Anda di halaman 1dari 14

BAYI BARU LAHIR

A. DEFENISI BBL
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram dan
tanpa tanda-tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya (Noordiati, 2018).
Menurut Saifuddin (2014) bayi baru lahir adalah suatu keadaaan dimana
bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu, lahir melalui jalan lahir
dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, napas
secara spontann dan teratur, berat badan antara 2.500-4.000 gram serta harus dapat
melakukan penyesuaian dari diri kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan aterm (37-42 minggu) dan
berat badan normal (2.500 gram-4.000 gram).
B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Maternity, Anjay dan Evrianasari (2018), ciri-ciri bayi baru lahir normal
antara lain:
1. Berat badan : 2500- 4000 gram.
2. Panjang badan lahir : 48-52 cm.
3. Lingkar kepala : 33-35 cm
4. Lingkar dada : 30-38 cm
5. Buyi jantung : 120-160x/menit
6. Pernafasan : 40-60x/menit
7. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa
8. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna
9. Kuku telah agak Panjang dan lepas
10. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika
laki-laki testis telah turun, skrotum sudah ada.
11. Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.
12. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Refleks graps atau menggenggam sudah baik
14. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam. Meconium
berwarna hitam kecoklatan.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Warna kulit: seluruhnya merah
2. Denyut jantung: > 100 x/menit
3. Pernapasan : baik,menangis kuat.
4. Otot : gerak aktif,reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
D. PATOFISIOLOGI
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami
oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan
Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan
eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi.
Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil
serta menggunakan glukosa.
 Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis (Varney, 551-552).

Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat


menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.


b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
 Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
c. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan
dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga
mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

a. Pada saat tali pusat dipotong.


Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium
kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit
mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.
c. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium
kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional
akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan
ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus
dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah
lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa
berlangsung 2-3 bulan.
 Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan
Tubuh.
1. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap
melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat
untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin.
2. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan
membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai
persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.
3. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada
saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan
menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu)
terbatas pada bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang
dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin.
4. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap
infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya.
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b. Fungsi jaringan saluran nafas.
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang
membantu membunuh organisme asing.

E. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterusfisiologi
F. WOC BBL
 Kondisi bayi saat lahir (apgar score)
 Usia gestasi, proses persalinan
 Kondisi saat di dalam intrauterine
 BB saat lahir, dll

Adaptasi BBL

Permukaan tubuh luas Paparan lingkungan Pemotongan tali Sirkulasi darah melalui
ekstrauterin pusat bayi umbilicus terputus

Mudah kehilangan
panas tubuh Perbedaan suhu ekstra Luka terbuka pada Sirkulasi darah
dan intrauterin tali pusat belum lancar

Fluktasi temperatur Sianosis pada


Risiko infeksi
ekstermitas
tubuh
tinggi

Risiko Hipotermi Peningkatan laju


metabolisme

Kebutuhan kalori
tinggi

Laktasi kurang
Risiko defisit nutrisi adekuat
G. APGAR SCORE
Tabel penilaian apgar score

Tanda 0 1 2 Angka
A: Seluruh
Badan merah,
Appereance tubuh
Pucat ekstremitas ...
color (Warna kemerahan-
biru
Kulit) merahan
P: Pulse
Tidak
(Frekuensi <100 > 100 ...
ada
jantung)
G: Grimace
Sedikit
(Reaksi Tidak Menangis,
gerakan ...
terhadap ada batuk/bersin
mimik
rangsangan)
A: Actifity Ekstremitas
(Tonus otot) Lumpuh dalam fleksi Gerakan aktif ...
sedikit
R: Respirasi Lambat/
Tidak Menangis
(Usaha menangis ...
ada kuat
bernafas) lemah
Jumlah total
Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak
 Klasifikasi nilai APGAR
a. Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen terkendali. Karena selalu
disertai asidosis, perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat badan, dan
cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilikus
b.Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen
sampai bayi dapat bernapas normal kembali
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9
d.Bayi normal dengan nilai Apgar 10
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama setelah
lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit  fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
I. PENATALAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus diletakkan didalam
incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan merawat tali pusat dengan steril
menggunakan betadine. Bila tidak mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan
terjadinya hipotermi dan infeksi bahkan sampai sepsis.
J. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN FISIK BAYI BARU LAHIR
a. Posture
b. Inspeksi
Bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari
c. Riwayat persalinan
Tekanan saat dalam rahim pada anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan
ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas
akstensi.
d. Tanda-tanda vital a.
- Suhu: aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran
- Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit, bisa tidak teratur untuk periode singkat,
terutama setelah menangis
- Pernafasan: 30-60 kali/menit
- Tekanan Darah: 78/42mmHg
 Pada waktu lahir, sistolik 60-80mmHg dan diastolik 40-50mmHg
 Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg dan diastolik sedikit meningkat
 Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur )
e. Pengukuran umum
a) Berat: berat badan lahir 2500-4000gr
b) Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm
c) Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm
d) Lingkar dada: mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33cm
e) Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.
f. Integumen
a) Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi cukup bulan dan
hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal 12 Diktat
Bayi Baru Lahir Genap 2020 seperti akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis
marmorata- motting sementara ketika bayi terpapar suhu rendah.
b) Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat edema kulit,
beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju,
tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna,
telinga dan dahi dengan jumlah yang bervariasi
c) Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian dalam, turgor
kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas. Indikator
terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan
10% BB setelah lahir adalah normal.
g.Kepala
a) Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi. Kadang
terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan adanya ekimosis
b) Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh, kadang
sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.
c) Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel posterior bentuk
segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan padat.
d) Sutura: teraba dan tidak menyatu
h.Mata
a) Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar
kantus ke bagian luar kantus yang lain.
b) Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran sama, refleks
kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil sebagai respo terhadap cahaya,
reflek berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak,
dapat fokus sebentar, dan dapat melihat kearah garis tengah.
i. Hidung
Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat
sedikit mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang bersin untuk membersihkan
hidung.
j. Telinga
Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat, berespon
terhadap suara dan bayi.
k. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak dan palatum keras
utuh, uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.
l. Leher
Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput. Kepala terdapat
digaris tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat dan tidak teraba massa, bebas
bergerak dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek leher tonik, reflek neck-righting dan reflek
orolith-ligthing.

