SAMARINDA
Disusun Oleh :
NIM: 1908102
SAMARINDA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
CA SERVIXS
A. Definisi
pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk
menyerang jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat
yang jauh (metastasis) (Wuto, 2008 dalam Padila, 2012). Kanker leher rahim
sering juga disebut kanker mulut rahim, merupakan salah satu penyakit kanker
yang paling banyak terjadi pada wanita (Edianto, 2006 dalam Padila, 2012).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti
tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada terjadinya kanker
2. Merokok
7. Pemaikaian pil KB
secara rutin.
C. Epidemiologi
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35- 55 tahun, 90% dari kanker
serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal
dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam
D. Klasifikasi
Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif & Hardhi
(2015):
Stadium Keterangan
terbesar
panggul
ginjal
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala kanker servik menurut Dedeh Sri Rahayu tahun 2015:
e. Anemia
f. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang
g. Nyeri
2) Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan terjadi
sebagainya.
3) Nyeri panggul mungkin hasil dari loco penyakit regional invasif atau
F. Patofisiologi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel
yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau
eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks,
jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan
atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel
basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan
gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat
serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan (Brunner &
Sudart, 2010).
junction (SCJ), yaitu batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis serviks, dimana secara histologik terjadi perubahan dari epitel
ektoserviks yaitu epitel skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu epitel
kuboid atau kolumnar pendek selapis bersilia. Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor
usia, aktivitas seksual dan paritas. Pada wanita muda SCJ berada di luar ostium
uteri eksternum, sedangkan pada wanita berusia di atas 35 tahun SCJ berada di
dalam kanalis serviks, Oleh karena itu pada wanita muda, SCJ yang berada di luar
ostium uteri eksternum ini rentan terhadap faktor luar berupa mutagen yang
akan displasia dari SCJ tersebut. Pada wanita dengan aktivitas seksual tinggi, SCJ
terletak di ostium eksternum karena trauma atau retraksi otot oleh prostaglandin.
serviks, epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga
menjadi epitel skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh
pH vagina yang rendah. Aktivitas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada
masa pubertas. Akibat proses metaplasia ini maka secara morfogenetik terdapat 2
SCJ, yaitu SCJ asli dan SCJ baru yang menjadi tempat pertemuan antara epitel
skuamosa baru dengan epitel kolumnar. Daerah di antara kedua SCJ ini disebut
daerah transformasi.
Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu factor
penyebab yang penting, terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis asam
nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel tuan rumah
yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia
invasif. Tingkat displasia dan karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkat pra-
2. Test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) : metode pemeriksaan dengan
mengoles serviks dengan asam asetat, jika tidak ada perubahan warna maka
3. Schillentest
8. Foto paru dan CT Scan dilakukan atas indikasi dari pemeriksaan klinis atau
fungsi hati)
(Manuaba, 2010)
I. Penatalaksanaan Medis
lokasi, ukuran tumor, stadium, usia, keadaan umum penderita dan rencana
penderita untuk hamil lagi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa dilakukan :
1. Kriosurgeri/ pembekuan
4. Radiasi : dapat dipakai untuk semua stadium, bisa untuk wanita gemuk tua
1. Fistula uretra
3. Emboli pulmonal
4. Infeksi pelvis
6. Fistula rektovaginal
1. Reaksi kulit
2. Sistitis radiasi
3. Enteritis
Komplikasi yang berkaitan dengan kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, mual,
(Sofian, 2012)
K. Pencegahan
1. Perubahan pola diet atau makan banyak sayur dan buah yang mengandung
antioksidan dan mencegah kanker misal alpukat, brokoli, kol, wortel, anggur,
jeruk, tomat.
2. Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, diberikan untuk wanita yang
(Manuaba, 2010)
L. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
kanker.
c. Pemeriksaan fisik
Kepala
Dada
1) Inspeksi : simetris
3) Perkusi : pekak
Abdomen
di daerah abdomen.
3) Perkusi : tympani
Genetalia
Inspeksi
a. Ada lesi.
Palpasi
2. Diagnosa
Diana, Rama. 2009. Kanker Payudara, Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta :
Mediaction.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan