Anda di halaman 1dari 2

F5

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Bungkukan

Latar Belakang

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan, dari

penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran bahwa betapa pentingnya kesehatan.

Pemerintah telah merencanakan kegiatan imunisasi dari tahun 1956, yang dimulai di Pulau Jawa

dengan vaksin cacar

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan

sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi adalah investasi terbesar bagi anak di masa depan.
Imunisasi adalah hak anak yang tidak bisa ditunda dan diabaikan sedikitpun. Setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.

Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Menurut Undang-Undang Nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya
pemberantasan penyakit menular

Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap

penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini
disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap
tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah
menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang
pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah
yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia
Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh
Indonesia.

Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi
yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT), Vaksin Campak dan vaksin Tetanus Toksoid
(TT). Pada tahun 2011, secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau
sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td).
Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit yang sangat
menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus. Manusia diperkirakan satu-satunya reservoir.
Pada tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan secara luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia
terkena campak dengan 2,6 juta kematian setiap tahun yang sebagian besar adalah anak-anak di
bawah usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu miliar anak di negara-negara berisiko tinggi
telah divaksinasi melalui program imunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat campak
telah mengalami penurunan sebesar 78% secara global.

Permasalahan

Berdasarkan laporan DirJen PP&PL DepKes RI tahun 2014, masih banyak kasus campak di Indonesia
dengan jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 12.222 kasus. Frekuensi KLB sebanyak 173
kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia pra-sekolah dan
usia SD. Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok umur 5-9
tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4 tahun (3383 kasus). Penyelenggaraan Imunisasi
merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit

melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan
dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus
mata rantai penularan.

Perencanaan dan Intervensi

Berdasarkan masalah di atas, dilakukan pula kegiatan imunisasi campak pada dan siswa-siswi

kelas 1 sebagai bentuk pelaksaan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di mana program tersebut

rutin diadakan tiap tahunnya.

Pelaksanaan

Kegiatan BIAS dilakukan di SDN Bungkukan, pada hari jumat, 4 September 2020, dihadiri oleh
siswa/siswi kelas 1 sebanyak 23 anak dan didampingi orangtua murid, kegiatan dimulai pukul 08.30
WITA dan berakhir pukul 10.00 WITA.

Dalam pelaksanaannya kegiatan BIAS dilakukan dnegan menjalankan protokol Covid,


siswa/siswi menggunakan masker, sebelum masuk kedalam kelas siswa/siswa mencuci tangan
terlebih dahulu dan posisi duduk diatur berjarak. Jam kedatangan siswa/siswi pun diatur, awalnya 13
siswa pukul 08.30 WITA, dan 10 siswa pukul 09.30 WITA

Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan BIAS berjalan lancar, walaupun banyak anak-anak yang menangis dan ketakutan saat akan
disuntik. para orangtua murid terlihat antusias membawa naka untuk di suntik. Dari jumlah siswa 24
murid kelas 1 yang mengikuti Bias sebanyak 23 murid, 1 tidak datang dengan alasan sakit, dan
datang 2 hari kemudian dipuskesmas untuk disuntik MR

Anda mungkin juga menyukai