Anda di halaman 1dari 3

I.

LATAR BELAKANG
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan, dari
penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran bahwa betapa pentingnya kesehatan.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi adalah investasi terbesar bagi anak di masa depan.
Imunisasi adalah hak anak yang tidak bisa ditunda dan diabaikan sedikitpun. Setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya
penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.
Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Menurut Undang-Undang Nomor
23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya
pemberantasan penyakit menular.Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak
tahun 1956.Upaya ini merupakan upaya kesehatan yang terbukti paling cost effective. Mulai
tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam
rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I),
yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B.
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap
penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal
ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap
tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah
menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB)
yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan
pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan
sasaran seluruh anak- anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia.
Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau
memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri
Tetanus (DT), Vaksin Campak dan vaksin Tetanus Toksoid (TT). Pada tahun 2011,
secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat
(MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td).
Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus. Manusia
diperkirakan satu-satunya reservoir. Pada tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan
secara luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia terkena campak dengan 2,6
juta kematian setiap tahun yang sebagian besar adalah anak- anak di bawah usia
lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu miliar anak di negara-negara berisiko
tinggi telah divaksinasi melalui program imunisasi, sehingga pada tahun 2012
kematian akibat campak telah mengalami penurunan sebesar 78% secara global.

Gambaran Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pengenalan tentang penyakit campak serta komplikasinya


disampaikan pada orang tua siswa-siswi kelas 8 SMP 6 Kisaran, dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan pemberian imunisasi campak kepada siswa-siswi
kelas 8 SMP 6 Kisaran pada tanggal 13 Juni 2021.
Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan tentang penyakit campak, proses
pemberian imunisasi campak, pengumpulan data persetujuan orang tua terhadap
pemberian imunisasi campak, penguatan imunisasi campak siswa-siswi SMP Kelas
8, memantau kualitas dan manajemen rantai vaksin, melakukan imunisasi ulang
kepada penderita yang sudah sembuh sesuai kelompok umurnya, serta penderita
dengan imunisasi parsial harus melengkapi imunisasi dasar sesuai jadwal menurut
rekomendasi nasional.
Pelaksanaan kegiatan pengenalan tentang gizi buruk, pengenalan makanan yang
bersih dan bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan ini dilaksanakan di
Posyandu balita pada hari Senin tanggal 7 Maret 2022 dan dihadiri oleh warga
sekitar dan kader-kader posyandu.
Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan gizi buruk berupa definisi, penyebab,
klasifikasi, gejala klinis, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan terjadinya gizi
buruk. Selain itu, dilakukan pula pengenalan tentang makanan dan minuman yang
sebaiknya dikonsumsi oleh anak-anak pada masa pertumbuhan. Kegiatan ini
dirangkaikan pula dengan kegiatan bulanan posyandu yaitu pengukuran tumbuh
kembang balita dan pada akhir kegiatan dilakukan pemberian bubur kacang hijau
kepada balita yang hadir.

Anda mungkin juga menyukai