaflet dan poster tidak ada
yang baru.
Apakah ada program untuk
meningkatkan kunjungan atau Ada, contoh PHN (Public Health
5
Kontrol pasien lama penderita Nurse)
hipertensi?
Petugas Loket
Bagaimana proses Registrasi pasien di Lancar, tetapi terkendala petugas
1
loket? yang hanya 1 orang
Berapa lama estimasi waktu
2 2 – 5 menit
penyelesaian administrasi dalam
registrasi pasien?
3 Apa saja kendala/hambatan dalam Pasien yang tidak membawa kartu
penyelesaian registrasi pasien? berobat atau tidak membawa data diri

Berdasarkan hasil survei didapatkan permasalahan yaitu dari segi eksternal dan

internal. Dari segi eksternal terdiri dari motivasi kontrol, kurangnya pengetahuan,

tingkat pendidikan yang rendah, kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang

kurang atau dibawah UMR, dan pasien yang menderita hipertensi yang lama

membuat pasien jenuh untuk berobat pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari

segi internal terdiri dari kurangnya penyuluhan yang menekankan mengenai

motivasi pentingnya kontrol rutin pada pasien lama hipertensi, SDM dari pemegang

program juga memilki tugas yang rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak

sehingga tidak dapat menjalankan program PTM hipertensi secara maksimal dan

petugas loket yang hanya terdapat 1 orang sehingga membuat petugas loket

kekurangan orang dalam melayani pasien. Keseluruhan permasalahan tersebut yang

menjadi faktor predisposisi tidak rutinnya pasien lama hipertensi melakukan

kontrol ke fasilitas kesehatan.

24
Berdasarkan hasil survei dapat dibuat problem tree sebagi berikut :

Angka hipertensi terkontrol pada penderita


AKIBAT hipertensi yang masih rendah

Kepatuhan kontrol yang menurun pada pasien


MASALAH hipertensi

Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Jumlah dan jenis obat 1. Usia


2. Antrian yang lama 2. Status Pekerjaan
SEBAB 3. Tenaga kesehatan yang 3. Pendapatan
memegang lebih dari satu 4. Tingkat Pendidikan
program terakhir
5. Pengetahuan mengenai
Hipertensi
6. Motivasi
7. Lama menderita

Gambar 1.8 Diagram Problem Tree berdasarkan hasil Survei

C. Alternatif Pemecahan Permasalahan

Adapun beberapa alternatif pemecahan permasalahan yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan angka kunjungan Pasien Lama di wilayah kerja Puskesmas

Basirih Baru adalah sebagai berikut (Tabel 1.18).

25
Tabel 1.18 Daftar Masalah dan Alternatif Pemecahan Permasalahan

No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


Faktor Internal
1. Petugas kesehatan sebagai Melakukan pemerataan beban kerja
penanggung jawab program petugas
PTM Hipertensi yang
merangkap menjadi
penanggung jawab program
lain
2. Jumlah Petugas Administrasi Menambah Petugas Administrasi
yang tidak mencukupi sehingga registrasi pasien dapat
sehingga membutuhkan dilaksanakan dengan baik dan efektif
waktu yang lama untuk dan menjadi lebih cepat, sehingga
menyelesaikan registrasi mengurangi tumpukan antrean.
pasien.
3 Peresepan obat antihipertensi Menambahkan peresepan obat
hanya untuk 10 hari sehingga antihipertensi yang diberikan menjadi
menyulitkan pasien yang untuk 30 hari sehingga memudahkan
kebanyakan merupakan pasien yang bekerja.
pekerja.

4 Kurangnya media promosi Membuat media promosi seperti


seperti poster dan leaflet poster, leaflet serta Xbanner
mengenai hipertensi yang mengenai motivasi pentingnya
diletakkan di Puskesmas kontrol rutin pada pasien Hipertensi
Basirih Baru
yang ditempel di lingkungan
Puskesmas maupun di tempat-
tempat umum di wilayah kerja
Puskesmas Basirih Baru
Faktor Eksternal
1. Rendahnya pendidikan dan Memberikan penyuluhan mengenai
kurangnya pengetahuan gejala-gejala, komplikasi, pengobatan
masyarakat, mengenai gejala- yang benar dan waktu kontrol pasien
gejala, komplikasi, yang dianjurkan kepada penderita
pengobatan yang benar dan hipertensi dengan bahasa yang mudah
waktu kontrol pasien yang dipahami.
dianjurkan.
2 - Rendahnya motivasi kontrol - Memberikan penyuluhan kepada
pasien lama hipertensi dan pasien hipertensi mengenai
banyaknya pasien yang telah bahayanya hipertensi yang tidak
lama menderita hipertensi terkontrol dan memotivasi mereka
sehingga menyebabkan pasien untuk melakukan kontrol rutin.
menjadi jenuh. - Memberikan kartu kontrol atau buku
- Kebanyakan pasien bekerja mini hipertensi sebagai pengingat
sehingga tidak memiliki kontrol dan pemantau perkembangan
waktu untuk control pengobatan kepada setiap pasien
hipertensi sehingga pasien dapat
meluangkan waktu khusus atau

26
megurus izin dari tempat kerja untuk
kontrol.
- Mengusulkan untuk tambahan
agenda lintas program, misal
konsultasi gizi terkait diet hipertensi
agar pasien lebih merasakan manfaat
kontrol rutin ke Puskesmas bukan
sekadar menebus obat saja.
3 Pendapatan masyarakat Berkoordinasi dengan kepala RT/lurah
sekitar yang dominan di setempat untuk mengusulkan bantuan
tingkat menengah ke bawah dana kepada masyarakat yang
memenuhi syarat dinsos/BKKBN

D. Prioritas Pemecahan Permasalahan

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Metode yang dapat dilakukan dalam

penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-

scoring. Kedua metode tersebut pelaksanaannya berbeda-beda dan pemilihannya

berdasarkan data yang tersedia. Dalam kegiatan PBL ini, prioritas pemecahan

masalah menggunakan metode PAHO-CENDES. Kriteria pemecahan masalah

menurut metode PAHO-CENDES yaitu :

a. Magnitude

1. Sangat tidak menyelesaikan masalah

2. Tidak menyelesaikan masalah

3. Cukup menyelesaikan masalah

4. Menyelesaikan masalah

5. Sangat menyelesaikan masalah

b. Vunerability

1. Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan

2. Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan

c. Importancy

27
1. Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah

2. Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah

3. Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah

4. Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah

5. Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah

d. Cost

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah

Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk

menentukan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut

menggunakan metode PAHO-CENDES (Tabel 1.19).

