Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN

DIAGNOSA KANKER PARU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pengajar : Hj. Ade Fitriani, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh:

Andini Zharfa Asmarani (2001277006)


Bambang Erik Irawan (2001277011)
Lidia Naela Sangadah (2001277020)
Shofia Siti Adawiah (2001277037)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan
kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu
yang di harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah
ini membahas tentang “Kanker Paru” dan kiranya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa bahaya
dari penyakit Kanker Paru.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu
meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman selain itu kami juga berharap
semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan
meningkatkan mutu individu kita.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat
minim, sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih
kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Ciamis, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................................... 5
2.1 KONSEP DASAR ............................................................................................................... 5
A. Pengertian ....................................................................................................................... 5
B. Etiologi ........................................................................................................................... 5
C. Tanda dan gejala ............................................................................................................. 6
D. Patofisiologi .................................................................................................................... 7
E. Pemeriksaan penunjang .................................................................................................. 8
F. Penatalaksanaan .............................................................................................................. 9
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................ 10
A. PENGKAJIAN ............................................................................................................. 10
B. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL .............................................................. 12
C. INTERVENSI............................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan
ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin
kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru
dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah
toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya.
Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli
paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan
sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat
memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan
penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Kanker paru merupakan penyebab
utama keganasan di dunia, mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker. Selain
itu, kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki.
Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru pada tahun
2007 dan 160.390 kematian akibat kanker paru. Berdasarkan data WHO, kanker paru
merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-laki di Indonesia, dan terbanyak kelima untuk
semua jenis kanker pada perempuan Kanker paru juga merupakan penyebab kematian
akibat kanker terbanyak pada lakilaki dan kedua pada perempuan. Hasil penelitian berbasis
rumah sakit dari 100 RS di Jakarta, kanker paru merupakan kasus terbanyak pada laki-laki
dan nomor 4 terbanyak pada perempuan tapi merupakan penyebab kematian utama pada
laki-laki dan perempuan. Data hasil pemeriksaan di laboratorium Patalogi Anatomi RSUP
Persahabatan kanker paru merupakan lebih dari 50 persen kasus dari semua jenis kanker
yang didiagnosa.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP DASAR

A. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) kanker paru-paru merupakan penyebab
kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga
berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru- paru(Suryo, 2010).
Kanker paru atau karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer system mukosa
pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan
bronkus (Nanda.2015 ).

B. Etiologi
1. Merokok
menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan penting, yaitu 85% dari
seluruh kasus. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah
diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok
dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari,
lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok.
2. Perokok pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau
mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan
risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat
kanker paru meningkat dua kali.
3. Polusi udara
kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya

5
kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru
jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan
pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan
berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat
dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah
cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang ditemukan dalam
udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.
4. Paparan zat karsinogen
beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel,
polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru. Risiko
kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar
daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes
maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.
5. Genetik
terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena
penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi
pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk
juga gen-gen K-ras dan myc) dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen
rb, p53, dan CDKN2).
6. Penyakit paru
Seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko
kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai
enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan (Price
dan Wilson, 2006)

C. Tanda dan gejala


a. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
b. Gejala umum.
 Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor.Batuk mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
6
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulendalam berespon terhadap infeksi
sekunder.
 Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi.
 Anoreksia
 Lelah
 berkurangnya berat badan.

D. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan dysplasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan dysplasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebrae.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diiikuti dengan supurasi dibagian
distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dyspneu, demam, dan
dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada saat auskultasi. Pada stadium lanjut,
penurunan berat badan dan biasanya menunjukan adanya metastase, khususnya pada hati.
Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe,
dinding esophagus, pericardium, otak, dan tulang rangka.

7
Pathway

Tidur
terganggu

Pola
tidur
berubah

Gangguan
pola tidur

E. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah (Purba & Wibisono, 2015):
 Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk
mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi.
8
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat
ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.
 Sitologi
Merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang
tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari
sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel,
baik pada stadium prakanker maupun kanker. Pemeriksaan sputum adalah salah satu
teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik.
 Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk
bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik
mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan
lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di
perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.
 Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor
pada paru terutama yang terletak di perifer.
 Torakoskopi
Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan
histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat
torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan
mengambil sebagian jaringan

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non farmakologi
 Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin
fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
 Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga
sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, sepertimengurangi efek
obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
 Kemoterafi
9
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani
pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas sertauntuk melengkapi
bedah atau terapi radiasi

Penatalaksanaan farmakologi
• Alkylating agent
Obat ini menghambat sel agar tidak membelah dengan merusak DNA-nya. Biasanya,
digunakan untuk mengobati kanker paru-paru, kanker payudara, dan leukimia. Obat
alkylating agents sebagai contoh adalah busulfan, temozolomide, mechlorethamine,
lomustine, dan chlorambucil.
• Antimetabolite
Obat ini mengganggu DNA dan RNA dalam sel agar tidak membelah diri. Biasanya
digunakan untuk mengobati kanker usus, kanker ovarium, dan kanker payudara.
Sebagai contoh, obat anti-kanker tipe ini adalah azacitidine, fludarabine, pralatrexate,
dan cladribine.
• Anti-tumor antibiotic
Obat ini tidak seperti antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri, tapi mengubah DNA
dalam sel kanker agar tidak tumbuh dan membelah. Obat golongan ini contohnya
adalah antrasiklin (daunorubicin, epirubicin) atau non antrasiklin (bleomycin,
dactinomicin).

G. Komplikasi
1. Efusi fleura
2. Pneumonia
3. Batuk berdarah
4. kematian

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung
jawab, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
2. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit

10
Pengkajian keperawatan yang nyeri dada, sesak napas, mengi, batuk, sputum
mengandung darah (hemoptisis).
3. Riwayat Kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang

Batuk produktif, dahak bersifat mukoid atau purulen, atau batuk darah; malaise;
anoreksia; sesak nafas; nyeri dada dapat bersifat local

 Riwayat kesehatan dahulu

Kaji apakah klien memiliki riwayat penyakit paru dan penyakit menular atau
menurun lainnnya sebelumnya. Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit
paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan
penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar
terkena kanker paru

 Riwayat kesehatan keluarga

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat keluarga. Faktor gen menjadi
salah satu penyebab kanker.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi dada untuk mengetahui
a) Deformitas atau ketidakseimbangan
b) Gangguan atau penyimpangan gerakan pernapasan
c) Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.
2. Palpasi dada untuk mengetahui
a) Nyeri tekan
b) Pengkajian terhadap abnormalitas yang dapat dilihat
3. Perkusi dada Bunyi jantung normal mungkin ada masalah
4. Auskultasi
a) Bunyi napas
b) Bunyi napas tambahan Crackles/rales, mengi atau ronchi, wheezing.
Pada Pemeriksaan kuku jari dan tangan biasanya Kecembunngan dari lempeng kuku
meningkat. Sudut antara lempeng kuku dan lipatan kuku proksimal bertambah sampai
180º atau lebih. Lipatan kuku proksimal teraba seperti busa. Banyak penyebab dan
kondisi ini, termasuk hipoksia kronis dan kanker paru.

11
B. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan sekresi mukus
2. Pola nafas tidak efektif b.d sesak
3. Nyeri akut b.d iritasi massa tumor
4. Intoleransi aktivitas b.d malaise
5. Gangguan pola tidur b.d pola tidur berubah

C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan asuhan • Jelaskan pada pada
tidak efektif b.d keperawatan selama 1x24 jam, pasien dan keluarga
peningkatan sekresi maslah bersihan jalan nafas tentang penggunaan
mucus klien dapat teratasi. Dengan peralatan : o2, suction,
kritreia hasil: inhalasi.
• Saturasi o2 dalam batas • Auskultasi suara
normal. nafas, catat adanya
• Menunjukkan jalan nafas suara tambahan.
yang paten (klien tidak • Lakukan fisioterafi
merasa tercekik, irama dada jika perlu.
nafas, frekuensi • Posisikan pasien
pernafasan dalam rentang untuk memaksimalkan
normal, tidak ada suara ventilasi.
nafas abnormal).
• Foto thorak dalam batas
normal.
• Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
2 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan • Posisikan pasien untuk
b.d sesak keperawatan selama 1x24 jam, memaksimalkan ventilasi
diharapkan nafas klien kembali • Auskultasi suara nafas,
12
efektif. Dengan kriteria hasil: catat adanya suara
Kriteria Hasil : tambahan
• Mendemonstrasikn batuk • Monitor respirasi dan
efektif dan suara nafas status O2
yang bersih, tidak ada
sianosis dan dysp-neu
(mampu me-ngeluarkan
spu-tum, mampu ber-
napas dengan mu-dah)
• Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
• Tanda-tanda vital dalam
rentang normal

3 Nyeri akut b.d iritasi Setelah dilakukan asuhan • Kontrol lingkungan


massa tumor keperawatan selama 1x24 jam, yang dapat
masalah nyeri klien dapat mempengaruhi nyeri
teratasi. Dengan kriteria hasil: seperti suhu ruangan,
• Mampu mengontrol nyeri pencahayaan dan
(tahu penyebab nyeri, kebisin
mampu menggunakan • Tingkatkan istirahat.
teknik nonfarmakologi • Kaji tipe dan sumber
untuk mengurangi nyeri, nyeri untuk
mencari bantuan). menentukan
• Melaporkan bahwa nyeri intervensi.
berkurang dengan • Kaji skala nyeri
menggunakan manajemen

13
nyeri.
• Tidak mengalami
gangguan tidur.
• Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri).
4 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan • Monitor kelelahan fisik
dan emosional
malaise keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan aktivitas klien • Monitor pola dan jam
tidur
meningkat.
Dengan kriteria hasil: • Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah
• Pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari
• Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
• Pasien mampu berpindah
tanpa bantuan

• pasien mengatakan
keluhan lemah berkurang

5 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan asuhan • Jelaskan pentingnya


pola tidur berubah keperawatan selama 1x24 jam, tidur yang adekuat
diharapkan pola tidur klien • Fasilitas untuk
kembali normal. Dengan mempertahankan
kriteria hasil: aktivitas sebelum tidur
• Jumlah jam tidur dalam • Ciptakan lingkungan
batas normal 6-8 jam/hari yang nyaman
• Perasaan segar sesudah • Kolaborasikan
tidur atau istirahat pemberian obat tidur
• Mampu
mengidentifikasikan hal-
hal yang meningkatkan
tidur

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami. Sepertinya sel
mukosal bronkial mengalami perubahan metaplastik sebagai respon terhadap paparan
kronis dari partikel yang terhirup dan melukai paru. sebagai respon dari luka selular,
proses reaksi danradang akan berevolusi. Sel basal mukosal akan mengalami proliferasi
dan terdeferensiasi menjadi sel goblet yang mensekresimukus.
Penyebab kematian utama akibat kanker pada laki-laki dan wanita yang sering kali
disebabkan oleh merokok. yang sering kali di sebabkan oleh merokok.karena tidak ada
penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah pada pencegahan misalnya dengan
berhenti merokok karena perokok mempunyai peluang 2 kali lebih besar untuk
mengalami kanker paru di bandingkan dengan yang tidak merokok. Kanker paru dapat
menimbulkan berbagai gejala klinis dansindrom yang cukup beragam, tergantung dari
lokasi, ukuran, substansi yang dikeluarkan oleh tumor dan metastasis ke organ yang
dikenai. banyak gejala yang dari penyakit ini, gejala paling umum yang ditemui pada
penderita kanker paru adalah batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak
berdarah, dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek, sakit kepala, nyeri atau
retak tulang dengan sebab yang tidak jelas, kehilangan selera makan atau turunnya berat
badan tanpa sebab yang jelas. Kemoterapi, pembedahan dan radioterapi merupakan
tindakan yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengendalian CA paru

3.2 Saran
15
1. Bagi masyarakat, terutama yang memiliki faktor risiko kanker paru,disarankan untuk
segera datang ke tempat pelayanan kesehatan jika terdapat tanda dan gejala kanker
paru, sehingga dapat ditatalaksana lebih dini dan mencegah terjadinya komplikasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian mengenai masing-masing
komplikasi dan hubungannya dengan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.stikesperintis.ac.id/147/1/25
%2520PANI%2520AGUSTIA%2520ca%2520paru.pdf&ved=2ahUKEwiM98Po2qH2AhXSU
WwGHf3yBnoQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw2v9p2ayOLvTXqEVih-HZIm
https://www.google.com/url?q=http://repository.poltekeskupang.ac.id/1440/1/KARYA%2520TULI
S%2520ILMIAH%2520ibu%2520ina.pdf&usg=AOvVaw0M4ZRLj6KQXhowhdM_t6C&hl=in
_ID
https://www.google.com/url?q=http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/1065/1/KTI%2520KEVIN%
2520BASKARA.pdf&usg=AOvVaw3JtrfCNmx_eGxthpXRRJIS&hl=in_ID

17

Anda mungkin juga menyukai