Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI PROJECT

PENGENDALIAN HIPERTENSI MELALUI PENYELENGGARAAN POSBINDU

PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA SUMBEREJO RT 3 RW 3, KOTA BATU,

JAWA TIMUR

Disusun oleh:

dr. Ully Amri

Pendamping:

dr. Emy Rosyidah

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS BATU

2019
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PERSETUJUAN PENDAMPING

Saya, dr. Ully Amri, sebagai dokter internsip di Puskesmas Batu, Kota Batu, Jawa Timur,
menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kegiatan ini dan semua sumber, baik yang
dikutip maupun dirujuk, telah kami nyatakan dengan benar tanpa plagiarisme sesuai
peraturan yang berlaku di dunia akademis Indonesia. Jika di kemudian hari didapati adanya
plagiarisme pada laporan ini, saya sebagai penyusun akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Laporan kegiatan mini project yang berjudul “PENGENDALIAN HIPERTENSI


MELALUI PENYELENGGARAAN POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI
DESA SUMBEREJO RT 3 RW 3, KOTA BATU, JAWA TIMUR” ini disusun oleh dr.
Ully Amri. Laporan ini telah disetujui oleh pendamping internsip dari Kota Batu.

Batu, 1 Februari 2019

Pendamping Penyusun

dr. Emy Rosyidah dr. Ully Amri

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PERSETUJUAN PENDAMPING ......... 2


BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Masalah ....................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 7
2.1 Hipertensi ......................................................................................................................... 7
2.2 Posbindu PTM .................................................................................................................. 8
BAB III: METODOLOGI........................................................................................................ 10
3.1 Pelatihan Kader Posbindu PTM ..................................................................................... 10
3.2 Kegiatan Posbindu PTM ................................................ Error! Bookmark not defined.
3.3 Follow Up Posbindu PTM ............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV: HASIL ...................................................................................................................... 11
4.1 Hasil Kuesioner Skrining Pra-Kegiatan ......................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Pelatihan Kader Posbindu ..................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Posbindu PTM ...................................................................................................... 11
4.3 Hasil Follow Up Posbindu PTM .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V: PEMBAHASAN ........................................................................................................ 13
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................ Error! Bookmark not defined.
6.1 Kesimpulan..................................................................... Error! Bookmark not defined.
6.2 Saran ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

3
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pola penyakit yang banyak ditemui di Indonesia mulai bergeser, dari penyakit
menular, saat ini menjadi penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular (PTM) yang
prevalensinya paling tinggi. Beban penyakit tidak menular ini berpengaruh besar pada
fasilitas kesehatan tingkat pertama, diakibatkan penangannya yang harus berkelanjutan.
Komorbiditas yang tinggi pun semakin menambah beban akibat penyakit tidak menular.
Jenis Penyakit Tidak Menular yang paling umum ditemui adalah Diabetes Mellitus (DM)
dan Hipertensi.

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara kronik diatas 140/90
mmHg yang dapat disebabkan oleh banyak faktor. Seringkali hipertensi tidak dirasakan
gejalanya oleh pengidapnya, sehingga dibiarkan berlarut-larut. Hipertensi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), stroke, dan penyakit
ginjal.
Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi hipertensi adalah 25,8% pada populasi
penduduk berusia >18 tahun, dimana prevalensi lebih tinggi ditemukan pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Sebagian besar kasus hipertensi (63,2%) tidak terdiagnosis.
Berdasarkan laporan data register pasien BPJS Puskesmas Batu, Hipertensi
merupakan salah satu dari 10 penyakit yang paling sering ditemukan di Poli.
Berdasarkan prevalensi tinggi yang ditemukan, penting bagi Puskesmas Batu untuk
mengadakan program pengendalian PTM yang berkelanjutan. Hal ini juga untuk
memenuhi peraturan perundangan sesuai dengan SK Menkes nomor
951/Menkes/SK/V/2000 tahun 2000 tentang upaya kesehatan dasar di Puskesmas.
Program PTM Puskesmas Batu yang sudah rutin diselenggarakan adalah Prolanis setiap
satu bulan sekali. Diharapkan setelah inisiasi program PTM, Puskesmas Batu dapat
mengendalikan PTM dengan lebih baik dan menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.

1.2 Masalah (pake tanda Tanya)


1. Masyarakat belum sepenuhnya sadar tentang Hipertensi
2. Banyak kasus hipertensi pada masyarakat Kota Batu yang belum terdeteksi

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) hipertensi pada masyarakat
dalam wilayah kerja Puskesmas Batu, khususnya Desa Sumberejo
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Memperoleh data mengenai prevalensi penyakit hipertensi dan faktor
resikonya pada masyarakat Desa Sumberejo, Kota Batu
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan mengenai
penyakit hipertensi; faktor resiko, komplikasi, dan pengendalian penyakit
hipertensi di Desa Sumberejo, Kota Batu
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan PTM
hipertensi
d. Adanya perubahan perilaku pada penderita hipertensi ke arah gaya hidup
sehat
e. Adanya program khusus PTM di Puskesmas Batu yang berkelanjutan

1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritik
Pengembangan substansi ilmu kedokteran khususnya mengenai PTM
hipertensi; optimalisasi pengendalian penyakitnya.

1.4.2. Manfaat Aplikatif


a. Bagi Puskesmas Tempat Penelitian
Menjadi sumber masukan bagi Puskesmas dalam upaya pencegahan,
diagnosis prevalensi, serta penanganan hipertensi agar menurunkan angka
kejadian penyakit tidak menular
b. Bagi Profesi Dokter
Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program pembelajaran
kedokteran komunitas pada masyarakat penderita hipertensi di Desa
Sumberejo, Kota Batu
c. Bagi Dinas Kesehatan Kota Batu
Hasil proyek ini bisa dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk
proyek selanjutnya

5
d. Bagi masyarakat
Dapat lebih meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai
PTM hipertensi, sehingga mengurangi beban biaya kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan kualitas hidup

6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi
2.1.1. Pengertian dan Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi menurut WHO adalah kondisi di mana tekanan darah mengalami


peningkatan secara kronis, dengan batas di atas 140/90 mmHg yang dikonfirmasi
dengan pengukuran berulang. Hipertensi adalah penyakit kronik yang seringkali
tidak menimbulkan gejala pada stage awal berkembangnya penyakit, sehingga
banyak orang dengan hipertensi tidak terdiagnosis. 1

Berdasarkan data nasional sebagaimana terangkum dalam Riskesdas 2013,


hipertensi memiliki prevalensi 25,8% pada populasi penduduk berusia >18 tahun.
Sebagian besar kasus hipertensi (63,2%) tidak terdiagnosis. Provinsi Jawa Timur,
prevalensi hipertensi yaitu sebesar 26,2%. Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Hipertensi di Indonesia juga lebih tinggi pada populasi
yang tidak sekolah yaitu 42 %.2

2.1.2. Faktor Risiko Hipertensi

Kejadian hipertensi sangat dipengaruhi oleh perilaku seseorang. Perilaku yang


berpengaruh meningkatkan risiko hipertensi di antaranya: 3,4

a. Makan makanan yang terlalu banyak garam dan lemak, serta kurang
mengkonsumsi sayur dan buah
b. Konsumsi alkohol yang berlebihan
c. Aktivitas fisik yang kurang
d. Manajemen stress yang kurang baik

Faktor risiko di atas berkaitan erat dengan lingkungan hidup dan sosioekonomi
seseorang. Berdasarkan data WHO 2009, negara dengan kondisi pendapatan
rendah dan menengah lebih tinggi prevalensi hipertensinya daripada negara
dengan kondisi pendapatan tinggi. Hal ini bisa dilihat misalnya pada orang yang
tidak bekerja, tingkat stressnya cenderung lebih tinggi, sehingga lebih rentan
terkena hipertensi. Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan gaya
hidup urban juga cenderung jarang berolahraga, makan makanan yang tidak sehat,

7
merokok, serta minum alkohol berlebihan, sehingga meningkatkan risiko
hipertensi.1

2.1.3. Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi membuat kerja jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh menjadi lebih berat. Jika kondisi ini dibiarkan dalam jangka waktu
lama, akan berujung pada serangan jantung, pembesaran jantung, dan pada
akhirnya gagal jantung. Pada pembuluh darah yang tekanannya tinggi, mudah
untuk terjadi aneurisma yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan
perdarahan masif. Tekanan darah yang tinggi di pembuluh darah otak bisa
menyebabkan jaringan otak kekurangan darah (iskemia) yang berakibat stroke.
Stroke juga bisa disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang
disebabkan oleh hipertensi. Tergantung lokasinya, hipertensi dalam jangka
panjang juga dapat menyebabkan gagal ginjal dan kebutaan.4

2.2 Posbindu PTM


2.2.1. Pengertian Posbindu PTM

Posbindu PTM merupakan salah satu upaya peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Faktor resiko PTM meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas
fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, serta
menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.5