Tabel 1.19 Hasil Penentuan Prioritas Masalah dengan Menggunakan Metode


PAHO-CENDES.

Kriteria Nilai
Prioritas
No. Pemecahan Masalah Komposit
Ranking
M V I C MxVxCxI
1. Menambah SDM agar
petugas tidak melakukan
tugas rangkap sehingga
dapat memfokuskan pada 5 2 4 2 80 5
program yang dipegang dan
regitrasi pasien dapat
dilakukan dengan cepat.

2. Mengusulkan penambahan
peresepan obat
antihipertensi yang
3 2 4 2 48 6
diberikan menjadi untuk 30
hari sehingga memudahkan
pasien yang bekerja.

28
3. Memberikan penyuluhan
mengenai gejala-gejala,
komplikasi, pengobatan yang
benar dan waktu kontrol
pasien yang dianjurkan
kepada penderita hipertensi
5 2 5 3 150 1
dengan bahasa yang mudah
dipahami. Penyuluhan
diberikan untuk memberikan
pengetahuan serta memotivasi
pasien hipertensi untuk
melakukan kontrol.

4. Mengusulkan kerjasama
lintas program, yaitu
konsultasi gizi terkait diet
4 2 4 3 96 4
hipertensi agar pasien lebih
merasakan manfaat kontrol
rutin ke Puskesmas.
Memberikan kartu kontrol
5.
atau buku mini hipertensi
sebagai pengingat kontrol
kepada setiap pasien hipertensi
4 2 4 4 128 2
sehingga dapat meluangkan
waktu khusus atau megurus
izin dari tempat kerja untuk
kontrol.
6. Mengusulkan pemberian
bantuan dana kepada
3 2 5 1 30 7
masyarakat yang memiliki
sosial ekonomi kurang.

7 Membuat media promosi


seperti poster, leaflet serta
Xbanner mengenai
motivasi pentingnya
kontrol rutin pada pasien
5 2 4 3 120 3
Hipertensi yang ditempel di
lingkungan Puskesmas
maupun di tempat-tempat
umum di wilayah kerja
Puskesmas Basirih Baru

Dari sistem skoring diatas, didapatkan bahwa prioritas pemecahan masalah

yang dapat dilakukan yaitu promosi kesehatan dan pemberian kartu kontrol.

Pemecahan masalah pertama yaitu promosi kesehatan dilakukan dengan memberi

29
informasi kepada masyarakat tentang motivasi pentingnya kontrol hipertensi

menggunakan media promosi berupa leaflet dan poster sebagai alat bantu promosi

kesehatan mengenai gejala-gejala, komplikasi, pengobatan yang benar dan waktu

kontrol yang dianjurkan pada pasien Hipertensi di Puskesmas Basirih Baru.

Pemecahan masalah kedua yaitu dengan pemberian kartu kontrol kepada

perwakilan puskesmas Basirih Baru sehingga dapat diteruskan kepada pasien

hipertensi, yang berguna sebagai kartu pengingat pasien untuk memeriksakan diri.

Pada kartu kontrol ini memuat identitas pasien, kategori hipertensi, cara

mengendalikan hipertensi, tanggal pemeriksaan, tekanan darah saat pemeriksaan,

nama dan jumlah obat yang diberikan, dan tanggal kontrol kembali.

30
BAB II

TARGET, LUARAN DAN TUJUAN

A. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan

dan pembagian kartu kontrol.

B. Target dan Luaran

Berdasarkan rencana kegiatan yang disusun maka target luaran yang

diharapkan dalam pelaksanaan penyuluhan mengenai motivasi pentingnya kontrol

hipertensi dan pembagian kartu kontrol hipertensi yaitu untuk meningkatkan angka

kunjungan pasien lama hipertensi di masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan tentang penyakit hipertensi khususnya dalam gejala-gejala,

komplikasi, pengobatan yang benar dan waktu kontrol yang dianjurkan pada pasien

Hipertensi.

C. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan angka capaian kunjungan pasien lama hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Basirih Baru.

2. Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan dan motivasi pasien hipertensi pada masyarakat

dengan melihat hasil posttest yang lebih tinggi dari pretest.

31
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Model Pendekatan

Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini menggunakan model

pendekatan perubahan perilaku dengan cara metode penyuluhan secara langsung

dengan pendekatan kelompok, dengan metode diskusi dan tanya jawab,

menggunakan media power point dan leaflet sehingga dapat mendorong

peningkatan pengetahuan tentang hipertensi, mengubah perilaku, dan menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu PBL ini juga mengunakan metode

penyuluhan secara tidak langsung yaitu dengan media poster yang ditempel pada

dinding Puskesmas, Pos Kesehatan Kelurahan dan Posyandu Lansia dengan tujuan

untuk mencapai sasaran yang tidak dapat mengikuti penyuluhan secara langsung.

Pada kegiatan PBL ini juga dilakukan pembagian kartu kontrol yang diharapkan

dapat membantu dan sebagai pengingat untuk pasien lama hipertensi.

Metode penyuluhan secara langsung merupakan salah satu cara promosi kesehatan

dengan cara menerangkan materi yang disampaikan secara lisan dan tulisan

terhadap masyarakat padat penduduk di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru

menggunakan leaflet dan power point untuk membantu kelancaran pelaksanaan

kegiatan sehingga lebih mudah dipahami. Metode penyuluhan secara tidak

langsung dengan media poster yang dilakukan dalam PBL ini merupakan kegiatan

menerangkan suatu materi tertulis baik itu berupa gambar maupun tulisan yang

ditujukan untuk menarik perhatian banyak orang sehingga pesan yang disampaikan

dapat diterima orang lain dengan mudah. Sebelumnya akan dilaksanakan pretest

terlebih dahulu dan posttest setelah materi untuk mengetahui keberhasilan dari PBL

32
yang telah dilaksanakan dinilai dari adanya peningkatan nilai posttest dibandingkan

pretest. Kartu kontrol hipertensi merupakan salah satu bentuk pendokumentasian

pengukuran tekanan darah, kunjungan puskesmas dan pemberian obat serta

tanggal kontrol kembali yang bertujuan sebagai salah satu upaya self monitoring

hipertensi. Pemberian materi mengenai penyakit hipertensi, pelaksanaan pretest

dan posttest serta pembagian kartu kontrol akan dilaksanakan terhadap sasaran

yang dituju.

B. Sasaran

Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah kelompok masyarakat dengan

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru.

C. Lokasi Kegiatan

Kegiatan pembinaan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2022 di Pos

Kesehatan Kelurahan Basirih Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin. Waktu

pelaksanakaan kegiatan diusahakan tidak mengganggu dan merugikan sasaran.

D. Strategi/Metode Kegiatan

Strategi atau metode kegiatan yang dilakukan menggunakan metode secara

penyuluhan kelompok langsung dengan pemaparan materi disertai dengan diskusi

tanya jawab. Untuk mempermudah penyampaian materi dalam kegiatan ini

digunakan media berupa leaflet dan poster sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai pengetahuan dasar tentang penyakit hipertensi

serta memberikan memotivasi dan menjelasankan motivasi pentingnya kontrol

hipertensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan target masyarakat pasien lama dan

pasien baru hipertensi di Puskesmas Basirih Baru. Dalam pelaksanaan kegiatan

pembinaan pada masa pandemi COVID-19 ini juga tetap mengikuti protokol

33
kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yaitu dengan penggunaan masker,

mencuci tangan sebelum memasuki lokasi kegiatan, menjaga jarak antar individu,

serta membatasi jumlah peserta.

Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)
a.Tujuan: Melakukan tindakan promosi kesehatan dengan metode pemaparan

materi berkelompok, pembagian leaflet, diskusi, pelaksanaan pretest-postest

dan penyerahan poster kepada Kader Poskeskel serta penyerahan kartu kontrol

kepada Puskesmas Basirih Baru

b.Pembentukan panitia yang terdiri dari dokter pembimbing, petugas pemegang

program PTM Hipertensi dan dokter muda Puskesmas Basirih Baru.

c. Menentukan sasaran kegiatan: masyarakat yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru.

d.Menyusun materi, yaitu:

- Definisi dan penyebab penyakit Hipertensi

- Faktor – faktor yang menyebabkan Hipertensi

- Tanda dan Gejala penyakit Hipertensi

- Tanda Bahaya dan Komplikasi penyakit Hipertensi

- Perubahan gaya hidup sehat

- Motivasi pentingnya kontrol sesuai waktu yang dianjurkan.

- Pengobatan penyakit Hipertensi dan Efek samping obat hipertensi

e. Metode penyampaian: pemaparan materi dengan media poster, leaflet dan

powerpoint.

f. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan : Rabu, 26 Januari 2022.

g.Menentukan pemberi penyuluhan : Dokter muda

34
h.Menentukan perangkat atau alat bantu yang diperlukan: Proyektor, LCD,

Lembar pretest, lembar posttest, poster, leaflet serta kartu kontrol hipertensi

i. Menentukan tempat kegiatan : Pos Kesehatan Kelurahan

Basirih

j. Menentukan sumber pendanaan : Dana mandiri

2. Organizing

a. Pembimbing I : dr. Farida Heriyani, MPH

b. Pembimbing II : dr. Saidah Khalisa

c. Pengelola Program PTM Hipertensi : Eka Fitria S, Amd.Kep

d. Ketua Pelaksana : Reynaldo Gazali, S.Ked

e. Seksi Acara dan Perlengkapan : Puteri Dayana, S.Ked

f. Seksi Konsumsi : Reynaldo Gazali, S.Ked

g. Seksi Dokumentasi : Marlin Berliannanda, S.Ked

dr. Sismiyati
(Kepala Puskesmas Basirih Baru)

dr. Farida Heriyani, MPH


Eka Fitria S, Amd. Kep
(Dokter Pembimbing I)
(Pengelola Program PTM
dr. Saidah Khalisa
Hipertensi)
(Dokter Pembimbing II)

Reynaldo Gazali, S.Ked


(Ketua Pelaksana)

Puteri Dayana, S.Ked Marlin Berliannanda,


Reynaldo Gazali, S.Ked
(Seksi Acara dan S.Ked
(Seksi Konsumsi)
Perlengkapan) (Seksi dokumentasi )

Gambar 3. 1 Susunan Kepanitiaan Kegiatan Pembinaan

35
3. Actuating

a. Penyelenggara : Dokter Muda Puskesmas Basirih Baru bersama pemegang

Program PTM Hipertensi Puskesmas Basirih Baru.

b. Pelaksana : Dokter Muda Puskesmas Basirih Baru.

c. Sasaran : Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah pasien lama

dan pasien baru hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Basirih Baru Banjarmasin sebanyak 32 orang.

d. Materi :

- Definisi dan penyebab penyakit Hipertensi

- Faktor – faktor yang menyebabkan Hipertensi

- Tanda dan Gejala penyakit Hipertensi

- Tanda Bahaya dan Komplikasi penyakit Hipertensi

- Pengendalian dan Pengobatan Hipertensi

- Motivasi pentingnya kontrol sesuai waktu yang

dianjurkan.

e. Waktu kegiatan : Tanggal 26 Januari 2022 pukul 10.00 WITA- selesai

f. Tempat : Pos Kesehatan Kelurahan.

g. Dana : Dana mandiri

h. Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini terdiri dari beberapa

sesi. Sesi pertama yaitu pengisian pretest atau sebelum

pemberian materi. Sesi kedua, yaitu penyampaian materi,

diskusi tanya jawab. Sesi ketiga ialah pengisian posttest.

Sesi terakhir yaitu penyerahan poster kepada Kader

Poskeskel.

36
4. Evaluasi (Controlling)

a. Jangka pendek

Meningkatnya motivasi, pengetahuan dasar dan pemahaman mengenai

penyakit dan motivasi pentingnya kontrol penyakit hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru berdasarkan peningkatan nilai posttest dibandingkan

nilai pretest.

b. Jangka menengah

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas

bila memiliki hipertensi.

c. Jangka Panjang

Meningkatnya angka kunjungan pasien lama hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru.

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Kemudian data

yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk deskriptif. Apakah terdapat

peningkatan pengetahuan terkait pengetahuan dasar dan pemahaman mengenai

penyakit hipertensi dan motivasi pentingnya kontrol penyakit hipertensi setelah

diberikan penyuluhan pada masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin.

37
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan

Pada perencanaan, proses kegiatan terdiri dari pengajuan kegiatan dan

permohonan izin kepada Puskesmas Basirih Baru, diskusi dengan dokter

pembimbing puskesmas, serta pegawai puskesmas yang menjadi petugas pemegang

program PTM Hipertensi.

Kendala yang dihadapi selama proses perencanaan ini adalah penentuan tempat

pelaksanaan penyuluhan serta waktu penyuluhan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan

penyuluhan di era pandemi memerlukan area yang cukup luas untuk menampung

peserta dan pemateri dengan tetap mengikuti protokol COVID-19 serta waktu

pelaksanaan yang sesuai agar tidak mengganggu jadwal kegiatan aktivitas

masyarakat serta diperlukan penyesuaian berdasarkan jadwal kegiatan puskesmas

sehingga tidak menggangu kegiatan puskesmas.

2. Pengorganisasian

Pada pengorganisasian, dilakukan kerjasama dengan dokter pembimbing

puskesmas, pemegang program PTM Hipertensi Puskesmas Pemurus Basririh

Baru, serta kader Poskeskel agar dapat mengidentifikasi permasalahan dengan baik

dan mendukung diadakannya kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Pemurus Basirih Baru. Pada proses pengorganisasian

kepanitiaan tidak ada kendala yang berarti, karena kerjasama antar panitia

pelaksana, dokter pembimbing, pemegang program PTM Hipertensi dan kader

38
Poskeskel terjalin dengan baik dan sangat mendukung kegiatan penyuluhan dan

pemberian kartu kontrol ini.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan PBL berupa penyuluhan tentang definisi, faktor

penyebab, gejala, tanda bahaya, komplikasi, pengobatan, gaya hidup sehat dan

motivasi pentingnya kontrol. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengisian lembar

pretest dan posttest, penyampaian materi, yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dan

tanya jawab, penyerahan poster kepada kader Poskeskel dan penyerahan kartu

kontrol kepada Puskesmas Basirih Baru.

Kegiatan dilaksanakan di Puskeskel Basirih Banjarmasin pada tanggal 26

Januari 2022 pukul 09.30 – 11.00 WITA dengan kapasitas tempat pelaksanaan

pelaksanaan cukup menampung peserta, sehingga pelaksanaan kegiatan tetap

mematuhi protokol kesehatan social distancing terkait pandemi COVID 19.

Pada tahap awal pelaksanaan, peserta mengisi daftar hadir dan mendapatkan

bingkisan dari dokter muda kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dan

perkenalan dokter muda, setelah itu pengisian lembar pretest oleh semua peserta.

Selanjutnya, dilakukan penyampaian materi dengan durasi 30 menit mengenai

penyakit hipertensi menggunakan media powerpoint yang ditampilkan dan leaflet

yang dibagikan kepada peserta untuk membantu melancarkan pelaksanaan kegiatan

sehingga lebih mudah dipahami. Para peserta terlihat memerhatikan setiap materi

yang disampaikan. Kemudian dilanjutkan sesi diskusi yang berjalan dengan baik,

terlihat dari peserta yang aktif bertanya terkait materi. Setelah itu peserta

mengerjakan posttest, penutupan, diakhiri doa, kemudian acara dilanjutkan dengan

39
penyerahan poster kepada kader Puskeskel dan penyerahan kartu kontrol kepada

perwakilan Puskesmas Basirih Baru.

a. Gambaran Karakteristik Peserta Penyuluhan

Dalam kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru, peserta yang mengikuti penyuluhan adalah pasien lama

dan pasien baru hipertensi yang berjumlah 32 orang.

Tabel 4. 1 Distribusi Peserta Kegiatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Persentase (100%)
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

Tidak Sekolah 7 22
Tidak Tamat SD 6 19
Tamat SD 18 56
Tamat SMP/MTs 1 3
Tamat SMA/SMK 0 0
Tamat Perguruan Tinggi 0 0

Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa masyarakat

dengan tingkat pendidikan terakhir SD menjadi peserta terbanyak dengan jumlah

18 orang (56%) dan tidak didapati masyarakat dengan tingkat pendidikan

SMA/SMK ataupun Peguruan Tinggi dari seluruh peserta pada penelitian ini. Yang

menunjukkan mayoritas peserta berpendidikan rendah.

b. Gambaran Hasil Penyuluhan

Pada kegiatan ini, dilakukan pretest mengenai definisi, penyebab, gejala, waktu

pemeriksaan, pengobatan, gaya hidup sehat dan komplikasi penyakit hipertensi

sebelum pemberian materi serta posttest setelah pemberian materi.

Pada pelaksaan pretest dan posttest setelah pemberian materi melalui kuisioner

didapatkan hasil seperti tabel 4.2 mengenai perbandingan nilai pretest dan posttest

guna mengetahui tingkat keberhasilan pembinaan.

40
Tabel 4. 2 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Peserta Kegiatan
Nilai Pre test % Posttest %
100 0 0% 3 9%
90 1 3% 10 32%
80 1 3% 12 38%
70 6 19% 3 9%
60 3 9% 2 6%
50 7 22% 2 6%
40 8 25% 0 0%
30 4 13% 0 0%
20 1 3% 0 0%
10 1 3% 0 0%
0 0 0% 0 0%
Total 32 100% 32 100%
Rerata 49,68 80,93

Distribusi jawaban salah pretest dan posttest


30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pretest Posttest

Gambar 4.1 Distribusi Jawaban Salah Pretest dan Posttest Peserta Penyuluhan

Berdasarkan gambar di atas, jawaban salah terbanyak pretest adalah pada

nomor soal 6 sebanyak 24 orang, dan nomor soal 10 sebanyak 23 orang, yang

membahas tentang waktu pemeriksaan dan komplikasi Hipertensi.

Data diuji statistik menggunakan software IBM SPSS Statistics 25 untuk

melihat adanya perbedaan dari suatu kelompok yaitu sebelum dan sesudah

menerima penyuluhan. Data yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk

deskriptif dengan dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-

41
Wilk untuk mengetahui sebaran data karena jumlah subjek penelitian <50. Hasil uji

Saphiro-Wilk untuk pretest dan posttest dalam bentuk soal tertulis berturut- turut

sebesar p=0,352 dan p=0,004. Disimpulkan sebaran data pretest normal sedangkan

posttest tidak terdistribusi normal karena p < 0,05 seperti terlihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Uji Saphiro-Wilk

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST ,149 32 ,067 ,964 32 ,352
POSTEST ,252 32 ,000 ,884 32 ,002
a. Lilliefors Significance Correction

Setelah melakukan uji normalitas menggunakan uji Saphiro- Wilk didapatkan

data posttest yang tidak terdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan analisis

data menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui terjadinya perubahan tingkat

pengetahuan setelah diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 0a ,00 ,00

Positive Ranks 30b 15,50 465,00


POSTEST - PRETEST
Ties 2c

Total 32

a. POSTEST < PRETEST


b. POSTEST > PRETEST
c. POSTEST = PRETEST

Test Statisticsa

POSTEST -
PRETEST

Z -4,801b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

42
Negative rank didapatkan 0 data yang artinya perubahan nilai pretest menjadi

nilai posttest tidak ada menunjukkan hasil penurunan nilai, sedangkan Positive

rank didapatkan 30 data yang artinya ada 30 orang yang menunjukkan peningkatan

nilai dari pretest ke posttest. Mean rank pada positive rank sebesar 15.50 yang

berarti kenaikan nilai dari pretest ke posttest sebesar 15.50.

