UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT serta junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah keperawatan onkologi mengenai “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan Kanker Laring”. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes.
selaku dosen mata kuliah keperawatan onkologi yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penulis harapkan. Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3Tujuan......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
2.1 Definisi Penyakit Kanker Laring............................................................................9
2.2 Etiologi.................................................................................................................26
2.3. Manifestasi Klinis................................................................................................27
2.4 Patofisiologi .........................................................................................................41
2.5 Penatalaksanaan …………………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
A. Tujuan umum
1. Mengetahui konsep teori keperawatan klien dengan masalah kanker
laring.
2. Mengetahui asuhan keperawatan klien dengan masalah kanker laring.
B. Tujuan khusus
1. Mengetahui definisi kanker laring.
2. Mengetahui etiologi kanker laring.
3. Mengetahui manifestasi klinis kanker laring.
4. Mengetahui patofisiologi kanker laring.
5. Mengetahui penatalaksanaan krisis kanker laring.
6. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kanker
laring
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh
para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok
orang-orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring.
Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga
menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok, alkohol, dan
oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
1) Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
2) Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab
kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan
yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan
diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker
lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko
lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam
berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang
tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang
diproses secara berlebihan.
3) Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain
Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan
di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini
terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar
serta D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu
munculnya Ca laring meliputi :
1) Tembakau ( berasap / tidak )
2) Alkohol serta efek kombinasinya
3) Penajaman terhadap obseton
4) Kayu, kulit dan logam
5) Pekerjaan yang menggunakan suara berlebihan
6) Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
7) Riwayat keluarga ca laring
8) Asap debu pada daerah industry
9) Laringitis kronis
10) Perokok diatas 40 tahun atau lebih
11) Lebih sering pada laki-laki daripada wanita
12) Epiglotis
13) Hemophilus influenza
2.4 Patifisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai
limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglottis, pita suara
palsu, dan sinus-sinus piriformis). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan
kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera
bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang
mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu
harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker
pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang
disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya
masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa
pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga,
dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker
laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan
laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi
terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).
2.5 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan
malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan.
Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut.
Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan
dilakukan sebelum pembedahan.
1) Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada
pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya
dapat digerakkan (yaitu bergerak saat fonasi). Selain itu pasien ini masih
memiliki suara yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami
kondriti (inflamasi kartilagi) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka
yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi
radiasi juga dapt digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran
tumor
2) Pembedahan Parsial
a. Laringektomi parsial (laringotomi –tirotomi)
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap
dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai
angka penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini, satu pita suara
diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien
kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien
seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.
b. Laringektomi supraglotis (Horizontal)
Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor
supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara
kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi
leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam
trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini biasanya
diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi
diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan
tidak ada lagi resiko aspirasi.Pasca operatif, klien kemungkinan akan
mengalami kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama.
Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih
seperti biasa.
c. Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan
tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam
prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher
dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu )
dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan
selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko mengalami operasi
pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit
tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi nafas dan jalan
menelan tetap utuh.
d. Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang
hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea
diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi
total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi
makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan bawah, karena laring
yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan
mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi
total merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan
berbicara. (Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 )
3) Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen
antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan
menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker
berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel
berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling
efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi.
Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi,
atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk
merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari
kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena
tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan
dari rencana pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik
membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka
melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi,
yaitu : Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi :
Cytarabine (ARA-C), Floxuridine (FUDR), 5-Fluorourasial (5-FU),
Hydroxyurea (Hydrea), 6-Merkaptopurine (6-MP), Methotrexate (mexate) dan
6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis
supresi sum-sum tulang dan diare.
Rute pemberian obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute
topical, oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan
intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang
dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan
tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu,
fungsi organ utama dan status kinerja fisik.
4) Terapi Sistomatik
Terapi sistomatik yang diberikan meliputi :
a. Pemberian sadatif
b. Pemberian antiemetic
c. Pemberian antipiretik
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Semu
Seorang pasien laki-laki Tn. R, umur 49 tahun datang ke RSUD dr.
Soetomo tanggal 29-08-2018 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat
dilakukan pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di tenggorokan/ belakang
lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien
mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang
hangat. Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan
yang lalu. Tn. R juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya sebagai hal
yang biasa. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini
terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan
menelan. Pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes. Riwayat merokok 2
bungkus dalam 1 hari.
3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1) Identitas pasien
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 49 Tahun
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jawa no. 113 Surabaya
Tanggal MRS : 29 Agustus 2018
2). Keluhan Utama
kesulitan menelan
3). Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. R, umur 49 tahun datang ke RSUD dr. Soetomo tanggal 29-08-
2018 Pasien datang ke IGD RS dr. Soetomo tanggal 29-08-2018 pukul
08.00, dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan
pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di tenggorokan/ belakang lehernya.
