Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN

PERAN KELUARGA TERHADAP PENDAMPINGAN LANSIA


POLI GERIYATRI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
Kelompok 1 B2 Stase Maternitas:
Fiqih Ardi Pradana 131823143023
Heriberta Tuto Suban 131823143024
Mas Sonia N. S. 131823143029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENYULUHAN
PERAN KELUARGA TERHADAP PENDAMPINGAN LANSIA
POLI GERIYATRI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

A. Latar Belakang
Lansia merupakan kelompok penduduk yang mempunyai resiko tinggi untuk sering sakit
dan menderita sakit kronis, serta mengalami ketidakmampuan. Rahardjo dan Priyotno (2010)
mengemukakan tiga pola penyakit lansia yaitu gangguan degeneratif seperti gangguan
peredaran darah karena pengerasan pembuluh darah, gangguan metabolisme. Pengetahuan yang
kurang dalam keluarga dalam meerawat klien lansia merupakan fokus dari rencana pendidikan
kesehatan tersebut. Selain masalah biologi, masalah psikososial dan spiritual merupakan hal
yang harus di rawat keluarga. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan
rumah sakit dengan tema psikologi klien.
B. Rumusan Masalah
Seberapa tahu pasien dan keluarga pasien dengan kanker ovarium ?

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia
diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami Peran Keluarga Terhadap Pendampingan
pada Lansia.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75% dari materi yang disampaikan, peserta
mampu:

a) Menyebutkan pengertian Pengertian Keluarga


b) Menyebutkan pengertian lansia
c) Menyebutkan fungsi atau peran keluarga terhdapa lansia keluarga
PENATALAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) TENTANG
PERAN KELUARGA TERHADAP PENDAMPINGAN LANSIA
POLI GERIYATRI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

A. Topik
Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia

B. Landasan Kegiatan
Kegiatan “Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang Peran Keluarga Terhadap
Pendampingan pada Lansia di Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya
merupakan bagian dari promosi kesehatan yang merupakan salah satu tugas tenaga
kesehatan termasuk ners dan ners muda.

C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada
Lansia diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami Peran Keluarga Terhadap
Pendampingan pada Lansia.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75% dari materi yang disampaikan,
peserta mampu:

d) Menyebutkan pengertian Pengertian Keluarga


e) Menyebutkan pengertian lansia
f) Menyebutkan fungsi atau peran keluarga terhdapa lansia keluarga

D. Tema Kegiatan
Adapun tema kegiatan ini adalah : Perawatan psikologi pada lansia dengan berfokus pada
keluarga
E. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia
2. Sasaran Target
Pasien dan atau keluarga pasien di Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
4. Media dan Alat
Leaflet, power point, LCD
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 18 Juli 2019
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB
Kegiatan : Penyuluhan tentang Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada
Lansia
Tempat : Ruang tunggu Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo

F. Target
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Menyebutkan pengertian Pengertian Keluarga
2. Menyebutkan pengertian lansia
3. Menyebutkan fungsi atau peran keluarga terhdapa lansia keluarga
4. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan topik Peran Keluarga Terhadap
Pendampingan pada Lansia oleh 9 peserta.

5. Susunan Panitia Kegiatan


Panitia terdiri dari Kelompok 1 program B20 S1 pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Susunan panitia terlampir (terlampir).

6. Susunan Acara Kegiatan


(Terlampir)

7. Perlengkapan
(Terlampir)
8. Lampiran lainnya
Power point, SAP, leaflet, Daftar hadir, dan Hasil pertanyaan dan jawaban.

9. Penutup
Demikian laporan pertanggungjawaban kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) dengan topik : Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia
pada pasien dan keluarga di Ruang tunggu Poli Geriyatri RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Harapan kami, dapat bermanfaat bagu kita semua dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia


Sasaran :Pasien dan atau keluarga pasien di Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/tanggal :Selasa, 16 Juli 2019
Tempat :Ruang tunggu Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo
Waktu :08.00 WIB s/d 08.30 WIB
Pelaksana :Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia
diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami Peran Keluarga Terhadap Pendampingan
pada Lansia.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75% dari materi yang disampaikan, peserta
mampu:

g) Menyebutkan pengertian Pengertian Keluarga


h) Menyebutkan pengertian lansia
i) Menyebutkan fungsi atau peran keluarga terhdapa lansia keluarga
C. Sasaran
Keluarga pasien di Poli Geriyatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

D. Materi
1. Leaflet
2. PPT
3. Materi Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi, Tanya jawab
F. Media dan Peralatan
1. Leaflet
2. Power Point
G. Setting Tempat
Penyuluhan dilakukan di ruang tunggu Poli Geriyatri Sakit Dr Soetomo Surabaya
Keterangan :
: Presentator/Pemateri
: Moderator
: Pembimbing
: Fasilitator
: Observer
: Ruang Tunggu

H. Waktu
Hari, tanggal : Kamis, 18 Juli 2019

Jam : 08.30 – 08.30

I. Pengorganisasian
Pembimbing Akademik : Sylvia Dwi W.

Pembimbing Klinik :
Moderator : Heriberta

Pemateri : Fiqih Ardi

Observer : Mas Sonia N S.

Job Description:

No Pengorganisasian Uraian

1. Moderator a) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim


kepada peserta.
b) Menyebutkan kontrak waktu penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
d) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
e) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator a) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b) Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya
kepadanya.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d) Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang di rasa kurang
jelas bagi peserta
e) Memfasilitasi acara secara teknis
4. Observer a) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat
mengamankan jalannya proses penyuluhan. Mencatat
pertanyaan yang diajukan peserta
b) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama
proses penyuluhan.
c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
d) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang
dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.

J. Pelaksanaan
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan

1. 5 menit Pembukaan: Moderator

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Mendengarkan dan
menyetujui

4. Menjelaskan tujuan dari


4. Memperhatikan
penyuluhan
5. Memperhatikan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan.
2. 15 Pelaksanaan penyampaian materi 1) Mendengarkan Penyuluh
Menit tentang: 2) Memperhatikan
penjelasan materi
1. Menyebutkan pengertian
3) Mencermati materi
keluarga, lansia
2. Menyebutkan fungsi keluarga
3. Menyebutkan peran keluarga
terhadap pendampingan pada
lansia

3. 15 Diskusi: Moderator
menit dan
1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan
fasilitator
pada peserta untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab
pertanyaan.
Respon Peserta
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pelaksana
Penyuluhan

4. 10 Evaluasi:
menit
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab Moderator
penyuluhan tentang materi pertanyaan dan dan
yang diberikan. menjelaskannya fasilitator

5. 5 menit Terminasi: Moderator

1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan


penyuluhan 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan terimakasih 3. Menjawab salam
kepada peserta
3. Mengakhiri dengan salam

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 75 % keluarga pasien menghadiri kegiatan penyuluhan
b. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
c. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
b. 75 % keluarga pasien yang hadir, mendengarkan dan berpatisipasi aktif dalam
kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
75% dari materi, keluarga pasien yang hadir mampu untuk menyebutkan ;
1) Menyebutkan pengertian keluarga
2) Menyebutkan pengertian lansia
3) Menyebutkan fungsi keluarga
4) Menyebutkan peran keluarga dalam pendampingan lansia
MATERI
Peran Keluarga dalam Pendampingan Terhadap Lansia
A. Definisi
1. Keluarga
a. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan
individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga.
Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung (Ariani, 2009).

Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu
yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap
anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 52
Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Wirdhana et
al., 2012).

b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini
mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga.
Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota
keluarga (Families, 2010).

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al., 2013)
:
1) Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,
sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa yang
beraneka ragam dalam satu kesatuan.
3) Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta
hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama
bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
4) Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan
rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.
5) Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang
sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat
manusia secara universal.
6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya
dalam mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di
masa mendatang.
7) Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga.
8) Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis.
c. Terdapat beberapa tipe atau bentuk keluarga diantaranya (Fatimah, 2010):
1. Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun keduanya.

2. Keluarga besar (ekstended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, saudara sepupu, dan
lain sebagainya.

3. Keluarga bentukan kembali (dyadic family), yaitu keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan pasangannya.

4. Orang tua tunggal (single parent family), yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat dari
perceraian atau ditinggal oleh pasangannya.
5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).

6. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone).

7. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual


cohabiting family) atau keluarga kabitas (cohabition).

