Disusun Oleh:
LUSITA HAKIM
NIM. P0722421022
C. Materi Pembelajaran :
1. Memperagakan fungsi konseling dalam kebidanan
2. Memperagakan keterampilan interaktif
D. Metode Pembelajaran :
Bed Side Teaching
E. Media :
Materi yang disampaikan secara lisan dan praktek
F. Kegiatan Pembelajaran :
N WAKT KEGIATAN
TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN
O U PPESERTA
1 Persiapan 2 menit 1. Menentukan tujuan dari sesi 1. Tujuan dari sesi
pembelajaran pembelajaran telah
2. Mengingatkan mahasiswa akan diketahui
tujuan pembelajaran 2. Mahasiswa telah
3. Mempersiapkan Pasien memiliki
4. Menyiapkan lingkungan dan pengetahuan
keadaan sebelum
5. Menanyakan kepada mahasiswa dilaksanakan bed
hal yang diharapkan oleh side teaching
mahasiswa 3. Pasien telah
dikontrak terlebih
dahulu dengan
menjelaskan apa
yang akan dilakukan
4. Ruangan nyaman
untuk belajar
1. Pembukaan 3 menit 6. Mengucapkan salam 5. Menjawab salam
7. Menyampaikan tujuan kegiatan 6. Mendengarkan /
memperhatikan
2. Inti 15 menit 1. Meminta mahasiwa untuk 1. Menyampaikan
menjelaskan keadaan pasiennya keluhan yang
2. Menanyakan keluhan klien dialami
3. Menjelaskan tindakan 2. Memperhatikan dan
4. Meminta persetujuan klien memahami
5. Memulai kegiatan bed site 3. Memberi respon
teaching dengan melakukan 4. Mahasiswa dapat
anamnesa dan melakukan bertanya apabila ada
pemeriksaan tanda-tanda vital hal yang pentng atau
6. Memberikan reinforcement pada kurang dipahami
pasien atas kerjasama dalam
melaksanakan kegiatan
3. Penutup 10 menit 1. Menanyakan masukan dari 1. Berdiskusi
mahasiswa dan pasien 2. Menyimpulkan
2. Bersama persepti menyimpulkan kembali
kegiatan bed side teaching 3. Memberi masukan
3. Membuat rencana tindak lanjut 4. Menjawab salam
setelah kegiatan bed side teaching
4. menutup kegiatan bed side
teaching kebidanan
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kegiatan Bedside teaching berjalan sesuai waktu
b. Peserta bedside teaching dapat hadir sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Peserta bedside teaching berperan serta aktif dalam kegiatan
b. Selama bed side teaching berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan
penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
Setelah melakukan kegiatan ronde ini, peserta mampu :
a. Menguasai keterampilan prosedural
b. Menumbuhkan sikap profesional
c. Mempelajari perkembangan biologis/fisik
d. Melakukan komunikasi dan pengamatan langsung
LAPORAN PENDAHULUAN
REMAJA DAN PRA NIKAH
2.2.2 Konseling
Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang konselor
terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang.
Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas
pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui
pilihan – pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah emosional atau antar
pribadi (Yulifah, 2009: 82).
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan
untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut
(Saifuddin, 2001: 39).
Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati,
2002: 15).
Tujuan Konseling
Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk
membantu masalah klien, karena masalah klien yang benar – benar telah terjadi
akan merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga harus segera dicegah dan
jangan sampai timbul masalah baru (Yulifah, 2009: 84).
Tahapan Konseling
Lima langkah/tahapan dalam konseling adalah sebagai berikut (YPKP,
Depkes RI & IBI, 2006)
1. Membina hubungan melalui membangun rapport-tahap awal.
a. Membina hubungan yang ramah, dapat dipercaya, dan menjamin
kerahasiaan.
b. Mengucapkan salam.
c. Mempersilakan klien duduk.
d. Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman.
2. Identifikasi masalah.
Beberapa klien mungkin akan menyampaikan secara langsung
permasalahannya saat konselor menanyakan maksud dan tujuan klien
mendatangi konselor. Namun tidak jarang, konselor harus menggunakan
keterampilannya untuk mampu menangkap permasalahan yang dihadapi
dari cerita/penjelasan klien. Selama identifikasi masalah konselor harus
menjadi pendengar yang baik dan mengamati tanda – tanda nonverbal.
3. Penyelesaian masalah.
Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan
persoalan yang diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan keluar. Hindari
memberikan informasi yang tidak dibutuhkan klien.
4. Pengambilan keputusan.
Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas
persoalan yang dihadapinya.
5. Menutup/menunda konseling
Klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi dengan
klien belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan,
tawarkan klien untuk mengaturr pertemuan selanjutnya.
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika
bayi memiliki rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan
berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang
memiliki rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah
jika perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki rhesus negatif.
4. Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi
saluran kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
menunjukkan adanya penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan
beresiko baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin
yang rendah, bahkan resiko kematian saat persalinan.
1. Thalasemia
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.
2. Hemofilia
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi
HIV, dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti sub-sahara
Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada
tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak
dibanding tahun sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan
sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami
infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
1. Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi
rahim, saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan
seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak
selalu orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada
anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari
kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi
anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin
hepatitis B, tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air),
influenza, serta vaksin dewasa lainnya sesuai jadwal imunisasi yang
dikeluarkan oleh petugas Satgas Imunisasi Dewasa.