2.2.2. Landasan Hukum Posbindu PTM

a. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 951/Menkes/SK/V/2000 tahun 2000


tentang upaya kesehatan dasar di Puskesmas.
b. Keputusan Mentri dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 9 tahun 2001
tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.5

8
2.2.3. Tujuan Posbindu PTM

2.2.3.1 Tujuan Umum


Mengendalikan kejadian dan faktor risiko PTM di masyarakat.
2.2.3.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan deteksi dini PTM di masyarakat
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai PTM
yang dideritanya atau berisiko dideritanya
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengendalian
PTM melalui program kader Posbindu PTM
d. Merubah perilaku masyarakat ke arah gaya hidup yang lebih sehat.5

2.2.4. Kegiatan Posbindu PTM

Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Posbindu PTM, Kegiatan Posbindu


PTM meliputi:

1. Wawancara untuk menggali faktor risiko PTM yang terdapat dalam diri pasien
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar
Lengan Atas
3. Pemeriksaan fungsi paru sederhana
4. Pemeriksaan kadar gula darah
5. Pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida
6. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
7. Pemeriksaan kadar alkohol pernapasan dan amfetamin urin
8. Konseling dan Penyuluhan
9. Aktivitas fisik dan olahraga bersama
10. Rujukan ke fasilitas kesehatan dasar di lingkungannya5

9
BAB III: METODOLOGI

3.1 Kegiatan Penyuluhan dan Posbindu PTM


3.1.1. Bentuk Kegiatan

Kegiatan Posbindu PTM meliputi penyuluhan mengenai PTM, pengukuran


tekanan darah, pengukuran lingkar perut, pengukuran berat badan dan tinggi
badan, pengisian kuesioner, serta pencatatan data.

Penyuluhan PTM dilaksanakan melalui pemberian materi oleh dokter umum


Puskesmas Batu. Selepas paparan materi, diadakan sesi tanya jawab untuk
memperdalam pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan.

3.1.2 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan penyuluhan dan posbindu PTM adalah warga desa Sumberejo
yang mengikuti acara tahlil.

3.1.3 Waktu dan Tempat

Penyuluhan PTM dilaksanakan pada acara tahlil warga Desa Sumberejo tanggal 8
Januari 2019. Tempat pelaksanaan penyuluhan adalah rumah warga RT 2 RW 3
Desa Sumberejo.

3.1.4. Jadwal Kegiatan

Tanggal Kegiatan Jam Rincian Kegiatan


19.00 Acara Tahlil
Selasa,
20.00 Sambutan ketua RT
8
Penyuluhan PTM 20.10 Penyuluhan
Januari
20.30 Diskusi
2019
21.00 Pelaksanaan Posbindu PTM

10
BAB IV: HASIL

4.1 Hasil Posbindu PTM

Posbindu PTM dilaksanakan di rumah warga RT 3 RW 3 Desa Sumberejo pada tanggal


8 Januari 2019. Kegiatan dimulai pada pukul 19.00 malam dengan tahlil bersama. Total
peserta ada 30 orang, termasuk dokter internship Puskesmas Batu, warga desa
Sumberejo, serta perangkat desa.

Setelah tahlil, dokter internship Puskesmas Batu memberikan penyuluhan mengenai


hipertensi untuk peserta yang datang. Peserta penyuluhan sebanyak kurang lebih 30
orang. Penyuluhan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Peserta tampak antusias dan
mengajukan banyak pertanyaan berkaitan dengan hipertensi. Total pertanyaan sebanyak
8 pertanyaan.

Setelah penyuluhan dan diskusi, kegiatan Posbindu dimulai. Terdapat 4 tahapan yang
harus berurutan dilalui pasien, yaitu pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar
perut, pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta pengisian kuesioner.

Total peserta yang mengikuti Posbindu adalah 27 pasien. Hasil dari Posbindu
dipaparkan dalam grafik berikut

