Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA SERVIKS

Dikumpulkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah profesi Maternitas

EKA SYAHRIZA AGUSTINA


NIM 21221100

PROGRAM NERS NON REGULER ANGKATAN XIV


STIKES PERTAMEDIKA JAKARTA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIKS

1. Definisi

Karsinoma ialah keganasan pada tumor epitel yang disebabkan oleh neoplasma. Neoplasma
merupakan kelainan pertumbuhan sel didalam tubuh yang ditandai dengan
perkembangbiakan sel baru abnormal bersifat merusak atau karsinogen. Neoplasma
disebabkan oleh transformasi atau mutasi sel akibat kerusakan gen yang mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel. (American Cancer Society, 2015)
Penyakit kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). (Purwoastuti, dkk, 2015).

2. Patofisiologi

Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus
mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona transformasi). Pada zona
transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir
sebagai karsinoma servikal invasif. Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke
dalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat
dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat
menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium,
invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian
tubuh yang jauh (Price &Wilson, 2012).
Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks. Karsinoma servikal invasif
tidak memilki gejala, namun karsinoma invasif dini dapat menyebabkan sekret vagina atau
perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak
selalu muncul pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat
didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca coitus atau bercak
antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian
adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf
lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan
rektum (Price & Wilson, 2012).
Pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara lain mual,
muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare, gastritis, sulit membuka mulut,
sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi). Efek samping
tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan
kering sehingga akan timbul masalah

keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi
tubuh yang menyebabkan kelemahan atau keletihan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan
resiko injury pun akan muncul.Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker
serviks ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa
dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan
mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan
kematian (Aspiani, 2017).
5. Patway
HPV Merokok Ganti-ganti pasangan Hubungan sex usia 16 th jumlah
kehamilan

Infeksi HPV

Paertumbuhan sel abnormal di labiya mayora dan minora

Proses metaplasy

Miosis sel eksoerviks dan endoserviks

Meraplasia

CA SERVIKS

Pembedahan Non pembedahan


kemoterapi

Histerektomi total histerektomi radikal


mual,munta,anoreksia
Cemas dengan prosedur
Perdarahan defisit pemenuhan
nutrisi

Jaringan terbuka Ansietas

Resiko infeksi
4. Kalsifikasi

Stadium kanker serviks menurut FIGO 2000:

Stadium 0 : Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial


Stadium I : Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan)
Stadium IA : Invasi kanker ke stoma hanya dapat didiagnosa secara mikroskopik. Lesi yang
dapat dilihat secara makroskopik walau dengan invasi yang
superficialdikelompokkan pada stadium IB
I A1 : Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lebar horizontal
lesi tidak lebih 7 mm
I A2 : Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm danperluasan
horizontal tidak lebih 7 mm
Stadium IB : Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi lebih luas
stadium I A2
I B1 : Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar
I B2 : Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar

Stadium II : Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum mengenai dinding panggul
atau sepertiga distal/bawah vagina.
II A : Tanpa invasi ke parametrium
II B : Sudah menginvasi parametrium

Stadium IIIA : Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau mengenai sepertiga bawah
vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
III A : Tumor telah meluas kesepertiga bawah vagina dan tidak invasi keperimetrium
tidak sampai ke dinding panggul
III B : Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV: Tumor meluas keluar organ reproduksi


IV A : Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau keluar
rongga panggul minor
IV B : Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: Invasi stroma dengan kedalaman 3 mm
atau kurang dari membran basalis epitel atau tanpa invasi kerongga pembuluh
limfe/darah atau melekat dengan lesi kanker serviks

Sumber: Ilmu Kandungan Sarwono


Catatan: pada stadium I A adenokarsinoma masih kontroversi berhubung pengukuran
kedalaman invasi pada endoserviks sukar dan tidak standar (Nurarif dan Kusuma, 2016).

5. Etiologi

Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu:

1. HPV (Human papilloma virus)


HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata) yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan
infeksi HPV pada serviks.

3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini


.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.

5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 20


tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita
kanker serviks.
6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untukmencegah keguguran (banyak
digunakan pada tahun 1940-1970).

7. Gangguan sistem kekebalan

8. Pemakaian Pil KB
.
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.

10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap


smear secara rutin). (NANDA, 2015)

6. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi dalam
perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti: Keputihan yang makin lama makin berbau
akibat infeksi dan nekrosis jaringan, perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan
III), perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%), perdarahan spontan saat
defekasi, dan perdarahan spontan pervaginam (Nurarif dan Kusuma, 2016).
Pada tahap lanjut keluhan berupa (Sarwono) : Cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri
(panggul, pinggang, atau pinggul), sering berkemih, buang air kecil atau air besar yang sakit,
gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan obstruksi
ureter), anemi akibat perdarahan berulang, rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut
saraf (Nurarif dan Kusuma, 2016).

7. Penatalaksanaan

Terapi kanker serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan secara histologik dan sesudah
dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan
pengamatan lanjutan (tim onkoligi).

1. Penatalaksanaan Medis
Menurut Wijaya (2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa dipilih untuk mengobati
kanker serviks sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing, yaitu:
a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ) Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk stadium 0
antara lain:
1) Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP),
2) Pembedahan Laser,
3) Konisasi,
4) Cryosurgery,
5) Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak menginginkan anak lagi),
6) Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan pembedahan).

b. Stadium I A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:
1) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral salpingoophorectomy,
2) Konisasi,
3) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan kelenjar getah bening,
4) Terapi radiasi internal.

c. Stadium I B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:
1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti terapi radiasi dan
kemoterapi,
4) Terapi radiasi dan kemoterapi

d. Stadium II
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:
1) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta kemoterapi,
2) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
3) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
4) diikuti terapi radiasi dan kemoterap
Stadium II B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi radiasi internal dan eksternal
yang diikuti dengan kemoterapi.

f. Stadium III A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IIIA meliputi terapi radiasi internal dan eksternal
yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

g. Stadium IV A

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi radiasi internal dan eksternal
yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

h. Stadium IV B

Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:

1) Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi gejalagejala yang disebabkan oleh
kanker dan untuk meningkatkan kualitas hidup,

2) Kemoterapi,

3) Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat kombinasi.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi pemberian edukasi
dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan serta
ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder dkk, 2013).

Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya memandang


kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan
kemampuan reproduksinya. Apabila terdiagnosis kanker, banyak wanita merasa
hidupnya lebih terancam. Perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan
kemampuan reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu
klien mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis,
memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga
dan komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Reeder dkk,
2013).

Deteksi Kanker Servik Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama prosedur
skrining, namun sebagian besar perempuan memiliki kesadaran yang rendah untuk
melakukan pemeriksaan baik melalui test paps smear maupun inspeksi visual dengan
asam asetat (IVA). Hasil penelitian, bahwa dari 171 perempuan yang mengetahui
tentang kanker serviks, hanya 24,5 % (42 perempuan) yang melakukan prosedur
skrining (Wuriningsih, 2016).

1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) Sesuai dengan namanya, IVA merupakan
pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asetat 3-5%. Apabila
setelah pulasan terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka
kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan warna,
maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Wijaya, 2010).

Proses skrining dengan IVA merupakan pemeriksaan yang paling disarankan oleh
Departemen Kesehatan. Salah satu pertimbangannya karena biayanya yang sangat
murah. Namun perlu diingat, pemeriksaan ini dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika
terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus
segera dilakukan (Wijaya, 2010).

Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat
atas prakanker (High-Grade Precancerous Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96%
dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predictive value) dan
nilai prediksi negatif (negative predictive value) masing-masing antara 10-20% dan 92-
97% (Wijaya, 2010).

Keunggulan secara skrinning ini ialah cukup sederhana, murah, cepat, hasil segera
diketahui, dan pelatihan kepada tenaga kesehatan lebih mudah dilakukan. Oleh karena
itu, diperlukan 18 inovasi-inovasi tertentu agar hasil skrining memiliki spesifitas lebih
baik, misalnya menggunakan informasi penapis (filter) yang akan menambah spesifitas
hasil tersebut (Wijaya, 2010).

2. Tes Pap Smear Tes Pap Smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksi sejak
dini munculnya lesi prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak
sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pemeriksaan pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa menstruasi. Waktu
yang terbaik untuk skrining adalah antara 10 dan 20 hari setelah hari pertama masa
menstruasi. Selama kira-kira dua hari sebelum pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya
menghindari douching atau penggunaan pembersih vagina, karena bahan-bahan ini
dapat menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel abnormal (Wijaya, 2010).

8. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan. Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari proses keperawatan saling
terkait dan ketergantungan satu sama lain (Budiono, 2015).

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif (misalnya, tanda-
tanda vital, wawancara klien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi
riwayat pasien dan rekam medik. Perawat juga mengumpulkan kekuatan (untuk
mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan resiko (area yang merawat dapat
mencegah atau potensi masalah yang dapat ditunda) (NANDA Internasional, 2015).

Pengkajian untuk klien kanker serviks antara lain :

a) Data dasar Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang (hasil laboratorium).

1) Identitas pasien Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa, 20 tanggal masuk rumah sakit,
no medical record (MR), nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.

2) Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan
pasien.

1. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau
(Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya datang dengan
keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, anemia.

b. Riwayat kesehatan sekarang Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium
awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium
3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk, perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada
pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual muntah yang
berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.

c. Riwayat kesehatan dahulu Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat
kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS 21
(Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya ada riwayat
penyakit keputihan dan riwayat penyakit HIV/AIDS.

d. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang
paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Keluraga
yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker
dari pada keluraga yang tidak ada riwayat didalam keluarganya (Diananda, 2008).

5. Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker
serviks yang perlu diketahui adalah:

a. Keluhan haid Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks
tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan mengalami atropi pada masa
menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus
haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.

b. Riwayat kehamilan dan persalinan Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna
kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering partus semakin
besar kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani, 2017).

6. Riwayat psikososial Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta


harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga 22
terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran
dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan
pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder, dkk, 2013).

Pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan cemas dan
ketakutan. . Riwayat kebiasaan sehari-hari Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan
nutrisi, elimenasi, aktivitas pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
(Padila, 2015).

Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan tidak nafsu
makan, kelehan, gangguan pola tidur.

Pemeriksaan fisik, meliputi :

a. Keadaan umum: Pasien kanker serviks post kemoterapi sadar, lemah dan tanda-tanda
vital normal (120/80 mmHg).

b. Kepala: Pemeriksaan kepala meliputi bentuk kepala, kebersihan kepala, apakah ada
benjolan atau lesi, dan biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi terdapat rambut
rontok

c. Mata: Pemeriksaan mata meliputi kesimetrisan dan kelengkapan mata, kelopak mata,
konjungtiva anemis atau tidak, ketajaman penglihatan. Biasanya ada keadaan dimana
konjungtiva anemis dan skelera ikterik karena mengalami proses perdarahan. 23

d. Hidung : Pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum nasi, kondisi
lubang hidung, apakah ada sekret, perdarahan atau tidak, serta sumbatan jalan yang
mengganggu pernafasan.

e. Telinga : Pemeriksaan telinga meliputi bentuk, kesimetrisan, keadaan lubang telinga,


kebersihan, serta ketajaman telinga.

f. Leher: Pemeriksaan leher meliputi kelenjar tiroid, vena jugularis apakah ada
pembesaran atau tidak, biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi terdapat
pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut

g. Dada: Pemeriksaan meliputi inspeksi untuk menilai bentuk thoraks, kesimetrisan,


apakah ada penggunaan otot bantu nafas, palpasi yang dilakukan dengan vokal premitus
yaitu menyebutkan angka “Tujuh puluh tujuh” apakah getaran antar dada yang satu
dengan lain sama, perkusi yang dilakukan pada semua lapang paru mulai dari klavikula
kebawah pada setiap spasium intercostalis, dan auskultasi untuk menilai bunyi, suara
nafas.

h. Abdomen: Biasanya pada pasien kanker serviks terdapat adanya nyeri abdomen atau
nyeri pada punggung bawah akibat tumor menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015). 2
i. Genetalia: Pemeriksaan genetalia untuk melihat apakah terdapat hematoma, oedema,
tanda-tanda infeksi, pemeriksaan pada lokhea meliputi warna, bau, jumlah, dan
konsistensinya. Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner & suddarth, 2013). Pada pasien
kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.

j. Ekstermitas: Pemeriksaan integumen meliputi warna, turgor, kelembapan, suhu tubuh,


tekstur, hiperpigmentasi. Pemeriksaan ekstremitas untuk melihat apakah ada tidaknya
oedema, varises, reflek bisep, trisep, patela, reflek babinski, nyeri tekan, dan
pemeriksaan human sign. Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium lanjut
mengalami udema dan nyeri. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami kesemutan atau kebas pada tangan dan kaki. . Pemeriksaan penunjang.
Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi, pemeriksaan
visual langsung, gineskopi (Padila, 2015).

Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya pada pasien
kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan hemaglobin. Nilai
normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl (Brunner, 2013). 25

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap


gangguan kesehatan/proses kehidupan , atau kerentanaan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas. Diagnosis keperawatan biasanya berisi dua bagian:
1) deskripsi atau pengubah, dan 2) fokus diagnosis, atau konsep kunci dari diagnosis
(NANDA Internasional, 2015).

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien kanker serviks menurut SDKI
tahun 2017, adalah sebagai berikut :

2.3.2.1 SDKI, 2017

Kategori : Psikologis

Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan

Kode : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (neoplasma)

2.3.2.2 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan

Kode : D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat akibat
adanya mual muntah

2.3.2.3 SDKI, 2017

Kategori : Psikologis

Subkategori : Integritas Ego

Kode : D.0080 Ansietas berhubungan dengan status kesehatan 26 menurun

2.3.2.4 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Aktivitas/Istirahat

Kode : D.0054 Gangguan mobilitas fisik dengan agens farmaseutikal

2.3.2.5 SDKI, 2017

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Nutrisi/Cairan

Kode : D.0036 Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan


volume cairan aktif (perdarahan)

2.3.2.6 SDKI, 2017

Kategori : Lingkungan

Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Kode : D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tidak adekuat

2.3.2.7 SDKI, 2017

Kategori : Perilaku Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran

Kode : Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi proses penyakit


dan terapi yang akan dijalan

3. Perencanaan Keperawatan Intervensi

keperawatan didefinisikan sebagai “berbagai perawatan, berdasarkan penilaian klinis


dan pengetahuan, yang dilakukan oleh seorang perawat untuk mengingkatkan hasil
klien/pasien” (CNC, n.d). Nursing Interventions Classification (NIC) adalah sebuah
taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan diberbagai
tatanan keperawatan (NANDA Internasional, 2015).

Penyusunan perencanaan keperawatan diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari


asuhan keperawatan. Tujuan yang dibuat dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Perencanaan juga memuat kriteria hasil. Pedoman dalam penulisan tujuan keperawatan
berdasarkan SMART,yaitu:

S : Spesific (tidak menimbulkan arti ganda).

M : Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan ataupun dibau).

A : Achievable (dapat dicapai).

R : Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).

T : Time (punya batasan waktu yang jelas). cedera fisiologis (neoplasma) (D.0077)
NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pasien mampu untuk

4. Pelaksanaan Keperawatan

a. Fase orientasi/Orientasi Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan pasien


pertama kalinya bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan pasien saat ini, serta mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan.Tujuan perawat dalam tahapan ini adalah membina
hubungan saling percaya, merumuskan kontrak (waktu, tempat, topic pembicaraan)
bersama-sama dengan pasien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak
yang telah disepakati bersama, Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi
masalah pasien yang umumnya dilakukan dengan menggunkan teknik komunikasi
pertanyaan terbuka, Merumuskan tujuan interaksi dengan pasien.

b. Fase kerja Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik, dimana perawat
mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka dari itu perawat
diharapakan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang pasien dan masalah
kesehatanya.

c. Fase terminasi Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh pasien dengan tujuan, ketika dievaluasi
nantinya pasien sudah mampu mengikuti saran perawat yang diberikan, maka dikatakan
berhasil dengan baik komunikasi terapeutik perawat-pasien apabila ada umpan balik dari
seorang pasien yang telah diberikan tindakan atau asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari semua tindakan keperawatan yang telah diberikan. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan pasien.

a. Evaluasi Formatif Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera
pada saat setelah dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan perawat.

b. Evaluasi Sumatif Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.

Evaluasi dilakukan dengan pendekatan pada SOAP, yaitu:

S: Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data
tersebut.

O: Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-
tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data
fisiologis, dan informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).

A: Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif.
P: Perencanaan, yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk
mencapai status kesehatan klien yang optimal (Hutahaen, 2010) Adapun ukuran
pencapaian tujuan tahap evaluasi dalam keperawatan meliputi:

1. Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.

2. Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.

3. Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Telp. 7234122, 7207181 , Fax.7234126
Website: http://www.stikes-pertamedika.ac.id Email: stikespertamedika@gmail.com

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Nama mahasiswa : Eka syahriza .A


Program : NR Harkit NIM : 21221100

A. PENGKAJIAN
Tanggal/ jam masuk : 31 Diagnosa Medis: Ca
Oktober 2022 RS Servik StIIIB
: RSUP A Ruang / Kamar : B3
Tanggal Pengkajian : 1 Ginekolog
November 2022
Jam : 11.00

1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny E Nama
Suami : Tn T Umur : 40 Th
: 45 tahun
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Sunda
Bangsa : Betawi Agama: islam
Agama :islam
Alamat :

Status perkawinan : Menikah lama


perkawinan : 15 tahun

Kawin : 2 kali

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini )

Saat di kaji pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan

Riwayat kesehatan sekarang: pengobatan Terapi radiasi 25 kali dan


kemoterapi 5 kali. Sampai pengkajian klien sudah mendapat
kemoterapi ke-5 dan radiasi ke-22. Saat dikaji pasien mengatakan
sudah tidak terjadi perdarahan dari vaginanya, dan tidak keputihan.
Pasien mengatakan mual.

Riwayat kesehatan terdahulu: Pasien mengatakan bulan Februari


2021, mengalami perdarahan mrongkol-mrongkol 7 hari,
perdarahan terjadi setelah melakukan hubungan suami istri. Pasien
juga mengatakan pernah keputihan 1 minggu sebelum perdarahan.
Oleh karena perdarahan tersebut pasien dirawat di RS Z dengan
diagnosa medis Ca Servic stadium III B.
b. Riwayat Menstruasi
Menarche ( umur ) : 12 tahun
Tanggal haid yang terakhir :
Siklus haid : teratur √tidak teratur
Lamanya : 6-10 hari
Jumlah : cc
Keluhan lain : Dysmeorea Spotting Metrorrhagia
Menopause Kapan : belum
Gejala :
Keluhan lain :
c. Riwayat Obstetri ; P : 4 A:0 Anak Hidup : 4

Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak


ke Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Pendarahan Jenis BB PB Keadaan
Kehamilan sekarang

d. Riwayat Ginekologi & Penyakit/ Pembedahan sebelumnya


1) Pemeriksaan Papsmear : Tanggal : , hasilnya
2) Masalah ginekologik/ infertilitas : perdaraha perveginam setelah berhubungan
3) Operasi yang pernah dialami : tidak pernah
4) Penyakit berat lainnya : Ca Servik Stadium IIIB
5) Keluhan : Mual muntah dan tidak nafsu makan
e. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
- Masalah reproduksi : perdarahan Kanker :ca servik Diabetes : tidak
Lain-lain :

g. Riwayat Keluarga Berencana


Jenis Kontrasepsi :KB suntik yang 3 bulan Lamanya 2 tahun

h. Riwayat Psikososial & Spiritual


1) Orang yang terdekat dengan pasien : Suami
2) Interaksi dalam keluarga : Baik
3) Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
- Hal yang dipikirkan saat ini : apakah penykit bisa sembuh
- Harapan setelah menjalani perawatan/ pengobatan : Sembuh

- Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : pasien tanpak ketakutan

4) Konsep diri : cemas


5 Mekanisme koping : takut penyakit tidak sembuh
6) Aktivitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : Sholat dan berdoa
7 Lain-lain :

i Riwayat Kebutuhan/ Kebiasaan Sehari-hari Sebelum Dirawat

1). Nutrisi/Cairan
a) Nutrisi
Frekuensi makan :3 x/hari
Makanan pantang/alergi/yang tidak disukai : tidak ada
BB sebelum sakit :49,5 kg, TB :152 cm
Keluhan/ lain-lain : mual muntah jadi tidak nafsu makan
b) Cairan
Jumlah cairan yang diminum :1500 sd 2000 cc/hari
2). Eliminasi
a) BAB b) BAK
Frekuensi : 1 x/hari Frekuensi :5-7 x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : jernih
Warna : kecoklatan
Bau : tidak
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada

3) Personal Hygiene
a) Mandi : Frekuensi : 1-2 x/hari
b) Oral hygiene : Frekuensi : 1-2 x/ hari
c) Genitalia : kebersihan : ya

d) Pemakaian hygiene/solution : tidak


Namanya : Frekuensi pemakaian : x/hari
Keluhan : gatal daerah kemaluan dan sekitar anus
4) Istirahat dan Tidur
Lama tidur :5-7 jam/hari
Tidur siang :  ya, 2 jam  tidak
Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur : nonton TV
Keluhan lain :
5) Aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : pekerjaan rumah
Waktu bekerja : √ pagi sore malam
Olah raga :jalan kaki ( jenisnya ), frekuensi : 1-2 x/minggu
Kegiatan lain : tidak ada
Keluhan dalam beraktivitas : tidak ada

6) Kebiasaan Lain yang Mempengaruhi Kesehatan


a) Merokok : ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
b) Minuman alcohol : ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
c) Ketergantungan obat : ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
Keluhan/lain-lain : _

3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : CM
2) Sistem Penglihatan
Posisi : √ simetris asimetris
Kelopak mata : √ normal ptosis
Pergerakan bola mata : √ normal abnormal
Konjungtiva : √ normal/merah muda anemis
sangat merah
Kornea : normal keruh/berkabut
terdapat perdarahan
Sklera : √ikterik anikterik
Lain-lain :
3) Sistem Pendengaran
Fungsi pendengaran :√ normal kurang tuli
Lain-lain :
4) Sistem Wicara
Kesulitan/gangguan wicara : ya √ tidak
5) Sistem Pernafasan
Jalan nafas : √ bersih, ada sumbatan : sputum lendir
ludah darah
Pernafasan : RR :20 x/menit, irama : √ teratur tidak teratur
Kedalaman : √ dalam dangkal sesak
Dengan aktifitas √ tanpa aktifitas tidak sesak
Batuk : ya √ tidak
Produktif tidak produktif
Suara nafas : √ normal ronchi wheezing
Rales
Lain-lain :
6) Sistem Kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
Nadi :88 x/hari Irama : √ teratur tidak teratur
Denyut : lemah kuat
Tekanan darah :100/70 mmHg
Distensi vena jugularis : Kanan : ya √ tidak
Kiri : ya tidak
Warna kulit : pucat sianosis kemerahan
Edema : ya √ tidak
Area edema : tidak ada
b) Sirkulasi Jantung
Irama : teratur tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : murmur gallop
Sakit dada : ya tidak
Timbulnya : saat beraktifitas tanpa aktifitas
Karakteristik : seperti ditusuk-tusuk
seperti terbakar
seperti tertimpa benda berat
c) Lain-lain :
7) Sistem Pencernaan
Keadaan mulut & gigi
Gigi : caries √ tidak
Stomatitis : ya √ tidak
Lidah : kotor tidak
Memakai gigi palsu : ya tidak
Nafsu makan : baik √ kurang meningkat
Kesulitan menelan : ya tidak
Mual : √ ya tidak
Muntah : √ ya tidak
Isi : makanan √ cairan darah
Warna : sesuai warna makanan coklat kuning
kehijauan kehitaman
Nyeri perut :√ ya tidak
Rasa penuh di perut : √ ya tidak
Karakteristik nyeri abdomen seperti ditusuk-tusuk panas/ seperti
:
: terbakar
melilit kram lain-lain :
Bising usus : 10 x/hari
Konstipasi : ya, lamanya :
tidak
Diare :
ya, lamanya : , frekuensi : _ x/hari
Tidak
Lain-lain :
8) Sistem Syaraf Pusat
Tingkat kesadaran : √ compos mentis apatis somnolen
sopor/coma
9) Sistem Perkemihan
Perubahan pola kemih : retensi nokturia
lain-lain : Jumlah urine : 1600
cc/24 jam. Warna : jernih
Distensi kandung kemih : ya √ tidak
Keluhan lain :
10) Sistem Integumen
Turgor kulit : baik sedang buruk
Warna kulit : pucat sianosis kemerahan
Keadaan kulit : baik terdapat lesi ulkus bercak
kemerahan dekubitus lain-lain :
Keadaan rambut : tekstur : baik tidak baik
Kebersihan : √ ya tidak
11) Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan :
ya, yaitu : tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit
ya, yaitu : tidak
:
Lain-lain :
12) Sistem Kekebalan Tubuh
Suhu :36 0
C
BB sebelum sakit :49,5 kg; BB setelah sakit : 49 kg
Keluhan lain : tidak ada
b. Pemeriksaan Payudara dan Axila
Buah dada : bentuk : √ simetris asimetris
Konsistensi :√ lembek keras
Kelenjar buah dada : tampak menonjol tidak menonjol
Massa : ada benjolan tidak ada
Lokasi : Ukuran :
Konsistensi : lembek keras
Tanda peradangan : ada √tidak
ada Putting susu : lecet/lesi retraksi
Pengeluaran : darah pus lain-lain
Kelenjar pada daerah axilla : membesar tidak membesar
Keluhan/ lain-lain :
Pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri : tahu tidak
c. Pemeriksaan Abdomen
Abdomen : membesar √ tidak membesar
Massa : ada tumor tidak ada Besarnya :
Permukaan : Pergerakan :
Konsistensi : lunak keras
Nyeri tekan : ada tidak ada
Keluhan lain :
d. Pemeriksaan Genitalia Eksterna dan Inguinal
1) Vulva
Keadaan : √ bersih kotor
Rambut pubis : normal tidak terdapat ulkus
nyeri pembengkakan posisi :
Pengeluaran /cairan : pus darah campuran
Kelenjar Bartolini : membesar tidak nyeri
tidak nyeri
Massa : tidak Konsistensi : lunak keras
Besar/ukuran : Bentuk :
Tanda infeksi : ada tidak
Lain-lain :
2) Inguinal
Pembesaran kelenjar : ada √ tidak ada
Konsistensi : lunak keras Ukuran :
Nyeri/tidak nyeri Mobilitas :
Lain-lain :

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
b. Pemeriksaan Pelvik
c. Pemeriksaan Laboratorium Hb 11,8 gr %,Ht 34,30%, Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10
ribu/mmk, thombosit 200 rb/mmk

5. Penatalaksanaan

1. Metroclorpramid 3x1 tab


2. SF/BC/C 2 x 1 tab
3. Vitamin A 1x 50.000
4. Antasid syrup 3x1 sendok makan
5. Paracetamol extra

6. Resume
Pasien masuk kerumah sakit dengan keluhan mual, muntah tidak ada nafsu makan ,pasien
sudah menjalankan terapi sinar sebanyak 22 kali dan kemoterapi sebanyak 5 kali, pasien di
diagnosa Ca servik stadium IIIB.pasien sering menanyakan apakah setelah terapi sinar selesai
dia bisa sembuh dan apakah kangker bisa tumbuh lagi,pasien juga mengeluh gatal di daerah
vegina dan sekitar anus selama di rawat telah di lakukan pemeriksaan lab : Hb 11,8 gr %,Ht
34,30%, Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10 ribu/mmk, thombosit 200 rb/mmk dan
mendapatkan terapi
1. Metroclorpramid 3x1 tab
2. SF/BC/C 2 x 1 tab
3. Vitamin A 1x 50.000
4. Antasid syrup 3x1 sendok makan
5. Parasetamol extra
9. Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif


- Pasien mengatakan mual ,muntah dan - Pasien tanpak lemas
tidak nafsu makan.
- Pasien muntah 3-5x cairan warna kuning
- Pasien muntah cairan kuning
- Muntah pasien sekalih muntah lebih
- Pasien mengatakan Perut perih seperti kurang 100- 200 cc
di tusuk-tusuk
- Pasien tanpak meringis menahan sakit
- Pasien mengatakan sakit perut kanan
bawah - Pasien sekali-sekali tanpak memengangin
perut
- Pasien sering bertanya apakah setelah
dilakukan terapi sinar penyakitnya - Obs TTV TD :100/70 mmhg,HR 88
akan sembuh x/mnt,RR 20 x/mnt, suhu 35 c,

- Pasien menanyakan apakah kankernya - Hasil lab Hb 11,8 gr %,Ht 34,30%,


bisa tumbuh lagi Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10
ribu/mmk, thombosit 200 rb/mmk
- Pasien mengatakan gatal daerah
kemaluan sampai dengan sekitar anus - Pasien sudah menjalani terapi sinar
sebanyak 22 x dan kemoterapi 5x

- Pasien tampak mengaruk daerah kemaluan

- Pasien tanpak cemas dengan banyak nya


pertanyaan yang di ualang-ulang.

- Terapi :
Metroclorpramid 3x1 tab
SF/BC/C 2 x 1 tab
Vitamin A 1x 50.000
Antasid syrup 3x1 sendok makan
Paracetamol extra
10. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi


1. DS :pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen pencedraan
perut kanan bawah fisiologis
P : Perdarahan
Q : terasa seperti di tusuk-
tusuk
R : Tidak menyebar perut
kanan bawah
S : 6/10
T : hiang timbul

DO:
- pasien tanpak
meringis
- Pasien sering
memegangi perutnya
- Sekali-sekali pasien
menagis
- Obs TTV TD :100/70
mmhg,HR 88
x/mnt,RR 2
- Parasetamol extra

2. DS: Defisit Nutrisi Anoreksia mual dan


Pasien mengeluh mua,muntah muntah
dan tidak nafsu makan.

DO :
- Pasietampak lemas
- Pasien muntah lebih
kurang 3-5 x
- Muntah cairan
berwarna kuning
- Sekali muntah lebih
kurang 100-200 cc
- Pasien males makan
- Makanan yang di
berikan hanya habis 3
sendok.
- Hasil lab Hb 11,8 gr
%,Ht 34,30%,
Erektrosit 4,36 jutah,
leukosit 4,10
ribu/mmk, thombosit
200 rb/mmk
- Terpasang IVL dengan
. RL 20 tetes / menit
- Metroclorpramid 3x1
tab
- SF/BC/C 2 x 1 tab
- Vitamin A 1x 50.000
- Antasid syrup 3x1
sendok makan
- BB 49,5 Kg

3. DS : Ancaman terhadap konsep Ansietas


Pasien selalu bertanya apakah diri
penyakitnya bisa sembuh
setelah melakukan terapi
sinar dan kemoterapi dan
apakah sel kankernya bisa
timbul lagi.

DO :
- Pasien tanpak gelisa
- Pasien sering bertanya
pertanyaan yang sama
- Pasien tanpak murung
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Tanggal Tanggal Nama


No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 1 -11-2022 3-11-2022
fisiologis (D.0077)

Defisit nutrisi berhubungan dengan intake


2. 1-11-2022 3-11-2022
yang tidak adekuat akibat adanya mual
muntah (D.0019)

3. Ansietas berhubungan dengan status 1-11-2022 3-11-2022


kesehatan menurun (D.0080)
F. RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Paraf &
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan Rasional Nama
(PES) Hasil Jelas
1-11-2022 1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan agen cedera fisiologis Setelah dilakukan asuhan 1.1 Lakukan pengkajian nyeri Untuk mengetahui tingkat
(neoplasma) (D.0077) keperawatan selama 3x24 jam komprehensif meliputi lokasi, nyeri yang di rasakan pasien
pasien mampu untuk karakteristik, onset/durasi,
mengontrol dan menunjukkan frekuensi, kualitas, intensitas atau Untuk mengetahui tingkat
tingkat nyeri dengan Kriteria beratnya nyeri dan faktor pencetus ketidak nyamanan yang di
Hasil: (PQRST). rasakan oleh pasien
1. Mengenal faktor-faktor 1.2 Observasi adanya petunjuk
penyebab nyeri nonverbal mengenai Dengan mengetahui faktor
2. Mengenal onset nyeri ketidaknyamanan terutama pada yang memperberat bisa
3. Melakukan tindakan mereka yang tidak dapat membantu pasien untuk
pertolongan non-analgetik berkomunikasi secara efektif. mengurangin nyeri yang
4. Menggunakan analgetik 1.3 Ajarkan teknik non farmakologi dirasakan pasien.
5. Melaporkan gejala-gejala 1.4 Berikan informasi mengenai
kepada tim kesehatan nyeri seperti penyebab nyeri, berapa Untuk mengetahui apakah
6. Melaporkan nyeri, lama nyeri akan dirasakan, dan nyeri yang di rasakan pasien
frekuensi, dan lamanya antisipasi dari ketidaknyamanan berpengaruh pada yanga lain
7. Tanda-tanda vital dalam akibat prosedur.
rentang normal 1.5 Evaluasi keefektifan dari
8. Klien melaporkan nyeri tindakan pengontrol nyeri yang
berkurang dengan skala 1-3 dipakai selama pengkajian nyeri
dari 10 atau nyeri ringan dilakukan.
9. Ekspresi wajah tenang 1.6 Dukung istirahat dan tidur yang Dengan istirahat yang cukup
10. Klien dapat istirahat dan adekuat untuk membantu penurunan bisa membantu mengurangi
tidur nyeri. rasanyeri
1.7 Kolaborasi pemberian analgetik Membantu pasien mengurangi
yang tepat. rasa sakit dengan terapi
pengurang rasa nyeri.

2. Defisit nutrisi berhubungan NOC : NIC :


dengan intake yang tidak Setelah dilakukan asuhan 2.1 Kaji kemampuan pasien untuk Dengan mengetahui kebiasaan
adekuat akibat adanya mual keperawatan selama 3x24 jam mendapatkan nutrisi yang makan pasien kita bisa
muntah (D.0019) pasien terhindar dari adanya dibutuhkan mengetahui sebatas mana
malnutrisi dengan Kriteria 2.2 BB pasien dalam batas normal pasien biasa mengabiskan
Hasil : 2.3 Monitor adanya penurunan berat makannya
1. Adanya peningkatan berat badan Dengan menimbang BB
badan sesuai dengan tujuan 2.4 Anjurkan pasien untuk pasien kita bisa mengetahui
2. Berat badan ideal sesuai meningkatkan intake Fe adakah penurunan BB
dengan tinggi badan 2.5 Anjurkan pasien untuk
3. Tidak ada tanda-tanda meningkatkan protein dan vitamin C
malnutrisi 2.6 Ajarkan pasien bagaimana Dengan memberitau pasien
4. Tidak terjadi penurunan membuat catatan makanan harian dan keluarga cara makan
berat badan yang berarti 2.7 Berikan informasi kesehatan sedikit tapi sering busa
tentang kebutuhan nutrisi mengurangin rasa mual dan
2.8 Kolaborasi dengan ahli gizi muntah
untuk menentukan jumlah

NOC : NIC :
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 3.1 Kaji tingkat kecemasan pasien
status kesehatan menurun keperawatan selama 3x24 jam 3.2 Gunakan pendekatan yang
(D.0080) pasien terhindar dari adanya menenangkan
kecemasan dengan Kriteria 3.3 Nyatakan dengan jelas harapan
Hasil : terhadap pelaku pasien 3.4 Jelaskan
1. Klien mampu semua prosedur dan apa yang
mengidentifikasi dan dirasakan selama prosedur
mengungkapkan gejala 3.5 Temani pasien untuk
cemas. memberikan keamanan dan
2. Mengidentifikasi, mengurangi takut
mengungkapkan dan 3.6 Dengarkan dengan penuh
menunjukkan tehnik untuk perhatian
mengontol cemas. 3.7 Identifikasi tingkat kecemasan
3. Vital sign dalam batas 3.8 Bantu pasien mengenal situasi
normal. yang menimbulkan kecemasan Dengan mengetahui tingkat
4. Postur tubuh, ekspresi 3.9 Dorong pasien untuk kecemasan pasien kita bisa
wajah, bahasa tubuh dan mengungkapkan perasaan, memberikan penkes sesuai
tingkat aktivfitas ketakutan, persepsi yang dapat mengurangin
menunjukkan berkurangnya 3.10 Instruksikan pasien tingkat kecemasan pasien
kecemasan. menggunakan teknik relaksasi

Dengan menjadi pendengar


yang baik kita bisa membantu
mengurangi tingkat
kecemasan pasien
Dengan menggunakan tekhnik
relaksasi tarik nafas dalam
dan Rom busa mengurangi
tingkat kecemasan pasien
L. IMPLEMENTASI ( CATATAN KEPERAWATAN )

Tgl./ No. Paraf dan


DK. Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu Nama Jelas
1-11-22 1. Melakukan BHSP, informed consent, dan pengkajian
15.00

- Mengobservasi keluhan pasien,pasien masih mengeluh


lemas nyeri perut kanan bawah dan masih mual dan
muntah

- Mengidentifikasi lokasi,
16.00 karakteristik,durasi ,frekuensi,kualitas dan intensitas
nyeri hasil pasien masih merasa nyeri bagian perut
kanan bawah,nyeri hilang timbul,rasanya seperti di
tusuk-tusuk.

- Memposisikan pasien semi fowler hasil pasien duduk


di tempat tidur

18.00 - Memberikan lingkungan yang tenang tidak


berisik,memgatur pencahayaan,kurangin pengunjung.

- Memberikan O2 nasal kanul 4 l/menit hasil pasien


tanpak lebih tenang frekuensi nafas teratur.

- Bantu pasien makan snack sore hasil pasien belum mau


makan karena takut muntah.pasien hanya minum ¼
gelas

- Observasi TTV hasil TD : 100/70 mmhg,Hr : 88x/m,


RR : 20 x/m, Sat : 96 %
19.00
- Membantu pasien untuk membersihkan mulut sebelum
makan hasil pasien mau gosok gigi dan kumur2

- Bantu pasien makan malam hasil pasien makan hanya


3 sendok lalu minum, lalu pasien muntah lebih kurang
19.30 100 cc cairan dan makanan.

- Menanyakan intake dan output pasien hasil Intek :


400cc Output : 650 cc

- Memeriksa status hidrasi pasien hasil bibir pasien


kering, pasien merasa haus tapi takut minum takut
muntah.

- Memonitor hasil lab pasien hasil lab : Hb 11,8 gr %,Ht


34,30%, Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10 ribu/mmk,
thombosit 200 rb/mmk

112
2-11-22

15.00

- Menanyakan keluhan pasien hari ini hasil masih nyeri


perut,mual dan muntah hasil dari pagi sampai dengan
siang ini pasien sudah muntah 2x

- Observasi TTV : TD : 105/74 x/m, HR : 92 x/m RR :


22 x/m, Sat : 96 %
16.30
- Bantu pasien untuk makan snack dan memberikan
penjelasan pentingnya makan hasil pasien makan habis
½ potong kue dan teh 100 cc pasien tidak muntah

- Kolaborasi ke dokter jaga, pasien masih merasa nyeri


perut hasil instruksi dokter jaga masuk paracetamol
500 mg ekstra

- Ajarkan pasien untuk latihan nafas dalam dan kompres


hangat untuk mengatasi nyeri perut bawah hasil nyeri
berkurang

- Memberikan obat oral paracetamol 1tab ( 500 mg)

- Melakukan tindakan aseptik sebelum tindakan

17.45 - Membrikan obat dan cairan via intravena hasil


menganti cairan infus RL 500 cc

- Menanyakan apakah ada alergi makanan dan apa yang


membuat pasien tidak nafsu makan hasil pasien tidak
ada alergi makanan dan menyebababkan pasien tidak
mau makan karena mual dan rasa takut muntah lagi
kalau masuk makanan

- Bantu pasien untuk membersikan mulut,gosok gigi dan


cuci muka hasil pasien melakukan gosok gigi dan cuci
18.30 muka di wastapel sendiri.

- Beri terapi sebel;um makan antasida 1 sendok dan


Metroclorpramid 1 tab

- Bantu pasien untuk makan malam pasien hasil pasien


makan habis ½ porsi , buah 2 potong, minum 150 cc

- Bantu pasien minum obat setelah makan hasi pasien


minum SF/BC/C 2 x 1 tab,Vitamin A 1x 50.000 mium
113
air putih 100 cc

- Anjurkan keluarga untuk belikan makanan yang di


sukai pasien biar pasien mau makan dan ajarkan juga
cara penyajiannya ngak perlu banyak. Hasilien sudah
beli roti tapi pasien belum mau makan biasanya pasien
suka baget roti.

- Anjurkan pasien untuk istirahat dan beri lingkungan


yang nyaman hasil lingkungan tidak berisik dan
matikan sebagian lampu kamar

3-11-22
- Melakukan timbang terima dengan shiff pagi
15.00
- Mendampingi pasien, mendengarkan keluhan
pasien dan memberikan dukungan hasil pasien
mengelu sakit perut kanan bawah berkurang,mual juga
udah berkurang tapi pasien merasa khawatir apakah
penyakitnya ini bias sembuh dan apakah sel
kangkernya masih bias tumbuh lagi dan pasien merasa
takut karena banyak pasien kanker tidak bias di tolong.

- Ajarkan pasien mengenai teknik relaksasi hasil


melakukan teknik nafas dalam dan latihan ROM
dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot
tubuh.
16.00
- Berikan penkes kepada keluarga dan pasien tentang
proises penyakit dan anjurkan pasien tetap berusaha
untuk berobat dan pasrah pada ketentuan Allah yang
pasti pasien tetap berusaha,memberikan contoh pasien-
pasien yang bias hidup normal lagi setelah pengobatan
kanker.
16.30
- Observasi TTV TD : 110/ 80 mmhg, HR 80 x/m , RR
18 x/m, Sat 96%
17.30
- Bantu pasien mandi di kamar mandi
18.30
- Bantu pasien makan malam sebelumnya minum obat
sebelum makan dulu hasil pasien minum obat antasida
1 sendok,

- Menganjurkan pasien menghabiskan makanan


dan menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering

- Bantu pasien makan hasil pasien makan habis ½ porsi


dan buah habis 1 porsi.

114
-

19.00 - Bantu pasien minum obat setelah makan hasil pasien


minum obat SF/BC/C 2 x 1 tab,Vitamin A 1x 50.000
19.30 mium air putih 100 cc

- Menanyakan intek dan output hasil intek 400 cc dan


output 600 cc

- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup

115
M. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )

No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
1-11-22
S : Pasien masih mengatakan nyeri perut kanan bawah
1 P : Perdarahan
Q : terasa seperti di tusuk-tusuk
R : Tidak menyebar perut kanan bawah
S : 6/10
T : hiang timbul

O : tanpak wajah pasien meringis,pasien tanpak masih


sering memegangin perutnya.
- Observasi TTV hasil TD : 100/70 mmhg,Hr :
88x/m, RR : 20 x/m, Sat : 96 %

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjut intervensi
Ajarkan teknik relaksasi,kompres hangat dan
kolaborasi dengan tim medis

2. S : pasien mengeluh masih tidak ada nafsu makan ,mual


dan masih muntah hari ini udah 5 x muntah.

O : Pasien tanpak lemas


Pasien muntah 5x dari pagi sampai sore ini
Pasien muntah cairan kuning, satu kali muntah lebih
kurang 100-200 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjut intervensi
Anjurkan makan sedikit tapi sering,lakukan oral
hygiene sebelum makan, dan kolaborasi dengan tim
medis

3. S : Pasien mengeluh takut bila sakitnya tidak bisa


sembuh.
O : Pasien tanpak gelisa, murung dan sering bertanya
berulang-ulang apakah setelah melakukan terapi sinar
dan kemoterapi pasien bisa sermbuh dan apakah sel
kankernya masih bisa tumbuh.
A ; Masalah teratasi sebagian
P : lanjut intervensi
Anjkurkan pasien untuk relaksasi, beri penkes
tentang penyakit

116
2-11-22
1. S : Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah
berkurang
P : Perdarahan
Q : terasa seperti di tusuk-tusuk
R : Tidak menyebar perut kanan bawah
S : 5/10
T : hiang timbul

O : tanpak wajah pasien meringis,pasien tanpak masih


sering memegangin perutnya.
- Observasi TTV hasil TD : 105/74 mmhg,Hr :
92x/m, RR : 22 x/m, Sat : 96 %

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjut intervensi
Ajarkan teknik relaksasi,kompres hangat dan
kolaborasi dengan tim medis

2. S : pasien mengeluh masih tidak ada nafsu makan ,mual


dan masih muntah hari ini udah 2 x muntah.

O : Pasien tanpak lemas


Pasien muntah 2x dari pagi sampai sore ini
Pasien muntah cairan dan makanan, satu kali
muntah lebih kurang 100-200 cc

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjut intervensi
Anjurkan makan sedikit tapi sering,lakukan oral
hygiene sebelum makan, dan kolaborasi dengan tim
medis

3. S : Pasien mengeluh sedikit masih takut bila sakitnya


tidak bisa sembuh.

O : Pasien tanpak gelisa, murung dan sering bertanya


berulang-ulang apakah setelah melakukan terapi sinar
dan kemoterapi pasien bisa sermbuh dan apakah sel
kankernya masih bisa tumbuh.

A ; Masalah teratasi sebagian

P : lanjut intervensi
Anjkurkan pasien untuk relaksasi, beri penkes
tentang penyakit

117
3-11-22
1. S : Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah
berkurang
P : Perdarahan
Q : terasa seperti di tusuk-tusuk
R : Tidak menyebar perut kanan bawah
S : 4/10
T : hiang timbul

O : tanpak wajah pasien lebih tenang,wajah pasien tidak


meringis
- Observasi TTV hasil TD : 110/80 mmhg,Hr :
80x/m, RR : 18 x/m, Sat : 96 %

A : Masalah Nyeri akut teratasi

P : lanjut perawatan

2. S : pasien mengatakan nafsu makan sudah muali


ada ,mual masih ada sedikit muntah sudah tidak ada

O : Pasien tanpak lemas


Makan habis ½ porsi dan buah 1 porsi
Pasien sudah tidak muntah lagi

A : Masalah teratasi sebagian

P : lanjut intervensi
Anjurkan makan sedikit tapi sering,lakukan oral
hygiene sebelum makan, dan kolaborasi dengan tim
medis

3. S : Pasien mengatakan udah lebih tenang dan menerima


penyakitnya

O : Pasien tanpak lebih tenang, toidak tanpak murung


sudah muali ngobrol sama pasien yang lain, pasien
kooperatif

A ; Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

118
119
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, and H. K. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA. Edisi revisi jilid 1. Yogyakarta: MediAction

Aspiani, R. Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM.

Kemenkes. (2018). Data dan Informasi :Profil Kesehatan Indonesia 2017. Padila. (2015).

Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta: Nuha Medika.

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi Edisi 10. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Price, and W. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta:
EGC.
S. Ariani. (2015). Stop! Kanker. Yogyakarta: Istana Medika.

Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora.

WHO. (2014). World Health Organization-Cancer Country Profiles. Who.Int.

120

Anda mungkin juga menyukai