KANKER SERVIKS
Disusun Oleh :
2021/2022
A. Pengertian
Kanker serviks merupakan penyakit akibat dari tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal di sekitarnya (Nurwijaya, 2013).
Kanker serviks merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks atau
kanalis servikalis dan atau porsio (Wantini & Indrayani, 2019).
Kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh didalan leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina (Septadina, 2015).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kanker mulut Rahim ini tidak diketahui secara pasti, namun
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada terjadinya kanker serviks
antara lain :
1. Human Papiloma Virus (HPV)
Merupakan penyebab kutil genitalis atau kondiloma akuminata yang ditularkan
melalui hubungan seksual, sedangkan varian yang berbahaya yaitu HPV tipe
16, 18, 45, dan 56.
2. Merokok
Kandungan tembakau pada rokok akan merusak sistem kekebalan dan
mempengaruhi tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dibawah 18 tahun
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Pernah menikah dengan penderita kanker serviks
6. Pemakaian Dietilstilbestrol (DES)
Biasanya banyak digunakan pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan tahun 1940-1970).
7. Pemaikaian pil KB
8. Gangguan sistem kekebalan tubuh
9. Infeksi Herpes genitalis atau infeksi Klamidia menahun
10. Golongan ekonomi rendah, karena ketidakmampuan melakukan papsmear
secara rutin.
C. Klasifikasi
Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif & Hardhi
(2015):
Stadium Keterangan
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke
korpus uteri diabaikan)
Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya bisa didiagnosis
secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara
makroskopik walau dengan invasi yang superficial
dikelompokkan pada stadium I B
Stadium I A 1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0
mm dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm
Stadium I A 2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari
5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih 7 mm
Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara
mikroskopiklesi lebih luas stadium I A 2
Stadium I B 1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi
terbesar
Stadium I B 2 Lesi tampak > 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor menginvasi diluar uterus, tapi belum
mengenai dinding panggul/ sepertiga distal/ bawah
vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Menginvasi parametrium
Stadium III Tumor meluas ke dinding panggul dan/ mengenai
sepertiga bawah vagina dan/ menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium III A Tumor meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak
invasi ke parametrium tidak sampai ke dinding
panggul
Stadium III B Tumor meluas ke dinding panggul dan/
menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya
ginjal
Stadium IV Tumor meluas keluar dari organ reproduksi
Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau
rektum dan/ keluar dari rongga panggul minor
Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif, invasi
stroma dengan kedalaman 3 mm/ kurang dari
membran basalis epitel tanpa invasi kerongga
pembuluh limfe/darah/melekat dengan lesi kanker
serviks
E. Patofisiologi
Adanya faktor penyebab terjadinya kanker serviks akan menyebabkan
munculnya lesi pre invasif yang berkembang melalui stadium displasia, adanya
mutasi genetik pengendali sel kanker (onkogen, tumor supresor, repair genes) yang
memperantari timbulnya transformasi maligna. Lesi pre invasif akan mengalami
regresi secara spontan sebanyak 3-35%, bentuk ringan memiliki angka regresi yang
tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma in situ (KIS)
berkisar 1-7 tahun, sedangkan dari KIS berubah menjadi invasif sekitar 3-20 tahun.
proses berkembangnya kanker serviks berlangsung lambat diawali dengan
perubahan displasia perlahan-lahan menjadi progresif.
Displasia ini akan muncul apabila ada aktivitas regenerasi epitel yang
meningkat misalnya akibat trauma mekanik,/ kimiawi, infeksi virus/bakteri, atau
gangguan keseimbangan hormon. Sekitar 7-10 tahun perkembangan tersebut
menjadi bentuk preinvasif menjadi invasif pada stroma serviks dengan keganasan.
Perluasan lesi di serviks menimbulkan luka, pertumbuhan eksofitik, atau dapat
berinfiltrasi ke kanalis serviks dapat meluas juga ke forniks, jaringan pada serviks,
parametria, akhirnya dapat menginvasi rektum atau kandung kemih.virus DNA ini
menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi dibantu oleh
faktor resiko lain menyebabkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat
diperbaiki, menetap dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal
sehingga menjadi keganasan (Riani & Ambarwati, 2021)
Faktor Predisposisi : Faktor Presipitasi :
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Aktivitas seksual usia Virus HPV 16.18
mudas Ca. Serviks
Kurang vulva Hygine
Merokok
Keturunan
Gangguan system Menekan Iskemik jar. menyebar
Serviks kontriksi
imunitas
jar. sekitar pada organ sekitar
ulkus jar.
Hambatan aliran Gesekan saat
sekitar rapuh Rektum Ureter
Masuknya Mutagen darah pada koitus
pembuluh darah
serviks Pengeluaran Infiltrasi
Laserasi vagina
Metaplasia epitel bradikidin & ureter
mukosa endoserviks histamin
Tekanan pembuluh darah Pendarahan
serviks Inflamasi
Neoplasma Maligna
Ketidakpuasan Penekanan
Rupturnya pembuluh darah saat berhubungan syaraf simpatik
Hb
MK : Kerusakan Anemia Pendarahan MK : Gangguan
MK : Disfungsi Seksual MK : Nyeri Akut
Integritas Jaringan MK : Ketidakefektifan perfusi Eliminasi Urin
jaringan perifer TD, Nadi, turgor kulit NOC : Sexual NOC : Pain
NOC : Tissue Integrity NOC : Urinary
Functioning Control ; Pain
: Skin & Mucous NOC : Circulation status & Elimination
Level
Menbranes tissue perfussion NIC : Sexual
NIC : Pain NIC : Urinary Elimination
Counseling
NIC : Skin Surveilance NIC : Peripheral sensation Management
Management;
management
MK : Kekurangan Volume
Cairan
Histirektomi Kemoterapi
Luka pendarahan
Neuron di medulla Depresi sumsum Rusaknya jar. normal tubuh Rusaknya folikel
berinteraksi tulang belakang rambut
Jaringan terbuka
Kulit Kering
Merangasang N. Gangguan pembentukan Rambut rontok
MK : Resiko Infeksi Vagus darah (Hematopoises)
MK : Kerusakan
NOC : Infection Integritas Kulit
Severity Mengkoordinasi reflek
emetik NOC : Tissue
NIC : Infection Integrity : Skin &
Control Mucous
Menbranes
eritrosit Leukosit Trombosit
H. Penatalaksanaan Medis
Pemilihan dalam melakukan penatalaksanaan kanker serviks tergantung dari
lokasi, ukuran tumor, stadium, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita
untuk hamil lagi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa dilakukan :
1. Kriosurgeri/ pembekuan
2. Kauterisasi/ pembakaran bisa disebut juga diatermi
3. LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure)
4. Radiasi : dapat dipakai untuk semua stadium, bisa untuk wanita gemuk tua
dan pada medical risk
5. Cytostatika : bleomicyn terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten
6. Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel abnormal tanpa melukai
jaringan sehat di sekitarnya
7. Kemoterapi, adapun tujuannya antara lain :
a. Mengurangi massa tumor selain melalui pembedahan atau radiasi
b. Memperbaiki kualitas hidup
c. Mengurangi komplikasi akibat metastase
I. Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan intervensi pembedahan antara lain :
1. Fistula uretra
2. Disfungsi kandung kemih
3. Emboli pulmonal
4. Infeksi pelvis
5. Obstruksi usus besar
6. Fistula rektovaginal
Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi yaitu :
1. Reaksi kulit
2. Sistitis radiasi
3. Enteritis
A. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
1) Identitas pasien
Data klien, mencakup : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, dan ruangan tempat klien dirawat.
2) Identitas Penanggung jawab
Yang perlu dikaji meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, agama, status, hubungan dengan pasien. Identitas ini sangat
penting untuk memudahkan menjadi penanggungjawab pasien selama
perawatan di rumah sakit
b. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan
berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan
anemia.
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak
merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu
stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar
vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya mengalami keluhan mual muntah berlebihan, tidak nafsu makan,
dan anemia.
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu
seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS, riwayat
abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat anggota keluarga
yang menderita penyakit kanker.
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling
mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika.
Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih berisiko
tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam
keluarganya.
d. Pola Aktivitas
1. Pola Nutrisi
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet
2. Pola Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya
nyeri
3. Pola Istirahat dan Tidur
Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan
keringat malam.
4. Pola Personal Hygiene
Pada umumnya klien dengan kanker serviks melakukan personal
hygiene secara mandiri.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut
rontok dan mudah tercabut
2. Wajah
Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
3. Leher
Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
4. Abdomen
Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor
menekan saraf lumbosakralis .
5. Ekstermitas
Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
6. Genitalia
Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi . Pada pasien kanker serviks
post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.
B. Diagnosa
1. Nyeri akut
2. Gangguan eliminasi urine
3. Disfungsi seksual
4. Kekurangan volume cairan
5. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan perifer
6. Kerusakan integritas jaringan
7. Resiko Infeksi
8. Mual dan muntah
9. Intoleransi aktifitas
10. Resiko Perdarahan
11. Gangguan citra tubuh
C. Intervensi
Diagnosa
No. NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Pain Level, Pain Pain Management
control 1. Lakukan 1. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan pengkajian nyeri kualitas nyeri,
tindakan secara daerah nyeri,
keperawatan dalam komprehensif kapan nyeri
waktu 2x24 jam, termasuk lokasi, dirasakan, dan
diharapkan nyeri karakteristik, berat ringan nyeri
berkurang dengan durasi frekuensi, yang dirasakan
Kriteria Hasil : kualitas dan faktor klien.
Mampu presipitasi 2. Mengetahui
mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi keadaan tidak
Melaporkan nonverbal dan menyenangkan
bahwa nyeri ketidaknyamanan yang tidak sempat
berkurang 3. Kontrol digambarkan oleh
dengan lingkungan yang klien
menggunakan dapat 3. Untuk mencegah
manajemen nyeri mempengaruhi pasien mengalami
Mampu nyeri seperti suhu stress yang dapat
mengenali nyeri ruangan, meningkatkan rasa
Menyatakan rasa pencahayaan dan nyeri.
nyaman setelah kebisingan 4. Aktivitas yang
nyeri berkurang 4. Kurangi faktor berlebihan dapat
presipitasi nyeri meningkatkan
pilih dan lakukan nyeri yang
penanganan nyeri dialami.
(farmakologi, non 5. Untuk mengurangi
farmakologi dan rasa nyeri dan
inter personal) memperlancar
5. Ajarkan tentang sirkulasi oksigen
teknik non 6. Untuk mengurangi
farmakologi rasa nyeri.
6. Berikan anaIgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evriarti, P. R., & Yasmon, A. (2019). Patogenesis Human Papillomavirus (HPV) pada Kanker
Serviks. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 8(1), 23–32.
Nurwijaya, H. (2013). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Elex Media Komputindo.
Riani, E. N., & Ambarwati, D. (2021). Early Detection Kanker Serviks Sebagai Upaya
Peningkatan Derajat Hidup Perempuan. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 3(2), 144–146.
Wantini, N. A., & Indrayani, N. (2019). Deteksi dini kanker serviks dengan inspeksi visual
asam asetat (IVA). Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(1),
27–34.