Grafik 1. Tekanan darah peserta Posbindu

Normal - 6
Pre-hipertensi - 17
Hipertensi st. 1 - 3
Hipertensi st. 2 - 1

11
Grafik 2. Faktor resiko Peserta Posbindu PTM

Indeks Massa Tubuh Perilaku merokok

Kurang - 0
Merokok - 27
Normal - 19
Overweight - 8 Tidak Merokok
-0
Obesitas - 0

Makan sayur dan Buah Kurang aktivitas fisik

Ya - 3
Ya - 23
Tidak - 24
Tidak - 4

Minum Alkohol

Ya - 7
Tidak - 20

12
BAB V: PEMBAHASAN

Dari hasil posbindu PTM, didapatkan angka kejadian hipertensi di desa Sumberejo
cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang masih kurang mengenai hipertensi, baik
tentang pengertian, faktor risiko, gejala, dan komplikasinya. Sebagian besar pasien tahu cara
minum obat hipertensi, yakni terus-menerus seumur hidup, namun hanya beberapa orang saja
yang rutin kontrol dan rutin minum obat. Hal ini juga juga dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang komplikasi dan sifat penyakit hipertensi, sehingga pasien kurang
disiplin dalam meminum obatnya.

Kegiatan Posbindu PTM meliputi kegiatan pengajian, penyuluhan mengenai


hipertensi, pengukuran tekanan darah , pengisian kuesioner faktor rsiko, serta diskusi. Dari
kegiatan ini, didapatkan 17 orang dengan pre-hipertensi, 3 orang dengan hipertensi stadium 1,
1 orang dengan hipertensi stadium 2, dan 6 orang dengan tekanan darah normal.

Dari hasil pengisian kuesioner mengenai perilaku berisiko, yang paling banyak
dilakukan peserta ialah merokok, sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan hipertensi pada
masyarakat desa Sumberejo kemungkinan besar disebabkan karena merokok. Peserta yang
didapati hipertensi dan prehipertensi dianjurkan untuk rutin mengikuti posbindu PTM atau
kontrol ke puskesmas, diharapkan kegiatan Posbindu PTM ini efektif untuk membantu
mengontrol hipertensi pada masyarakat desa Sumberejo.

Hipertensi merupakan salah satu risiko kardiovaskular yang paling berbahaya, karena
seringkali tidak terdeteksi. Apabila dibiarkan terus menerus, hipertensi bisa berujung pada
kematian mendadak akibat stroke dan serangan jantung, di mana pasien sering tidak
menyadari bahwa ia menderita hipertensi lama. Karena itu, meningkatkan kesadaran
masyarakat akan penyakit hipertensi menjadi cara yang paling mudah untuk mengontrol
mortalitas dan morbiditas akibat penyakit kardiovaskular. Penting bagi masyarakat untuk
tahu tekanan darahnya masing-masing, tahu bahaya hipertensi, dan tahu bagaimana
mencegah agar hipertensi tidak berujung menjadi penyakit yang lebih serius.

13
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
2. Posbindu PTM merupakan sarana yang mudah dan efektif untuk mengontrol
hipertensi di masyarakat
3. Kerjasama yang baik antara masyarakat, perangkat representatif desa/desa, Puskesmas
Batu, dan Dinas Kesehatan Kota Batu dapat membantu terlaksananya kegiatan
Posbindu PTM di Desa Sumberejo dengan sukses

6.2 Saran

1. Untuk Puskesmas Batu:


 Menghidupkan kembali kegiatan Posbindu PTM dan diadakan secara rutin di
Desa lainnya.
 Alat-alat yang sudah ada sebaiknya dimanfaatkan sebaik-baiknya, seperti
timbangan komposisi tubuh dan tensimeter.
 Sebaiknya disediakan anggaran khusus untuk kegiatan Posbindu PTM,
sehingga mengurangi biaya untuk pengobatan hipertensi dan penyakit
komorbid lainnya, seperti diabetes melitus.
 Mensosialisasikan kegiatan yang sudah ada, seperti senam bersama setiap hari
Sabtu pagi, agar partisipasi peserta lebih banyak
2. Untuk Dinas Kesehatan Kota Batu:
 Mendukung secara finansial, serta membantu mempromosikan kegiatan
Posbindu PTM di Desa/desa lain di Kota Batu
 Memediasi dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pola hidup sehat, seperti
menghimbau pabrik makanan dan UKM agar mengurangi penggunaan garam
dalam makanan yang diawetkan, membatasi penjualan rokok, serta
menghimbau kantor untuk membiasakan aktivitas fisik bagi pegawainya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. A Global Brief on Hypertension: World Health Day


2013. Geneva: WHO Press. 2013.
2. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan. 2013.
3. Pokja Penyusunan Standar Pelayanan Primer IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Primer. Jakarta: IDI. 2014.
4. Soenarta et al. Pedoman Tata Laksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular.
Jakarta: Perki. 2015.
5. Ditjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Kemenkes. 2014.
6.

15

Anda mungkin juga menyukai