Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Oleh :
Kelompok 2A
1. Marthalia Astuti (1601100005)
2. Andita Pratiwi Pujiasih (1601100016)
3. Rizki Amelia (1601100034)
4. Enggi Arwiniatul C (1601100036)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
Februari 2019
LEMBAR PENGESAHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Malang, Februari 2019

Pembimbing Institusi,

( Fiashriel Lundy, S. Kep., Ns., M.Kes )


PENYULUHAN
“KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA”
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja


Sasaran : Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Malang
Hari/tanggal : Kamis, 7 Februari 2019
Penyuluh : Kelompok 2A Mahasiswa tingkat 3A, Prodi D3 Keperawatan Malang
Waktu : 120 menit
Tempat : Sekolah Menengah Pertama Islam Malang

A. Latar Belakang
Salah satu lingkup komunitas adalah sekolah. Dimana dalam sekolah sendiri ada
kelompok anak usia sekolah dan anak remaja. Remaja, sebagai kelompok umur terbesar
di Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
pembangunan sumber daya manusia. Masa remaja merupakan masa yang rentan
mengalami masalah kesehatan. Apalagi setelah dilakukan survey lebih lanjut didapatkan
siswa-siswi banyak yang belum mengetahui mengenai kesehatan reproduksi, penyakit
menular, serta HIV/AIDS. Oleh karena tersebut kami tertarik untuk memberikan
penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual serta HIV/AIDS.

B. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswa-siswi SMP Islam Malang dapat
mengetahui dan memahami Kesehatan Reproduksi Remaja

C. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1x120 menit,
diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang :
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
2. Penyakit menular Seksual
3. HIV/AIDS

D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Malang

E. Strategi Pelaksanaan
Metode : Ceramah dan diskusi

F. Media
1. PPT
2. Video
3. Poster

G. Proses Pelaksanaan
Waktu Tahap Kegiatan Metode Media
Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
5 menit Pembukaan - Membuka acara Tanya
jawab
- Mengucapkan salam Menjawab salam Tanya
jawab
- Memperkenalkan diri Mendengarkan

- Menyampaikan topik Menyetujui kontrak Ceramah PPT


- Kontrak waktu Diskusi -
- Menggali pengetahuan Menjelaskan Pre-Test -
lisan
yang diketahui mengenai hal yang
pendengar diketahui dan
menjawab
pertanyaan sesuai
pengetahuan
100 menit Kegiatan - Memberikan dan Mendengarkan Ceramah PPT,
Inti dan Poster,
menjelaskan materi Menanyakan.
diskusi Video
penyuluhan Menanggapi
memberikan feed back
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Penyebab
4. Tanda gejala
5. Pengobatan
6. Penularan
7. Pencegahan
8. Perawatan di rumah

- Mengulang semua
materi dan membahas
mitos dan fakta

15 Menit Evaluasi / Memberikan pertanyaan Menjawab Diskusi PPT


Video
Penutup Menyimpulkan materi Menyimak
Menutup (mengucapkan Menjawab salam
salam)

H. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik
2. Penyaji
3. Moderator
4. Notulen
5. Observer
6. Fasilitator
7. Operator
I. Job Description
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang perawatan Cacar Air
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-hal
tentang isi, makna, dan maksud dari penyuluhan
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan
3. Notulen
a. Membuat daftar hadir warga gamati
b. Mencatat pertanyaan peserta
4. Observer
a. Mengamati jalannya acara penyuluhan
b. Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir
5. Fasilitator
a. Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
c. Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
6. Operator
a. Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Menyiapkan seluruh media yang sudah disiapkan
c. Mengatur apa saja yang akan ditampilkan dan dipresentasikan
d. Mengoperasikan komputer dalam kelabcaran presentasi

J. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Kontrak waktu dan tempat sebelum acara dilaksanakan
b. Pengumpulan SAP sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Malang Tingkat 3a
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan

2. Kriteria Proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA (Plan of Action)
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang sejumlah 20 orang atau lebih
b. Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemateri (penyaji)
c. Peserta mampu menjawab dengan benar sebanyak 75% dari pertanyaan
penyaji

K. Materi (terlampir)
L. Poster (terlampir)
M. Daftar Pustaka
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

1. Kesehatan Reproduksi Remaja


Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa, baik secara
jasmani maupun rohani. Masa akil baliq : pada umumnya masa akil baliq perempuan
yaitu usia sekitar 11 – 12 tahun. Sedangkan anak laki-laki pada usia 13 – 14 tahun.
Perubahan Fisik Pria
Tampak dari luar:
 otot menguat; tumbuh jakun;
 tumbuh bulu-bulu di ketiak, muka (kumis, janggut) dan di sekitar kemaluan;
 kulit dan rambut berminyak;
 suara menjadi besar (berat);
 penis dan buah zakar membesar
Tidak tampak dari luar : mimpi basah
Perubahan Fisik Wanita
Tampak dari luar:
 tumbuh payudara: puting payudara menonjol ke luar;
 bentuk tubuh berlekuk (berbentuk);
 tumbuh bulu-bulu di ketiak dan sekitar kemaluan
Tidak tampak dari luar: menstruasi (datang bulan/haid)
Perubahan lain yang terjadi:
 Mulai tertarik pada lawan jenis
 Kurang percaya diri (rendah diri, malu, cemas & bimbang)
 Lebih suka berkumpul di luar rumah & membantah Ortu
 Menonjolkan diri, kurang pertimbangan
 Menjelang hai, lebih perasa, gamapang sedih, marah dan cemas tampa alasan
 Kulit menjadi lebih berminyak dan mudah jerawatan
Reproduksi : proses melanjutkan keturunan pada manusia
Perubahan pada kematangan alat reproduksi dan kemampuan melaku kan fungsi
reproduksi sehat sejahtera
Alat reproduksi wanita bagian dalam:
- Vagina (Liang senggama/kemaluan)
- Mulut Rahim/Serviks
- Tuba Falopi
- Ovarium kanan dan kiria
Wanita memiliki selaput dara dan mengalami haid. Haid / datang bulan /
menstruasi: Merupakan luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak
mengandung pembuluh darah, terjadi tiap bulan yang berlangsung selama kurang
lebih 3 – 7 hari, tapi pada masa remaja biasanya siklus haidnya belum teratur. Haid
pertama kali disebut MENARCHE, biasanya terjadi pada usia 11-13 tahun. Haid
menandakan kematangan reproduksi wanita, setelah mendapatkan haid pertama,
remaja wanita sudah mampu hamil jika melakukan hubungan seksual.
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari:
 Zakar / Penis
 Buah Zakar/Testis
 Saluran Kencing/Uretra
 Kelenjar Prostat
 Kelenjar Seminalis
Ereksi pada laki-laki merupakan: adanya darah yang memasuki penis dalam
jumlah yang besar sehingga penis membesar, tegang dan mengeras, yang biasanya
terjadi pada pagi hari dan dapat diikuti dengan keluarnya air mani yang mengandung
sperma. Sedangkan mimpi basah pada remaja laki-laki yaitu peristiwa ejakulasi
(pengeluaran air mani) pada saat tidur karena testis dan salurannya terisi penuh
sperma.
Masturbasi atau onani:
 Kegiatan menyentuh bagian tubuh dengan tujuan untuk merangsang diri
sendiri.
 Kebiasaan ini dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.
 Keinginan ini alamiah dan tidak beresiko selama dilakukan sendiri
 Sebagian remaja biasa melakukan dan dapat menimbulkan ketagihan
 Dari segi psikologis bisa menimbulkan rasa tertekan dan bersalah
Hubungan Seks Bisa Menyebabkan Kehamilan: bila remaja putri berada dalam
masa subur. Artinya : walaupun hubungan seks dilakukan satu kali, remaja putri
sudah bisa hamil, apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali
Resiko Kehamilan Remaja
• Keguguran • Resiko Putus Sekolah
• Bayi lahir sebelum waktunya • Melakukan pengguguran yang
• Proses kelahiran yang sulit tidak aman
• Gangguan kejiwaan
Cara Menghindari: Remaja Putri harus BERANI dan TEGAS mengatakan tidak
bila pacarmu mengajak untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan Remaja Putra
menghormati teman wanita/ pacarnya dengan tidak meminta apalagi memaksa untuk
melakukan hubungan seks sebelum menikah

