Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga
akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi
pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir,
dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Menurut Kemenkes RI 2020, Antenatal care adalah suatu bentuk
pengawasan kehamilan untuk mengetahui Kesehatan umum ibu, menegakkan
secara dini penyakit yang menyertai kehamilan dan menegakkan secara dini
komplikasi kehamilan. Antenatal care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan
memuaskan (Walyani, 2015).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Menurut Kurniasari (2016) tujuan antenatal
care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau implikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal
C. Standar Pelayanan Ante Natal Care
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2020), menyatakan dalam
melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:

1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adalah untuk


mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan
berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat
pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu
harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada
triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan
pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg
setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat
sekitar 8 kg selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah
tekanan darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga
dilakukan pada setiap kunjungan. Deteksi tekanan darah
yang cenderung mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua
kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau tekanan darah >
140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA), pengukuran
Lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
Kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko
Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan atau tuhan) dimana LILA kurang dari
23,5 cm. ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
4. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya
untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari
tenanus neonatorum.
Imunisasi Selang Waktu Lama Dosis
TT Minimal perlindungan Pemberian
Pada kunjungan
TT1 - 0,5 cc
antenatal pertama
4 minggu setelah
TT2 3 Tahun 0,5 cc
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 Tahun 0,5 cc
TT4 1 tahun setelah TT3 10 Tahun 0,5 cc
25 Tahun/ seumur
TT5 1 tahun setelah TT4 0,5cc
hidup

5. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat


pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari
luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta
mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini
juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan.
Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita ukuran :
Tinggi Fundud Uteri (cm) Umur kehamilan dalam
bulan
20 5 bulan
23 6 bulan
26 7 bulan
30 8 bulan
33 9 bulan
Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan jari
Tinggi Fundus Usia
Kehamilan
1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas 12 minggu
simfisis
½ simfisis pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah 20 minggu
pusat
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu
½ pusat-procesus xipoideus 34 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
2 jari dibawah procesus xipoideus 40 minggu
6. Penentuan Presentasi janin dan denyut jantung janin.
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester
II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.
Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit, atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x.menit
menunjukkan adanya gawat janin.
7. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan
nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia.
Tablet ini mengandung 200mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam
folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet
Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil
dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya
meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
8. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau
konseling. Untuk menghindari kesalahan penanganan
kehamilan, komunikasi dengan suami dan keluarga
diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu
dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan
kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan
pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari
akses transfortasi yang memadai.
9. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine)
berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria,
tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang sedang
hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap
penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan
kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya (Bobak,
2004).
10. Tatalaksana kasus/ Penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil haru ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirajuk sesuai dengan system rujukan.
D. Fisiologi Kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-
14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada
setiap individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan
beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan
berlangsung tujuh hari, contoh: mentruasi hari pertama
tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah
tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12) +7=24

b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus


menstruasi terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan
diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan
ovum
d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian
dalam. Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala
yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan
sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum
uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel
telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar
akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan
meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing
dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah
pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan
ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula.
Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk
ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu
bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi
yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam
rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi
korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut
nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi,
impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih
dkk, 2010).
E. Tanda dan gejala
1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh
pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent
atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka


diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali,
tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia
kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan
USG kantong kehamilan sudah nampak pada kehamilan 10
minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan
trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan
hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang
ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a) Tanda-tanda objektif
1. Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi
rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.
Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah
telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah
menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari
dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding
perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak
teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
cervix (tanda hegar).
2. Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya
seperti kita meraba ujung hidung. Dalam kehamilan,
serviks menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung
daun telinga.
3. Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak
sekonyong- konyong menjadi keras karena berkontraksi.
4. Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan
dengan cairan ketuban, maka bila rahim didorong
dengan sekonyong- konyong atau digoyangkan, makan
anakan akan melenting di dalam rahim. Ballottement
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
5. Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya
kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma,
fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk janin.
6. Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan
lain dapat menimbulkan reaksi yang positif.
7. Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan
mulai membesarkan perut.
8. Keluarnya colostrums
9. Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum
(topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea
alba (putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra
(hitam).
10. Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu
b) Tanda-tanda subjektif
1. Adanya amenorrhoe
2. Mual dan muntah
3. Ibu merasa pergerakan anak
4. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan
kandung kencing
5. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al,
2008).

F. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


Kunjungan Waktu Jumlah kunjungan minimal
Trimester I 1x Sebelum minggu ke 16
Trimester II 1x Antara minggu ke 24- 28
Antara Minggu 30-32
Trimester III 2x
Antara minggu 36-38
Pelayanan Antenatal meliputi:
1. Trimester I: Ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali
pada 3 bulan pertama usia kehamilan dengan mendapatkan
pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
TT, dan pemberian tablet zat besi) disebut juga K1
(kunjungan pertama ibu hamil).

2. Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali


pada umur kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan
pelayanan 5T  (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
TT, dan pemberian tablet zat besi).

3. Trimester III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2


kali pada umur kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan
pelayanan 5T (timbang berat badan, mengukur tekanan
darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
TT, dan pemberian tablet zat besi), disebut juga K4
(kunjungan ibu hamil ke empat).

G. Perubahan Fisiologis Pada Wanita Hamil


1) Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30
gram menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm,
lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di
daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta.
Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot
rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel
otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa
perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada
pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak
dapat menjadi keras dan kemudian lunak kembali
(Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam
kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini
sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam
cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix
dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah
yang berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan
persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi
asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai
hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel- sel
epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini
mempunyai sifat bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum
graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini
akan mengisut.

e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering
timbul garis- garie memanjang atau serong pada perut.
Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang
garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada
seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae
lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae,
terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut
(cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla
mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya
setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi
olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-
gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya
membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada
payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi
penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak
naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk

pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk


pembentukan Hb janin.
i. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun
erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang
disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya
kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
a. Hb 10 gr%
b. Erytrosyt 3,5 juta per mm3
c. Leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan


volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang
membesar dan adanya placenta, lagipula jantung terdorong
ke atas sehingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk
mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan 02.
j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal
tersebut mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada
masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang menimbulkan
obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus
juga mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan.
Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone,
walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh
rahim yang membesar. Kapasitas kandung kencing juga
mengalami penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim
yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin
yang yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior,
dan kelenjar suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau
hipertropi.
m. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan,
terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion
natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian
medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin,
hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula.

Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:


1) hCG (human chorionic gonadotropin)
Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast, puncaknya pada
minggu ke-9 –
13 dan mempertahankan korpus luteum sampai
plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas, kerjanya
berlawanan dengan insulin dan mempunyai pengaruh
peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta, berperan dalam
perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan
hidrokloric asam lambung.
2) Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan
menimbulkan perubahan status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa
cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan
merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena
ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan. Keterlambatan datang bulan
diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin muntah,
sebah di

bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang


mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan. Setelah
terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin
bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena
kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis
kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga
menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh,
2013).

H. Keluhan Selama Kehamilan


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif
dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap
kehamilannya (Depkes RI, 2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan
hilang menjelang tengah hari (morning sickness).
b. Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang
menyengat.
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi
karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan
menekan pada kandung kencing.
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon
kehamilan (estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi
mukosa serviks dan vagina.
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan
pervaginam perlu diwaspadai adanya abortus.
g. Perut membesar.
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan
akan mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-
kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak
kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa tidak
nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya.
Pada masa ini sering timbul konflik karena pengalaman

baru, sehingga ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan


dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,
sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan
seperti pada trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan
adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap
kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena
keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu
merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi,
terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat
gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga
dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu
dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7
– 9 bulan) Kejadian yang sering timbul
antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat
menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10
gr%.
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat
digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.
c. Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena
sebagai salah satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak
napas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya
kelainan letak (sungsang).
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan
pervaginam perlu dicurigai adanya placenta praevia atau
solusio plasenta.
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari,
bukan pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban
pecah dini.
f. Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing
akibat masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang
bayi (Purwaningsih, dkk, 2010).
I. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh,
2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10.Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

J. Pemeriksaan Antenatal Care


Asuhan antenatal care harus dimulai sedini mungkin. Pada
awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu
sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan
dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang
dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan
radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi
atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan
hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-
kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:

Hari +7, Bulan– 3, Tahun + 1 jika bulan HPHT


bulan April s/d Desember

Hari +7, Bulan + 9, tetapi jika bulan HPHT bulan januari


s/d maret
Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus

Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006),


kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan
ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan
dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36
dua kali kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor
risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus
lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan
kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
d. Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai
dengan bersalin. Kunjungan/pemeriksaan kehamilan
bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya
kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan. Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver
Leopold:
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua
tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus
maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di
fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya:
Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung
janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.

Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas
panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas,
gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah
tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika
disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.

Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.

Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan


turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan
merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil,
sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga
panggul
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau
abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

Pemeriksaan
panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul
seseorang. Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada
persalinan yang lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara.

Ukuran-ukuran luar yang terpenting:


1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior
kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca
kanan dan kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas
simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke
lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina
illiaca anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor
kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan
spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas
simpisis (normal : 80-90 cm).
K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12
minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama
setengah kehamilan terakhir.

b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM. Murmur


sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan
volume episode singkope.
c. Varises
d. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada
(terutama pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu
hati umum terjadi
b. Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat
terjadi mudah berdarah
d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
e. Sedikit edema dependen
f. Sedikit glikosuria mungkin ada
g. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi
Braxton Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap
ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai
10 – 12 minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20
minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas
simfisis pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada
20 – 30 minggu) agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36
minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa,
peningkatan vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan
diameter dan pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel
montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat
tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema,
spicler nevi, strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur
dengan stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.

L. Diagnosa Keperawatan

No. SDKI SIKI SLKI


1. Trimester I : Manajemen gangguan Nafsu makan
Resiko defisit nutrisi makan.
a. Keinginan makan
Observasi :
meningkat (5)
1. Monitor asupan dan
b. Asupan makanan
keluarnya makanan dan
meningkat (5)
cairan serta kebutuhan
c. Asupan nutrisi
kalori.
meningkat (5)
Terapeutik :
1. Lakukan kontrak
perilaku (mis. Target
berat badan)
2. Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku.
Edukasi :
1. Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan.
2. Trimester II : Promosi citra tubuh Citra tubuh :
Gangguan citra tubuh Observasi : a. Verbalisasi perasaan
b/d perubahan fungsi 1. Identifikasi harapan negative tentang
tubuh. citra tubuh berdasarkan perubahan tubuh
tahap perkembangan. menurun (5)
2. Monitor frekuensi b. Respon nonverbal pada
pernyataan kritik perubahan tubuh
terhadap diri sendiri. membaik (5)
Terapeutik ;
1. Diskusikan perubahan
akibat kehamilan.
2. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis.
Edukasi
1. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh.
3. Gangguan rasa Terapi relaksasi : Status kenyamanan :
nyaman b/d gangguan Observasi a. Kesejahteraan
adaptasi kehamilan. Identifikasi teknik relaksasi psikologis meningkat
yang pernah efektif (5)
digunakan.
Monitor respon terhadap
teknik relaksasi.
Terapeutik
Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan.
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia.
Anjurkan mengambil posisi
nyaman.
Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha


Medika.
D, Kurniasari. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan kehamilan di
puskesmas Kesumadadi. Lampung Tengah. Jurnal kebidanan vol 2, No.4,
oktober 2016

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2016) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2016) Standar Luaran Keperawatan: Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai