T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karna dengan
rahmat, karunia serta taufik hidayatnya Kami dapat menyelesaikan Makalah Tentang
(Penyakit Gangguan Pernafasan CA Paru) Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kelompok I
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .....................................................................................................19
B. Saran ...............................................................................................................19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer) atau keganasan dari luar paru (metastasis).
Berdasarkan jenis sel dan ukurannya kanker paru terbagi menjadi dua tipe utama yaitu
kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) atau non small cell lung cancer
(NSCLC) dan kanker paru karsinoma sel kecil (KPKSK) atau small cell lung cancer
(SCLC).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksut dengan kanker paru?
2. Bagaimana etiologi kanker paru?
3. Bagaimana patofisiologi kanker paru?
4. Apa saja klasifikasi histologi kanker paru?
5. Apa saja pemeriksaan diagnosis kanker paru?
6. Apa saja manifestasi klinis kanker paru?
7. Apa saja komplikasi kanker paru?
8. Apa saja penatalaksanaan kanker paru?
9. Apa isi analisa jurnal kanker paru?
1
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksut dengan kanker paru
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi kanker paru
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi kanker paru
4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi histologi kanker paru
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnosis kanker paru
6. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis kanker paru
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi kanker paru
8. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan kanker paru
9. Untuk mengetahui apa isi analisa jurnal kanker paru
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Etiologi
Penyebab kanker paru sampai saat ini masih belum jelas, namun ada beberapa
faktor risiko yang mempengaruhi antara lain :
a. Merokok
Secara umum 85-90 % pasien kanker paru adalah perokok (Pass, H.I., Carbone,
D.P., Johnson, D.H., Minna, J.D., Scagliotti & A.T, 2012). Risiko kanker paru
berkembang juga pada perokok pasif yaitu sekitar 12-15 per 100.000 penduduk
dan perokok aktif 1 bungkus perhari meningkatkan risiko terjadi kanker paru 10
kali lipat, dibandingkan dengan perokok pasif (Gates, R.A & Fink, 2008). Bahan
yang terkandung dalam rokok dapat merusak DNA secara langsung yaitu
polycystic aromatic hydrocarbon dapat merusak p53 gen yang secara normal
mencegah pertumbuhan sel kanker dan tobacco-specific nitrosamine
(Cancerresearchuk.org., 2014). Faktor risiko kanker paru akibat merokok
dipengaruhi oleh jumlah paparan asap tembakau, banyaknya rokok yang dihisap,
awal usia merokok, kedalaman inhalasi nikotin dan kandungan nikotin (Lewis,
S.L., Bucher, L., Heitkemper, M.M & Harding, 2016).
b. Polusi Udara
Polusi udara seperti polusi industri, bahan bakar limbah industri, asap makanan,
lingkungan yang yang tercemar dengan asap rokok, zat karsinogen yang berasal
dari serbuk material dinding dan bahan dekorasi seperti formaldehyde dan
benzene (Krasna,M.J & Petrelli, 2016). Bahan polusi yang masuk ke dalam paru
kemudian masuk ke sirkulasi darah seperti halnya gas CO yang bersifat
neurotoksik dan benzene yang merupakan bahan karsinogen (Budiyono, 2001).
3
c. Paparan Karsinogenik
Asbes, radiasi terutama radon dan polusi industri seperti radiasi pengion, debu
batu bara, nikel, uranium, kromium, formalin dan arsenik merupakan karsinogenik
yang berisiko terhadap kanker paruparu (Lewis, S.L., Bucher, L., Heitkemper,
M.M & Harding, 2016). Paparan asbestos berisiko terkena 9 kali lipat, tergantung
pada jenis serat, ukuran serat dan paparan lingkungan (Stoppler, 2011)
d. Genetik
Faktor genetik berperan terhadap munculnya kanker paru (Albert AJ and Samet
J.M, 2003). Peran genetik polymorphisms dan riwayat keluarga sebelumnya akan
meningkatkan risiko terkena sebanyak 1,8 x lipat walaupun dampaknya tidak
secara langsung, karena dipengaruhi juga oleh merokok dan faktor risiko lainnya
(Stewart, 2010).
f. Riwayat Kanker
Sebelumnya Risiko kanker paru-paru meningkat pada penderita kanker limfoma
non-hodgkin, testis, sarkoma uterus, kanker kepala dan leher, bibir,
kerongkongan, kanker buli, dan leukemia limfositik kronis, kanker hati, cervix,
rahim, dan ginjal (Cancerresearchuk.org., 2014).
C. Patofisiologi
Kanker paru terjadi saat sel-sel mengalami mutasi dan bereproduksi berlebihan (Black, J.M.,
& Hawk, 2014). Hal ini mempengaruhi gen untuk mengaktifkan protooncogen (mediator
positif pada proliferasi sel) dan menonaktifkan gen tumor supresor (mediator negatif dari
4
proliferasi sel) yang bersinergi dengan genetik lainnya (kromosom) yang mempengaruhi K-
ras, p53 dan P16, sehingga terjadi pertumbuhan sel abnormal (Zander, D.S., Popper, H.,
Jagridar,J., Haque, A., Cagle, P.T., & Barrios, 2010). Lewis et all (2016) juga menjelaskan
bahwa mutasi tersebut terjadi pada sel epitel yang disebabkan karena adanya karsinogenik,
dipengaruhi oleh faktor genetik dan terjadi pertumbuhan neoplastik secara perlahan .
6
F. Manifestasi Klinis Kanker Paru
Manifestasi klinis lokal pada pasien kanker paru antara lain (Ganti, A.K & Gerber,
2013) :
a. Batuk
b. Hemoptisis
c. Dispneu
d. Suara serak
e. Syndrom vena cava superior
f. Effusi pleura
g. Pancoast tumor
h. Nyeri dada.
8
I. Analisa Jurnal Kanker Paru
1. Jurnal Pertama :
KESIMPULAN EFFECT OF NURSING METHOD OF PSYCHOLOGICAL
PICOT
INTERVENTION COMBINED WITH HEALTH EDUCATION ON
LUNG CANCER PATIENTS UNDERGOING CHEMOTHERAPY
(PENGARUH METODE KEPERAWATAN INTERVENSI
PSIKOLOGI DIGABUNGKAN DENGAN PENDIDIKAN
KESEHATAN PADA PASIEN KANKER PARU YANG
MENJALANI KEMOTERAPI)
P (Problem)
Angka kejadian kanker paru-paru semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Saat ini, kanker paru-paru secara klinis telah menjadi tumor
ganas dengan insiden dan angka kematian tertinggi di
Tiongkok.Dengan karakteristik angka kesakitan dan kematian yang
tinggi, kanker paru-paru adalah salah satu tumor ganas yang umum,
dan itu patogenesisnya berkaitan erat dengan kebiasaan sehari-hari,
lingkungan sosial, dan faktor-faktor lain, yang menyebabkan nyeri
fisiologis parah pada pasien, sehingga sangat mengancam kesehatan
pasien dan keselamatan hidup.
I ( Intervensi) :
Pasien dipilih dan dibagi secara acak ke dalam kelompok intervensi
rutin dan kelompok intervensi gabungan. Kelompok intervensi rutin
menerima intervensi keperawatan rutin, sedangkan atas dasar ini,
kelompok intervensi gabungan menerima intervensi psikologis yang
dikombinasikan dengan pendidikan kesehatan. Setelah 6 minggu
perawatan, skor self-rating anxiety scale (SAS), skor self-rating
depression scale (SDS), skor nyeri kanker sebelum dan sesudah
menyusui, peningkatan fungsi pernafasan sebelum dan sesudah
perawatan, skor kualitas tidur, skor kualitas hidup , dan kepuasan
keperawatan dianalisis.
C ( Comparation) :
-
O (Outcome) :
Setelah intervensi keperawatan, skor SAS dan skor SDS pada
kelompok intervensi gabungan secara signifikan lebih baik
dibandingkan pada kelompok intervensi rutin, ini menunjukkan
bahwa intervensi psikologis yang dikombinasikan dengan pendidikan
kesehatan dapat secara efektif mengurangi kecemasan pasien. Skor
NRS dan skor PSQI pada kelompok intervensi gabungan secara
signifikan lebih baik dibandingkan pada kelompok intervensi rutin,
menunjukkan bahwa intervensi gabungan dapat secara efektif
mengurangi derajat nyeri kanker dan meningkatkan kualitas tidur
pasien. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi
psikologis yang dipadukan dengan pendidikan kesehatan dapat
meningkatkan tingkat kognitif pasien kanker, mengurangi kecemasan
dan depresi, serta secara efektif menurunkan rasa sakit akibat kanker
dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga memiliki signifikansi
positif dalam meningkatkan kualitas hidup dan efek pengobatan.
T ( Time ) : Juni 2017- Juni 2020.
11
Kesimpulan :
Kesimpulannya, intervensi psikologis yang dikombinasikan dengan pendidikan
kesehatan mempunyai efek keperawatan yang positif pada pasien kanker paru-paru
yang menjalani kemoterapi, yang secara efektif dapat memperbaiki emosi negatif
seperti kecemasan dan depresi, meringankan nyeri kanker, dan secara signifikan
meningkatkan kualitas tidur, fungsi pernafasan, gejala klinis, kualitas hidup, dan
kepuasan keperawatan, memainkan peran positif dalam meningkatkan hubungan
perawat-pasien, meningkatkan kepercayaan diri dalam pengobatan dan meningkatkan
kemanjuran klinis; dan itu layak untuk dipopulerkan dan diterapkan secara klinis.
Namun penelitian ini masih mempunyai keterbatasan dan jumlah subjek eksperimen
yang digunakan belum mencukupi. Diperlukan lebih banyak eksperimen untuk
memverifikasi kesimpulan eksperimental di masa depan.
2. Jurnal Kedua
Judul Jurnal : PENGARUH TERAPI MUSIK PADA PASIEN KANKER PARU
DENGAN NYERI KRONIK
P (Problem)
ANALISA PICOT Dari data yang didapatkan diruang rawat pasien dengan kanker
paru hampir 85% mengeluh nyeri. Jumlah populasi 36 orang
(18 kelompok kontrol dan 18 kelompok intervensi).
I (Intervensi)
- Terapi musik adalah metode yang berperan dalam
menghilangkan rasa sakit, mengurangi kebutuhan untuk obat
analgesik sehingga mengurangi efek samping analgesik
C (Compration)
Dalam penelitian ada kelompok pembanding. Yaitu kelompok
intervensi dimana kelompok responden adalah kelompok yang
diberi terapi sesuai standar rumah sakit ditambah dengan
perlakuan dari peneliti yaitu pemberian terapi musik dan
kelompok kontrol adalah kelompok responden yang diberi
terapi sesuai standar rumah sakit.
O (Outcome)
- Pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan
intervensi terapi musik di ruang rawat inap Anggrek Bawah
RSUP Persahabatan tahun 2019 mampu menurunkan tingkat
nyeri walaupun pada hari ketiga tidak diberikan terapi musik.
-Pada penelitian ini menunjukkan rerata tingkat nyeri
responden pada kelompok kontrol sebelum dan setelah
diberikan terapi standar hari pertama sampai hari ketiga di
RSUP Persahabatan tahun 2019 setiap hari mengalami
penurunan.
T (Time)
-
ANALISA SWOT S (Strength)
- efektif dan cepat menurunkan nyeri dan kecemasan
- bisa mengurangi keluhan pasien dan intervensi tersebut juga
bersifat non invasive, murah dan tidak mahal
W (Weakness)
pasien yang sekamar namun tidak masuk kriteria pada
penelitian. Tidak bisa diberikan pada pasien yang mengalami
gangguan pendengaran
O (Opportunity)
Terapi musik bisa digunakan sebagai terapi komplementer
menurunkan tingkat nyeri dan kecemasan pada pasien. Terapi
musik merupakan intervensi dengan menggunakan musik
dalam hubungan terapeutik untuk mengatasi masalah fisik,
kebutuhan emosional, kognitif, dan sosial individu dengan
mendengarkan musik secara langsung yang dimainkan oleh
terapis, yang dipandu dengan musik atau improvisasi musik
sehingga pasien menajadi relax.
T (Theats)
-
3. Jurnal Ketiga
Judul Jurnal : PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN KANKER PARU YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI KOTA METRO
4. Jurnal Keempat
KESIMPULAN EFFECT OF CONVENTIONAL NURSING COMBINED WITH
PICOT
BEDTIME OCULOMOTOR TRAINING ON SLEEP QUALITY
AND BODY IMMUNITY OF ADVANCED LUNG CANCER
PATIENTS (PENGARUH ASUHAN KONVENSIONAL
DIKOMBINASIKAN DENGAN PELATIHAN OKULOMOTORIK
SEBELUM TIDUR TERHADAP KUALITAS TIDUR DAN
IMUNITAS TUBUH PENDERITA KANKER PARU STADIUM
LANJUT)
P (Problem)
Kanker paru-paru adalah keganasan yang relatif umum dalam praktik
klinis, dan jumlah pasien yang mengidap kanker paru-paru telah
meningkat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, dengan
pasien kanker paru-paru di Tiongkok berjumlah sekitar 1/3 dari
jumlah tersebut, yang menunjukkan bahwa penyakit ini telah menjadi
penyakit yang serius. masalah dalam perawatan medis sosial di
Tiongkok, mengancam kesehatan fisik penduduk Tiongkok.
I ( Intervensi) :
Keperawatan konvensional dilakukan pada kelompok kontrol, dan
latihan gerakan mata sebelum tidur ditambahkan pada kelompok
intervensi, 30 menit setiap kali, sekali sehari, dan 5 kali seminggu
selama 3 bulan, untuk membandingkan kualitas tidur mereka, indeks
kekebalan tubuh, skor emosi negatif, tingkat reaksi merugikan (ARR),
kualitas hidup, dan kepuasan terhadap keperawatan.
C ( Comparation) :
-
O (Outcome) :
Hasil. Setelah keperawatan, kelompok intervensi memperoleh skor
PSQI yang lebih rendah secara signifikan (5,54±1,23 VS 7,98±1,65, P
<0,05), indeks kekebalan tubuh yang lebih baik (P <0,001), skor
emosi negatif yang lebih rendah (P <0,05), ARR yang lebih rendah (P
<0,05), kualitas hidup yang lebih baik (P <0,001), dan kepuasan
keperawatan yang lebih tinggi (P <0,05) dibandingkan kelompok
kontrol.
T ( Time ) : Januari 2019 – Januari 2020.
5. Jurnal Kelima
Kesimpulan :
Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksanakan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat dan kader kesehatan tentang merokok sebagai
faktor risiko terjadinya kanker paru. Peserta kegiatan memahami tanda gejala umum,
faktor risiko, komplikasi, upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan, serta
kewaspadaan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan
setempat bila terdapat tanda dan gejala. Selain itu warga dan kader kesehatan juga
telah memiliki kesadaran untuk memberikan edukasi kepada orang- orang
disekelilingnya tentang merokok sebagai faktor risiko terjadinya kanker paru
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/kedokteran/lp-ca-paru-doc-lp-
ca-paru/38573095
https://www.academia.edu/41409162/LAPORAN_PENDAHULUAN_CA_PARU
https://www.alodokter.com/kanker-paru-paru
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/kanker-paru
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-paru/patofisiologi
20