8. Keluargaberkomposisi(composite) yaitu keluarga yang perkawinannya


berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

D. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi tertentu. Adapun macam peranan
dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan
sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta pemberi rasa aman
bagi anak dan istrinya dan juga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu
sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus
rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga
berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
2. Lansia
a. Pengertian Lansia
Ada beragam pengertian ataupun deksripsi lansia. Berikut merupakan pengertian
lansia menurut pandangan para ahli seperti yang diungkapkan oleh (Effendi,2009) lansia
bukanlah suatu yang berhubungan dengan penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemamapuan tubuh untuk
beradaptasi dengan perubahan biologi, psikologi, sosioal, kultural dan spiritual.

Dra. Ny. Jos Masdani seorang psikolog dari Universitas Indonesia mengatakan
bahwa lanjut usia meupakan kelanjutan usia dewasa antara usia 65 tahun sampai dengan
tutup usia. Sedangkan menurut DEPKES RI (2012), lanjut usia dikelompokan menjadi
tiga yaitu pra lansia 45-59 tahun (young old); usia 60-69 tahun (old); usia >70 tahun dan
atau > 60 tahun dengan risiko tinggi (old risk).
Menurut Prayitno dalam arya (2002) setiap orang yang berhubungan dengan
lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun keatas, tidak mempunyai penghasilan
dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok sehari-harinya.
b. Perkembangan psikologi terdiri dari beberapa aspek yaitu
1. Aspek Intelektual
Penurunan kemampuan intelektual pada lansia adalah sesuatu yang tidak bisa
terhindarkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyakit, kecemasan
ataupun depresi. Namun, kemampuan intelektual dapat dipertahankan dengan cara
menciptakan lingkungan yang dapat melatih dan merangsang kemampuan intelektual
mereka. Cara tersebut juga bisa mengantisipasi terjadinya kepikunan pada mereka.

2. Aspek Emosional
Adanya perasaan tidak enak yang harus dihadapi oleh para lanjut usia seperti merasa
tersisih, merasa tak dibutuhkan lagi, penyakit yang tak kunjung sembuh ataupun
kematian pasangan akan menimbulkan rasa tidak percaya diri, depresi, ketakutan
sehingga lanjut usia sulit menyelesaikan suatu masalah dan melakukan penyesuaian
diri. Maksud dari penyesuaian diri pada usia lanjut disini adalah kemampuan usia
lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan fisik maupun sosial psikologis
yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme
psikologis yang tepat sehingga memenuhi kebutuhannya tanpa menimbulkan
masalah baru.

3. Apek Spiritual
Beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang yang telah mencapai tahap usia
lanjut akan lebih dekat dengan agama. Hal ini menunjukan bahwa adanya tingginya
level seperti dalam hal kepuasan dalam hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan
spiritual berpengaruh besar terhadap ketenangan batin para lansia begitu juga dalam
hal kesehatan fisik maupun mental.

4. Aspek Kepribadian
Perkembangan kepribadian bersifat dinamis, yang artinya selama individu tersebut
masih mampu bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menerima
pengalaman baru atau hal-hal positif maka kepribadiannya semakin matang dan
mantap. Bagi lansia yang sehat, kepribadiannya tetap berfungsi dengan baik
tergantung dari tingkat depresi yang dialami pada fase kehidupan sebelumnya.

Namun, tidak sedikit juga yang menyebutkan bahwa saat usia lanjut seseorang
biasanya akan kembali ke masa kanak-kanak. Artinya, tindakan yang dilakukan harus
diperlihatkan kepada orang lain jika tidak mereka tidak akan memperoleh kepuasan.
Masa muda seorang lansia sering diartikan sebagai karikatur kepribadiannya di masa
lansia.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Psikologi Lansia
1. Penurunan Kondisi Fisik
Semakin tua seseorang maka semakin jelas pula perubahan fisik yang terlihat,
misalnya energi yang berkurang, kulit semakin keriput, gigi yang yang mulai rontok
ataupun tulang yang semakin rapuh. Penurunan kualitas fisik secara drastis akan
terjadi ketika sesorang memasuki masa lansia. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
kondisi psikologik maupun sosial dan menyebabkan kebiasaan ketergantungan
pada orang lain

2. Penurunan Fungsi Seksualitas


Penurunan fungsi sexualitas berhubungan dengan gangguan fisik seperti gangguan
jantung, gangguan metabolisme, seperti diabetes, militus, vaginitis, kekurangan
gizi yang dikarenakan permasalahan pencernaan yang menyebabkan menurunnya
nafsu makan. Erikson (2002) mengungkapkan bahwa permasalahan psikologi pada
orang yang mencapai tahapan lanjut usia akan terlihat dari gejala penurunan fisik
yang sejalan dengan aspek psikologisnya. Bagi pria fase lanjut usia ditandai dengan
memasuki fase klimakterium, sedangkan wanita ditandai dengan fase menopause
yang berdampak pada ketidakseimbangan fisiologis yang mengakibatkan
terganggunya keseimbangan emosi, seperti stres dan depresi.
Faktor penurunan fungsi seksualitas lansia lainya antara lain :
 Rasa malu jika mempertahankan kehidupan seksual pada masa senja.
 Kelelahan atau rasa bosan dikarenakan kurangnya variasi dalam
kehidupannya.
 Pasangan hidup telah meninggal.
 Disfungsi seksual karena perubahan hormon atau masalah kesehatan jiwa
seperti setres atau pikun.
3. Perubahan Aspek Psikososial.
Pemicu perubahan aspek psikososial pada lansia adalah menurunya fungsi kognitif
dan psikomotor. Fungsi kognitif yang merupakan proses belajar, pemahaman
ataupun perhatian sehingga menyebabkan reaksi dan prilaku lansia melambat.
Sedangkan psikomotorik adalah dorongan kehendak meliputi, gerakan, tindakan,
dan koordinasi yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan. Dengan berubahnya
kedua aspek tersebut akan berdampak pada perubahan aspek psikososial yang
berkaitan dengan kepribadian lansia.

4. Perubahan Peran Sosial di Masyarakat.


Dengan semakin lanjut usia, biasanya lansia akan melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya dikarenakan segala keterbatasan yang ia miliki. Keadaan ini berdampak
pada menurunnya interaksi sosial para lansia, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya peran ditengah masyarakat
dikarenakan kualitas fisik yang menurun sehingga para lansia merasa tidak
dibutuhkan lagi karena energi nya sudah melemah. Penyesuaian diri yang buruk
akan timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap
sosial yang negatif berdampak pada kesehatan psikologis para lansia.

d. Permasalahan psikologis yang dialami oleh lansia pada umumnya antara lain
1. Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak yang
telah mempunyai kesibukannya masing-masing kadang membuat para lansia
merasa kesepian. Namun ada juga lansia yang memiliki aktivitas sosial yang tinggi
tidak merasa kesepian ketika ditinggal atau berada jauh dengan orang yang
dicintainya.
2. Duka cita, duka cita akibat kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang dapat
menimbulkan depresi yang sangat mendalam pada lansia sehingga memicu
gangguan fisik dan kesehatannya. Depresi dikarenakan duka cita biasanya bersifat
self limiting
3. Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang tak
kunjung membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa merawatnya
dapat menyebabkan depresi.
4. Kecemasan yang berlebihan, gangguan kecemasan biasanya terjadi karena depresi,
efek samping obat ataupun penghentian konnsumsi suatu obat.
5. Parafenia, merupakan suatu bentuk scizofenia yang berbentuk pada rasa curiga
yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau menarik diri dari
kehidupan sosial.
6. Sindroma diganose, keadaan dimana seorang lansia menunjukan tingkah atau
prilaku yang mengganggu seperti bermain-main dengan urin atau menumpuk
barang-barangnya dengan tidak teratur.

e. Cara Menyikapi Perubahan Psikologi Lansia


Hal penting dalam menyikapi perubahan psikologi yang dialami lansia adalah
peran penting keluarga dalam membina kondisi psikisnya. Pada umumnya lansia yang
masih memiliki keluarga masih sangat beruntung karena masih memiliki keluarga yang
merawat dan memperhatikan dengan penuh kesabaran. Namun, pada lansia yang sudah
tidak punya pasangan hidup, anak-anak atau kerabat dan ada pula yang memang memilih
membujang sepanjang hidupnya seringkali menjadi terlantar karena tidak ada yang
merawatnya.