Hasil uji ini didapatkan ranking seluruh nilai posttest lebih tinggi daripada nilai

pretest dengan nilai p=0,000 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan

karena p<0,05 seperti pada tabel 4.4. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa penyuluhan mengenai Hipertensi kepada masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Basirih Baru berhasil.

B. Pembahasan

1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dukungan pemegang program PTM Hipertensi dari

puskesmas sangat mempengaruhi kelancaran dari suatu kegiatan. Pihak puskesmas

sangat mendukung terlaksananya kegiatan ini dengan harapan dapat menurunkan

angka hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru. Bantuan dan dukungan

dari pihak puskesmas terutama kerjasama dengan bagian PTM Hipertensi sangat

penting untuk terlaksananya program penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan

pembagian kartu kontrol. Penyuluhan ini dapat dilaksanakan dengan saling

bekerjasama bersama dengan para staf, pegawai dan kader Puskesmas Basirih Baru.

Tahap perencanaan ini mencakup kegiatan-kegiatan perumusan masalah sampai

dengan pengumpulan data.

43
Satu minggu sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan, dilakukan survei

menggunakan kuesioner yang ditujukan pada masyarakat pada penduduk. Hal ini

dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga dapat dilakukan perumusan

masalah. Survei dilakukan pada 23 responden yang terdiri dari 20 responden

eksternal yaitu pasien lama hipertensi dan 3 responden internal yaitu dokter umum,

pemegang program serta petugas loket di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru

pada tanggal 20 Januari 2022.

Survei mendapati responden terbanyak ialah usia produktif atau responden

dengan usia 15 – 40 tahun yaitu sebanyak 13 orang (65%), kemudian responden

dengan usia 40 – 59 tahun yaitu sebanyak 4 orang (20%), sedangkan responden

dengan usia lansia atau usia di atas 59 tahun sebanyak 3 orang (15%). Survei

mendapati jenis kelamin responden terbanyak ialah perempuan yaitu sebanyak 15

orang perempuan (75%) dan responden laki – laki sebanyak 5 orang (25%).

Survei mendapati responden terbanyak ialah reponden yang bekerja yaitu

sebanyak 14 orang (70%) dan reponden tidak bekerja 6 (30%). Survei medapati

responden terbanyak ialah reponden dengan Pendidikan terakhir tamat SMP/Mts

sebanyak 6 orang (30%), diikuti tamat SD sebanyak 5 orang (25%), diikuti tamat

SMA sebanyak 4 orang (20%), tamat perguruan tinggi sebanyak 3 orang (15%),

dan diikuti tidak tamat SD sebanyak 1 orang (5%) dan tidak sekolah 1 orang (5%).

Survei mendapati responden terbanyak ialah responden dengan motivasi

Kontrol yang rendah yaitu sebanyak 13 orang (65%) sedangkan responden dengan

motivasi kontrol tinggi sebanyak 7 orang (35%). Survei mendapati responden

terbanyak ialah responden dengan nilai dukungan keluarga yang tinggi yaitu

sebanyak 14 orang (70%) sedangkan responden dengan nilai dukungan keluarga

44
yang rendah sebanyak 6 orang (30%). Survei mendapati responden terbanyak yaitu

tingkat pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (65%) sedangkan tingkat

pengetahuan tinggi sebanyak 7 orang (35%). Survei mendapati responden yang

jarak rumahnya < 500 m yaitu sebanyak 8 orang (40%), sedangkan untuk responden

yang jarak rumahnya 500 m – 1 km yaitu sebanyak 5 orang (25%), sedangkan untuk

responden yang jarak rumahnya > 1 km sebanyak 7 (35%). Survei mendapati

responden terbanyak ialah responden dengan komunikasi dan informasi yang

efektif oleh tenaga kesehatan yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang (75%) sedangkan

untuk respoden dengan komunikasi dan informasi yang efektif oleh tenaga

kesehatan yang rendah sebanyak 5 orang (25%). Survei mendapati responden

terbanyak ialah responden dengan pendapatan dibawah Upah Minimum Regional

(UMR Banjarmaisn) atau kurang dari 2,9 Juta Rupiah yaitu sebanyak 12 orang

(60%) diikuti oleh Responden dengan diatas UMR atau lebih dari 2,9 Juta Rupiah

sebanyak 8 orang (40%). Survei mendapati responden terbanyak ialah responden

dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Mandiri sebanyak 16 orang (80%) dan

responden dengan pembiayaan umum sebanyak 4 orang (28%) sedangkan

pembiayan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yaitu sebanyak 0 orang. Survei mendapati

responden terbanyak ialah responden yang telah menderita hipertensi selama lebih

dari 5 tahun sebanyak 6 orang (30%), diikuti yang telah menderita hipertensi 3 – 5

tahun sebanyak 5 orang (25%), 1 – 3 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan yang

menderita hipertensi kurang dari 1 tahun sebanyak 4 orang (20%). Survei

mendapati responden terbanyak ialah responden yang tinggal bersama keluarga

sebanyak 20 orang (100%).

45
Berdasarkan hasil survei didapatkan permasalahan yaitu dari segi eksternal dan

internal. Dari segi eksternal terdiri dari motivasi kontrol, kurangnya pengetahuan,

tingkat pendidikan yang rendah, kesibukan karena bekerja, serta pendapatan yang

kurang atau dibawah UMR, dan pasien yang menderita hipertensi yang lama

membuat pasien jenuh untuk berobat pada pasien lama hipertensi, sedangkan dari

segi internal terdiri dari kurangnya penyuluhan yang menekankan mengenai

motivasi pentingnya kontrol rutin pada pasien lama hipertensi serta pembagian

kartu kontrol pasien hipertensi, SDM dari pemegang program juga memilki tugas

yang rangkap sehingga memiliki tugas yang banyak sehingga tidak dapat

menjalankan program PTM hipertensi secara maksimal dan petugas loket yang

hanya terdapat 1 orang sehingga membuat petugas loket kekurangan orang dalam

melayani pasien

2. Pengorganisasian

Panitia penyuluhan telah melakukan tugasnya sesuai dengan porsi

masingmasing. Kendala yang didapatkan dalam penyuluhan ini terdapat di masalah

perorganisasian dimana jumlah orang yang terlibat sangat sedikit. Hal ini

menyebabkan kesulitan dalam pembagian tugas. Akan tetapi, panitia sangat

terbantu dengan kebijakan puskesmas yang mendukung kegiatan ini dengan

membantu perizinan yang ada, sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik dan

membantu dalam menyampaikan kontak pasien sehingga kegiatan dapat terlaksana

dengan lancar.

