n. Dengue
Vaksin Dengue adalah jenis virus dari
group Flavivirus yang mempunya 4 sero
tipe, yaitu Dengue1, Dengue2, Dengue3 p. Covid-19
dan Dengue4. Saat ini yang sudah sampai IDAI merekomendasikan dilakukan
fase 3 adalah Live attenuated recombinant percepatan vaksinasi Covid-19 pada anak
menggunakan vaksin Covid-19 inactivated Apabila imunisasi DPT terlambat
buatan Sinovac, karena sudah tersedia di diberikan, berapa pun interval
Indonesia dan sudah ada uji klinis fase 1 keterlambatannya, jangan mengulang dari
dan 2 yang hasilnya aman dan awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai
serokonversi tinggi. Penyimpanan vaksin jadwal. Bila anak belum pernah
pada cold chain dengan suhu 2°C - 8°C. diimunisasi dasar pada usia <12 bulan,
Imunisasi dimulai untuk umur 12 – 17 lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar
tahun dengan pertimbangan diantaranya baik jumlah maupun intervalnya. Bila
adalah Jumlah subjek uji klinis memadai, pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun
tingginya mobilitas dan kemungkinan ke-4, pemberian ke-5 paling cepat
berkerumun di luar rumah, serta mampu diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila
menyatakan keluhan KIPI bila ada. Dosis pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun,
yang digunakan adalah 0,5 ml secara intra pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.13
muskular di otot deltoid lengan atas, d. Vaksin Polio
diberikan 2 kali dengan jarak 1 bulan. Apabila imunisasi polio terlambat
Untuk anak umur 3 - 11 tahun menunggu diberikan, jangan mengulang
hasil kajian untuk menilai keamanan dan pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan
dosis dengan jumlah subjek yang dan lengkapi sesuai jadwal, tidak peduli
memadai.12 berapa pun interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya.13
Catch-Up Immunization e. Vaksin MMR
Catch-up immunization atau imunisasi Bila imunisasi ulangan (booster)
kejar didefinisikan sebagai setiap belum diberikan setelah usia 6 tahun,
imunisasi yang diberikan setelah usia berikan vaksin MMR kapan saja saat
yang direkomendasikan. Rencana untuk bertemu. Pada prinsipnya, berikan
catch-up harus berbasis dokumen tertulis imunisasi MMR 2 kali.13
status imunisasi anak bila memungkinkan. f. Vaksin HiB
Berikut merupakan cara pelaksanaan Apabila anak datang pada usia 1-5
Imunisasi Kejar berdasarkan IDAI tahun tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di
201513 : atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan
a. Vaksin Hepatitis B karena penyakit ini hanya menyerang
Apabila anak belum pernah mendapat anak dibawah usia 5 tahun.13
imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia g. Vaksin Pneumokokus
bisa mendapat serial imunisasi kapan saja Anak usia <12 bulan diberikan 2-3
saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan dosis sesuai dengan guideline tanpa
tanpa harus memeriksa kadar anti mengulang dosis yang tertinggal. Anak
hepatitis B.13 usia 1-2 tahun, diberikan 2 dosis. Anak
b. Vaksin BCG usia 2-5 tahun berisiko tinggi diberikan
Jika anak belum diberikan vaksin BCG juga 2 dosi. 13
dan masih berumur <12 bulan, maka tetap h. Vaksin Rotavirus
diberikan dengan syarat apabila diberikan Apabila bayi belum diimunisasi pada
pada umur >3 bulan, sebaiknya dilakukan usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu
uji tuberkulin terlebih dahulu. Jika umur diberikan karena belum ada studi
anak sudah >12 bulan, maka tidak keamanannya.13
dianjurkan untuk diberikan vaksinasi i. Vaksin Influenza
BCG.13 Pada anak berusia <8 tahun, untuk
c. Vaksin DPT pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis
dengan interval minimal 4-6 minggu,
sedangkan bila anak berusia >8 tahun, Tabel 3. Penyimpanan Vaksin.2
maka dosis pertama cukup 1 dosis saja.13
j. Vaksin Varisela
Apabila terlambat, berikan kapan pun
saat pasien datang, karena imunisasi ini
bisa diberikan sampai dewasa.13
k. Vaksin Hepatitis A & Tifoid
Vaksin ini diberikan pada anak diatas KIPI
2 tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan Seiring dengan cakupan Imunisasi
sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 yang tinggi maka penggunaan vaksin juga
bulan. Imunisasi tifoid diberikan pada usia meningkat dan sebagai akibatnya kejadian
>2 tahun, dengan ulangan setiap 3 berupa reaksi simpang yang diduga
tahun.13 berhubungan dengan Imunisasi juga
meningkat. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi) adalah kejadian medik yang
Prosedur Pemberian Vaksin berhubungan dengan imunisasi. KIPI
a. Penyuntikan yang Aman dibagi menjadi KIPI serius dan non-serius.
Alat suntik yang bisa digunakan untuk KIPI serius merupakan setiap kejadian
menyuntikkan vaksin adalah sebagai medis setelah Imunisasi yang
berikut : menyebabkan rawat inap, kecacatan, dan
● Alat suntik auto-disable (AD): alat kematian serta yang menimbulkan
suntik yang setelah satu kali keresahan di masyarakat. KIPI non-serius
digunakan secara otomatis menjadi atau ringan merupakan kejadian medis
rusak dan tidak dapat digunakan yang terjadi setelah Imunisasi dan tidak
lagi.2 menimbulkan risiko potensial pada
● Prefilled injection device (PID): alat kesehatan si penerima. KIPI dapat dibagi
suntik yang hanya bisa digunakan menjadi 5, yaitu1 :
sekali pakai dan telah berisi vaksin 1. Vaccine product-related reaction
dosis tunggal dari pabriknya. Alat 2. Vaccine quality defect-related
suntik ini digunakan terutama untuk reaction
hepatitis B pada bayi baru lahir.2 3. Immunization error-related reaction
● Syringe sekali buang (disposable): 4. Immunization anxiety-related
tidak direkomendasikan untuk reaction
suntikan dalam imunisasi karena 5. Coincidental event
risiko penggunaan kembali syringe
disposable menyebabkan risiko Apabila ditemukan kasus KIPI, perlu
infeksi yang tinggi.2 dilakukan pemantauan KIPI yang terdiri
b. Cara Penyimpanan dari penemuan, pelacakan, analisis
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap kejadian, tindak lanjut, pelaporan dan
tinggi sejak diterima sampai didistribusikan evaluasi. Untuk pelaporan KIPI, pertama
ketingkat berikutnya, vaksin harus selalu masyarakat akan melaporkan adanya KIPI
disimpan pada suhu yang telah ditetapkan ke Puskesmas, UPS atau RS. Kemudian
seperti pada tabel 3. Selain itu, pemakaian UPS akan melaporkan ke Puskesmas,
vaksin harus memperhatikan beberapa sementara Puskesmas dan RS akan
hal, seperti keterpaparan vaksin terhadap melaporkan ke Dinas Kesehatan
panas, masa kadaluwarsa vaksin, waktu Kabupaten/Kota. Untuk kasus KIPI serius
penerimaan vaksin (first in first out/FIFO), maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan pemakaian vaksin sisa.2 akan melakukan konfirmasi kebenaran
kasus KIPI serius tersebut, bila ternyata Hindari membuat pernyataan yang
benar maka akan melaporkan ke Dinas terlalu dini tentang penyebab dari
Kesehatan Provinsi. Kemudian bila perlu kejadian sebelum pelacakan
dilakukan investigasi, maka Dinas lengkap karena dapat merusak
Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi kepercayaan masyarakat.1
dengan Komda PP KIPI dan Balai POM c. Perbaikan mutu pelayanan :
Provinsi serta melaporkan kedalam Setelah didapatkan kesimpulan
website keamanan vaksin untuk dilakukan penyebab dari hasil investigasi
kajian oleh komite independen (KOMDA KIPI maka dilakukan tindak lanjut
dan atau KOMNAS PP KIPI).1 perbaikan.1
Tabel 4. Kurun Waktu Pelaporan KIPI Kesimpulan
Serius.1 Imunisasi adalah upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit sehingga bila
Untuk kasus KIPI dengan reaksi yang
suatu saat terpajan dengan penyakit
ringan, seperti reaksi lokal, demam, dan
tersebut tidak akan sakit atau hanya
gejala-gejala sistemis yang dapat sembuh
mengalami sakit ringan. Di Indonesia,
sendiri, tidak perlu dilaporkan. Reaksi lokal
program imunisasi terdiri atas imunisasi
yang berat (seperti pembengkakan hingga
wajib dan imunisasi pilihan. Seiring
ke sendi yang paling dekat; nyeri;
dengan cakupan Imunisasi yang tinggi
kemerahan pembengkakan lebih dari 3
maka penggunaan vaksin juga meningkat
hari; atau membutuhkan perawatan di
dan sebagai akibatnya kejadian berupa
rumah sakit), terutama jika ditemukan
reaksi simpang yang diduga berhubungan
kasus berkelompok sebaiknya dilaporkan.
dengan Imunisasi juga meningkat atau
Kejadian reaksi lokal yang mengalami
biasa disebut sebagai KIPI. Apabila
peningkatan frekuensi, walaupun tidak
ditemukan kasus KIPI, perlu dilakukan
berat, juga sebaiknya dilaporkan. Kasus
pemantauan KIPI yang terdiri dari
ini bisa menjadi pertanda kesalahan
penemuan, pelacakan, analisis kejadian,
program atau menjadi masalah untuk
tindak lanjut, pelaporan dan evaluasi.
batch vaksin tertentu. Jika ada keraguan
apakah suatu kasus harus dilaporkan atau
Daftar Pustaka
tidak, sebaiknya dilaporkan, agar
1. Kementerian Kesehatan Republik
mendapat umpan balik positif apabila
Indonesia. Peraturan Menteri
kasus tersebut dilaporkan.2
Kesehatan Republik Indonesia
Tindak lanjut KIPI terdiri dari
Nomor 12 Tahun 2017 tentang
pengobatan, komunikasi, dan perbaikan
Penyelenggaraan Imunisasi. 2017.
mutu pelayanan.1
2. Hadianti, DN, et al. Buku Ajar
a. Pengobatan : dengan adanya data
Imunisasi. Jakarta : Pusat
KIPI dokter Puskesmas dapat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
memberikan pengobatan segera.
Kesehatan. 2015.
Apabila KIPI tergolong serius harus
3. Kementerian Kesehatan Republik
segera dirujuk untuk pemeriksaan
Indonesia. Peraturan Menteri
lebih lanjut dan pemberian
1 Kesehatan Republik Indoensia
pengobatan segera.
Nomor 25 tahun 2014 tentang
b. Komunikasi : Kepercayaan
Upaya Kesehatan Anak. 2014.
merupakan kunci utama
4. Kementerian Kesehatan Republik
komunikasi pada setiap tingkat.
Indonesia. Infodatin: Kondisi
Pencapaian Program Kesehatan munisasi/melengkapimengejar-
Anak Indonesia. Jakarta : imunisasi
Kementerian Kesehatan RI, 2014.
5. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Infodatin:Situasi
Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI, 2014.
6. A guide to vaccinology: from basic
principles to new developments.
Pollard, AJ and Bijker, EM.
Oxford : Nature Reviews, 2021,
Vol. 21.
7. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Infodatin: Situasi dan
Analisis Imunisasi. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014.
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18
Tahun Menurut Rekomendasi IDAI
Tahun 2020. 2020.
9. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Petunjuk Teknis
Kampanye Imunisasi Measles
Rubella (MR). Jakarta : Direktorat
Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. 2017.
10. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18
Tahun Menurut Rekomendasi IDAI
Tahun 2020. 2017.
11. Hartono G. Jadwal Imunisasi Anak
Usia 0 – 18 tahun Rekomendasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia
2017. Sari Pediatri.
2017;18(5):417-422.
12. IDAI. Rekomendasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia Terkait Pemberian
Vaksin Covid-19 Pada Anak Dan
Remaja. 2021.
13. IDAI. Melengkapi Mengejar
Imunisasi. Diunduh pada 9 Juni
2021. 2015. Available at :
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/i