Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga terutama
yang berhubungan dengan bayi dan anak. Mereka merupakan harta yang paling
berharga sebagai titipan Tuhan Yang Maha Esa, juga dikarenakankondisinya yang
mudah sekali terkena penyakit. Oleh karena itu bayi dan anak merupakan prioritas
utama, yang harus dijaga kesehatannya (Wijaya, 2005).
Salah satu strategi pembagunan kesehatan Nasional untuk
me&ujudkan'ndonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan Nasional
berwawasan kesehatan yang berarti setiap upaya program pembangunan harus
mempunyaikontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan sehat dan prilaku
yang sehat sebagai acuan pembangunan Kesehatan mengacu kepada konsep
“Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas yang
utama pada pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
terpadu dan berkesinambungan (Depkes 2005).
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian,
kecacatan, dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk dapat
dicegah dengan imunisasi adalah dengan meningkatkan kesadaran bahwa betapa
pentingnya kesehatan. pemerintah telah merencanakan kegiatan imunisasi dari tahun
1956, yang dimulai di pulau jawa dengan vaksin cacar. Pada tahun 1972, Indonesia
telah berhasil membasmi penyakit cacar, selanjutnya mulai di kembangkan vaksinasi
antara cacar dan BCG.
Pelaksanaan vaksin ini ditetapkan secara nasional pada tahun 1973. bulan
April 1974 indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO. Tahun 1977
ditentukan sebagai fase persiapan pengembangan program imunisasi (PPI) dalam
rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulusis, Difteri, pertusis, campak, polio serta hepatitis B
( Dep. Kes. 2005)
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah
penyakit dan dapat meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, jika
suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap
penyakit tersebut (Matondang & Siregar 2008).

1
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu (Atikah & Citra 2010).
Melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak hanya memberikan perlindungan
pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat
imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh, 2008).
Imunisasi akan membuat tumbuh kembang bayi menjadi optimal yaitu menjadi anak
yang sehat, kuat, cerdas, kreatif dan berperilaku baik. Kekebalan tubuh balita yang
sudah diimunisasi akan meningkat dan terlindungi dari penyakit berbahaya, sehingga
tumbuh kembang anak tidak terganggu. Imunisasi juga mencegah berbagai penyakit
infeksi yang berbahaya dengan cara yang aman, efektif dan relatif murah. jika anak
tidak diberikan imunisasi dasar lengkap secara rutin, salah satu bisa mengakibatkan
gangguan pada otak anak sehingga pertumbuhannya jadi terganggu (Maharani, 2009)
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah
penyakit. sampai saat ini terdapat 3 penyakit infeksi pada anak yang dapat
menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan
kemudian menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukan dalam program
imunisasi yaitu penyakit tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan
hepatitis b (Defkes.2007)

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja deffinisi dari imunisasi?
2. Reaksi apa saja yang akan timbul?
3. Apa saja jeis-jenis vaksin?
4. Perbedaan imunisasi aktif dan pasif?
5. Penyakit apa saja yang harus dicegah dengan vaksin?
6. Bagaimana cara pemberian imunisasi?
7. Apa saja efek samping dari imunisasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.
2. Untuk mengetahui reaksi apa saja pada imunisasi.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
4. Untuk mengetahui perbedaan imunisasi aktif dan pasif.

2
5. Dapat memberikan gambaran tentang kegiatan Imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Bojonglarang Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur.

D. Manfaat
1. Meningkatkan kepedulian dan komitmen dari pimpinan Dinas kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur.
untuk melibatkan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan penularan penyakit
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur.
untuk melakukan upaya pencegahan Penularan penyakit
3. Membentuk kerjasama/kemitraan antara pemegang program imunisasi dengan
Bidan desa.

E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam laporan ini meliputi profil Puskesmas
Bojonglarang dan laporan kegiatan program imunisasi.

F. Lokasi dan Waktu


Laporan ini berisi laporan program imunisasi yang ada di Puskesmas
Bojonglarang Kecamatan Cijati pada tahun 2022.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit
seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak dapat
dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya belita yang
meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu
sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tesebut bias dicegah dengan
imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit
yang berbahaya, imunisasi pada bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai
jadwal. (Vivian 2010)
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah penyakit
dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai
saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan
cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal (Dwi Maryanti
2011)
Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama,
meskipun arti yang sebenarnya adalah berbeda. Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibody secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin
(antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system
imun dalam tubuh. (Nur Muslihatun Wafi 2010)

B. Tujuan Imunisasi
1. Imunisasi Aktif (Active Immunization)
Imunikasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah
dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi
tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah
imunisasi polio dan campak.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi

4
dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Dengan kata
lain, tubuh tidak membuat zat antibody secara aktif, tetapi kekebalan tersebut
diperoleh dari luar (Proverawati, 2010).

C. Peraturan Imunisasi Di Indonesia


Menurut Depkes (2013), berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi
dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.

1. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
Imunisasi wajib terdiri atas Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang
secara rutin dan terus menerus harus dilakukan pada periode waktu yang telah
ditentukan (Proverawati, 2010). Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia satu
tahun terdiri atas:
a. Bacillus Calmette Guerin (BCG)
b. Diphtheria Pertusis Tetanus–Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria
Pertusis Tetanus–Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)
c. Hepatitis B pada bayi baru lahir
d. Polio; dan
e. Campak

5
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang
diberikan pada:
a. anak usia bawah tiga tahun (Batita), berupa Diphtheria Pertusis Tetanus–
Hepatitis B (DPT-HB) dan campak
b. anak usia sekolah dasar, berupa Diphtheria Tetanus
(DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).
c. wanita usia subur, berupa Tetanus Toxoid (TT).

Imunisasi tambahan, merupakan imunisasi yang diberikan pada kelompok


umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian
epidemiologis pada periode waktu tertentu. Yang termasuk imunisasi
tambahan adalah:

a. Backlog Fighting, yaitu upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak
yang berumur 1-3 tahun pada desa non UCI setiap dua tahun sekali.
b. Crash Program, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk wilayah yang
memerlukan intervensi secara cepat karena masalah khusus seperti angka
kematian bayi dan angka PD3I yang tinggi, infrakstur kurang,untuk
memberikan kekebalan kepada kelompok sasaran yang belum mendapatkan
imunisasi rutin (Depkes, 2005).

Imunisasi khusus, merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk


melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu misalnya
persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju
negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa.
2. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Jenis imunisasi pilihan dapat
berupa imunisasi Haemophillus influenza tipe b (Hib), Pneumokokus,
Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mumps Rubella, Demam Tifoid,
Hepatitis A, Human Papilloma Virus (HPV), dan Japanese
Encephalitis (Wahab, 2002).

6
D. MACAM-MACAM IMUNISASI
Ada 11 jenis vaksin yang berguna sebagai pencegahan dari suatu penyakit, seperti
yang dikutip dari Bio Farma, Senin (18/7/2016).
1. Vaksin Polio
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap poliomyelitis. Vaksin Polio
diberikan empat kali untuk usia 0, 2, 3, dan 4 bulan.
2. Vaksin Campak
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit campak. Vaksin
campak diberikan untuk anak usia 9 bulan.

3. Vaksin Flubio
aksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh
virus influenza. Vaksin flubio diberikan untuk usia di atas 12 tahun, serta
direkomendasikan pemberian satu tahun sekali.
4. Vaksin Hepatitis B Rekombinan
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin
hepatitis B diberikan untuk usia kurang dari 10 tahun sebanyak 0,5 ml,
sedangkan untuk usia lebih dari 10 tahun sebanyak 1 ml. Jadwal pemberian
vaksin ialah 0-1-6 bulan atau 0-1-2 bulan.
5. Vaksin Pentabio
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi haemophilus influenza tipe B,
yaitu kuman penyebab utama pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis
(radang selaput otak) pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
6. Vaksin BCG
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit tuberkulosis. Vaksin
BCG diberikan satu kali untuk usia 0 sampai 2 bulan.
7. Vaksin Jerap Td
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit tetanus dan difteri.
Vaksin Jerap Td diberikan satu kali sebagai booster atau lanjutan untuk usia di
atas 7 tahun.
8. Vaksin Jerap DT

7
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit difteri dan tetanus.
Vaksin Jerap DT diberikan untuk usia kurang dari 7 tahun.
9. Vaksin TT
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit tetanus dan neonatal
tetanus, yaitu tetanus pada bayi yang baru lahir. Vaksin TT diberikan untuk
wanita usia subur, wanita hamil, dan dewasa.
10. Vaksin DTP
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit difteri, tetanus, dan
pertusis (batuk rejan). Vaksin DTP diberikan tiga kali untuk usia 2, 3, dan 4
bulan.
11. Vaksin DTP-HB
Vaksin ini berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis (batuk rejan), dan hepatitis B. Vaksin DTP-HB diberikan tiga kali untuk
usia 2, 3, dan 4 bulan, namun didahului satu dosis vaksin hepatitis B pada saat
lahir.
E. KEADAAN TUBUH SEWAKTU IMUNISASI
Seaktu imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit karena hal
ini akan mengakibatkan daya untuk membuat Fat antibodi rendah.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN


IMUNISASI
Berikut ini adalah beberapa faktor keberhasilan imunisasi yaitu:
1. Status Imun Penjamu
Adanya Ab spesifik pada penjamu, keberhasilan vaksinasi, minsalnya :
a. Campak pada bayi
b. Kolustrum ASI IgA polio
c. Maturasi imunologik, neonates, fungsi makrofag, kadar komplemen,
aktifasi optonin.
d. Pembentukan Ab spesifik terhadap Ag kurang hasil vaksinasi ditunda
sampai umur 2bulan.
e. Cakupan imunisasi semaksimal mungkin agar anak kebal secara simultan,
bayi di imunisasi.
f. Frekuensi penyakit, dampaknya pada neonates berat imunisasi dapat
diberikan pada neonates.

8
g. Status imunologik (seperti defisiensi imun) respon terhadap vaksin kurang.
(dwi maryati, sujianti, tri budiarti)
2. Genetic
Secara genetik respon imun manusia terhadap Ag tertentu baik, cukup, rendah
keberhasilan vaksinasi tidak 100 %. (dwi maryati, sujianti, tri budiarti)
3. Kualitas Vaksin
a. ara pemberian, missal polio oral imunisasi lokal dan sistemik
b. Dosis vaksin
c. Tinggi mengehambat respon, menimbulkan efek samping
d. Rendah tidak merangsang sel imunokompeten.
e. Frekuensi pemberian
f. Ajuvan : zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
g. Jenis vaksin. (dwi maryati, sujianti, tri budiarti).(Maryanti dwi)

G. BAHAN-BAHAN DASAR VAKSIN


1. Vaksin dengan Virus atau Bakteri yang Sudah Dilemahkan Terlebih Dahulu
Vaksin-vaksin seperti vaksin varisela atau vaksin MMR merupakan contoh
vaksin yang menggunakan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan terlebih
dahulu. Jadi pada vaksin jenis ini yang digunakan adalah virus hidup yang
sengaja dilemahkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tubuh
manusia. Virus akan dibuat sangat lemah sehingga saat berada di dalam tubuh,
maka tidak akan menimbulkan penyakit
2. Vaksin dengan Virus atau Bakteri yang sudah Dimatikan Terlebih
Sebelum dimasukan ke dalam tubuh virus atau bakteri akan dinonaktifkan
terlebih dahulu. Sehingga saat dimasukan ke dalam tubuh virus atau bakteri
tersebut hanya akan memicu atau merangsang terbentuknya antibodi untuk
bersiaga mencegah terjadinya penyakit polio yang dapat berakibat fatal.
3. Vaksin Toksoid
Selain virus, ternyata dalam kehidupan manusia juga terdapat beberapa bakteri
penyebab penyakit yang dapat menyerang tubuh dengan memasukan racun ke
dalam aliran darah manusia. Jenis vaksin toksoid yang dianjurkan untuk
diberikan pada tubuh manusia adalah vaksin difteri dan vaksin tetanus. Vaksin