2. Penyakit Menular Seksual


P M S ( Penyakit Menular Seksual )
Merupakan penyakit yang menular melalui hubungan seksual.
PMS ini akan lebih bersesiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal ( dubur )
Media Penularan Penyakit
1. Handuk
2. Baju dalam
3. Termometer
4. Transfusi darah
Faktor penyebab penyakit menular seksual adalah
 Tidak memiliki norma agama
 Penyalah gunaan teknologi
 Pergaulan bebas
 Praktek pelacuran
 Kondisi rumah tangga
 Penyalahgunaa Alat kontrasepsi yang mudah diperolah
Jenis Penyakit Dan Penyebab Pms
VIRUS
Herpes
Kondiloma Akminata
Aids
PROTOZOA
Vaginitis
Urethritis (Radang Saluran Kencing)
JAMUR seperti TUFA pada oncom atau tempe
Keputihan (Kandidsis)
BAKTERI (KUMAN)
• Genorhoe
• Sifilis
• Ulkus Mole (Borok)
• Granulomainguinale
• Limfogranulomavenereum
PARASIT (kutu pada alat kelamin)
• Pedikulosis Pubis

Herpes Genitalis : Virus Herpes Simplex


Tanda-tanda : Muculnya Bintil-bintil berair yang sangat nyeri pada kemaluan
Gejala ini biasanya menetap hilang timbul seumur hidup
Trikomoniasis Vaginalis : Protozoa Trikomonas Vaginalis
Gejala :
Cairan Vagina : encer, berwarna kuning kehijauan berbusa dan berbau busuk
Vulva agak bengkak, kemerahan, gatal, berbuda dan tidak nyaman
Gonore ( G O ) : bakteri Neisseria Gonorrheae
Gejala :
Keputihan kental, berwarna kekuningan
Rasa nyeri di rongga panggul
Radang Panggul, kemungkinan terjadi kemandulan, infeksi mata pada bayi yang
dilakirkan yang dapat menyebabkan kebutaan
Sifilis ( Raja Singa )
Kuman Treponema Pallidum
Gejala
Primer : Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri
Sekunder : Bercak merah di tubuh, tanpa gejala klinis yang jelas
Tersier : Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah atau kulit

Cara Mencegah
 Tidak melakukan hubungan seksual sebelulm menikah
 Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah
 Hindari hubungan seks yang tidak aman
 Selalu gunakan kondom untuk mencegah penularan PMS
 Bahwa resiko tertular PMS lebih besar dari pada Laki-laki
SeBaB :
 Alat reproduksi lebih rntas dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala
awal tidak segera diketahui, sedangkan penyakit berlanjut ke tahap lebih parah
1. Kontrol diri dengan cara
a. Berdoa
b. Hindari Pornografi
c. Jauhi tempat maksiat
d. Jauhi teman yang mesum
2 Tumbuhkan pengetahuan mengenai bahaya penyakit seksual melalui orang
lain atau sumber-sumber pengetahuan
3. Banyak melakukan aktifitas fisik

