PENDAHULUAN
jenis dengan berbagai akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker
serviks.
Society, 1989).
Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk mencapai hasil
1
pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita
B. Tujuan
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
mengarah keganasan. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau
B. Etiologi
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
3. Jumlah perkawinan
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
5. Sosial Ekonomi
3
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
C. Klasifikasi
Kanker serviks preinvasif dimulai dari perubahan abnormal, minimal dari serviks
sampai perubahan sel-sel kanker yang menutupi serviks secara abnormal.
Kanker serviks prainvasif akan tumbuh menjadi kanker serviks invasive jika tidak
diobati.
2. Kanker Serviks Invasif. Kanker serviks invasif sel-selnya telah menembus bagian
terdalam dari jaringan servikas dan telah tersebar ke jaringan lain melalui
pembuluh getah bening. (Hartati Nurwijaya : 2010)
Selain itu, Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini berkaitan
dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan. Stadium kanker
serviks sebagai berikut :
4
Stadium Keterangan
D. Patofisiologi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS)
muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan
serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan
akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini
menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu
5
oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang
tidak dapat diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan
1. Keputihan
ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor
menjadi ulseratif.
2. Perdarahan
perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%). Pada tahap
awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul
koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu
darah yang keluar berbentuk mukoid. Menurut Baird (1991) tidak ada tanda-
tanda khusus yang terjadi pada klien kanker serviks. Perdarahan setelah koitus
atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan gejala yang sering terjadi.
Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dapat bervariasi dari
6
3. Nyeri
Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa
vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.
Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal
F. Penatalaksanaan
1. Radiasi
- Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
2. Operasi
dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga
resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
BAB III
7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti :
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
a. Kepala
- Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak
terdapat lesi
8
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran
b. Dada
c. Cardiac
d. Abdomen
e. Genetalia
f. Ekstremitas
Tidak oedema
isyarat
Do :
9
- gerakan menghindari
nyeri
sendiri
2. Ds : - haus - Perdarahan Defisit volume
Do : yang cairan
- perubahan TD berulang
- Penurunan haluaran
urine
- Penurunan BB yg tiba-
tiba
3. Ds : - - Supresi Resiko infeksi
Do : - sum-sum
tulang
- Penurunan
leukosit
4. Ds : - Gangguan Pola nafas tidak
Do : - Pertukaran
dada terganggu
inspirasi /ekspirasi
10
Napas cuping hidung
nafas
5. Ds : - - Perdarahan Resiko cidera
Do : - berulang
- anemia
6. Ds : Keputihan
Gangguan harga
negative diri
Do :
menyangkal
permasalahan
Membesar-besarkan
permasalahan
Merasionalisasi
kegagalan diri
7. Ds : Asupan Gangguan
Anoreksia
Mual
Do :
abdomen ( borborigmi)
11
Perubahan pola
defekasi
Muntah
B. Diagnosa
neoplasma.
4. Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau busuk
C. Intervensi
13
kesehatan sampai aman dan nyaman. mengurangi
serta ancaman menghilang - Komunikasi kecemasan.
kematian dengan kriteria terapeutik dan -
hasil: kontak sering Meningkatkan
- Pasien dengan pasien. kepercayaan
mendemonstrasi- Bantu pasien.
kan koping mengembang-kan -
efektif dalam koping Meningkatkan
pengobatan. menghadapi rasa kemampuan
- Pasien tampak takutnya. kontrol
rileks dan cemas.
melaporkan
cemas
berkurang.
4.Ganguan - Setelah - Diskusikan - Membantu
body image dilakukan dengan pasien mengidentifik
berhubungan tindakan bagaimana asi masalah
dengan keperawatan pengobatan untuk
perubahan diharapkan mempengaruhi menemukan
struktur tubuh gangguan body kehidupan pasien. pemecahann
sekunder image dapat - Jelaskan bahwa ya.
terhadap teratasi dengan tidak samping - Membantu
kemoterapi kriteria hasil: terjadi pada pasien untuk
- Pasien mampu pasien. menyiapkan
mengembangka - Berikan dukungan diri
n mekanisme emosi. beradaptasi.
koping. - Gunakan - Membantu
- Pasien mampu sentuhan selama klien untuk
memahami interaksi dan percaya diri.
tentang pertahankan -
perubahan kontak mata. Meningkatkan
struktur tubuh. kepercayaan
diri pasien.
5.Gangguan - Setelah - Kaji kulit terhadap - Efek
integritas kulit dilakukan efek samping kemerahan
14
berhubungan tindakan terapi kanker, dapat terjadi
dengan efek keperawatan observasi adanya pada terapi
radiasi dan diharapkan kerusakan/perlamb radiasi.
kemoterapi integritas kulit atan penyembuhan -
dapat terjaga luka. Mempertahan
dengan kriteria - Mandikan dengan kan
hasil: air hangat dan kebersihan
- Pasien sabun ringan. kulit tanpa
berpartisipasi - Dorong pasien mengiritasi
dalam untuk menghindari kulit.
mencegah menggaruk kulit. - Membantu
komplikasi. - Ubah posisi tubuh menghindari
- Tidak terjadi dengan sering. trauma kulit.
kerusakan kulit. -
Meningkatkan
sirkulasi dan
mencegah
tekanan pada
kulit.
D. Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
E. Evaluasi
15
1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya
komplikasi perdarahan.
6. Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat
diatasi.
terapi
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks
sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang
berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab
lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari
keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
B. Saran
1. Menghindari merokok, ini menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
2. Menghindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan
tahun.
3. Menghindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk
mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
4. Menghindari berhubungan seks dengan banyak partner.
5. Menjalani tes Pap smear secara teratur.
6. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
17