JAWA TIMUR
Disusun oleh:
Pendamping:
PUSKESMAS BATU
2019
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PERSETUJUAN PENDAMPING
Saya, dr. Ully Amri, sebagai dokter internsip di Puskesmas Batu, Kota Batu, Jawa Timur,
menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kegiatan ini dan semua sumber, baik yang
dikutip maupun dirujuk, telah kami nyatakan dengan benar tanpa plagiarisme sesuai
peraturan yang berlaku di dunia akademis Indonesia. Jika di kemudian hari didapati adanya
plagiarisme pada laporan ini, saya sebagai penyusun akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Pendamping Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I: PENDAHULUAN
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara kronik diatas 140/90
mmHg yang dapat disebabkan oleh banyak faktor. Seringkali hipertensi tidak dirasakan
gejalanya oleh pengidapnya, sehingga dibiarkan berlarut-larut. Hipertensi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), stroke, dan penyakit
ginjal.
Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi hipertensi adalah 25,8% pada populasi
penduduk berusia >18 tahun, dimana prevalensi lebih tinggi ditemukan pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Sebagian besar kasus hipertensi (63,2%) tidak terdiagnosis.
Berdasarkan laporan data register pasien BPJS Puskesmas Batu, Hipertensi
merupakan salah satu dari 10 penyakit yang paling sering ditemukan di Poli.
Berdasarkan prevalensi tinggi yang ditemukan, penting bagi Puskesmas Batu untuk
mengadakan program pengendalian PTM yang berkelanjutan. Hal ini juga untuk
memenuhi peraturan perundangan sesuai dengan SK Menkes nomor
951/Menkes/SK/V/2000 tahun 2000 tentang upaya kesehatan dasar di Puskesmas.
Program PTM Puskesmas Batu yang sudah rutin diselenggarakan adalah Prolanis setiap
satu bulan sekali. Diharapkan setelah inisiasi program PTM, Puskesmas Batu dapat
mengendalikan PTM dengan lebih baik dan menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat.
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM) hipertensi pada masyarakat
dalam wilayah kerja Puskesmas Batu, khususnya Desa Sumberejo
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Memperoleh data mengenai prevalensi penyakit hipertensi dan faktor
resikonya pada masyarakat Desa Sumberejo, Kota Batu
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan mengenai
penyakit hipertensi; faktor resiko, komplikasi, dan pengendalian penyakit
hipertensi di Desa Sumberejo, Kota Batu
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan PTM
hipertensi
d. Adanya perubahan perilaku pada penderita hipertensi ke arah gaya hidup
sehat
e. Adanya program khusus PTM di Puskesmas Batu yang berkelanjutan
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritik
Pengembangan substansi ilmu kedokteran khususnya mengenai PTM
hipertensi; optimalisasi pengendalian penyakitnya.
5
d. Bagi masyarakat
Dapat lebih meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai
PTM hipertensi, sehingga mengurangi beban biaya kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan kualitas hidup
6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1. Pengertian dan Epidemiologi Hipertensi
a. Makan makanan yang terlalu banyak garam dan lemak, serta kurang
mengkonsumsi sayur dan buah
b. Konsumsi alkohol yang berlebihan
c. Aktivitas fisik yang kurang
d. Manajemen stress yang kurang baik
Faktor risiko di atas berkaitan erat dengan lingkungan hidup dan sosioekonomi
seseorang. Berdasarkan data WHO 2009, negara dengan kondisi pendapatan
rendah dan menengah lebih tinggi prevalensi hipertensinya daripada negara
dengan kondisi pendapatan tinggi. Hal ini bisa dilihat misalnya pada orang yang
tidak bekerja, tingkat stressnya cenderung lebih tinggi, sehingga lebih rentan
terkena hipertensi. Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan gaya
hidup urban juga cenderung jarang berolahraga, makan makanan yang tidak sehat,
7
merokok, serta minum alkohol berlebihan, sehingga meningkatkan risiko
hipertensi.1
Tekanan darah yang tinggi membuat kerja jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh menjadi lebih berat. Jika kondisi ini dibiarkan dalam jangka waktu
lama, akan berujung pada serangan jantung, pembesaran jantung, dan pada
akhirnya gagal jantung. Pada pembuluh darah yang tekanannya tinggi, mudah
untuk terjadi aneurisma yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan
perdarahan masif. Tekanan darah yang tinggi di pembuluh darah otak bisa
menyebabkan jaringan otak kekurangan darah (iskemia) yang berakibat stroke.
