Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK

MTBS, DDST, IMUNISASI, ANTROPOMETRI, TUMBUH KEMBANG ANAK

PEMBIMBING:
Ns. Andrye fernandes, M.Kep, Sp Kep An
Di susun oleh :
NURUL DWI FEBRIANI
2030282014

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS
TA 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN IMUNISASI

I. KONSEP DASAR IMUNISASI

A. PENGERTIAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan


memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari
penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar,2006).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2008).

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan


atau imunitas pada bayi dan anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini,2002).

Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih anti gen yang infeksius pada
seorang individu untuk merangsang system imun dan memproduksi anti bodi yang
akan mencegah infeksi (Schwartz,2004)

Imunisasi adalah proses yang menginduksi imunitas secara artifisial dengan


pemberian bahan antigenic dan penggunaan agen infeksi hidup yang dilemahkan atau
diinaktifkan (Wahab,2000)

Imunisasi adalah pemberian antigen untuk memicu imunitas seseorang


sehingga memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap infeksi (Hinchliff, 1999).

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem


kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap
serangan penyakit berbahaya.Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi
harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak (www.litbang.depkes.go.id).
B. TUJUAN

Secara umum tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)


- Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
- Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
- Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
- Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan Mortalitas
(angka kematian) pada balita

C. MANFAAT IMUNISASI

1. Menghindarkan bayi dari serangan penyakit.

Dengan memberikan imunisasi pada anak sejak dini diharapkan kesehatan anak
akan tetap terjaga hingga anak tumbuh menjadi lebih aktif dan juga dewasa.

2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular.

Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah menambah jumlah anak
yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap serangan penyakit.

3. Meningkatkan kesehatan nasional.


Manfaat imunisasi bagi anak dan bayi selain dapat menghindarkan dari penyakit
menular juga dapat meningkatkan kesehatan anak dalam taraf nasional. Sehingga
anak-anak akan merasa aman karena terbebas dari penyakit-penyakit berbahaya
yang bisa menular.

D. SASARAN IMUNISASI

Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:


 Semua anak di bawah usia 1 tahun
 Anak-anak lain yang belummendapa timunisasi lengkap
 Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
 Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
E. JENIS IMUNISASI

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak
dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar berbagai
kuman yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan
nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh
pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana
complemen dan makrofag ini yang pertama kali a3kan memberikan peran ketika ada
kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan
pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system
humoral dan seluler. System pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang
mirip dengan bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang
disebut imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler
terdiri dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan
menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau sangat cepat
dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang
digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas maka
imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik yang
menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel memori, sehingga apabila
benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam
imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara
lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitas antigen.

2. Imunisasi pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan


melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk di dalam
tubuh yang terinfeksi. Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan
dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan diantaranya:

a. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat
merangsang pembentukan zat anti (Toxoid). Frekuensi pemberian imunisasi
DPT adalah 3 kali dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih
sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ –
organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.
Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4
minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular. Efek samping
pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek
berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun,
terjadi kejang, enchefalopati, dan syok.

b. Imunisasi Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi Polio
adalah 4 kali. Waktu pemberian imunisasi Polio antara umur 0 – 11 bulan
dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi Polio melalui oral.

c. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya hepatitis


yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian
imunisasi hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0
– 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intramuscular.

tahun.

d. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP: Purified
Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B antigen dalam vaksin
tersebut dapat dikonjugasi dengan protein – protein lain seperti Toxoid tetanus
(PRP – T), Toxoid diphteri (PRP – D atau PRP – CR 50), atau dengan kuman
monongokokus. Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP – T dilakukan
dengan 3 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP – OMPC
dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan, kemudian boosternya
dapat diberkan pada usia 18 bulan.

F. CARA DAN WAKTU PEMBERIAAN IMUNISASI

Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk pemberian
imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan Program
Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)

Dosis Selang Umur Cara Pemberian


Pemberian
Vaksin Waktu Pemberiaa
Imunisasi
Pemberiaan n

0,05 Intrakutan tepat di


BCG 1 kali cc 0-11 bulan insersio muskulus
deltoideus kanan.

0,5 Intramuskular.
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
cc

2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.
0,5 Subkutan,
Campak 1 kali cc 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.

Hepatitis 0,5 Intrmuskular pada


3 kali 4 minggu 0-11 bulan
B cc paha bagian luar.

0,5 Intramuskulus
TT 3 kali
cc

G. PEMBERIAN IMUNISASI

Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.

1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.


a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit,
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu sebelum menerima
imunisasi (informed consent). Pengertian mencakup jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya.
3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi
sebelumnya), pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak harus
didasari pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi
sebagai upaya pencegahan penyakit. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran
orang tua untuk memelihara kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat member vaksin virus hidup
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti
sitostatika, transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti
pertusis.

H. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas


kesadaran social, emosional, intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga di bentuk pada masa
dini sehingga setiap kelainan/penyimpanan sekeci lapapun, apabila tidak ditangani
dengan baik akan mengurangi kualitas perkembangan.
 Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
 Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah
dalam perkembangan anak menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan )
 Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development
Screening Test).
Franken bung (1901) melalui DDST (Denver Development Sreening Test),
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita meliputi:
1. Personal Sosial (kepribadian/tingkahlaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungan .
2. Fine Motor Adaptive (Gerakanmotorikhalus)
Askep yang berhubungan dengan kemampuan anak mengatasi
sesuatu ,melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuhnya saja dan
dilakukan otak kecil, terdapat memerlukan koordinasi yang cermat misalnya
kemampuannya.
3. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh dan sikap tubuh.
Beberapa milestone pokok yang harus diketahui dalam mengetahui, tanpa
perkembangan seseorang anak (milestone perkembangan anak adalah tingkat
perkembangan yang harus di capai anak pada umur tertentu.

Anda mungkin juga menyukai