Upaya yang bisa dilakukan keluarga dalam membina psikis lansia yaitu:

 Keluarga harus menyediakan waktu untuk mengajak lansia berbicara dari hati ke
hati sehingga lansia tersebut tidak merasa kesepian dan mengungkapkan segala
keluh kesahnya.
 Memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa aman serta motivasi.
 Memahami apa yang mereka rasakan dan mencari penyebab permasalahannya.
 Keluarga harus dapat memberi penjelasan agar lansia tersebut menerima
perubahan dirinya dengan lapang dada dan dengan senang hati memasuki tinkatan
kehidupan yang baru.
 Berusaha meningkatkan rasa percaya diri mereka dengan membuat dirinya
bermanfaat bagi orang lain.
 Apabila lansia menghadapi masalah gangguan mental yang cukup menggangu
diharapkan segera dikonsultasikan kepada ahli.

f. Peran Keluarga dalam Mendampingi Keluarga


1. Menghormati dan menghargai orang tua
2. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
3. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian
4. Jangan menganggap lansia sebagai beban
5. Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
6. Mintalah nasihat pada mereka dalam peristiwa – peristiwa penting
7. Mengajaknya dalam acara- acara keluarga dengan memberi perhatian yang baik
terhadap orang tua
8. Memberi perhatian yang baik terhadap prang tua
9. Membantu mencukupi kebutuhan lansia
10. Memberikan dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan diluar
11. Membantu mengatur keuangan
12. Mengupayakan transpot untuk kegiatannya
13. Memeriksakan kesehata secara teratur
14. Memberikan dorongan untuk tetap hidup sehat
15. Mencegah terjadinya kecelakaan
16. Merujuk lansia yang sakit ketempat pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Nurnita Widyakusuma (2013). Peran Pendamping Perawatan Sosial Lanjut Usia di Lingkungan
Keluarga Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Irma M. H. (2012). Konsep dan Peran Fungsi Keluarga. Universitas Andalas.

BKKBN (2015). Peranan Keluarga Bagi Pembinaan Lansia. BKKBN Indonesia


DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN KANKER OVARIUM
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

No. Nama Tanda Tangan


1 Lukman 1.
2 Ema Sundari 2.
3 Suinan 3.
4 Suranto 4.
5 Nursila 5.
6 Supini 6.
7 Pasi 7.
8 Sumanto 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.

20 20.
LEMBAR OBSERVASI

KRITERIA STRUKTUR KRITERIA PROSES KRITERIA HASIL

1. Peserta hadir ditempat 1. Masing-masing anggota Tim Peserta dapat menjawab pertanyaan
penyuluhan 15 menit bekerja sesuai dengan tugas. yang diajukan tentang
sebelum acara dimulai a. Moderator a) Menyebutkan pengertian
(√)  Membuka kegiatan (√) Pengertian Keluarga
2. Penyelenggaraan  Tidak berbelit-belit (√) b) Menyebutkan pengertian
Penyuluhan dilakukan  Susunan acara jelas (√) lansia
di Poli Geriyatri b. Penyaji c) Menyebutkan fungsi atau
RSUD Dr. Soetomo  Komunikatif (√) peran keluarga terhdapa lansia
(√)  Menyampaikan isi dengan keluarga
3. Pengorganisasian jelas (√)
dilaksanakan sebelum  Sesuai/tepat waktu (√)
penyuluhan (√) c. Fasilitator
 membantu menyiapkan
perlengkapan penyuluhan
(√)
 Memotivasi audiens untuk
bertanya(√)
 Membantu penyaji dalam
menganggapi pertanyaan
audiens (√)
2. Peserta antusias terhadap
materi penyuluhan yang
diberikan, serta peserta yang
terlibat aktif dalam penyuluhan
50 % dari yang hadir.( √)
3. Peserta Tidak ada yang
meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai(√)
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PKRS
RUANG TUNGGU POLI GERIYATRI RSUD DR. SOETOMO

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019


Jam : 08.00 WIB s/d 08.30 WIB
Topik : Peran Keluarga Terhadap Pendampingan pada Lansia

1. Nama penanya :Tn. Sumantoro

Pertanyaan : apa yang dilakukan pada lansia yang kesepian karena di tinggal anak-
anak karena sudah berkeluarga ?

Jawaban : Saran kami selalu bangun komunikasi dengan anak-anak lewat telpon,
WA, SMS. Bisa jadwalkan setiap minggu untuk gantian anak bisa gantian
mengunjungi Bapa/Ibu. Saat beremu dengan anak bicara dari hati ke hati
baiknya bagaimana jika harus ambil orang untuk temanin Bapa ? Ibu di
rumah. Dan juga sering kunjungi keluarga yang lain untuk silaturahmi.

Lampiran foto

Anda mungkin juga menyukai