Pasien mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien
mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman
yang hangat. Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas
sejak 5 bulan yang lalu. Tn R.mengatakan saat tidur sering terbangun
karena rasa tidak nyaman dan nyeri pada tenggorokan. Pasien mengalami
penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini terjadi akibat pasien
menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan. Riwayat
merokok 2 bungkus dalam 1 hari. Keluhan-keluhan tersebut dirasa sakit
biasa dan hanya diperiksakan ke Puskesmas dan diberikan pengobatan
sesuai keluhan. Setelah dilakukan pemeriksaan dan tindakan awal di IGD,
pasien dipindah ke ruang rawat inap pukul 10.00.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan
yang lalu.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien meninggal karena ca mammae.
6) Pola Fungsional Gordon
1. Pola manajemen kesehatan
klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa
tempat pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas. Saat pasien
sakit, ia berusaha untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan
guna kesembuhan penyakitnya.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi sedang 3 x sehari dengan
serta minum 6 gelas/ hari air putih, saat sakit pola makan berkurang
3x sehari tetapi 3-5 sendok karena tidak nyaman untuk menelan dan
minum air putih 3 gelas perhari (600cc). berat sebelum sakit 60 kg,
saat sakit 50 kg
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dan BAK 4 x / hari tanpa dibantu
orang lain, saat sakit pasien dalam BAB dan BAK mandiri. BAB dalam
sehari sewaktu sakit 1x/3 hari dan BAK pasien masih sehari 3 kali.
4. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit pasien beraktivitas bekerja di pertambangan asbes
seperti biasa. Saat dirawat dirumah sakit klien berkurang aktivitasnya
karena diharuskan untuk istirahat.
5. Pola motorik dan kognitif
Pasien setiap harinya melakukan pekerjaan di pertambangan asbes dan
mempunyai tanggung jawab menjadi kepala rumah tangga
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 6-
8 jam/ hari. Ketika sakit Klien mengeluh kesulitan untuk tidur 4-5 jam
karena merasakan tidak nyaman pada tenggorokan, kadang sesak nafas
dan nyeri.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien bingung dan khawatir mengenai penyakitnya yang semakin parah.
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien di rumah tangga baik terbukti selama sakit ia selalu
ditunggui oleh istrinya. Dengan tetangga serta kerabat keluarga yang
lainpun baik bahkan dengan perawat ia sangat komunikatif.
9. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah,
termasuk dengan penyakit yang dialami saat ini.
10. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai seorang
muslim.
B. Observasi dan Pemeriksaan fisik
1). Status general
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
TTV : Nadi : 100 x/menit
TD : 140/90 mmHg
Suhu : 37,50C
RR : 24 x/menit
pengkajian Nyeri :
P : nyeri karena proses penyakit
Q : panas seperti terbakar
R : di tenggorokan/ leher
S : skala nyeri 6 (1 – 10)
T : hilang timbul
2) Sistem Pernafasaan
RR 24 x/ menit, ada keluhan sesak nafas karena ada benjolan ditenggoroka
n yang mengganggu jalan pernafasan.
3) Sitem Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan nyeri dada, TD : 140/90 mmHg, N : 100 x/menit, irama
jantung reguler, suara jantung normal (S1/S2 tunggal), CRT < 2 detik,
Akral hangat, merah. Tidak ada masalah keperawatan pada sistem
kardiovaskuler.
4) Sistem Persyarafan
Suhu klien 37,50C, GCS : 4-5-6, ada keluhan pusing, refleks patella baik,
Pupil isokor, Selera anikterus, Konjungtiva tidak anemis, Istirahat/tidur
selama 4-5 jam/hari ada gangguan tidur, Nyeri ringan dengan skala nyeri
7, ekspresi wajah menahan nyeri.
5) Sistem Perkemihan
Genetalia bersih, tidak ada ulkus, meatus uretra bersih, tidak ada keluhan
berkemih, Kemampuan berkemih spontan, Warna urine tidak gelap, tidak
ada nyeri tekan.
6) Sistem Pencernaan
Mulut bersih, Membran mukosa lembab, kesulitan dalam menelan, Tidak
asites pada abdomen, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada luka
bekas operasi, BAB 1x/3hari, konsistensi keras, Nafsu makan jelek.
7) Sistem Integumen
Tidak terdapat kelainan system integument. Kulit : warna kulit sawo
matang , tidak tampak luka, tidak terdapat odema, tidak terdapat nyeri
setiap tangan digerakkan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Barbara dkk, 1998. Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2.
Jakarta : EGC