3. Pelaksanaan

Pada kegiatan ini dilakukan pengisian lembar kuesioner, pretest dan posttest,

penyampaian materi tentang penyakit hipertensi dan motivasi pentingnya kontrol

46
hipertensi, serta sesi diskusi, tanya jawab dan pembagian kartu kontrol pasien

hipertensi. Ada kendala seperti pada ruang Poskeskel tidak tersedia meja lipat

sehingga sedikit sulit untuk mengerjakan pretest maupun posttest dan banyaknya

responden yang susah membaca karena Pendidikan maupun tidak mampu membaca

tulisan. Namun, pretest dan posttest tersebut tetap dapat dikerjakan. Dapat

disimpulkan bahwa, pelaksanaan kegiatan PBL berupa penyuluhan penyakit

hipertensi dan motivasi pentingnya kontrol hipertensi secara keseluruhan berjalan

lancar.

4. Evaluasi

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, tidak didapatkan nilai maksimal 100 pada pretest

(0%), dan pada posttest sebanyak 3 orang (9%). Nilai 90 pada pretest sebanyak 1

orang (3%), sedangkan posttest sebanyak 10 orang (32%). Responden yang

mendapat nilai 80 pada pretest sebanyak 1 orang (3%), sedangkan posttest sebanyak

12 orang (38%). Responden yang mendapat nilai 70 pada pretest ada 6 (19%),

sedangkan posttest sebanyak 3 orang (9%). Responden yang mendapat nilai 60 pada

pretest sebanyak 3 orang (9%), sedangkan pada posttest sebanyak 2 orang (6%).

Responden yang mendapat nilai 50 pada pretest 7 orang (22%), sedangkan posttest

sebanyak 2 orang (6%). Responden yang mendapat nilai 40 pada pretest sebanyak

8 orang (25%), sedangkan posttest sebanyak 0 orang (0,0%). Responden yang

mendapat nilai 30 pada pretest sebanyak 4 orang (12%), sedangkan posttest

sebanyak 0 orang (0,0%). Responden yang mendapat nilai 20 pada pretest sebanyak

1 orang (3,%), sedangkan posttest sebanyak 0 orang (0,0%). Responden yang

mendapat nilai 10 pada pretest sebanyak 1 orang (3%), sedangkan posttest sebanyak

0 orang (0,0%). Nilai terendah pada pretest adalah 10, sedangkan pada posttest

47
adalah 50. Nilai tertinggi pada pretest adalah 90, sedangkan pada posttest adalah

100 dari skala nilai 100. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan adanya

peningkatan pengetahuan responden berdasarkan nilai rerata posttest (80,93 dari

skala 100) dari nilai pretest (49,68 dari skala 100). Hal ini menunjukkan rata-rata

peserta telah menjawab 80,93% pertanyaan posttest dengan benar. Nilai posttest

pada peserta yang cukup tinggi menjadi gambaran bahwa penyuluhan dapat

dikatakan berhasil.

Kemudian data diatas dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Hasil

uji normalitas data, pada data pretest dan posttest dalam bentuk soal tertulis

berturut- turut sebesar p=0,352 dan p=0,004, sehingga disimpulkan pada data

posttest didapatkan nilai p<0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal.

Kemudian karena data yang didapatkan tidak terdistribusi normal maka dilakukan

analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan didapatkan hasil p=0,000. Dari uji ini

menunjukkan hasil yang bermakna tingkat pengetahuan antara sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan dengan nilai p<0,05. Dengan demikian menunjukan

terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Hipertensi dan

motivasi pentingnya kontrol rutin penderita Hipertensi.

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan pemberian penyuluhan bermanfaat

untuk masyarakat. Penyuluhan ini memiliki kelebihan yaitu, media yang digunakan

tidak hanya menggunakan leaflet yang dibagi kepada masyarakat, tetapi disertai

dengan powerpoint yang membuat peserta penyuluhan mendapatkan penjelasan

lebih jelas, pemberian poster agar bisa diletakkan di Poskeskel dan Puskesmas, serta

pembagian kartu kontrol pasien hipertensi. Penyuluhan dilakukan pada waktu dan

tempat yang telah diagendakan sehingga masyarakat lebih fokus dalam menerima

48
informasi yang disampaikan, ditambah lagi dengan keikutsertaan Kader dalam

penyuluhan yang diharapkan dapat mendukung tujuan untuk meningkatkan angka

kontrol pada pasien hipertensi, Setelah dilakukan penyuluhan juga bertepatan

dengan jadwal pelayanan pengobatan di Pos Kesehatan Kelurahan dan antusias

masyarakat untuk memeriksakan tekanan darahnya menjadi meningkat.

49
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis situasi dan wawancara pra-kegiatan yang dilakukan,

permasalahan utama yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit

Hipetensi serta rendahnya motivasi kontrol pada penderita Hipertensi yang

disebabkan dari faktor internal dan eskternal. Pada tanggal 26 Januari 2022 telah

dilaksanakan kegiatan penyuluhan terkait penyakit Hipertensi serta motivasi

pentingnya kontrol rutin untuk penderita Hipertensi kepada masyarakat yang

dilakukan di Pos Kesehatan Kelurahan Basirih dengan jumlah peserta sebanyak 32

orang. Penyuluhan menggunakan media presentasi powepoint, pembagian leaflet

dan poster yang berisi informasi mengenai penyakit hipertensi dan motivasi untuk

kontrol rutin pada peserta yang datang ke penyuluhan, serta pembagian kartu

kontrol untuk pasien hipertensi. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan didapatkan

peningkatan pengetahuan peserta kegiatan tentang penyakit Hipertensi dan

motivasi pentingnya kontrol rutin untuk penderita Hipertensi yang dinilai melalui

posttest dengan rerata nilai 80,93 yang lebih tinggi dari dibandingkan rerata nilai

pretest 49,68. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa terdapat perubahan

bermakna tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan

mengenai penyakit Hipertensi dan motivasi pentingnya kontrol rutin untuk

penderita Hipertensi sehingga kegiatan penyuluhan ini dapat dikatakan berhasil.

50
B. Saran

Saran penulis bagi Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Meneruskan penggunaan kartu kontrol pasien hipertensi sebagai media

pengingat kepada setiap pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Basirih

Baru.

2. Melakukan kegiatan penyuluhan berkala baik di dalam gedung maupun lintas

program pada kegiatan luar gedung, yakni dengan menambah program

konsultasi diet hipertensi sehingga pasien merasakan manfaat yang lebih dari

melakukan kontrol rutin ke Puskesmas, dan tujuan kontrol ke Puskesmas bukan

hanya untuk menebus obat.

3. Membuat media promosi seperti poster dan Xbanner mengenai motivasi

pentingnya kontrol rutin pada pasien Hipertensi yang ditempel di lingkungan

Puskesmas maupun di tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas

Basirih Baru.

4. Melakukan penyuluhan penyakit Hipertensi serta motivasi pentingnya kontrol

rutin pada pasien Hipertensi dengan melibatkan kader, serta memberikan

motivasi kepada kader dalam menjalankan tugasnya

5. Menambah jumlah SDM agar setiap petugas kesehatan dapat fokus pada

masing masing program yang dipegang.

Saran penulis bagi Dinas Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin agar meningkatkan frekuensi evaluasi

terhadap pelaksanaan Program PTM Hipertensi di Puskesmas.

51
2. Dinas Sosial/BKKBN dapat mempercepat pemberian bantuan dana kepada

masyarakat yang memenuhi syarat agar masyarakat yang belum memiliki JKN

dapat mendaftarkan diri ke JKN.

52
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Laporan RISKESDAS Nasional 2018. Jakarta;


2018.

2. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Selatan Tahun 2020. Banjarmasin; 2020.

3. Darnindro N, Sarwono J. Prevalensi ketidakpatuhan kunjungan kontrol pada


pasien hipertensi yang berobat di rumah sakit rujukan primer dan faktor-faktor
yang memengaruhi. Vol. 4, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2017. p. 123–7.

4. Tisna N. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien


dalam Minum Obat Antihipertensi di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang
Selatan Propinsi Banten. 2019.

5. Ardiansyah. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan Pasien


Penderita Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSU H. Adam Malik Medan.
2018.

6. Niven N. Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat & Profesional


Kesehatan Lain / Neil Niven; Alih Bahasa Agung Walu. Jakarta: SGC; 2012.

7. Friedman MM. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori & Praktik Ed.5.
EGC. 2010. http://dutailmu.co.id/product45634-buku-ajar-keperawatan-
keluarga-riset-teori--praktiked5.html#.WdxTOVtL9pg.

8. Pages-Puigdemont N, Masip M. Patient’s perspective of medication adherence


in chronic conditions: a qualitative study. Advances in Therapy. 2016;1740–54.

9. Fitria A. Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi pada


Lansia di Puskesmas Patingallong Kota Makassar. 2019.

10. Listiana D, Effendi, Saputra Y. E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan


kepatuhan penderita hipertensi dalma menjalani pengobatan di Puskesmas
Karang Dapo Kabupaten Muratara. 2020.

11. Emiliana N, Fauziah M, Hasanah I, Fadillah. Analisis kepatuhan kontrol


berobat pasien hipertensi rawat jalan pada pengunjung Puskesmas Pisangan
tahun 2019. Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat. 2021. p.
119–32.

12. Violita F. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Segeri. Universitas Hasanudin; 2015.

53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan

SURAT PERNYATAAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk


ikut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Profesi Dokter Universitas Lambung Mangkurat dengan judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Pasien Lama
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin”. Tanda tangan
saya menunjukkan bahwa saya diberi informasi dan memutuskan untuk
berartisipasi dalam survei penelitian ini.

Banjarmasin, 21 Januari 2022

Responden,

(…………………………….)

54
Lampiran 2. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Dokter Puskesmas

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya
dan sejujur-jujurnya.
D. Jawablah secara runtut, singkat, dan jelas.
E. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda checklist pada
kolom yang disediakan.
F. Hasil survei ini tidak akan dipublikasikan dan dijaga kerahasiaannya.
1. Identitas Tenaga Kesehatan
B. Nama :
C. Jabatan :
D. Pendidikan :
B. Pertanyaan Untuk Dokter

No. Pertanyaan Ya Tidak


Apakah anda selalu menjelaskan/ memberikan
1 konseling edukasi informasi tentang penyakit
hipertensi?
Apakah anda memberikan penjelasan mengenai cara
2
meminum obat dengan jelas?
Apakah anda selalu mengingatkan pasien untuk
3
periksa ulang (kontrol) tekanan darah secara teratur?
Apakah anda selalu menyampaikan bahayanya tidak
4
meminum obat secara teratur pada pasien?
Apakah anda selalu menyampaikan kemajuan yang
5
pasien peroleh selama melakukan pengobatan?
Apakah anda sudah menjelaskan pola hidup sehat
6
untuk pasien Hipertensi?

7. Berapa banyak jumlah obat untuk satu jenis obat yang diresepkan kepada
pasien hipertensi setiap kali kunjungan?
8. Apa saja indikasi pasien memerlukan obat hipertensi lebih dari satu jenis?
9. Apa saja pilihan obat antihipertensi yang tersedia di Puskesmas Basirih Baru?

55
Lampiran 3. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Pemegang Program PTM Hipertensi

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


e. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya
dan sejujur-jujurnya.
f. Jawablah secara runtut, singkat, dan jelas.
g. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda checklist pada
kolom yang disediakan.
h. Hasil survei ini tidak akan dipublikasikan dan dijaga kerahasiaannya.
A. Identitas Tenaga Kesehatan
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Pendidikan :
B. Pertanyaan Untuk Pemegang Program PTM Hipertensi

1. Apakah anda memiliki tugas rangkap yang lain selain sebagai petugas
program Hipertensi?
Jawab:
2. Mengapa anda memiliki tugas rangkap tersebut?
Jawab:
3. Apakah anda mendapat kendala dan beban dalam tugas rangkap tersebut?
Jawab:
4. Apakah pernah dilakukan penyuluhan atau promosi kesehatan tentang
hipertensi kepada masyarakat?
Jawab:
5. Apakah ada program untuk meningkatkan kunjungan atau kontrol pasien
lama penderita Hipertensi?
Jawab:

56
Lampiran 4. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Petugas Administasi

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya
dan sejujur-jujurnya.
4. Jawablah secara runtut, singkat, dan jelas.
5. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda checklist pada
kolom yang disediakan.
6. Hasil survei ini tidak akan dipublikasikan dan dijaga kerahasiaannya.

A. Identitas
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Pendidikan :

B. Pertanyaan Untuk Petugas Administrasi

1. Bagaimana proses registrasi pasien di loket?


Jawab:

2. Berapa lama estimasi waktu penyelesaian administrasi dalam registrasi


pasien?
Jawab:

3. Apa saja kendala/hambatan dalam penyelesaian registrasi pasien?


Jawab:

57
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Kuesioner) Masyarakat

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
KUNJUNGAN PASIEN LAMA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN

Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan
sejujur-jujurnya.
2. Jawablah secara runtut, singkat, dan jelas.
3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda checklist pada kolom
yang disediakan.
4. Hasil survei ini tidak akan dipublikasikan dan dijaga kerahasiaannya.

2. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Tanggal lahir/Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Status Perkawinan :
5. Alamat :
6. Jenis Kepesertaan : □ Umum □ KIS □ BPJS
7. Pekerjaan :
PNS Petani/Buruh
Pegawai Swasta Tidak bekerja
Pedagang Lain-lain….
8. Jarak Tempat Tinggal ke Puskesmas :
≤ 500 m 500 m – 1km > 1 km
9. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah :
Ada, Jumlah …. Orang Tidak ada
10. Ekonomi Keluarga :

Jumlah anggota keluarga


Jumlah pendapatan keluarga √
yang dinafkahi
< Rp. 2.918.226
(UMR Kota Banjarmasin 2021)

58
> Rp. 2.918.226
(UMR Kota Banjarmasin 2021)

11. Tingkat Pendidikan Terakhir :


No Tingkat Pendidikan √
1 Tidak Sekolah
2 Tidak Tamat SD
3 Tamat SD
4 Tamat SMP/MTs
5 Tamat SMA/SMK
6 Tamat Perguruan Tinggi

12. Mengetahui terdiagnosis Hipertensi (Tekanan darah tinggi) sejak:


<1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun

B. PERTANYAAN

1. Tingkat Pengetahuan

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pengetahuan anda.

No. Pertanyaan Benar Salah


Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana tekanan
1
darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg
Penyakit hipertensi selalu disertai keluhan dan gejala
2 seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar,
penglihatan kabur dan mudah lelah
Faktor pencetus hipertensi yang tidak dapat dicegah
3
atau tidak dapat diubah adalah kebiasaan merokok
4 Hipertensi mempengaruhi fungsi jantung dan ginjal
Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat-obatan dari
5
dokter
Obat antihipertensi diminum terus menerus dalam
6
jangka waktu yang panjang
Penderita hipertensi diharuskan melakukan kontrol
7
ulang ke dokter untuk mengambil obat
Penderita hipertensi diharuskan mengontrol tekanan
8
darah setiap bulan
Obat hipertensi bisa dibeli sesuai keinginan sendiri di
9
toko obat
Aktifitas fisik seperti senam aerobik dan jalan cepat
10
secara rutin dapat menurunkan tekanan darah

59
2. Motivasi Kontrol

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pengetahuan anda.

Jawaban
No Pertanyaan
Setuju Tidak Setuju
Saya merasa perlu untuk memeriksakan diri ke
11.
Puskesmas
12. Saya merasa lebih baik jika mematuhi anjuran dokter
Rutin berobat tidak akan membuat tekanan darah saya
13.
stabil
14. Berobat ke Puskesmas merepotkan bagi Saya

15. Saya merasa perlu minum obat sesuai anjuran dokter


Saya merasa lebih baik jika mengkonsumsi obat dari
16.
dokter
Saya merasa tidak perlu menghabiskan obat dari
17.
dokter
Saya merasa jika saya minum obat hanya
memberikan efek samping kepada saya.
Setelah obat habis saya merasa perlu melakukan
pemeriksaan di Puskesmas untuk kontrol tekanan
darah?

*jika tidak sebutkan alasan: (lingkari jawaban)


a. Tidak merasa adanya keluhan
18.
b. Lupa mengingat waktu kontrol
c. Memiliki kesibukan lain, contoh: Bekerja
d. Melakukan pengobatan alternatif/ minum obat
tradisional
e. Takut bahaya efek samping obat
f. Takut mengunjungi fasilitas kesehatan karena
adanya pendemi Covid-19
g. Lain-lain, …

60
3. Dukungan Keluarga

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pengetahuan anda.

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
19. Apakah keluarga anda menyarankan anda untuk
melakukan kontrol tekanan darah?
20. Apakah keluarga anda mengingatkan anda untuk
kontrol tekanan darah?
21. Apakah keluarga menegur anda, bila anda tidak
atau lupa dalam melakukan kontrol tekanan
darah?
22. Apakah keluarga anda membantu segala
pembiayaan kontrol tekanan darah anda?
23. Apakah keluarga anda selalu mengantarkan anda
untuk melakukan kontrol tekanan darah?

4. Peran Tenaga Kesehatan

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pengetahuan anda.

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
24. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
apoteker) pernah menjelaskan/ memberikan
penyuluhan tentang penyakit yang anda derita?

25. Apakah petugas kesehatan mendengarkan keluhan


serta memberikan penjelasan mengenai penyakit
anda dan cara meminum obat dengan jelas?

26. Apakah petugas kesehatan selalu mengingatkan


anda untuk periksa ulang (kontrol) tekanan darah
secara teratur?

27. Apakah petugas kesehatan pernah menyampaikan


bahayanya tidak minum obat secara teratur?

28. Apakah petugas kesehatan menanyakan kemajuan


yang anda peroleh selama melakukan pengobatan?

61
Lampiran 6. Kuesioner Dokter Puskesmas

62
Lampiran 7. Kuesioner Pemegang Program PTM Hipertensi

63
Lampiran 8. Kuesioner Petugas Administrasi

64
Lampiran 9. Kuesioner Masyarakat

65
66
67
68
Lampiran 10. Absen Kehadiran Penyuluhan PBL

69
70
Lampiran 11. Lembar Informed Consent Penyuluhan

71
Lampiran 12. Lembar Pre-test

72
Lampiran 13. Lembar Post-test

73
Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan PBL

74
Lampiran 15. Powerpoint untuk Penyuluhan

75
Lampiran 16. Poster Materi

76
Lampiran 17. Leaflet Materi

77
Lampiran 18. Kartu Kontrol

78

Anda mungkin juga menyukai