2. Klasifikasi
Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum
seberapa jauh kanker telah menyebar. Salah satu cara yang digunakan
pada umumnya untuk memetakan stadium kanker serviks yaitu sistem
FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri). Berdasarkan
Federation of International Gynecology and Obsetrics (FIGO) tahun
2009 stadium klinis karsinoma serviks terbagi atas:
Stadium Deskripsi
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intra-ephitelial. Tumor masih
dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks
Stadium I Kanker telah tumbuh dalam serviks.
IA Kanker invasive ditemukan hanya secara mikroskopik.
Kedalamannya 5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm
IA 1 Invasi stromal sedalam <3 mm dan lebar <7 mm
IA 2 Invasi ke stroma sedalam 3-5 mm dengan lebar <7 mm
IB Lesi klinis masih pada serviks atau lesi mikroskopik lebih besar
dari lesi stadium IA
IB 1 Kanker serviks dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran tidak
lebih dari 4 cm
IB 2 Kanker serviks dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran lebih
besar dari 4 cm
Stadium II Kanker telah menginvasi melewati serviks namun tidak sampai
pada dinding pelvis atau 1/3 bawah vagina
IIA Kanker meluas sampai 2/3 atas vagina, tanpa invasi parametrial
IIA 1 Tumor yang terlihat secara klinis <4 cm. Meluas hingga 2/3 bagian
atas vagina
IIA 2 Tumor yang terlihat secara klinis >4 cm namun tidak sampai
masuk dinding pelvis.
IIB Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks,
namun belum sampai ke dinding panggul
Stadium III Kanker meluas sampai ke dinding pelvis dan/atau mencapai 1/3
bawah dinding vagina dana tau menyebabkan hidronefrosis atau
penurunan fungsi ginjal
III A Tumor meluas sampai 1/3 bawah vagina namun tanpa ekstensi ke
dinding pelvis
IIIB Meluas sampai dinding pelvis atau menyebabkan obstruksi uropati.
Stadium IV Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke pelvis, kandung kemih,
atau rectum.
IVA Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih
dan rectum
IVB Metastase ke organ yang lebih jauh.
3. Etiologi
Penyebab Kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Menurut
(Darmawati, 2015) beberapa faktor predisposisi kanker serviks antara lain
yaitu:
1) HPV (Human Papilloma Virus) adalah virus penyebab kutil
genetalia (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe
16, 18, 45 dan 56. Sekitar 90-99% jenis kanker serviks disebabkan
oleh HPV. Virus ini bisa ditransfer melalui hubungan seksual dan
bisa hadir dalam berbagai variasi.
2) Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh
dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV
pada leher rahim.
3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin
muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, maka
semakin besar risiko untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan
penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks
pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar
daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun, selain itu
sperma yang mengandung komplemen histone dapat bereaksi
dengan DNA sel leher rahim. Sperma yang bersifat alkalis dapat
menimbulkan hiperplasia dan neoplasia sel leher rahim.
4) Perilaku seksual berganti pasangan seks akan meningkatkan
penularan penyakit kelamin. Risiko terkena kanker serviks menjadi
10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang
atau lebih.
5) Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan
meningkatkan insiden NIS (Neoplasia Intraepitelial Kanker
serviks) meskipun tidak langsung. Diduga mempercepat
perkembangan progresivitas lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6
tahun meningkatkan risiko terjadinya Kanker serviks. Penjelasan
yang rasional atas fenomena ini adalah karena kontrasepsi oral
menginduksi eversi epitel kolumnar sehingga meningkatkan atipia
pada wanita, menurunkan kadar asam folat darah sehingga terjadi
perubahan megaloblastik sel epitel leher rahim dan dapat
meningkatkan efek ekspresi onkoprotein virus.
6) Suami yang tidak disirkumsisi. Telah diketahui bahwa frekuensi
kanker serviks pada wanita Yahudi jauh lebih rendah dibandingkan
dengan wanita kulit putih lainnya. Mereka menyangka bahwa
persetubuhan dengan laki-laki yang tidak disirkumsisi lebih banyak
menyebabkan Kanker serviks karena hygiene penis tidak terawat,
di mana terdapat kumpulan-kumpulan smegma.
4. Manifestasi Klinis
Kanker serviks pada stadium awal tidak menimbulkan gejala. Gejala
akan muncul saat sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan di
sekitarnya. Berikut beberapa gejala yang mungkin muncul (Tim Cancer
Helps, 2010):
a. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal
b. Perdarahan yang biasanya terjadi
c. Perdarahan setelah bersenggama
d. Perdarahan setelah menopause
e. Perdarahan dan bercak darah antara periode menstruasi
f. Periode menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya
g. Perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan panggul
merupakan gejala umum kanker serviks, tetapi bukan prekanker.
h. Keputihan yang tidak normal. Ciri-cirinya yaitu keputihan dengan
lender kental, bewarna kuning atau kecoklatan. Berbau busuk dan
gatal.
i. Rasa sakit saat bersenggama
5. Patofisiologi
7. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi selama tindakan operasi bedah
kanker serviks (Cervical Center , 2017):
a. Kerusakan pembuluh darah utama akibat tindakan operasi yang
menyebabkan perdarahan masif. Kondisi ini bisa mengancam
keselamatan jiwa pasien.
b. Kerusakan pada kandung kemih, rektum, ureter (saluran dari ginjal
ke kandung kemih), dan saraf. Pasien mungkin harus menjalani
tindakan operasi lagi bila diperlukan.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Novelia, 2017) pemeriksaan diagnostic untuk
menentukan kanker serviks sebagai berikut :
a. Schillentest :Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen
karena tidakmengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka
epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang
terkena karsinomatidak berwarna.
b. Koloskopi :Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat
serviks denganlampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehinggamudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja
yaituporsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan
intraservikal tidak terlihat.
c. Kolpomikroskopi : Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan
pembesaran sampai 200kali
d. Biopsi : Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis
karsinomanya
e. Konisasi :Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput
lendir serviksdan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan
bila hasilsitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-
kelainanyang jelas.
f. Pemeriksaan lainnya.
a. Pemeriksaan hematology (Hb, Ht, lekosit, trombosit, LED,golongan
darah, masa peredaran dan masa pembekuan)
b. Pemeriksaan biokimia darah meliputi SGOt dan SGPT.
c. Pemeriksaan kardiovaskular, antara lain EKG.
d. Pemeriksaan system respiratorius dan urologi serta tes alergi
terhadap obat
9. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan medis yang dapat di lakukan adalah (Novelia, 2017) :
1. Pembedahan atau operasi
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker
serviks stadium I dan II.
a. Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy)
Mengambil leher rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar
getahbening di panggul.Pilihan ini dilakukan untuk
perempuandengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil
dikemudian hari.
b. Histerektomi total :Mengangakat leher rahim dan rahim.
c. Histerektomi radikal :Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan
di sekitar leherrahim, rahim, dan bagian dari vagina.
d. Saluran telur dan ovarium :Mengangkat kedua saluran tuba dan
ovarium. Pembedahan inidisebut salpingo-ooforektomi.
e. Kelenjar getah bening :Mengambil kelenjar getah bening dekat
tumor untuk melihatapakah mengandung leher rahim. Jika sel
kanker telah histerektomy total dan radikal mencapai kelenjar
getah bening,itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke
bagian laindari tubuh.
2. Radioterapi
Hal ini juga dapat digunakan setelah operasi untuk menghancurkan
sel-sel kanker apa pun yang masih di daerahtersebut. Perempuan
dengan kanker yang menyerang bagianbagianselain kenker serviks
mungkin perlu diterapi radiasi dan kemoterapi.Terapi radiasi
menggunakan sinar berenergi tinggiuntuk membunuh sel-sel
kanker.Terapi ini mempengaruhi sel-seldi daerah yang diobati. Ada
dua jenis terapi ini :
a. Terapi radiasi eksternal
Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada panggulatau
jaringan lain di mana kanker telah menyebar. Pengobatanbiasanya
di berikan di rumah sakit.Penderita mungkinmenerima radiasi
eksternal 5 hari seminggu selama beberapaminggu.Setiap
pengobatan hanya memakan waktu beberapamenit.
b. Terapi radiasi internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina.Suatuzat
radioaktif di masukkan ke dalam tabung
tersebut.Penderitamungkin harus tinggal di rumah sakit sementara
sumberradioaktif masih berada di tempatnya (sampai 3 hari).
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Intervensi Keperawatan
- Nyeri hilang/berkurang
- TTV dalam batas normal
Intervensi Rasional
Manajemen Nyeri
Kaji pernyataan verbal dan non verbal Ketidaksesuaian antara verbal dan non
nyeri pasien. verbal menunjukan.derajat nyeri
KOLABORASI:
Intervensi Rasional
KOLABORASI:
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Manajemen Nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5x24 jam tidak terjadi infeksi
pada klien
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kontrol Infeksi
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Kaji secara verbal dan nonverbal Melihat respon klien terhadap citra
respon klien terhadap tubuh tubuhnya
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, Hardi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis.
Yogyakarta : Mediaction.
Tim Cancer Helps. (2010). Stop Kanker. Jakarta Selatan : PT. AgroMedika
Pusaka.