Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA SERVIKS

I. LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker cerviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau cerviks (bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker cerviks biasanya menyerang
wanita berusia 35-55 tahun.(Nada, 2007)
Gambar 1. Serviks Normal
1.2 ETIOLOGI
1.2.1 HPV (Human Papilloma Virus) tipe 16 dan 18
Penyebab kanker serviks adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) yang memiliki 100 type
atau varian, sebagian besar tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV
yang menyebabkan kanker serviks adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
1.2.2 HPV (Human Papilloma Virus) tipe 6 dan 11
Penyakit kutil kelamin pada daerah genital (kondiloma akuminata) yang disebabkan virus
HPV tipe 6 dan 11 juga bisa menyebabkan terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher
rahim.

1.3 FAKTOR PREDISPOSISI


1.3.1 Hubungan seksual pada usia muda (< 18 tahun), hal tersebut disebabkan karena pada awal masa
reproduksi, sel mukosa pada selaput lender serviks belum matang sehingga lebih rentan
terhadap agen onkogenik, seperti HPV dan zat kimia yang dibawa oleh sperma.
1.3.2 Jumlah kehamilan dan partus
Beberapa penelitian menyatakan hal tersebut mungkin dapat disebabkan karena adanya
perubahan hormon dan melemahnya sistem imun tubuh pada wanita yang sedang hamil dan
seringnya terjadi perlukaan pada serviks sehingga lebih mudah terinfeksi virus HPV dan
pertumbuhan kanker.
1.3.3 Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai
faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. Meningkatkanya resiko tertular penyakit
kelamin.
1.3.4 Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata
diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
1.3.5 Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor
sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada
golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.
1.3.6 Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya
belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga
banyak kumpulan-kumpulan smegma.
1.3.7 Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok faktor resiko yang signifikan pada kanker serviks. Mekanismenya yaitu melalui
absorbsi substansi berbahaya dari rokok melalui paru-paru dan dibawa ke dalam aliran darah ke
seluruh tubuh. Beberapa peneliti meyakini bahwa substansi tersebut merusak DNA sel serviks
dan dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan
berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi
infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya
kanker serviks.

1.1 KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL KANKER


1.1.1 Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis.
2. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma
insitu.
3. Stadium karsinoma insitu
Keadaan dimana seluruh lapisan epitel gepeng diganti oleh sel abnormal yang tidak
berdiferensiasi, yang tidak dapat dibedakan dengan sel sel kanker. Pada karsinoma insitu
perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa.
Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
4. Stadium karsinoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga
sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari
membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
5. Stadium karsinoma invasive
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel
bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas
ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus
uteri.
6. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah
dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan
perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks,
posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk
menjadi ulkus.
1.1.2 Makroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externu, pada batas kedua jenis epitel. Tampaknya
sebagai daerah yang granuler, keras, lebih tinggi dari sekitarnya dan mudah berdarah. Kadang
kadang permukaannya ditutup oleh pertumbuhan yang papiler.
3. Stadium setengah lanjut (moderately advanced stage)
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio. Bentuknya seperti bloemkol, teraba
sebagai indurasi yang keras.
4. Stadium lanjut (advanced stage)
Terjadi pengerusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan
yang rapuh dan mudah berdarah. Vagina di sekitarnya menjadi keras juga lig. Latum sebagai
akibat sebagai akibat infiltrasi jaringan ca dan juga karena infeksi. Selanjutnya jaringan ca dapat
mengenai rectum, kandung kemih dan menyebabkan fistula.
Gambar 2. Klasifikasi Ca Serviks

1.1.3 Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO (International Federation of Gynecology and
Obstetric) 1978
Tingkat Kriteria
0 : Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I : Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia : Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel
tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau
pembuluh darah.
Ib : Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi
ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia.
II : Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan
parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
IIa : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
IIb : Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
IIIa : Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak
sampai dinding panggul.
IIIb : Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor
dengan dinding panggul.
IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau
vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
IVa : Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul
kecil, metastasi jauh belum terjadi
IVb : Telah terjadi metastasi jauh.

Gambar 3. Klasifikasi Ca Serviks


1.2 MANIFESTASI KLINIS
1.2.1 Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruil (perdarahan diantara dua menstruasi), perdarahan kontak
(perdarahan pasca coitus), perdarahan pervaginam saat defekasi. Kadang kadang perdarahan
baru terjadi pada stadium lanjut. Pada jenis intracervikal perdarahan terjadinya lambat oleh
karena terlindung.
1.2.2 Keputihan (abnormal discharge)
Biasanya menyerupai air, kadang kadang timbulnya sebelum ada perdarahan terutama pada
adeno karsinoma. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai
infeksi, sehingga cairan yang keluar berbau.
1.2.3 Anemia
Anemia sering ditemukan sebagai akibat kelemahan jaringan/ dinding menjadi rapuh
menyebabkan perdarahan-perdarahan pervagina dan akibat penyakit
1.2.4 Kehilangan berat badan
Kehilangan berat badan pada Ca serviks disebabkan karena penderita mengalami
hipermetabolisme dan penurunan nafsu makan.

1.3 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1.3.1 Sitologi/Pap Smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan
biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun
sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah
mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama
3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
1) Normal
2) Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
3) Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
4) Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
5) Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh
lainnya).
Keuntungan : murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan : tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
Gambar 4. Pap Smear
Gambar 5. Sitologi Ca Serviks
1.3.2 Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau
porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang
terkena karsinoma tidak berwarna.
1.3.3 Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10
40 kali.
Hasil pemeriksaan kolposkopi dapat sebagai berikut :
1. Benigna
i. Epitel gepeng
ii. Ectopi
iii. Zone transforman
iv. Perubahan peradangan
2. Suspek
i. Lekoplakia
ii. Punctation : daerah bertitik merah
iii. Papillary punctuation
iv. Mosaic
v. Transformasi yang atypia
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan
biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada
skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
1.3.4 Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali. Sebelum dilihat
dengan kolposkop diwarnai dulu dengan Meyer hematoxylin atau Toluidine blue.
1.3.5 Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
1.3.6 Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak
kelainan kelainan yang jelas.

1.4 PENATALAKSANAAN
1.4.1 Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi biopsy, cauterasi, terapi laser,
konisasi, dan bedah buku.
1.4.2 Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita, status anak, dan atau
keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus
limfa para aurtik.
1.4.3 Pembedahan dan terapi radiasi
1. Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker.
2. Dilakukan pada kanker serviks invasive.
3. Pada terapi batang eksternalbertujuan mengatahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan
tumor.
1.4.4 Radioterapi batang eksternal
1. Dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batas-batas pembedahan itu tegas.
2. Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita dipasang kateter urine sehingga tetap berada di
tempat tidur, makan makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi,
karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator)
1.4.5 Eksenterasi pelvic
1. Dilakukan jika terjadi kanker setempat yang berulang.
2. Dapat dilakukan pada bagian anterior, posterior, atau total tergantung organ yang diangkat
ditambah dengan uterus dan nodus limfa disekitarnya.
1.4.6 Terapi biologi
Yaitu dengan memperkuat system kekebalan tubuh (system imun)
1.4.7 Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi.
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel sel kanker. Obat anti-kanker
bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu
siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan
pengobatan, diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya. Dengan menggunakan obat-obatan
sitostastik.
Efek samping kemoterapi :
1) Mual dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
2) Kehilangan nafsu makan
3) Kerontokan rambut jangka pendek
4) Sariawan
5) Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih).
6) Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
7) Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
8) Kelelahan
9) Menopause dini
10) Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

1.5 PENCEGAHAN
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:
1. Mencegah terjadi infeksi HPV dengan pemberian vaksin HPV
Gardasil adalah nama patent dari obat yang dibuat dari virus like particles (VLPs) capsid L1 dari
HPV, yang telah dimurnikan secara qualified. Protein ini dibuat secara fermentasi dengan
teknologi rekombinan menggunakan ragi Saccharomyces cerevisae. Obat ini berbentuk suspensi
0,5 ml berisi 20ug type 6, 40ug tipe 11 dan 16, 20 ug tipe 18. Diyakini vaksin ini mampu
menurunkan lebih dari 75% kasus kanker servik yang diduga melibatkan humoral immune
respon sebagai mekanisme aksinya.
2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur.
3. Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun.
4. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit
5. Jangan berganti-ganti pasangan seksual.
6. Berhenti merokok

1.6 KOMPLIKASI
1.6.1 Berkaitan dengan intervensi pembedahan:
1. Vistula Uretra :
2. Disfungsi bladder : tidak berfungsinya kandung kemih
3. Emboli pulmonal : bekuan darah yang terbawa oleh darah dan terdesak ke pembuluh darah yang
lebih kecil sehingga menyumbat paru paru.
4. Infeksi pelvis
5. Obstruksi usus
1.6.2 Berkaitan dengan kemoterapi :
1. Sistitis radiasi : radang kandung kemih
2. Enteritis : peradangan pada usus
3. Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
4. Kerusakan membrane mukosa GI : rusaknya vili usus
Mielosupresi : Penekanan produksi sel sel darah dalam sumsum tulang terjadi akibat pemberian
kemoterapi pada pasien kanker.

Anda mungkin juga menyukai