Anda di halaman 1dari 45

MINI PROJECT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP


PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA
JAMBI TAHUN 2021

Disusun Oleh:
dr. Amanda Ratih Rhamanissa Z
dr. Yogi Indra
dr. Khalisha Badriani

Pendamping:
dr. Hj. Raodah

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


PPSDM KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN
KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS PAKUAN BARU KECAMATAN JAMBI SELATAN
KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Mini Project

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP PENYAKIT


HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKUAN BARU JAMBI TAHUN 2021

Disusun Oleh :

dr. Amanda Ratih Rhamanissa Z


dr. Yogi Indra
dr. Khalisha Badriani

Telah dilaksanakan pada Januari 2021 sebagai salah satu persyaratan

menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Pakuan Baru

Jambi, Januari 2021

Pembimbing

dr. Hj. Raodah

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini Project
dalam rangka melaksanakan Program Dokter Internsip di Puskesmas Pakuan Baru
Kota Jambi yang dilaksanakan pada bulan Januari 2021.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan selama menjalani Program Dokter
Internsip di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi. Laporan ini berjudul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Penyakit Hipertensi Di
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2021 ”
Dalam penulisan laporan ini, penulisan menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kesempatan laporan ini. Demikianlah laporan ini
semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, Januari 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 4
2.1 Pengetahuan ................................................................................. 4
2.1.1 Definisi Pengetahuan ........................................................... 4
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan........................................................ 5
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................. 5
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan...................................................... 6
2.2 Hipertensi……………………………………………………….. 6
2.2.1 Definisi…………………………………………………… 6
2.2.2 Klasifikasi………………………………………………… 7
2.2.3 Etiologi……………………………………………………. 7
2.1.4 Faktor Resiko……………………………………………… 9
2.1.5 Patofisiologi……………………………………………….. 12
2.1.6 Gejala Klinis………………………………………………. 13
2.1.7 Tatalaksana………………………………………………… 15
2.1.8 Pencegahan………………………………………………… 17
BAB III METODE PENELITIAN.................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 18
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 18
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 18
3.4 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 18

4
3.5 Definisi Operasional .................................................................... 19
3.6 Pengumpulan Data ....................................................................... 19
3.7 Instrumen Penelitian ..................................................................... 19
3.8 Teknik Penelitian ......................................................................... 19
3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data .......................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 21
4.1 Hasil Analisis Penelitian .............................................................. 24
4.1.1 Tabel dan Diagram Distribusi Pengetahuan .............................. 24
4.3 Permasalahan dan Pemecahan Masalah ....................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan penyakit hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai dimasyarakat.
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Hipertensi
sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh
tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama
sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa
penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal.
Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau
26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi. Angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang,
termasuk Indonesia.1
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal. Hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). 1
Menurut WHO (2011), hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap
tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara.
Diperkirakan 1 dan 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi.
Menurut data Departemen Kesehatan, hipertensi dan penyakit jantung lain
meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana hipertensi menjadi
penyebab kematian kedua setelah stroke. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25%
yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik

6
(adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya
tekanan darah tinggi akan bertambah 60%.1
Pada orang diatas 50 tahun, tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg lebih berisiko terjadinya penyakit kardiovaskular bila dibandingkan
dengan tekanan darah diastolik, namun pada tahun 2008 terdapat sekitar 40%
orang dewasa diseluruh dunia berusia 25 tahun keatas didiagnosa mengalami
hipertensi. Angka kejadian hipertensi begitu meningkat, dari sekitar 600 juta jiwa
pada tahun 1980 menjadi 1 miliar jiwa pada tahun 2008. 1
Data Statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia
Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami
hipertensi pada tahun 2014. 1
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas Pakuan Baru
pada tahun 2019, kasus hipertensi menduduki peringkat 2 dari 10 penyakit
terbanyak di Puskesmas Pakuan Baru. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penderita hipertensi dengan
judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Penyakit Hipertensi Di
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2020”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang penulis ambil
adalah bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Penyakit
Hipertensi Di Puskesmas Pakuan baru Kota Jambi Tahun 2021.

1.3. Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap
Penyakit Hipertensi Di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2021.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi
penulis dalam meneliti secara langsung di lapangan.

7
b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program
internsip dokter umum Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang
penyakit hipertensi serta mampu melakukan pencegahan dengan
pengelolaan gaya hidup yang benar.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Pakuan
Baru agar dapat meningkatkan promotif dan preventif penyakit hipertensi.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif
adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun yaitu:
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut
disini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.

9
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Menurut Bloom (1987) dikutip oleh Notoatmodjo (2007), pengetahuan
yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication) diartikan kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis) merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesis (Syntesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pengalaman, dimana dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau orang
lain. Misalnya, jika seseorang pernah merawat seorang anggota keluarga yang
sakit hipertensi, umumnya menjadi lebih tahu tindakan yang harus dilakukan
jika terkena hipertensi.
b. Tingkat pendidikan, dimana pendidikan dapat membawa wawasan atau
pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang memiliki pengetahuan

10
yang tingi akan mempunyai pengalaman yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
c. Sumber informasi, keterpaparan seseorang terhadap informasi mempengaruhi
tingkat pengetahuaannya. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya televisi, radio, koran, buku, majalah dan
internet.
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur. Kedalaman pengetahuan
yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat domain diatas.

2.2. Hipertensi
2.2.1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah sistolik 90 mmHg pada dua kali
pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal(gagal ginjal), jantung ( penyakit jantung
coroner ) dan otak ( menyebabkan stroke) bila dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang tidak memadai.1.2
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74.5
juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
Banyak pasien hipertensi dengan tkenana darah tidak terkontrol dan jumlahnya
terus meningkat.1.2
Oleh karena itu, partisipasi semua pihak baik dokter dari berbagai bidang
peminatan hiperetsni, pemerintah, swasta, maupun masyarakat diperlukan agar
hipertensi dapat dikendalikan.1.2

2.2.2 Klasifikasi

11
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa seperti yang terlihat pada tabel 1
dibawah ini2.3 :
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII 


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and


treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO
dengan International Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu
apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau
tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti
hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih
dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur
sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah.2.3

2.2.3 Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu :
2.2.3.1 Hipertensi esensial (primer)
Hipertensi esensial adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya
dan merupakan tipe yang hampir sering terjadi yaitu sekitar 95% dari kasus
terjadinya hipertensi. Hipertensi esensial disebabkan multi faktor yaitu genetik
disertai faktor gaya hidup yang kurang baik seperti kurang gerak (inaktivitas) dan
pola makan. Onset hipertensi esensial biasanya muncul pada pasien yang berusia
antara 25-55 tahun, sedangkan usia dibawah 20 tahun jarang ditemukan.3.4
2.2.3.2 Hipertensi sekunder

12
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit
jantung, penyakit ginjal, penggunaan estrogen, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu (siklosporin dan
OAINS/obat anti inflamasi nonsteroid). Hipertensi sekunder berkisar 5% dari
kasus hipertensi.4.5 Terdapat jenis hipertensi yang lain :
1. Hipertensi pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan
pada saat melakukan aktivitas. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada
usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan
perbandingan 2 : 1, dan angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta
penduduk, dengan mean survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3
tahun.2.4
2. Hipertensi pada kehamilan
Pada dasarnya 3 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat
kehamilan, yaitu :
a. Preeklampsia-eklampsia disebut juga sebagai hipertensi yang diakbitkan
kehamilan. Preeclampsia adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda
hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.2.4
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.2.4
c. Hipertensi gestasional atau hipertensi sesaat.2.4

2.2.4 Faktor Risiko Hipertensi


a. Faktor Usia
Semakin bertambahnya usia pembuluh darah kehilangan kelenturanya dan
menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
6.7
darah melalui pembuluh darah tersebut. Kondisi ini mengakibatkan darah pada
setiap denyut jantung di paksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari
pada biasanya, hal ini mengakibatkan naiknya tekanan darah. Dimana dinding
pembuluh darah telah menebal dan kaku karena aterosklerosis.6.7

13
Pada usia antara 30 dan 65 tahun, tekanan sistolik meningkat rata-rata
sebanyak 20 mmHg dan terus meningkat setelah usia 70 tahun. Peningkatan risiko
yang berkaitan dengan faktor usia ini sebagian besar menjelaskan tentang
hipertensi sistolik terisolasi dan dihubungkan dengan peningkatan resistensi
vaskular perifer dalam arteri.7.8
b. Faktor Genetik
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.6.7 Jika satu atau dua orang dari orang tua atau saudara kandung yang
menderita hipertensi, maka peluang untuk menderita hipertensi makin besar.
Penelitian menunjukkan bahwa 25% dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga
mempunyai dasar genetik.7.8
c. Jenis kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan,
sedangkan perempuan sering mengalami hipertensi setelah menopause. Tekanan
darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah usia
55 tahun, wanita mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah
satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah perbedaan hormon kedua jenis
kelamin.7.8
d. Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung
untuk memompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh
tersebut. Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah
dan perluasan sistem sirkulasi. Pengukuran obesitas dihitung berdasarkan IMT
(Index massa Tubuh).6.7 Indeks Massa Tubuh merupakan suatu pengukuran
antropometri yang menunjukkan hubungan antara berat badan (kilogram) dan
tinggi badan (meter). Adapun cara mengukur Indeks Massa Tubuh :

14
Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan pengobatan bila
mempunyai Indeks Massa Tubuh di atas 30, dengan kata lain orang tersebut
memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20%.5.7

Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan yang Diusulkan Berdasarkan Indeks


Massa Tubuh pada Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)
NO. Kategori IMT (kg/m2) Risk of Co-morbidities

1. Underweight
Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-
< 18.5 kg/m2
masalah klinis lain meningkat)

2. Batas Normal 18.5 - 22.9 kg/m2 Rata rata

3. Overweight: > 23

4. At Risk 23.0 – 24.9 kg/m2 Meningkat

5. Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Sedang

6. Obese II > 30.0 kg/m2 Berbahaya

e. Stres atau psikis


Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini
mempengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Apabila
stress berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Secara
fisiologis apabila seseorang stress maka kelenjer pituitary otak akan menstimulus
kelenjer endokrin untuk mengahasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison
kedalam darah sebagai bagian homeostasis tubuh.8.9
f. Asupan garam
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah
dan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat
efek vasokonstriksi noradrenalin. Secara statistika, ternyata bahwa pada
kelompok  penduduk yang mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih
banyak hipertensi dari pada orang-orang yang memakan hanya sedikit garam.6.7.8
g. Rokok

15
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal
ini karena nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru – paru dan
disebarkan keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin
untuk sampai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal
kepada kelenjer adrenal untuk melepaskan efinephrine (adrenalin). Hormon yang
sangat kuat ini menyempitkan pembuluh darah, sehingga memaksa jantung
untuk memompa lebih keras dibawah tekanan yang lebih tinggi.8.9
h. Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara
keseluruhan semakin banyak alkohol yang di minum semakin tinggi tekanan
darah.5.7
i. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat
memacu emosi sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti
tinju, panjat tebing dan angkat besi.8.9

2.2.5 Patofisiologi
Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang
dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak
dapat dijelaskan dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi
dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah
dirumuskan sebagai perkalian antara curah jantung dan atau tekanan perifer yang
akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium, turunnya filtrasi ginjal,
meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas renin angiotensin
alosteron, perubahan membransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan
beberapa faktor yang terlibat dalam mekanisme hipertensi.9.10
Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh sistemr
enin angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti
hipertensi bekerja dengan mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin
aldosteron adalah sistem endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan
tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosteron
diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur

16
keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan
berpengaruh pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta
homeostatik regulasi tekanan darah.9.10.11

Gambar 2.1. Pengaruh Renin Angiotensin Aldosteron Terhadap Kenaikan Tekanan Darah

2.2.6 Gejala Klinis


Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.3.4
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa
timbul gejala berikut:

17
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.3.5

2.2.7 Tatalaksana
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu
pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik :
2.2.7.1 Non farmakologik
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup yang dilakukan dengan membatasi asupan garam yang
tidak lebih dari ¼- ½ sendok teh(6 gram/hari), menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok dan minuman beralkohol. Olahraga juga
dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda
sselama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk
cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Adapun makanan yang harus
dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah1.2 :
● Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, paru, minyak kelapa)
● Makanan yang dioleh dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, dan makanan kering yang asin)
● Makanan dan minuman dalam kaleng(sarden, sossis, soft drink)
● Makanan yang diawetkan (ikan asin)

18
● Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian, tape.
Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam
tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat yang mulai menjamur terutama dikota- kota
besar Indonesia.1.2
2.2.7.2 Farmakologik
Pengobatan dengan antihipertensi harus selalu dimulai dengan dosis
rendah agar tekanan darah tidak menurun terlalu drastis secara mendadak.
Antihipertensi hanya menghilangkan gejala TD tinggi dan tidak penyebabnya.
Maka obat pada hakikatnya harus diminum seumur hidup, tetapi setelah beberapa
waktu dosis pemeliharaan pada umumnya dapat diturunkan.5.6
1) Diuretika
Diuretika { tablet hydrochlorothiazide (HTC), Lasix (furosemide) }
merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh
(natrium) via urin sehingga mengurangi volume cairan dalam tubuh.6.7
2) Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriol
sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun.
Obat yang termasuk dalam jenis vasolidator adalah hidralazine dan encarazine.6.7
3) Antagonis kalsium
Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat pemasukan ion
kalsium kedalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilitasi dan turunnya
tekanan darah. Obat jenis antagonis kalsium yang terkenal adalah nifedipin dan
verapamil.5.7
4) Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekan darah dengan cara
menghambat Angiontensin Converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat.
Obat jenis antagonis kalsium yang terkenal adalah Captopril (capoten) dan
enalapril.5.6

19
Gambar 2.2 Dosis Obat Anti Hipertensi

Gambar 2.3 Algoritma Penatalaksanaan Hipertensi Pada Dewasa

20
2.2.8 Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi 9.10 :
1) Memeriksakan tekanan darah secara teratur
2) Menjaga berat badan dalam rentang normal
3) Mengatur pola makan antara lain dengan mengonsumsi makanan berserat,
rendah lemak dan mengurangi garam
4) Menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol
5) Tidur secara teratur
6) Mengurangi stres dengan melakukan rekreasi

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif kuantitatif
yaitu suatu penelitian untuk melihat masalah dan fenomena yang terjadi pada
masyarakat berupa gambaran tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakit
hipertensi di puskesmas Pakuan Baru kota jambi tahun 2021.

3.2. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis hipertensi yang
datang berobat ke Puskesmas Pakuan Baru.
Sebagai sampel adalah pasien lama atau baru yang didiagnosis hipertensi di
Puskesmas Pakuan Baru yang termasuk dalam kriteria inklusi.
Kriteria inklusi :
- Pasien lama / baru yang didiagnosa hipertensi yang datang berobat ke poli
umum dan poli lansia

21
- Bersedia diperiksa dan diwawancarai
Kriteria eksklusi :
- Pasien lama yang didiagnosa hipertensi yang tidak datang berobat ke poli
umum dan poli lansia
- Tidak bersedia diperiksa dan diwawancarai.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di poli umum dan poli lansia Puskesmas Pakuan Baru
pada 4-21 Januari 2021.

3.4 Kerangka Konsep Penelitian

kuisioner pengetahuan pasien hipertensi

3.5 Definisi Operasional


1. Umur adalah tingkatan kelangsungan hidup responden dalam satu
tahun.
2. Pendidikan terakhir adalah tingkat pembelajaran formal tertinggi yang
berhasil di tamatkan oleh responden.
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang
Hipertensi, Penyebab Hipertensi, Gejala Hipertensi, Komplikasi
Hipertensi, dll.
4. Hipertensi dimana kondisi yang ukuran tekanan darah ≥ 140 mm Hg
sistolik dan 90 mmHg Distolik. Pembagian Lembaran Kuesioner
dengan kriteria Hipertensi jika di dapat tekanan darah >140/100 mmHg
dan kriteria Tidak Hipertensi, jika didapat tekanan darah 120/80
mmHg.

3.6 Cara Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang langsung di peroleh dari responden dengan cara menanyakan

22
secara langsung isi kusioner yang berisi pertanyaan yang telah di sediakan
sebelumnya. Sedangkan data sekunder adalah data yang di tinjau dari Rekam
Medik pasien di Puskesmas Pakuan Baru

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data, instrumen ini berupa pedoman dan kuesioner yang berkaitan dengan
pendataan. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tensi meter,
stetoskop, dan kuesioner.

3.8 Teknik Penilaian


Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan
responden, menggunakan skala pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986)
dengan definisi sebagai berikut:
1. Baik, apabila responden benar > 75%
2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75%
3. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40%

Kunci Jawaban Pengetahuan


Apabila responden menjawab ”benar” diberi nilai 1 dan apabila responden
menjawab “salah” diberi 0, skor pengetahuan :
1. A(0) B(1)
2. A(1) B(0)
3. A(0) B(1)
4. A(0) B(1)
5. A(1) B(0)
6. A(1) B(0)
7. A(1) B(0)
8. A(1) B(0)
9. A(1) B(0)
10. A(1) B(0)

23
11. A(1) B(0)
12. A(1) B(0)
13. A(1) B(0)
14. A(1) B(0)
15. A(1) B(0)
Total skor pengetahuan adalah 15.
Penilaian Pengetahuan
1. Baik, apabila responden benar > 75% (11-15)
2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% (6-10)
3. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% (0-5)

3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data


Data yang terkumpul diolah secara manual, di edit dan di entry ke
computer dengan menggunakan program microsoft word 2013 dan microsoft
excel 2013 windows 10 yang disajikan dalam bentuk table, diagram dan grafik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel dan Diagram Distribusi Pengetahuan

Tabel dan Diagram 4.1


Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apa Yang
Dimaksud Dengan Hipertensi di Puskesmas Pakuan Baru Pada Bulan
Januari Tahun 2021
JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %
A Penyakit akibat darah yang terlalu 10 20%
kental
B Penyakit akibat tekanan darah tinggi 40 80%
Jumlah 50 100 %

24
Keterangan dari tabel dan diagram 4.1
Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(80%) responden mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipertensi.

Tabel dan Diagram 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Berapakah Nilai


Normal Tekanan Darah Pada Orang Dewasa di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan JanuariTahun 2021
JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %
A 120/80 mmHg 42 84%
B >140/>90 mmHg 8 16%
Jumlah 50 100%

25
Keterangan dari tabel dan diagram 4.2

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar (84%)
responden mengetahui tentang nilai normal tekanan darah pada orang dewasa.

Tabel dan Diagram 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apakah Penyakit


Darah Tinggi dapat di Sembuhkan di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE (%)


A Ya 39 78%
B Tidak 11 22%
Jumlah 50 100%

26
Keterangan dari tabel dan diagram 4.3
Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(78%) responden tidak mengetahui bahwa penyakit darah tinggi tidak dapat
disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol.

Tabel dan Diagram 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apakah Penyakit


Darah Tinggi Merupakan Penyakit Keturunan di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Ya 10 20%
B Tidak 40 80%
Jumlah 50 100%

27
Keterangan dari tabel dan diagram 4.4

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(80%) responden mengetahui bahwa penyakit darah tinggi bukan merupakan
penyakit keturunan.

Tabel dan Diagram 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyakit Darah


Tinggi Banyak Terjadi Pada Umur Berapa di Puskesmas Pakuan Baru Pada
Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Lebih dari 40 tahun 45 90%
B Kurang dari 40 tahun 5 10%
Jumlah 50 100%

28
Keterangan dari tabel dan diagram 4.5

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(90%) responden mengetahui bahwa penyakit darah tinggi banyak terjadi pada
usia lebih dari 40 tahun.

Tabel dan Diagram 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apakah


Kegemukan Dapat Mengakibatkan Tekanan Darah Tinggi di Puskesmas
Pakuan Baru Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Benar 43 86%
B Salah 7 14%
Jumlah 50 100%

29
Keteangan dari tabel dan diagram 4.6

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(86%) responden mengetahui bahwa kegemukan dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apakah Merokok


dan Meminum Alkohol Merupakan Penyebab Penyakit darah Tinggi di
Puskesmas Pakuan Baru Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Ya 45 90%
B Tidak 5 10%
Jumlah 50 100%

30
Keterangan dari tabel dan diagram 4.7

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(90%) responden mengetahui bahwa merokok dan minum alkohol merupakan
penyebab penyakit darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Apa Tanda-tanda


Seseorang Menderita Tekanan Darah Tinggi di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Sakit Kepala, Rasa Berat di 46 92%
Tengkuk dan Penglihatan
Berkunang-kunang
B Keringat Dingin, Pusing dan 4 8%

31
Pingsan
Jumlah 50 100%

Keterangan dari tabel dan diagram 4.8

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(92%) responden mengetahui tentang tanda-tanda seseorang menderita tekanan
darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tekanan Darah


Tinggi Yang Berkelanjutan Dapat Menyebabkan Apa di Puskesmas Pakuan
Baru Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Penyakit Jantung, Stroke, 41 82%
Gagal Ginjal, Penglihatan
Kabur bahkan Kematian
B Hepatitis dan Penyakit 9 18%
Kuning
Jumlah 50 100%

32
Keterangan dari tabel dan diagram 4.9

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui sebagian besar (82%)
responden mengetahui tentang komplikasi dari tekanan darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pengobatan


Penyakit Darah Tinggi Dapat Dilakukan Dengan Cara Apa di Puskesmas
Pakuan Baru Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Minum Obat Teratur Secara 46 92%
Terus Menerus Seumur
Hidup
B Operasi 4 8%
Jumlah 50 100%

33
Keterangan dari tabel dan diagram 4.10

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(90%) responden mengetahui tentang cara pengobatan tekanan darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Menjaga Berat


Badan Dalam Kisaran Normal Bisa Mengurangi Terjadinya Penyakit Darah
Tinggi di Puskesmas Pakuan Baru Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Ya 38 76%
B Tidak 12 24%
Jumlah 50 100%

34
Keterangan dari tabel dan diagram 4.11

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(76%) responden mengetahui bahwa menjaga berat badan dalam kisaran normal
bisa mengurangi terjadinya penyakit darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.12

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Selain


Mengkonsumsi Buah dan Sayur, Usaha Lain Untuk Mencegah Tekanan
Darah Tinggi Adalah Olahraga Secara Teratur di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Ya 47 94%
B Tidak 3 6%
Jumlah 50 100%

35
Keterangan dari tabel dan diagram 4.12

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa semua (94%)
responden mengetahui bahwa olahraga secara teratur adalah salah satu usaha
untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bolehkah


Penderita Hipertensi Mengkonsumsi Garam di Puskesmas Pakuan Baru
Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Boleh, Tapi dikurangi 40 80%
B Tidak boleh 10 20%
Jumlah 50 100%

36
Keterangan dari tabel dan diagram 4.13

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(80%) responden mengetahui bahwa penderita hipertensi boleh mengkonsumsi
garam, namun dikurangi.

Tabel dan Diagram 4.14

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Menjauhkan Diri


dari Stres Adalah Salah Satu Cara Untuk Mencegah Tekanan Darah Tinggi
di Puskesmas Pakuan Baru Pada Bulan Januari Tahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Benar 47 94%
B Salah 3 6%
Jumlah 50 100%

37
Keterangan dari tabel dan diagram 4.14

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(94%) responden mengetahui bahwa menjauhkan diri dari stres adalah salah satu
cara mencegah tekanan darah tinggi.

Tabel dan Diagram 4.15

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Meminum Obat


Anti Hipertensi Secara Teratur dan Mengontrol Pola Makan Adalah Usaha
Mencegah Kekambuhan Penyakit Tekanan Darah Tinggi di Puskesmas
Pakuan Baru Pada Bulan JanuariTahun 2021

JAWABAN JUMLAH PERSENTASE %


A Benar 35 70%
B Salah 15 30%
Jumlah 50 100%

38
Keterangan dari tabel dan diagram 4.15

Dari tabel dan diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
(70%) responden mengetahui bahwa meminum obat anti hipertensi secara teratur
dan menjaga pola makan merupakan usaha mencegah kekambuhan hipertensi.

4.3. Permasalahan dan Pemecahan Masalah

No Permasalahan Pemecahan Masalah


1 Sebagian besar (78 %) responden Memberikan informasi melalui
tidak mengetahui bahwa penyakit penyuluhan tentang hipertensi
darah tinggi tidak dapat kepada pasien maupun keluarga
disembuhkan melainkan hanya pasien yang disampaikan oleh
dapat dikontrol petugas kesehatan dan pemasangan
poster hipertensi di Puskesmas
Pakuan Baru Kecamatan Jambi
Selatan Kota Jambi.
2 Masih ada (24 %) responden tidak
mengetahui bahwa menjaga berat

39
badan dalam kisaran normal bisa
mengurangi terjadinya penyakit
tekanan darah tinggi
3 Masih ada (30 %) responden tidak
mengetahui bahwa meminum obat
anti hipertensi secara teratur dan
mengontrol pola makan adalah
usaha mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Sebanyak 78% responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang Hipertensi.

5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
- Bagi masyarakat hendaknya merubah gaya hidup yang beresiko menimbulkan
penyakit hipertensi seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, obesitas,
stress, dan konsumsi garam yang berlebihan, terutama yang memiliki riwayat
keluarga penderita hipertensi.

40
- Penderita hipertensi diharapkan berobat secara rutin dan mengkonsumsi obat
hipertensi secara teratur agar tekanan darah dapat stabil dan mencapai target
tekanan darah.
2. Bagi instansi kesehatan
- Bagi Puskesmas Pakuan Baru agar tetap memberikan penyuluhan mengenai
Hipertensi oleh petugas kesehatan yang berkompeten di Puskesmas Pakuan
Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
- Bagi Puskesmas Pakuan Baru agar tetap memberikan penyuluhan mengenai
Hipertensi di Posbindu-posbindu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.
3. Bagi peneliti lain
- Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan


Pembuluh Darah. Depkes, Jakarta : ii + 52 hlm.
2. Hanid, Seminar the 5th scientific meeting on hypertension 2011. Available
from:http://www.today.co.id/read/2011/02/26/13140/astagaprevalensi_hiperte
nsi_di_indonesia_sangat_tinggi.
3. Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta.
4. Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed.
Ilmu Penyakit Dalam Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI,
5. Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
6. Pudiastuti, R.D. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
7. Quarino, A. 2014. “Perbandingan Rerata Jumlah Langkah Sebagai Penanda
a. Aktivitas Fisik antara Pekerja dengan Sindroma Metabolik dan Tanpa
b. Sindroma Metabolik”. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
c. Indonesia
8. Hanafi, A. 2016. “Gambaran Gaya Hidup Penderita Hipertensi di
Kecamatan

41
9. Sumowono Kabupaten Semarang”. Skripsi. Semarang: fakultas kedokteran
Universitas Diponegoro.
10. Pusparani, I.D. 2016. “Gambaran Gaya Hidup pada Penderita Hipertensi di
Puskesmas Ciangsana Kecamatan Gunung Putrid Kabupaten Bogor”.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syararif
Hidayatullah.
11. Lumenta. 2007. Hipertensi mengancam dunia. Diakes pada 21 Oktober 2009
dari http://www.gnebiz.com/artikel

Lampiran

KUESIONER GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN


TERHADAP PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAKUAN BARU
KOTA JAMBI TAHUN 2021

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L/P
Latar Belakang Pendidikan :

42
Tidak Sekolah SLTP
Perguruan Tinggi
SD SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
PNS
Pegawai Swasta PNS
dll
Alamat :
Tekanan Darah saat ini :
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : cm
Terapi : 1.
2.
3.
4.
5.

KUESIONER
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG
PENYAKIT HIPERTENSI
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan sebaik-baiknya setiap pertanyaan dan setiap alternatif jawaban yang
diberikan.
2. Pilih alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berikan tanda silang (x)
pada salah satu jawaban yang menurut anda benar
3. Jika terjadi salah pengisian, berilah tanda (O) pada jawaban yang salah tersebut

1. Menurut Anda, yang dimaksud dengan hipertensi adalah ?

43
a. Penyakit akibat darah yang terlalu kental
b. Penyakit akibat tekanan darah yang tinggi
2. Menurut Anda, berapakah nilai normal tekanan darah pada orang dewasa ?
a. 120/ 80 mmHg
b. >140/ >90 mmHg
3. Apakah penyakit darah tinggi dapat disembuhkan ?
a. Ya
b. Tidak
4. Penyakit darah tinggi merupakan penyakit keturunan ?
a. Ya
b. Tidak
5. Penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur ?
a. Lebih dari 40 tahun
b. Kurang dari 40 tahun
6. Kegemukan dapat mengakibatkan darah tinggi ?
a. Benar
b. Salah
7. Merokok dan meminum alkohol merupakan penyebab kekambuhan
penyakit darah tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apa tanda-tanda seseorang menderita tekanan darah tinggi ?
a. Sakit kepala, rasa berat ditengkuk dan penglihatan berkunang-kunang
b. Keringat dingin, pusing dan pingsan
9. Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dapat menyebabkan ?
a. Penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, penglihatan kabur bahkan
kematian
b. Hepatitis dan Penyakit Kuning
10. Pengobatan penyakit darah tinggi dapat dilakukan dengan cara ?

44
a. Minum obat teratur secara terus-menerus seumur hidup
b. Operasi
11. Menjaga berat badan dalam kisaran normal bisa mengurangi terjadinya
penyakit darah tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
12. Selain mengkonsumsi buah dan sayuran, usaha lain untuk mencegah darah
tinggi adalah olahraga secara teratur ?
a. Ya
b. Tidak
13. Bolehkah penderita hipertensi mengkonsumsi garam ?
a. Boleh, tetapi dikurangi
b. Tidak boleh
14. Menjauhkan diri dari stress adalah salah satu cara untuk mencegah tekanan
darah tinggi ?
a. Benar
b. Salah
15. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan
adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi ?
a. Benar
b. Salah

45

Anda mungkin juga menyukai