Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN DIRI IBU SAAT KEHAMILAN DAN SESUDAH KEHAMILAN

Disusun Oleh :
Arfian Jefri Ardiyanto
Cici Yuliana Vitri
Gani Mutiara
Hendrian Aprilleo Viedro
Riska Marnetriyani
Veviola Fitri

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PERAWATAN DIRI IBU SAAT KEHAMILAN DAN SESUDAH KEHAMILAN”

1. Pengantar
Pokok Bahasan : Perawatan Diri Ibu Saat Kehamilan Dan Sesudah Kehamilan
Sub Pokok Bahasan : Perawatan Diri Ibu Saat Kehamilan Dan Sesudah Kehamilan
Sasaran : Pasien dan Keluarga Diruang Rawatan Kebidanan
Tempat : Raawatan Kebidanan
Hari/ Tanggal : Sabtu, 22 Januari 2022
Jam : Pukul 09.00-09.30 WIB
Waktu : 30 menit
                             
2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, klien diharapkan mampu memamahami
tentang perawatan diri ibu saat kehamilan dan sesudah kehamilan.

3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan, klien diharapkan mampu :
1. Mengetahui pengertian, tujuan, dan langkah-langkah perawatan kehamilan.
2. Mengetahui pengertian, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah perawatan payudara.
3. Mengetahui pengertian, tujuan, dan langkah-langkah perawatan post SC.
4. Mengetahui pengertian, tanda – tanda infeksi, dan langkah-langkah pencegahan resiko
infeksi post SC.
5. Mengetahui pengertian, tujuan, manfaat dan langkah-langkah vulva hygiene post partum.
4. Sasaran
Keluarga dan pasien di ruangan rawatan kebidanan.
5. Setting Tempat

Keterangan: : Moderator : Presentator

: Pasien : Fasilitator

: Observer : Pembimbing Academik

: Notulen : Pembimbing Klinik

6. Pengoorganisasian
 Moderator : Veviola Fitri
 Penyaji : Gani Mutiara
 Observer : Riska Marnetriyani
 Fasilitator : Arfian Jefri Ardiyanto
Hendrian Aprilleo Viedro
 Notulen : Cici Yuliana Vitri
7. Uraian Tugas
a. Moderator
1) Membuka acara penyuluhan
2) Memperkenalkan diri, anggota kelompok dan pembimbing
3) Membuat kontrak waktu, bahasan dengan masyarakat
4) Menjelaskan tujuan penyuluhan
5) Membuka sesi tanya jawab
6) Menjawab pertanyaan audiens
7) Menutup acara penyuluhan

b. Penyaji
1) Menggali pengetahuan masyarakat tentang materi dan menjelaskan materi yang diberikan
2) Menjawab pertanyaan audiens

c. Fasilitator
1) Ikut tergabung dan duduk bersama diantara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4) Menjawab pertanyaan audiens
5) Menginterupsi penyuluhan tentang istilah yang dirasa kurang jelas bagi peserta.

d. Observer dan notulen


1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan
dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
3) Menjawab pertanyaan audiens
4) Mengamati prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
5) Mengevaluasi hasil penyuluhan
6) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan

8. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian mobilisasi dini
b. Rentang gerak mobilisasi
c. Tahap- tahap mobilisasi
d. Faktor- faktor yang mempengruhi mobilisasi
e. Mobilisasi dini pada ibu post partum seksio sesare
f. Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam mobilisasi dini
9. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

10. Media
1. Leaflet

11. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu dengan klien 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan
5. Menyebutkan materi yang akan
diberikan 5. Memperhatikan
6. Menggali pengetahuan klien tentang
kebutuhan istirahat tidur 6. Menjawab
2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian, tujuan, dan 1. Memperhatikan
langkah-langkah perawatan
kehamilan. 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan pengertian, tujuan,
manfaat, dan langkah-langkah
perawatan payudara.
3. Menjelaskan pengertian, tujuan, dan
langkah-langkah perawatan post SC.
4. Menjelaskan pengertian, tanda –
tanda infeksi, dan langkah-langkah
pencegahan resiko infeksi post SC.
5. Menjelaskan pengertian, tujuan,
manfaat, dan langkah-langkah vulva
hygiene post partum.
6. Memberi kesempatan kepada klien 3. Bertanya dan menjawab
untuk bertanya pertanyaan yang
diajukan
3. 3 menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada peserta tentang 1. Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada klien yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
serta klien.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
12. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Menyiapkan pre planning (H-2 Penyuluhan)
b. Kontrak waktu, tempat dan topik dengan klien
c. Menyiapkan materi penyuluhan (leaflet)
2. Evaluasi Proses
a. Klien meluangkan waktu sesuai kontrak yang disepakati
b. Klien memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
c. Klien aktif bertanya dan menjawab dengan lancar
d. Klien dapat memahami dengan baik pendidikan kesehatan yang diberikan
3. Evaluasi Hasil
1. Minimal 50 % keluarga dan pasien mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
2. Minimal 50 % keluarga dan pasien yang mengikuti penyuluhan dapat memehami maateri
yang dijelaskan yaitu:
a. 75 % Diharapkan keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian, tujuan, dan
langkah-langkah perawatan kehamilan.
b. 75 % Diharapkan keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian, tujuan, dan
langkah-langkah perawatan payudara.
c. 75 % Diharapkan keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian, tujuan, dan
langkah-langkah perawatan post SC.
d. 75 % Diharapkan keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian, tanda - tanda,
dan langkah-langkah pencegahan resiko infeksi post SC.
e. 75 % Diharapkan keluarga dan pasien dapat menyebutkan pengertian, tujuan, dan
langkah-langkah vulva hygiene post partum.
MATERI PENYULUHAN
“PERAWATAN DIRI IBU SAAT KEHAMILAN DAN SESUDAH KEHAMILAN”

A. Perawatan Kehamilan
1. Pengertian
Perawatan kehamilan adalah faktor untuk mengatasi terjadinya komplikasi, kematian, serta
pertumbuhan kesehatan janin. Perawatan yang harus diperhatikan yaitu kebersihan tubuh ,
imunisasi, olahraga, ANC, dan nutrisi. Ibu hamil harus melakukan perawatan mandiri
selama kehamilan untuk menjaga kesehatan ibu serta bayi dalam kamdungan (Nasution.
SS, 2018).

2. Tujuan
Untuk kesehatan ibu dan janin, dan mencegah terjadinya komplikasi, kematian.

3. Langkah - Langkah
Perawatan sehari-hari bagi ibu hamil menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) dr. Eni Gustina:
1. Makan beragam makanan secara proporsional dengan pola gizi seimbang dan pastikan
porsinya satu porsi lebih banyak daripada sebelum hamil,. Pola makan dengan gizi
seimbang mencakup 50% sayur dan buah, 25% karbohidrat, dan 25% lauk pauk.

2. Ibu hamil harus memiliki istirahat yang cukup dengan durasi tidur selama 6-7 jam
sehari. Usahakan pada siang harinya untuk tidur atau berbaring selama 1-2 jam. Posisi
tidur sebaiknya miring ke kiri. Khusus di daerah endemik malaria, selalu gunakan
kelambu berinsektisida. Bersama dengan suami lakukan rangsangan atau stimulasi pada
janin dengan sering mengelus-elus perut ibu dan ajak janin bicara sejak usia kandungan
4 bulan.
3. Menjaga kebersihan diri, ibu hamil sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir sebelum makan, setelah buang air besar, dan buang air kecil.
Selain itu, menyikat gigi secara teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur.
Pastikan mandi dua kali sehari, berisikan payudara dan daerah kemaluan, ganti pakaian
dan pakaian dalam setiap hari. Terakhir, periksa gigi saat memeriksa kehamilan.
4. Suami istri tetap boleh melakukan hubungan intim selama masa kehamilan tapi
disarankan untuk terlebih dulu bertanya ke dokter atau bidan mengenai cara yang
aman. 
5. Ibu hamil harus memperhatikan aktivitas fisik yang dilakukan. Ibu hamil yang sehat
dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan memperhatikan kondisi ibu dan
keamanan janin yang dikandungnya. Suami juga penting untuk membantu istrinya yang
sedang hamil untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
6. Ibu hamil disarankan melakukan senam hamil yang sesuai dengan anjuran petugas
kesehatan.

B. Perawatan Payudara
1. Pengertian
Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari, 2015). Perawatan payudara
tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi dilakukan setelah melahirkan. Perawatan
yang dilakukan terhadap payudara bertujuan melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
sumbatan saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI (Roito H and Mardiah,
2008).

2. Tujuan
Menurut (Maryunani, 2015), tujuan perawatan payudara diantaranya:
1) Memperbaiki sirkulasi darah.
2) Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu agar terhindar
dari infeksi.
3) Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting susu sehingga bayi
menyusui dengan baik.
4) Dapat merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi ASI menjadi lancar
5) Untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu ibu dan melakukan
usaha untuk mengatasinya.
6) Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui.
7) Mencegah pembendungan ASI.

3. Manfaat
Menurut (Kumalasari, 2015) manfaat perawatan payudara diantaranya:
1) Memelihara kebersihan payudara ibu sehingga bayi mudah menyusui.
2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga bayi mudah menyusu
3) Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu.
4) Dapat merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
5) Persiapan pisikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara.
6) Mencegah penyumbatan pada payudara.

4. Langkah – Langkah
Menurut (Kumalasari, 2015) langkah perawatan payudara diantaranya:
1) Persiapkan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Buka pakaian
2) Persiapkan alat
a) Handuk
b) Kapas yang dibentuk bulat
c) Minyak kelapa atau baby oil
d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
e) Baskom dua yang masing-masing berisi air hangat dan air dingin
3) Pelaksanaan
a) Buka pakian ibu, lalu letakkan handuk di atas panggkuan ibu tutuplah payudara
dengan handuk
b) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak ibu
c) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit agar
epitel yang lepas tidak menumpuk, lalu bersihkan kerak-kerak pada puting susu
d) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puting susu ibu datar
e) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari
4) Teknik Pengurutan Payudara
a) Pengurutan I
 Licinkan kedua tangan dengan baby oil
 Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil dengan
dua atau tiga jari tangan, mulai dari pangkal payudara dengan gerakan
memutar berakhir pada daerah puting ( dilakukan 20-30 kali)
b) Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir
pada puting susu (dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara.
c) Pengurutan III
Meletakkkan kedua tangan di antara payudara, mengurut dari tengah ke atas
sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya berlahan.
d) Pengurutan IV
 Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal ke arah putting.
 Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-kira
lima menit.
 Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus yang dapat menopang dan
menyanggga payudara.

c. Perawatan Post SC

1. Pengertian
secsio caesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
berat janin diatas 500 gram (Wiknyosastro, 2010).
Perawatan luka operasi adalah suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan
luka operasi sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika dalam merawat salah, maka
akan bisa berakibat fatal.

2. Tujuan
1. Untuk mencegah infeksi
2. Untuk memberikan perasaan nyaman pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka pasien
4. Untuk menjaga luka tetap bersih
5. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka

3. Langkah - Langkah
1. Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi
Yang bisa dilakukan diantaranya:
 cucilah dan bersihkan luka dengan caiaran saline (NaCl)
 Gantilah verban bila terkena air
 Oleskan salep antibiotik yang dianjurkan dokter
 Bersihkan luka menggunakan kassa atau kapas steril
2. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman untuk menghindari iritasi sehingga luka
operasi tidak tertekan.
3. Support perut anda
berdiri dan berjalanlah dengan postur tubuh yang baik. Tahan perut pada area bekas
operasi saat mengalami pergerakan yang cepat dan tiba-tiba seperti batuk, bersin dan
ketawa.
4. Komsumsi obat-obatan dan vitamin sesuai saran dokter.
5. Minum air putih yang banyak
Dengan mengomsumsi air putih yang banyak akan mempercepat proses penyembuhan
yang akan menggangti cairan yang hilang saat melahirkan.
6. Cukupi kebutuhan gizi dan nutrisi yang seimbang.
7. lakukan kegiatan olahraga yang ringan
8. Lakukan pemeriksaan secara berkala
Lakukan kontrol sesuai jadwal yang telah ditetapkan untuk memastikan perkembangan
dari kesembuhan luka operasi tersebut. Tetapi segera konsultasi jika mengalami tanda-
tanda sebagai berikut :
 luka bekas operasi kemerahan, bengkak terdapat cairan yang keluar.
 demam lebih dari 38 C
 nyeri hebat pada luka bekas operasi (Novita, 2011).

D. Perawatan Diri Terhadap Resiko Infeksi


1. Pengertian
Infeksi merupakan masuknya mikro organisme patogen atau kuman
kedalam tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu. Infeksi adalah
adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu
gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut
infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan
menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan
bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah
sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien
berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial 1, 2, 3, 4. Infeksi
nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh.
Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang
sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut
dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross
infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit
dan dari satu pasien ke pasien lainnya.

2. Tanda – Tanda Infeksi


a. Kalor : merasa panas pada daerah yang terkena infeksi
b. Dolor : merasa sakit pada daerah luka yang terinfeksi
c. Ruber : ada kemerahan pada kulit daerah luka yang terinfeksi
d. Tumor : terjadinya bengkak pada area luka
e. Fungsio laesa : gangguan fungsi gerak pada daerah yang terinfeksi

3. Langkah – Langkah
Cara pencegahan infeksi
a. Mandi 2x sehari
b. Daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air atau basah karena dapat
meningkatkan kelembaban pada kulit yang terbungkus sehingga dapat menjadi
tempat berkembang biak kuman.
c. Makanan yang mengandung protein atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
Makanan yang banyak mengandung protein misalnya : Susu, telur, madu, roti, ikan
laut, kacang-kacangan,
d. Ganti balutan dengan teknik steril
e. Memakai sarung tangan bila akan mengganti balutan di rumah
f. Memakai salep antibiotik pada luka ketika mengganti balutan
g. Minum obat sesuai anjuran

E. Vulva Hygiene
1. Pengertian
Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan
bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
infeksi.Vulva hygiene adalah tindakan membersihkan daerah kewanitaan
yaitu.bagianvulva dan di daerah sekitarnya, yang mana adalah untuk pemenuhan
kebutuhan yang bertujuan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh vulva
dan anuspada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya
organ generic seperti pawa waktu sebelum hamil (Ayu, 2010).

2. Tujuan
Menurut Kusmiran Eni (2011), Ada beberapa tujuan dari vulva hygiene antara lain :
1) Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.
2) Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar vagina.
3) Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5-4,5.
4) Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa.
5) Mencegah timbulnya keputihan.

3. Manfaat
Menurut Kusmiran Eni (2011), Perawatan vagina memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1) Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman.
2) Mencegah munculnya keputihan, bau tidak sedap dan gatal- gatal.
3) Menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5-4,5).

4. Langkah – Langkah
Beberapa cara merawat organ reproduksi adalah sebagai berikut (Kusmiran Eni, 2011) :
1) Mencuci tangan sebelum dan sesuah menyentuh darah kewanitaan.
2) Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat menyebabkan
kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Gunakan pembersih kewanitaan yang
menggunakan Ph balance 3,5 untuk menghindari irirtasi.
3) Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakain sebab jika tidak
dikeringkan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah dan lembab.
Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab berpotensi mengundang
bakteri dan jamur.
4) Tidak diperbolehkan menaburkan bedak pada vagina dan daerah di sekitarnya, karena
kemungkinan bedak tersebut akan menggumpal di sela-sela lipatan vagina yang sulit
terjangkau tangan untuk dibersihkan dan akan mengundang kuman.
5) Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemana pun pergi, hal ini menghindari
kemungkinan celana dalam menjadi basah.
6) Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat menyerap keringat dengan
sempurna.
7) Menghindari pemakaian celana dalam dari satin atau bahan sintetik lainnya karena
menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab.
8) Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan menggunakan shower
toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan pelan dan menggosoknya dengan
tangan.
9) Gantilah celah dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.
10) Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga jam. Penggunaan
pantyliner setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan infeksi bakteri, jamur serta
jerawat atau bisul pada daerah genitalia. Ini terjadi karena pantyliner membuat daerah
kewanitaan makin lembab.
11) Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan kulit.
12) Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang. Hal ini untuk
menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina.
13) Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara teratur.
14) Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan.
15) Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC
tersebut (di-flishing) terlebih dahulu kemaluan.
16) Jangan garuk organ intim segatal apapun. Membilas dengan air hangat juga tidak
disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar organ intim
bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih baik kompres
vagina dengan air es sehingga pembuluh darah di wilayah organ intim tersebut
menciut, warna merahnya berkurang, dan rasa gatal menghilang. Alternatif lain,
basuh vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan PK
yang dicampur dengan air dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk air satu ember
ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa membakar kulit dan
membuatnya kering berwarna kecoklatan.
17) Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang besar (BAB). Air yang
digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air mengalir yang langsung dari
keran. Penelitian menguak air dalam bak/ember di toilet umum mengandung 70%
jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum
mengandung kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga
berkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan vagina
ke belakang anus dan bukan dari arah anus ke vagina. Setelah dibasuh keringkan
organ intim dengan handuk lembut agar tidak basah.
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani. (2015). Inisiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen
Laktasi
Ayu, HK., 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. (Jakarta:
Penerbit Sagung Seto.
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd :
Brown Co Biston
Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
Dr. Eni Gustina (2018) Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan
(Kemenkes)
Kumalasari, Intan, (2015). Panduan Praktik Dan Laboratorium Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir Dan Kontrasepsi. Jakarta
: Salemba Medika.
Kusmiran Eni, (2011). Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :Salemba
Medika.
Novita, Regina VT. (2011). Keperawatan Maternitas. Bandung : Kapita Selekta
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Vol: 2.
Jakarta: EGC.
Widia ayu lestari, (2019),. Pengalaman Ibu Hamil dalam Perawatan Kehamilan
dan Persalinan pada Suku Mandailing di Kecamatan Linggabayu,
Kabupaten Mandailing Natal
Winkjosastro, Hanifa. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
EVALUASI

Daftar Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.

Daftar Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
“PERAWATAN DIRI IBU SAAT KEHAMILAN DAN SESUDAH
KEHAMILAN”

NO NAMA ALAMAT TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25

Anda mungkin juga menyukai