9
toksoid ini dibuat dengan menggunakan bahan dasar bakteri yang sudah
dilemahkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tubuh manusia.
4. Vaksin Aseluler dan Sub-unit
Vaksin aseluler dan sub-unit ini merupakan vaksin yang dibuat dengan
menggunakan virus dan bakteri. Jadi isi dari vaksin ini adalah sebagian dari
virus dan sebagian lagi dari bakteri. Dengan kata lain virus dipadukan dengan
komposisi yang seimbang. Vaksin yang dibuat dengan bahan dasar ini adalah
vaksin hepatitis serta vaksin hemofilius influenza tipe b.
H. CARA PENGAMBILAN DAN PENYUNTIKAN
1. BCG
a. Umur: 0 – 11 bulan
b. Dosis: 0,05 cc
c. Cara : Intrakutan, lengan kanan
d. Jumlah suntikan : Satu kali
2. DPT
a. Umur : 2 – 11 bln
b. Dosis : 0,5 cc
c. Cara : IM / SC
d. jumlah suntikan : 3 x
e. Selang pemberian : Minimal 4 minggu
3. Polio
a. Umur : 0 – 11 bln
b. Dosis : 2 tetes
c. Cara : Meneteskan ke dalam mulut
d. Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
4. Hepatitis B
a. Umur : Mulai umur 0 bulan
b. Dosis : 0, 5 cc / pemberian
c. Cara : Suntikan IM pada bagian luar
d. Jumlah suntikan : 3 x
e. Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.
5. Campak
a. Umur : 9 bln.
b. Dosis : 0, 5 cc

10
c. Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
d. Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin
e. lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.
6. covid-19
a. Umur : 6 tahun-Lansia
b. Dosis : 0, 5 cc
c. Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
7. Jadwal Pemberian Imunisasi

Vaksin Pemberian Imunisasi Selang Waktu Umur


BCG 1x 0 – 3 bulan
DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 – 11 bulan
Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 – 11 bulan
Campak 1x 9 – 11 bulan
Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 0 – 11 bulan
Cov-19 2 x (1,2) 4 mgg 6 tahun-lansia

I. EFEK SAMPING PEMBERIAN IMUNISASI


1. BCG
Efek samping :
a) Reaksi normal Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah
2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan
dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 – 3 minggu kemudian,
pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan
garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan
terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan
sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
b) Reaksi berat Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau
abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar
limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang
terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
c) Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap
TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini

11
berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan
anak tersebut telah terinfeksi BCG.
2. DPT
Efek samping : Panas
a) Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat
imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan
dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air
yang dicelupkan ke air hangat.
b) Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
c) Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin
disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak
steril karena :
1) Tersentuh
2) Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak
steril.
3) Sterilisasi kurang lama.
4) Pencemaran oleh kuman.
d) Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan
oleh komponen dari vaksin DPT.
3. Polio
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik
karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
4. Campak
Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan,
kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
5. Hep-B
Efek samping : tidak ada
6. Covid-19
Efek samping :

12
a) Nyeri di tempat suntikan
b) Lengan nyeri
c) Pembengkakan kelenjar getah bening

BAB III
ANALIASA SITUASI

A. Data Geografi dan Demografi Puskesmas Bojonglarang


1. Data Geografi
Wilayah kerja puskesmas bojonglarang terletak di selatan Kabupaten Cianjur.
Secara administratif Puskesmas Bojonglarang terletak di Kecamatan Cijati dan
gedung Puskesmas sendiri terletak di Desa Bojonglarang. Pada umumnya wilayah
kerja Puskesmas Bojonglarang terdiri dari pesawahan dan perbukitan kecil
dengan ketinggian + 300 m – 500 mdpl.
Luas wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang adalah 3.279 km2 terdiri dari 4
desa kategori biasa dan 1 desa kategori Desa tertinggal.
Wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang meliputi 5 desa yaitu :
a. Bojonglarang
b. Sinarbakti
c. Sukaluyu

13
d. Padaasih
e. Sukamaju
Batas – batas wilayah Puskesmas Bojonglarang yaitu :
1) Utara Kecamatan Kadupandak
2) Selatan Kecamatan Agrabinta
3) Timur Desa Cijati (Kecamatan Cijati wilayah kerja Puskesmas Cijati)
4) Barat Kabupaten Sukabumi
2. Data Demografi
Penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang sebanyak
16.308 jiwa terdiri dari laki-laki 7.936 dan perempuan 8.315 jiwa. Sebagian besar
mata pencaharian penduduk di sektor pertanian yaitu 6131 jiwa jumlah angkatan
kerja sebanyak 2135 jiwa. Buruh bangunan, tukang ojeg, supir dan TKW/TKL
(tanaga kerja wanita/laki – laki ).

Tabel 3.1
Data penduduk per Desa
Di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang 2022

Jenis
kelamin
No Desa jumlah
Laki-laki perempuan

1 Bojonglarang 1.507 1.594 3.101


2 Sinarbakti 1.524 1.580 3.104
3 Sukaluyu 2.463 2.523 4.986
4 Padaasih 1.478 1.557 3.035
5 Sukamaju 964 1.061 2.082

14
Jumlah 7.936 8.315 16.308

Dari 16.308 penduduk jumlah kepala keluarga adalah 5.686 secara terperinci dapat
dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 3.2
Data jumlah KK perDesa
di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah KK

1 Bojonglarang 971
2 Sinarbakti 1.080
3 Sukaluyu 1.645
4 Padaasih 1.238
5 Sukamaju 752
Jumlah 5.686

Tabel 3.3
Data jumlah Ibu Hamil perDesa
di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah Siswa

1 Bojonglarang 71
2 Sinarbakti 73
3 Sukaluyu 108
4 Padaasih 60

15
5 Sukamaju 51
Jumlah 363

Tabel 3.4
Data jumlah anak sekolah SD
di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah Siswa

1 Bojonglarang 378
2 Sinarbakti 390
3 Sukaluyu 496
4 Padaasih 343
5 Sukamaju 149
Jumlah 1.756

Tabel 3.5
Data jumlah anak sekolah SMP
di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah Siswa

1 Bojonglarang 183
2 Sinarbakti 137
3 Sukaluyu 754

16
4 Padaasih 130
5 Sukamaju 0
Jumlah 1.204

Tabel 3.6
Data jumlah anak sekolah SMA
di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah Siswa

1 Bojonglarang 0
2 Sinarbakti 60
3 Sukaluyu 456
4 Padaasih 196
5 Sukamaju 0
Jumlah 712

3. Data pendidikan
Secara umum masyarakat penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bojonglarang
adalah tidak tamat SD 419 orang, tamat SD/SLTP 438 orang, tamat SLTA 825
orang, tamat AKA/PT 401 dengan jumlah keseluruhan 2083.

4. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk pada umumnya mengandalkan dari sektor
pertanian (±55,3%) baik pemilik maupun penggarap, penghasilan utama adalah
padi dan tanaman palawija lainnya seperti singkong, kelapa, jagung, dan
sebagainya.
Jenis pekerjaan lainnya adalah sebagai pedagang (±4,1%), pengusaha jasa atau
tukang (6,1%), buruh (13,6%), dan PNS (6%) serta banyak pula yang menjadi

17
tenaga kerja keluar negri seperti ke saudi arabia dan ke negara timur tengah
lainnya.
5. Kelembagaan Bersumber Daya Masyarakat
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai mengalami
peningkatan baik terhadap sarana kesehatan yang ada diwilayah Puskesmas
Bojonglarang ataupun sarana kesehatan yang ada di Kota Cianjur, begitupun
peran masyarakat dalam upaya posyandu telah mengalami peningkatan, terutama
setelah diadakan revitalisasi posyandu dan pencanangan posyandu plus, secara
kuantitatif mengalami peningkatan.

Tabel 3.7
Data Jumlah Posyandu, Kader dan Bidan PerDesa
Diwilayah Kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022

No Desa Jumlah posyandu Jumlah kader Jumlah Bidan

1 Bojonglarang 5 25 1
2 Sinarbakti 5 25 1
3 Sukaluyu 7 35 1
4 Padaasih 6 30 2
5 Sukamaju 3 15 1
Jumlah 26 130 6

6. Ketenagaan dan Sarana Kesehatan


Tabel 3.8

18
Jumlah Kader Posyandu
Diwilayah Kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022
No Nama Petugas Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 1
Dokter 1
Bidan 20
Perawat 12
Petugas lab 1
Petugas kesling 1
Petugas kesmas 1
Petugas gizi 1
Posyandu 26
Kader 130
Paraji Terlatih 15
Paraji Tidak Terlatih 1

7. Sarana Pendidikan

Tabel 3.9
Jumlah Sarana Pendidikan
Diwilayah Kerja Puskesmas Bojonglarang Tahun 2022
N0 Desa Sarana pendidikan
PAUD TK SD/MI SMP/MTS SMA/MA Jumlah
1 Bojonglarang 5 0 3 1 0 9
2 Sinarbakti 4 0 4 2 1 10
3 Sukaluyu 4 1 6 4 4 19
4 Padaasih 5 0 4 1 2 12
5 Sukamaju 3 0 2 0 0 5
Puskesmas 21 1 19 8 7 55