Stroke juga bisa disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang
disebabkan oleh hipertensi. Tergantung lokasinya, hipertensi dalam jangka
panjang juga dapat menyebabkan gagal ginjal dan kebutaan.4
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Faktor resiko PTM meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas
fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, serta
menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.5
8
2.2.3. Tujuan Posbindu PTM
1. Wawancara untuk menggali faktor risiko PTM yang terdapat dalam diri pasien
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar
Lengan Atas
3. Pemeriksaan fungsi paru sederhana
4. Pemeriksaan kadar gula darah
5. Pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida
6. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
7. Pemeriksaan kadar alkohol pernapasan dan amfetamin urin
8. Konseling dan Penyuluhan
9. Aktivitas fisik dan olahraga bersama
10. Rujukan ke fasilitas kesehatan dasar di lingkungannya5
9
BAB III: METODOLOGI
Sasaran kegiatan penyuluhan dan posbindu PTM adalah warga desa Sumberejo
yang mengikuti acara tahlil.
Penyuluhan PTM dilaksanakan pada acara tahlil warga Desa Sumberejo tanggal 8
Januari 2019. Tempat pelaksanaan penyuluhan adalah rumah warga RT 2 RW 3
Desa Sumberejo.
10
BAB IV: HASIL
Setelah penyuluhan dan diskusi, kegiatan Posbindu dimulai. Terdapat 4 tahapan yang
harus berurutan dilalui pasien, yaitu pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar
perut, pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta pengisian kuesioner.
Total peserta yang mengikuti Posbindu adalah 27 pasien. Hasil dari Posbindu
dipaparkan dalam grafik berikut
Normal - 6
Pre-hipertensi - 17
Hipertensi st. 1 - 3
Hipertensi st. 2 - 1
11
Grafik 2. Faktor resiko Peserta Posbindu PTM
Kurang - 0
Merokok - 27
Normal - 19
Overweight - 8 Tidak Merokok
-0
Obesitas - 0
Ya - 3
Ya - 23
Tidak - 24
Tidak - 4
Minum Alkohol
Ya - 7
Tidak - 20
12
BAB V: PEMBAHASAN
Dari hasil posbindu PTM, didapatkan angka kejadian hipertensi di desa Sumberejo
cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang masih kurang mengenai hipertensi, baik
tentang pengertian, faktor risiko, gejala, dan komplikasinya. Sebagian besar pasien tahu cara
minum obat hipertensi, yakni terus-menerus seumur hidup, namun hanya beberapa orang saja
yang rutin kontrol dan rutin minum obat. Hal ini juga juga dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang komplikasi dan sifat penyakit hipertensi, sehingga pasien kurang
disiplin dalam meminum obatnya.
Dari hasil pengisian kuesioner mengenai perilaku berisiko, yang paling banyak
dilakukan peserta ialah merokok, sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan hipertensi pada
masyarakat desa Sumberejo kemungkinan besar disebabkan karena merokok. Peserta yang
didapati hipertensi dan prehipertensi dianjurkan untuk rutin mengikuti posbindu PTM atau
kontrol ke puskesmas, diharapkan kegiatan Posbindu PTM ini efektif untuk membantu
mengontrol hipertensi pada masyarakat desa Sumberejo.
Hipertensi merupakan salah satu risiko kardiovaskular yang paling berbahaya, karena
seringkali tidak terdeteksi. Apabila dibiarkan terus menerus, hipertensi bisa berujung pada
kematian mendadak akibat stroke dan serangan jantung, di mana pasien sering tidak
menyadari bahwa ia menderita hipertensi lama. Karena itu, meningkatkan kesadaran
masyarakat akan penyakit hipertensi menjadi cara yang paling mudah untuk mengontrol
mortalitas dan morbiditas akibat penyakit kardiovaskular. Penting bagi masyarakat untuk
tahu tekanan darahnya masing-masing, tahu bahaya hipertensi, dan tahu bagaimana
mencegah agar hipertensi tidak berujung menjadi penyakit yang lebih serius.
13
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
2. Posbindu PTM merupakan sarana yang mudah dan efektif untuk mengontrol
hipertensi di masyarakat
3. Kerjasama yang baik antara masyarakat, perangkat representatif desa/desa, Puskesmas
Batu, dan Dinas Kesehatan Kota Batu dapat membantu terlaksananya kegiatan
Posbindu PTM di Desa Sumberejo dengan sukses
6.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15