m. Dada
Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut
sinkron dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan simetris, nodul payudara sekitar 6 mm
pada bayi cukup bulan.
n. Abdomen
Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga kanan. Tidak
teraba massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam setelah lahir, mekonium keluar
24-28 jam setelah lahir. Batas antara tali pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus
didalamnya, tali pusat kering didasar dan tidak berbau.
o. Genetalia
a) Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari labia mayora,
meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam 24
jam
b) Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di dalam setiap
skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae, biasanya
pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam
c) Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus 16. Ekstremitas
Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari tangan dan jari kaki, rentang
gerak penuh, punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera stelah lahir.
Fleksi ekstremitas atas dan bawah. Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus
otot sama secara bilateral, Nadi brakialis bilateral sama.
2. PENATALAKSANAAN
1) Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermi.
2) Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3) Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4) Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya
5) Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6) Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat
7) Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8) Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jam setelah lahir)
9) Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10) Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11) Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12) Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Risiko hipotermia
2. Risiko defisit nutrisi
3. Risiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI


Risiko hipotermia Tujuan: Setelah dilakukan Manajemen Hipotermia
Tindakan keperawatan Observasi
3x24 jam, termogulasi 1) Monitor suhu tubuh
membaik. 2) Identifikasi penyebab
hipotermia
Kriteria Hasil: 3) Monitor tanda dan
Termogulasi neonates gejala akibat hipotermia
 Menggigil menurun Traupetik
 Akrosianisis menurun 1) Sediakan lingkungan
 Piloereksi menurun
 Konsumsi oksigen hangat
menurun 2) Ganti pakaian atau
 Kutis memorata
menurun linen yang basah
 Dasar kuku sianotik 3) Lakukan penghangatan
menurun
aktif eksternal
 Suhu tubuh membaik
 Frekuensi nadi 4) Lakukan penghangatan
membaik
aktif internal
 Kadar gula darah
membaik Edukasi
 Pengisian kapiler Anjurkan mekanisme hangat
membaik
 Piloereksi membaik
 Ventilasi membaik

Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen gangguan


Tindakan keperawatan
makan
3x24 jam status nutrisi
terpenuhi. Observasi
Monitor asupan dan
Kriteria Hasil:
 Porsi makan yang keluarnya makanan dan
dihabiskan meningkat cairan serta kebutuhan kalori
 Berat badan atau IMT
meningkat Traupetik
 Nafsu makan 1) Timbang berat badan
meningkat secara rutin
 Perasaan cepat
kenyang menurun 2) Diskusikan perilaku
makan dan jumlah
aktifitas fisik (termasuk
olahraga) yang sesuai
3) Lakukan kontak
perilaku
4) Didampingi ke kamar
mandi untuk
pengamatan perilaku
memuntahkan Kembali
makanan
5) Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku
Edukasi
1) Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan
2) Ajarkan pengaturan diet
yang tepat
3) Ajarkan keterampilan
koping untuk
penyelesaian masalah
perilaku makan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentangn target berat badan
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
Risiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
Tindakan keperawatan Observasi
3x24 jam glukosa drajat Monitor tanda dan gejala
infeksi menurun infeksi local dan sistemik
Traupetik
Kriteria Hasil: 1) Batasi jumlah
 Demam menurun pengunjung
 Kemerahan menurun 2) Berikan perawatan kulit

 Nyeri menurun pada daerah edema

 Bengkak menurun 3) Cuci tangan sebelulm


dan sesudah kontak
 Kadar sel darah putih
dengan pasien dan
membaik
lingkungan pasien
4) Pertahankan Teknik
aseptic pada pasien
berisiko
Edukasi
1) Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2) Ajarkan cara
memeriksa luka
3) Anjurkan cara
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Noordiati. 2018. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2016) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2016) Standar Luaran Keperawatan: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai