Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN POSTPARTUM

Pokok Bahasan : Perawatan post partum


Instansi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Musdalifah
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Januari 2020
Waktu : 08.30-09.30 WIB
Penyuluh : Kelompok B

A. Latar belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dewasa ini tidak lepas dari meningkatnya sistem
kesehatan di Indonesia. Hal ini dapat terlihat jelas dari usaha penurunan jumlah angka
kesakitan, peningkatan angka harapan hidup serta penurunan jumlah kematian.
Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian dengan tindakan penyelamatan bayi
serta ibunya saat persalinan. Tindakan penyelamatan bayi dan ibu dalam persalinan bisa
dengan cara spontan ataupun operasi seksio caesar. Setelah melakukan intrapartum atau
proses persalinan, ibu juga akan mengalami masa nifas. Masa nifas atau puerperium
dimulai sejak setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah
pesalinan. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu
(Saifuddin, 2008). Dalam masa nifas ini, kita dapat melakukan deteksi dini untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari operasi caesar seperti cedera
kandung kemih, cedera pada rahim, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus
dan dapat pula cedera pada bayi, resiko infeksi dan masih banyak lagi.
Mengingat hal itu, pasien pasca persalinan mengalami penurunan kondisi umum
yang menyangkut kapasitas fisik dan kemampuan fungsional, sehingga perlu mendapatkan
perawatan. Selanjutnya pasien dan keluarga juga perlu mendapatkan pendidikan kesehatan
mengenai perawatan post partum untuk mendapatkan proses penyembuhan yang lebih
optimal dan bayipun menjadi sehat serta mengurangi kecemasan pada ibu.

B. Tujuan instruksional
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga mengetahui
bagaimana perawatan postpartum pada ibu dan bayi.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dan pasien dapat :
a. Menjelaskan kembali pengertian postpartum
b. Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas
3. Sub pokok bahasan
a. Pengertian perawatan postpartum
b. Kebutuhan dasar ibu nifas
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Penyuluhan
Perawatan ibu postpartum
2. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien yang dirawat di ruang rawat inap kelas bangsal bersalin
Musdalifah RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG
3. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Demonstrasi
4. Kegiatan Pembelajaran

NO KEGIATAN PENGAJAR WAKTU KEGIATAN KELUARGA


1. Mengucapkan salam , 3 menit Menjawab salam, berdoa,
mempersilahkan berdoa, dan memperhatikan
memperkenalkan diri
2. Apresepsi tentang pengertian 5 menit Menanggapi dan menjawab
perawatan postpartum pertanyaan
3. Menjelaskan tujuan 2 menit Memperhatikan penjelasan
pembelajaran secara lengkap dan pengajar
jelas
4. Menjelaskan mengenai materi 35 menit Memperhatikan penjelasan
perawatan postpartum pengajar
5. Memberikan kesempatan untuk 5 menit Memberikan pertanyaan
tanya jawab
6. Evaluasi lisan 8 menit warga menjawab pertanyaan
7. Menutup dan mengucapkan 2 menit Memperhatikan dan
salam menjawab salam

5. Media dan peralatan


a. Leaflet
b. Infocus
c. Laptop
6. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di Ruang Bersalin Musdalifah RS PKU
Muhammadiyah Parakan
7. Waktu
a. Hari/tanggal :Sabtu, 11 Januari 2019
b. Jam : 08.30 – 09.30 WIB
8. Setting tempat penyuluhan
E. Pengkoordinasian
1. Moderator
Tugas:
a. Membuka acara
b. Menjelaskan tujuan acara dan kontrak waktu
c. Mempersilahkan pemateri untuk memberikan materi
d. Memimpin jalannya diskusi antara pemateri dan peserta
e. Mengevaluasi peserta terkait materi yang disampaikan
2. Penyaji/pemateri
Tugas:
a. Memberikan materi terkait perawatan postpartum
b. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
c. Mendemostrasikan perawatan postpartum
3. Observator
Tugas:
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
c. Memotivasi klien yang kurang aktif.
d. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalanya aktivitas
d. Mendampingi peserta serta memberikan contoh langkah-langkah perawatan
postpartum
e. Mengajarkan peserta langkah-langkah melakukan perawatan postpartum
4. Pembimbing
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mengawasi jalanya proses Pendidikan kesehatan dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
F. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Metode Media


Pembukaan 10 menit  Membuka dengan
salam
 Memperkenalkan
diri
 Menjelaskan
maksud dan tujuan
penyuluhan
 Kontrak waktu
 Menggali
pengetahuan
peserta sebelum
dilakukan
penyuluhan

Penyajian 35 menit  Menjelaskan tentang  Mendengarkan Ceramah dan Leaflet


:  Memberikan tanya jawab
a. Pengertian tanggapan dan
pertanyaan
perawatan
mengenai hal
postpartum yang kurang
dimengerti
b. Kebutuhan
dasar ibu nifas
 Memberikan
kesempatan untuk
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10 menit  Menggali  Menjawab Ceramah, tanya Leaflet
pengetahuan peserta pertanyaan jawab
setelah dilakukan  Memerikan
penyuluhan tanggapan
 Menyimpulkan hasil balik
kegiatan penyuluhan
 Menutup dengan
salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audiens berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre planning telah disetujui
d. 75% audiens menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 75%audiens berperan aktif selama kegiatan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75 % audiens mengerti dan memahami materi
penyuluhan.
Materi penyuluhan

A. Pengertian postpartum
Masa nifas atau postpartum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani &
Purwoastuti,2015).
Masa nifas adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu
(Amru,2012)

Ibnu Qudamah menjelaskan,

‫الحيض حكم وحكمها الوالدة بسبب الخارج الدم وهو‬

“Nifas adalah darah yang keluar karena melahirkan dan hukumnya sama dengan
hukum haid”.
B. Kebutuhan dasar ibu postpartum
1. Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari
tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik bagi ibu yang melakukan
persalinan normal. Sementara untuk ibu yang menjalani operasi SC atau caesar
mobilisasi dilakukan secara bertahap. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska
operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan
adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan
menggeser kaki, setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan
kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli, lalu setelah 24 jam ibu dianjurkan
untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar
berjalan. Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochea,
mengurangi infeksi puerperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan
fungsi alat gastrointestinal, dan alat perkemihan. Selain itu juga meningkatkan
kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
metabolism (Dewi dan Tri, 2011).
2. Diet (Nutrisi)
Nutrisi yang baik sangat dibutuhkan bagi ibu post operasi caesar sebagai salah satu
cara untuk mempercepat penyebuhan luka. Kebutuhan nutrisi pada masa nifas
meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu nifas sebanyak 500 kkal
tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri
yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk
kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Diet yang diberikan harus bermutu
tinggi dengan cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan, sayur-sayuran, dan
banyak buah-buahan (Wiknjosastro, H., 2008).
Pada ibu yang menjalankan operasi caesar, makanan yang mengandung tinggi
protein sangat dianjurkan karena dapat membantu proses penyembuhan luka. Makanan
yang mengandung protein seperti ikan dan telur. Protein mempunyai fungsi utama
yaitu membantu pembentukan dan perbaikan sel-sel tubuh. Sebagai zat pembangun,
protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh. Seperti yang diketahui kandungan protein dalam telur dan ikan cukup tinggi.
Kandungan protein yang tinggi ini tentunya sangat membantu dalam penyembuha luka
karena membantu pembentukan jaringan-jaringan baru.
3. Miksi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5
setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah meningkat pada saat hamil
tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Miksi secara spontan sudah harus dapat
dilakukan dalam 8 jam postpartum. Terkadang ibu sulit kencing, oleh karena itu ibu
perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada
rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya
bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina
tidak lancar.
4. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Keadaan ini bisa
disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
post partum, diare sebelum persalinan, enema sebelum persalinan, kurang makan atau
dehidrasi.
Bila belum terjadi defekasi, dapat mengakibatkan obstipasi, maka dapat diberikan
laksans per oral atau per rectal. Bila belum berhasil maka dapat dilakukan klisma.
5. Kebersihan Diri
Pada masa nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit seluruh tubuh.
6. Pakaian
Pakaian sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena
produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah
dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian
dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
7. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-
minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih
banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
8. Kebersihan vulva dan sekitarnya
Pada setiap ibu nifas dilakukan perawat vulva dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus, perawatan vulva
dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air, dan bila ibu
merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa nyeri. Informasi yang
perlu diberikan yaitu:
a. Bersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
b. Ganti pembalut atau kain pembalut apabila pembalut sudah penuh sehingga
perlu diganti. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
c. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelamin
d. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, jaga kebersihan luka.
9. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak
kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Sangat dianjurkan agar ibu mau
menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi. Segera setelah bayi
lahir ibu sebaiknya menyusuinya karena dapat membantu proses involusi serta
kolostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
Tujuan perawatan payudara adalah memperlancar pengeluaran ASI saat masa
menyusui, memelihara hygene payudara dan melenturkan dan menguatkan putting
susu.
Teknik perawatan payudara
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama 5
menit, kemudian puting susu dibersihkan
b. Tempelkan kedua tangan diantara payudara
c. Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping lalu kearah bawah. Dalam
pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi
kanan.
d. Pengurutan diteruskan kebawah, kesamping selanjutnya melintang lalu telapak
tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepaskan dari payudara,
ulangi gerakan 20-30 kali.
e. Tangan kiri menompang menompang payudara kiri, lalu tiga jari tangan kanan
membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara sampai
pada putting susu. Lalu lakukan tahap yang sama pada payudara kanan,
lakukan dua kali gerakan pada tiap payudara.
f. Satu tangan menopang payudara, sedangkan tangan yang lain mengurut
payudara dengan sisi kelinking dari arah tepi kearah puting susu. Lakukan
tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
g. Selesai pengurutan, payudara dibilas dengan air hangat dan air dingin
bergantian selama 5 kali, keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian
gunakan BH yang bersih dan menopang.
Informasi yang perlu diberikan yaitu:
a. Jaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
b. Gunakan bra yang menyokong payudara.
c. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui. Meyusui tetap dilakukan mulai dari
puting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:\
 Pengompresan payudara dan pijat payudara
 Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
 Susukan bayi setiap 2-3 jam atau sesuai kebutuhan bayi. Apabila tidak
dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
 Bersihkan payudara setelah menyusui.
10. Laktasi
Laktasi atau pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberia air susu ibu saja pada bayi
sejak usia 30 menit postnatal sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain.
Dalam surat al baqarah ayat 233, dijelaskan bahwa
‫ض ْعنَ َو ْال َوا ِلدَات‬ ِ ‫املَي ِْن َح ْولَي ِْن أ َ ْو ََلدَهن ي ْر‬ ِ ‫عةَ يتِم أَ ْن أ َ َرادَ ِل َم ْن ۖ َك‬
َ ‫ضا‬َ ‫علَى ۚ الر‬ َ ‫لَه ْال َم ْولو ِد َو‬
‫وف َو ِكس َْوتهن ِر ْزقهن‬ ِ ‫ضار ََل ۚ و ْس َع َها ِإَل نَ ْفس ت َكلف ََل ۚ بِ ْال َم ْعر‬ َ ‫لَه َم ْولود َو ََل ِب َولَ ِدهَا َوا ِلدَة ت‬
‫علَى ۚ ِب َولَ ِد ِه‬ َ ‫ث َو‬ ِ ‫ص ًاَل أ َ َرادَا فَإ ِ ْن ۗ َٰذَلِكَ ِمثْل ْال َو ِار‬َ ‫ع ْن ِف‬ َ ‫علَ ْي ِه َما جنَا َح فَ َل َوتَشَاور ِم ْنه َما ت ََراض‬ َ ۗ
‫ضعوا أ َ ْن أ َ َردْت ْم َو ِإ ْن‬ ِ ‫علَيْك ْم جنَا َح َف َل أ َ ْو ََلدَك ْم ت َ ْست َْر‬َ ‫سل ْمت ْم ِإذَا‬ ِ ‫ّللاَ َواتقوا ۗ ِب ْال َم ْعر‬
َ ‫وف آتَيْت ْم َما‬
‫صير ت َ ْع َملونَ ِب َما ّللاَ أَن َوا ْعلَموا‬
ِ َ‫ب‬
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberikan
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf”, (QS. Al-Baqarah [2]:
233)
Manfaat laktasi yaitu;
a. ASI merupakan makanan utama bayi yang mengandung gizi serta antibodi bagi
bayi.
b. Dengan isapan bayi, proses involusi akan lebih sempurna.
c. Menjalin hubungan rasa kasih saying antara ibu dan anaknya.
Dalam memberikan asi eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di bawah ini :
a. Teknik menyusui
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan
keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak
produksi asi
b. Posisi ibu menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang ada
sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar
jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara
c. Memasukkan putting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi
pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu.
Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat / paha kanan bayi. Sanggahlah payudara kanan ibu dengan
keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas
bagian yang berwarna hitam (aerola mamae). Sentuhlah mulut bayi dengan
putting susu. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar. Masukkan
putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna hitam.
d. melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi
dengan cara :
1) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
2) Dengan menekan dagu bayi kebawah
3) Dengan menutup lubang hidung bayi
4) Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya

e. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . Sendawakan bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lain, dengan cara :
1) Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan
sampai keluar sendawa
2) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
Tanda-tanda menyusui yang benar
a. Bayi cukup tenang
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bayi menempel betul pada ibu
d. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
e. Seluruh areola tertutup mulut bayi
f. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
i. Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
hal-hal yang perlu diingat
a. Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
b. Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / the
c. Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi
11. Istirahat
Istirahat atau tidur sangat diperlukan untuk mengembalikan kelelahan akibat proses
persalinan, disamping itu bermanfaat untuk membantu produksi ASI, proses involusi,
mengurangi darah yang keluar serta mengurangi depresi. Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain: mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, memperlambat proses involusi uterus, memperbanyak perdarahan, bahkan
menyebabkan depresi postpartum dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
12. Latihan
Latihan setelah melahirkan dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat
hamil. Latihan untuk ibu primi dapat dilakukan setelah 2 x 24 jam post partum, untuk
ibu multi dapat dilakukan setelah 1 x 24 jam post partum.

13. Dukungan
Ibu pada masa nifas membutuhkan dukungan emosional dan psikologis dari
pasangan dan keluarga mereka, yang bisa memberikan dukungan dengan jalan
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas di rumah agar ibu mempunyai lebih
banyak waktu untuk mengasuh bayinya.

Anda mungkin juga menyukai