B. Data Target dan Sasaran Imunisasi

19
1. Sasaran Proyeksi
a. Proyeksi Ibu Hamil 363
b. Proyeksi bayi
c. Proyeksi balita
d. Proyeksi anak sekolah
2. Target Sasaran
a. Proyeksi Ibu Hamil 363
b. Proyeksi bayi
c. Proyeksi balita
d. Proyeksi anak sekolah

20
BAB IV
HASIL KINERJA

A. Hasil cakupan Imunisasi


Tabel 4.1
Hasil cakupan Imunisasi Hb0
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.2
Hasil cakupan Imunisasi BCG
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100

21
Jumlah 100

Tabel 4.3
Hasil cakupan Imunisasi POLIO 1
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.4
Hasil cakupan Imunisasi DPT 1
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100

22
Jumlah 100

Tabel 4.5
Hasil cakupan Imunisasi POLIO 2
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.6
Hasil cakupan Imunisasi DPT 2
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100

23
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.7
Hasil cakupan Imunisasi POLIO 3
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.8
Hasil cakupan Imunisasi DPT 3
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %

24
(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.9
Hasil cakupan Imunisasi POLIO 4
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.10
Hasil cakupan Imunisasi IPV
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

25
No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %
(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.11
Hasil cakupan Imunisasi MR
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

26
Tabel 4.12
Hasil cakupan Imunisasi BOOSTER DPT
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.13
Hasil cakupan Imunisasi BOOSTER CAMPAK
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100

27
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 3.14
Hasil cakupan Imunisasi IDL
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

Tabel 4.15
Hasil cakupan Imunisasi COVID-19
diwilayah Puskesmas Bojonglarang tahun 2022

No Desa Target Sasaran Cakupan jumlah %


(%) Jml Yang %
Dicapai
1 Bojonglaran 100
g

28
2 Sinarbakti 100
3 Sukaluyu 100
4 Padaasih 100
5 Sukamaju 100
Jumlah 100

BAB V
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
1. Jumlah cakupan Imunisasi Hb0
2. Jumlah cakupan Imunisasi BCG
3. Jumlah cakupan Imunisasi POLIO 1
4. Jumlah cakupan Imunisasi DPT 1

29
5. Jumlah cakupan Imunisasi POLIO 2
6. Jumlah cakupan Imunisasi DPT 2
7. Jumlah cakupan Imunisasi POLIO 3
8. Jumlah cakupan Imunisasi DPT 3
9. Jumlah cakupan Imunisasi POLIO 4
10. Jumlah cakupan Imunisasi IPV
11. Jumlah cakupan Imunisasi MR
12. Jumlah cakupan Imunisasi BOOSTER DPT
13. Jumlah cakupan Imunisasi BOOSTER CAMPAK
14. Jumlah cakupan Imunisasi IDL
15. Jumlah cakupan Imunisasi COVID-19
B. Prioritas Masalah
1. Cakupan belum belum mencapai target
2. Masih ada masyarakat yang anti vaksin
C. Rioritas Penyebab Masalah
1. Masih rendahnya pengetahuan Masyarakat tentang vaksinasi
2. Masih kurangnya kemampuan petugas dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
3. Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang vaksinasi
4. Masih kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya penyakit
tuberculosis, difteri,  pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis b dan covid 19
5. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat vaksin
6. Kurangnya sosialisasi vaksin di tenaga kesehatan
D. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Meningkatkan penyuluhan tentang vaksinasi
2. Melaksanakan kegiatan vaksinasi mengefektifkan kegiatan lintas program dalam
meningkatkan cakupan vaksin sesuai standar
3. Melaksanakan sweeping ke setiap desa
4. Mengoptimalkan kegiatan dengan lintas sektoral (Promkes) guna menurunkan
angka kesakitan dengan cara :
a. Vaksinasi
b. Sosialisasi tentang bahaya penyakit tuberculosis, difteri,  pertusis, tetanus,
polio, campak, hepatitis b dan covid 19

30
BAB VI

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Program
imunisasi yang dilaksanakan di setiap Desa yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas

31
Bojonglarang, belum mencapai hasil yang maksimal dengan adanya faktor-faktor
penyebab dari masalah tersebut.

32
1
2

Anda mungkin juga menyukai