3. HIV/AIDS
Tujuan pencegahan dan penanggulangan HIV
• Menurunkan angka penularan
• Menghapus stigma, diskriminasi
• Menurunkan hingga meniadakan kematian ODHA
Siapa Pengendali HIV: KPA
• Dinas Kesehatan
• Fasyankes
• OPD terkait
• LSM Peduli HIV AIDS
• Peran Masyarakat
Apa HIV ?
 HIV (Human Immunodeficiency Virus)
H Human = Manusia
I Immune = Sistem Kekebalan
Deficiency = Kekurangan
V Virus = Virus
 Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga kemampuan
tubuh untuk melawan berbagai penyakit menjadi menurun
 HIV tergolong kelompok retrovirus yang memiliki kemampuan untuk “mengkopi-
cetak” (replikasi)
 virus terdapat dalam darah, cairan vagina,cairan Mani dan ASI
Apakah AIDS?
 AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
A Acquired = Didapat, bukan keturunan
I Immune = Sistem Kekebalan Tubuh
D Deficiency = Kekurangan
S Syndrome = Kumpulan Gejala
 Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalan
tubuh dirusak oleh Virus HIV
Cara Penularan
Kontak Seksual
Hetero seksual
Homo seksual
Bi seksual
Kontak Darah
Transfusi
Penggunaan jarum suntik berulang
Lain-lain: akupunktur, tindik, tatoo
Ibu Ke Anak
Proses kehamilan
Proses persalinan
Pemberian ASI
Kelompok Berisiko:
• Penasun
• Waria
• Pekerja Seks
• Pelanggan Pekerja Seks
• LSL / Gay
• Ibu Rumah Tangga / Pasangan Risti
Bagaimana mencegah agar terhindar dari HIV AIDS
A= Abstinence
Anda tdk melakukan Seks sebelum menikah
B = Be Faithful
Bersikap setia dg pasangan
C = Condom
Cegah dg memakai kondom setiap kali berhubungan seks beresiko
D = Drug
Hindari pemakaian narkoba suntik
E = Education
Edukasi & penyuluhan ttg HIV dan Aids
Perjalanan Virus Masuk Ke Dalam Tubuh
• Fase I
Periode Jendela/ Window Period (3-6 bulan). Adalah masa tenggang waktu mulai HIV
masuk kedalam tubuh manusia sampai membentuk antibodi HIV. Pada periode ini,
sudah tertular HIV namun belum terdeteksi virusnya dan berpotensi tinggi untuk
menularkan ke orang lain. Penderita tampak sehat tidak ada tanda-tanda khusus.
• Fase II
HIV Positif (5-10 tahun, tanpa gejala)
Pada fase ini orang dengan HIV tetap menunjukkan penampilan sehat, tidak saki
dapat beraktivitas seperti biasa
• Fase III,
HIV Positif (muncul gejala) Fase ini orang dengan HIV mulai menunjukkan gejala-
gejala
• Fase IV AIDS (1-2 tahun)
Pada fase ini orang dengan HIV mulai menderita, gejala yang nampak penyakit
oportunistik mulai menyerang tubuh (kanker, TB, infeksi usus, infeksi otak, dsb)
Anti Retroviral (ARV)
- Terapi ARV bertujuan untuk menghambat perjalanan penyakit HIV hingga dapat
memperpanjang usia dan memperbaiki kualitas hidup
- Ada beberapa kriteria sebelum obat ini diberikan kepada pasien, karena tidak semua
orang yang terinfeksi dapat diberikan ARV
- Salah satu yang diajukan kriteria untuk memulai terapi ARV, adalah dengan
menggunakan ukuran jumlah CD4. Jika jumlah CD4 masih di atas 350 sel/mm3,
terapi tidak perlu dilakukan dan tetap dilakukan monitor ketat terhadap CD4.
Sedangkan jumlah CD4 antara 200-350 sel/mm3 dipertimbangkan untuk memulai
terapi sebelum sel CD4 turun di bawah 200 sel/mm3. sedangkan jika sel CD4
berjumlah kurang di bawah 200 sel/mm3 maka dilakukan terapi, karena penurunan
CD4 di bawah 200 diasosiasi kan dengan terjadinya infeksi oportunistik dan kematian
Hambatan
 ODHA tidak mau membuka statusnya
 Stigma dan diskriminasi masyarakat masih tinggi terhadap ODHA
 Peran serta masyarakat masih belum optimal
 Peran serta OPD masih belum optimal
 Penjangkauan ponci masih sulit
 Dukungan keluarga ODHA masih rendah
Lampiran 2
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai